Anda di halaman 1dari 9

Soil Stabilization (Stabilitasi Tanah) Stabilisasi tanah adalah mengubah sifat-sifat tanah dari material yang ada dan

kurang baik menjadi material yang memiliki sifat yang lebih baik untuk mencapai persyaratan teknik yang dibutuhkan dalam perencannan perkerasan Apabila suatu lokasi pembuatan jalan mempunyai material tanah yang jelek, Perlu dilakukan perbaikan pada tanah tersebut. Karena apibila tidak dilakukan perbaikan, dapat merusak jalan sebelum umur rencana satau jalan tersebut akan cepat rusak. Stabilitas tanah dapat dilakukan perbaikan pada tanah tersebut. Karena apabila tidak dilakuakn perbaikan, dapat merusak jalan sebelum umur rencana atau jalan tersebut akan cepat rusak. Stabilitasi tanah dilakukan dengan dengan beberapa cara, tapi secara garis besar tebagi 2 cara ,yaitu : 1. Stabilisasi tanah dengan cara kimia (chemist stabilization) 2. Stabilisasi tanah dengan cara mekanik Karena Variabilitas yang besar dari tanah, terkadang sulit unutk mendapatkan stabilisasi yang cocok untuk tanah