Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi. Sifat-sifat tanah yang
sering menimbulkan masalah bila memiliki sifat-sifat yang buruk dan kurang
menguntungkan bila digunakan sebagai konstruksi, antara lain plastisitas yang tinggi,
kekuatan geser yang rendah, kemampatan atau perubahan volume yang besar dan
potensi kembang susut yang besar. berbagai macam digunakan memperbaiki
kekuatan dari tanah lempung ekspansif diantaranya dengan penambahan bahan kimia.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan clean set cement sebagai bahan campuran,
karena mengandung bahan sebagai penetralisir dari sifat kembang susut tanah, dan
komposisi dari clean set cement yang mudah mengeras apabila diberi air, (Kiki
Sayyidah, 2013).
Stabilisasi merupakan salah satu usaha dalam memperbaiki kondisi tanah
yang memiliki indeks properties yang kurang baik. Salah satu stabilisasi tanah yang
biasa dilakukan yaitu dengan menambahkan bahan kimia pada tanah. Bahan kimia
yang biasa digunakan berupa semen, kapur, bitumen. Dalam penelitian ini stabilisasi
tanah lempung dilakukan dengan penambahan garam dapur, (Rizki Maulida
Harahap).
Tanah merupakan pendukung kekuatan konstruksi dasar bangunan. Tanah yang
baik adalah tanah yang mampu menahan beban di atasnya tanpa penurunan yang
berarti. sifat-sifat tanah pada suatu daerah akan menjadi pertimbangan dalam
perencanaan Teknik Sipil, (Wiqoyah, 2003)
Pada dasarnya tanah yang terdapat di lapangan memiliki sifat-sifat seperti sangat
lunak, kompressible, kembang susut yang besar, sehingga sangat beresiko dalam
penurunan, retak, susut apabila mendirikan konstruksi diatasnya. Seperti halnya tanah
pada daerah air pacah sebagian diantaranya adalah tanah lempung. lempung selain
memiliki daya dukung yang rendah juga memiliki penurunan yang besar serta
permeabilitas yang rendah. dengan melakukan pengujian tanah, akan dilihat pengaruh
2

penambahan kapur terhadap tanah yang diambil pada daerah air pacah sehingga dapat
dilihat apa saja pengaruh dari penambahan kapur tersebut terhadap penurunan tanah,
(Ari Wahyudi)
Perilaku tanah lempung sering menjadi masalah untuk konstruksi suatu bangunan.
Salah satunya adalah perilaku kembang susut tanah lempung ketika dipengaruhi oleh
kadar air yang sering juga mempengaruhi daya dukung tanah dalam menerima beban
dari bangunan diatasnya. Serbuk cangkang telur (Egg Shell Powder) atau sering
disingkat dengan ESP merupakan salah satu hasil limbah industri makanan yang kaya
akan kalsium dan masih jarang untuk dipergunakan kembali (daur ulang). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efek dari penambahan ESP sebagai bahan stabilisasi
terhadap nilai sifat-sifat fisis dan pemadatan pada tanah lempung, (Reza Pahlevi
Munirwan, 2019).
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui pengaruh
penambahan geopolimer abu sawit terhadap kapasitas dukung tanah (UCS) pada
tanah lempung

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah yaitu bagaimana kondisi tanah mengenai :
1. Bagaimana sifat-sifat fisis dan mekanis tanah lunak terstabilisasi POFA
Geopolimer.
2. Bagaimana pengaruh rendaman terhadap kuat tekan tanah lunak terstabiilisasi
POFA Geopolimer.
3. Bagaimanakah tegangan regangan kuat tekan tanah lunak terstabilisasi POFA
Geopolimer.
3

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sifat-sifat fisis dan mekanis tanah lunak terstabilisasi POFA
Geopolimer.
2. Mengetahui pengaruh rendaman terhadap kuat tekan tanah lunak
terstabiilisasi POFA Geopolimer.
3. Mengetahui tegangan regangan kuat tekan tanah lunak terstabilisasi POFA
Geopolimer.

1.4 Ruang lingkup


Dalam penelitian ini perlu membatasi masalah, yang bertujuan agar
pembahasan tidak meluas dan batasannya menjadi jelas. Adapun yang menjadi
batasan masalah adalah sebagai berikut :
1. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lunak dengan pengambilan pada
kedalaman 30 cm dalam kondisi terganggu.
2. Abu Boiler Kelapa Sawit (POFA) di ambil dari pabrik kelapa sawit di
Provinsi Riau.
3. Percampuran geopolimer abu sawit direncanakan sebesar 0%, 5%, 10%, 15%
dari berat kering tanah.
4. Pengujian ini menggunakan campuran bahan kimia, Yaitu Sodium (NaOH)
dan Sodium Silika (Na2SiO3).
5. Molaritas NaOH ditetapkan 8 mol dan rasio NaOH / Na2SiO3 = 0,5
6. Percampuran Larutan aktivator direncanakan masing-masing 5%, 10%, 15%
dari kadar air optimum (omc).
7. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi sifat fisis tanah
(analisa saringan, kadar air, berat volume, berat jenis, batas cair, batas plastis,)
pengujian compaction test, dan UCS (Unconfined Compressive Strength).
8. Rendaman untuk sampel tanah menggunakan air kran.
4

1.5 Sistematika penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir ini sesuai dengan petunjuk atau pedoman
penulisan tugas akhir. Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam penulisan ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masah, ruang lingkup
penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini berisikan tentang dasar-dasar teori yang mendukung dan
menjadi acuan dalam penelitian ini. Studi pustaka yang digunakan berasal dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Dalam bab ini berisikan tentang jenis penelitian yang diambil, lokasi dan
tempat penelitian, teknik pengumpulan data (data sekunder dan data primer), teknik
mengolah data, tahapan penelitian, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini berisikan tentang pembahasan berupa data hasil pengujian,
pengolah data, analisis data, dan penyajian data hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan
saran yang mungkin akan berguna untuk penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Anda mungkin juga menyukai