BAB I
PENDAHULUAN
KOTA
SORONG
Lokasi Kegiatan
SALAWATI
Pembangunan Dermaga
Pembangunan Gudang Amunisi
1.3 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya stabilisasi tanah ini adalah agar tanah asli
yang berupa lempung dapat dijadikan tanah dasar yang sesuai dengan
dipersyaratkan untuk pembangunan jalan dengan menggunakan rigid
pavement. Diharapkan juga dengan adanya pembangunan jalan ini, pada
saat pelaksanaan pekerjaan jalan tidak mengganggu atau menghambat
pekerjaan lainnya yang berada pada lokasi yang sama.
BAB II
PENYELIDIKAN TANAH
2.1 Pendahuluan
Lempung merupakan tanah berbutir halus yang tersusun dari mineral-mineral
lempung dan partikel-partikel mikroskopis dan submikroskopis berbentuk
lempengan-lempengan pipih yang halus (Das, 1995:9). Bowles, 1993:151
menyimpulkan bahwa kandungan mineral lempung dalam tanah merupakan
penyebab sifat plastisitas dan kembang susut yang besar dan mempunyai kekuatan
yang lemah bila dipengaruhi air. Salah satu sifat kekuatan tanah yang berkaitan
dengan jalan adalah nilai kekuatan California Bearing Ratio (CBR). Dalam
perencanaan konstruksi jalan raya, CBR merupakan nilai patokan untuk
perencanaan tebal perkerasan badan jalan yang mensyaratkan nilai tertentu di
samping syarat lainnya seperti gradasi. Soedarsono,1985:34 menetapkan tanah
dasar untuk jalan ke dalam beberapa kelompok seperti tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi tanah dasar untuk jalan
Konstruksi jalan selalu diharapkan dapat dibangun di atas tanah dasar (subgrade)
dalam klasifikasi baik sesuai persyaratan yang diinginkan. Oleh karena itu, untuk
dapat menggunakan tanah dasar jelek yang ada harus mengacu pada syarat
kekuatan sehingga diperlukan usaha perbaikan. Salah satu usaha perbaikan tanah
dasar yang jelek dapat dilakukan proses stabilisasi tanah. Bowles,1993:201
menyatakan bahwa stabilisasi dapat terdiri dari salah satu tindakan berikut yaitu:
1. Meningkatkan kerapatan tanah.
2. Menambah material yang aktif sehingga meningkatkan kekuatan geser
tanah.
3. Menambah bahan yang dapat menyebabkan peruhan kimiawi pada tanah.
4. Menurunkan muka air tanah.
5. Mengganti tanah yang jelek.
Penerapan dan keberhasilan dari tindakan tersebut sangat bergantung pada
jenis dan kondisi tanah, peralatan dan metoda pengujian yang diterapkan. Upaya
stabilisasi tanah lempung sudah banyak dilakukan dengan stabilisator yang
beraneka ragam seperti: kapur, semen kombinasi semen dengan abu terbang,
bahan puzoland dan lain-lain. Alasan penggunaan bahan-bahan tersebut lebih
didasarkan pada kesesuaian dengan jenis tanah, mudah diperoleh, harga yang
murah dan tidak mencemari lingkungan. Hatmoko, JT & Lulie, Y (2000: 66)
berdasarkan laporan Kizdi (1979) menyatakan bahwa, penambahan semen dapat
meningkatkan kepadatan kurang lebih 10%. Menurutnya, semen dapat menurunkan
indeks plastisitas tanah kohesif yang disebabkan oleh menurunnya batas cair dan
meningkatnya batas plastis.
Hatmoko, JT & Lulie, Y (2000: 67) melaporkan bahwa penambahan pasir dan
semen dalam tanah lempung meningkatkan kepadatan, menurunkan
pengembangan dan meningkatkan nilai CBR dengan cukup signifikan. Singh,
1975:27 menyatakan bahwa penggunaan jumlah semen sebagai bahan stabilisasi
didasarkan pada kelompok tanah sehingga hasil stabilisasi akan mencapai kondisi
yang lebih optimal.
Disamping syarat tersebut, tanah hasil stabilisasi dapat digunakan asal saja
dipenuhi juga syarat gradasi sesuai anjuran AASHTO dan Peraturan Pelaksanaan
Pembangunan Jalan Raya. Percobaan CBR merupakan suatu metode empiris untuk
menilai deformasi tanah terhadap pembebanan. Suatu piston standar berujung 3
inci2 ditekan ke dalam permukaan benda uji tanah dalam mold dengan kecepatan
0,05 inci/menit. Harga CBR dihitung pada penetrasi 0,1 inci dan 0,2 inici dengan
cara membagi dengan beban standar pada masing-masing penetrasi sebesar 3000
lb dan 4500 lb. Nilai CBR dipilih yang terbesar antara dua nilai pada penetrasi 0,1
dan 0,2 inci (Sukirman, 1995:32).
6. Percobaan pemadatan
Percobaan pemadatan dilakukan untuk memperoleh kadar air optimum
yang akan digunakan pada pembuatan benda uji CBR. Pemadatan
dilakukan pada tanah dalam cetakan silinder berdiameter 10,15 cm dan
tinggi 11,67 cm, bervolume 944 cm3 dan penumbuk yang digunakan
seberat 5,5 lb (24,5 N atau 2,5 kg). Usaha pemadatan diberikan secara
tumbukan dengan energi standar Proctor sebesar 595 kJ/m3. Metode
percobaan ini didasarkan pada standar ASTM D698-70.
7. Variabel Benda Uji dan Alat Ukur
Benda uji dibentuk dari campuran tanah, semen, dan air yang
dipadatkan dalam cetakan silinder CBR berdiameter 15,23 cm tinggi 17,72
cm yang di bagian bawah diisi dengan plat landasan setebal 6,10 cm,
sehingga benda uji tanah dalam mold hanya 11,62 cm. Berat hammer
penumbuk 4500 gram dengan tinggi jatuh 45 cm. Pemadatan didasarkan
pada energi standar Proctor. Jumlah semen sebagai bahan pencampur
yaitu 3% terhadap berat kering tanah. Pengujian kekuatan dilakukan
dengan alat ukur CBR. Metoda pengujian CBR didasarkan pada ASTM
D1883-73. Mesin CBR yang digunakan disini digerakkan secara manual.
Pembebanan dilakukan dengan memutar engkol dari mesin dengan
kecepatan penetrasi 0,05 inci per menit. Pembacaan dicatat pada
penetrasi 0,0125; 0,025; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 inci. Dalam percobaan
ini pembebanan dilakukan pada kedua permukaan atas dan bawah benda
uji. Nilai CBR adalah nilai terbaik pada penetrasi 0,1 dengan 0,2 inci.
BAB III
STABILISASI TANAH
BAB IV
PERENCANAAN JALAN UTAMA
< 3000 6,0 1,5 4,5 1,0 6,0 1,5 4,5 1,0 6,0 1,0 4,5 1,0
3000 -
7,0 2,0 6,0 1,5 7,0 1,5 6,0 1,5 7,0 1,5 6,0 1,0
10000
10001-
7,0 2,0 7,0 2,0 7,0 2,0
25000 Mengacu pada
Tidak Ditentukan
2n x 2x 2n x Persyaratan Ideal
> 25000 2,5 2,0 2,0
3,5 7,0 3,5
2 n x 3,5 2 = 2 jalur ; n = jumlah lajur per jalur ; n x 3,5 = lebar per jalur.
Dari TPGJAK
Damaja, Damija, dan Dawasja di lingkungan jalan antar kota (dari TPGJAK)
4.3 Jarak Pandang
Jarak pandang terdiri dari :
1. Jarak Pandang Henti (Jh)
Adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya
halangan di depan.
TIPE MEDAN D B G D B G D B G
Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (administratif) sesuai PP. No. 26/1985 : Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan
Kabupaten/Kota, Jalan Desa dan Jalan Khusus
Jumlah Lajur DL
1 100
2 80 - 100
3 60 - 80
4 50 - 75
9. Tebal Perkerasan
Parameter
Total volume lalu lintas Seksi dalam kend/hari.
Reliability : 90%
Standar Error (S0) : - Flexible Pavement : 0,45
- Rigid Pavement : 0,35
Initial Serviceability (P0) : - Flexible Pavement : 4,2
- Rigid Pavement : 4,5
Terminal Serviceability (Pt) : 2,5
Modulus reaksi tanah dasar (k) : 160 pci
Modulus elastisitas beton (Ec) : 2.630.000 psi
Flexural Strength (S’c) : 603 psi
Drainage coefficient : 1,20
Load transfer coefficient (J) : 2,5
Materials
Subgrade (selected material) : CBR 6% MR = 9.000 psi
Subbase kelas A : CBR 80%, MR = 40.000 psi
Subbase kelas B : CBR 40%
MR = 30.000 psi
Base Course : CTB : kuat tekan 7 hari
78 kg/cm2 = 1.100 psi
: ATB : MS 900 kg
E = 420.000 psi
Surfacing : Asphalt concrete
MS 1100 kg
Layer coefficient
Asphalt concrete (wearing course) : 0,42
Asphalt concrete (binder course) : 0,42
ATB : 0,33
CTB : 0,26
Subbase (kelas B) : 0,12
Koefisien drainage
Flexible pavement : 1,35
Rigid pavement : 1,2
Total 506 1
Jumlah Analisa Fatik < 100 % Tebal Pelat Beton Dapat Dipakai untuk Tebal Desain
Jumlah Analisa Erosi < 100 %
TABEL :
ANALISA FATIK DAN EROSI
ESTIMASI ----> DENGAN TEBAL PELAT BETON : 25 CM Cbr effektif 35%
Beban Rencana Repetisi yang Analisa Fatik Analisa Erosi
Beban Sumbu Faktor Tegangan
Jenis Sumbu Per Roda terjadi Repetisi Ijin Persen Rusak Repetisi ijin Persen Rusak
dan Erosi
Ton (kN) (kN) (%) (%)
(1) (2) (3) = 1.1x(2)/JR (4) (5) (6) (7)=(4)*100/(6) (8) (9)=(4)*100/(8)
STRT 6 (60) 33.00 1,498,766.58 Cbr effektif 35% TT 0.00 TT 0.00
5 (50) 27.50 4,087,545.21 TE = 0.68 TT 0.00 TT 0.00
4 (40) 22.00 3,270,036.17 FRT = 0.17 TT 0.00 TT 0.00
3 (30) 16.50 1,498,766.58 FE = 1.91 TT 0.00 TT 0.00
2 (20) 11.00 3,270,036.17 TT 0.00 TT 0.00
Faktor Tegangan
Jenis Sumbu
dan Erosi
Ton (kN) (kN) (%) (%)
(1) (2) (3) = 1.1x(2)/JR (4) (5) (6) (7)=(4)*100/(6) (8) (9)=(4)*100/(8)
STRT 6 (60) 33.00 1,498,766.58 Cbr effektif 35% TT 0.00 TT 0.00
5 (50) 27.50 4,087,545.21 TE = 0.68 TT 0.00 TT 0.00
4 (40) 22.00 3,270,036.17 FRT = 0.17 TT 0.00 TT 0.00
3 (30) 16.50 1,498,766.58 FE = 1.91 TT 0.00 TT 0.00
2 (20) 11.00 3,270,036.17 TT 0.00 TT 0.00
5.2 Saran
1. Dalam pelaksanaan stabilisasi tanah perlu pengawasan terhadap
pekerjaan pencampuran semen dengan tanah, agar hasil yang didapatkan
dapat maksimal.
2. Penerapan K3 harus dikerjakan dengan benar, agar kemungkinan
kecelakaan dapat terkurangi dan terhindari.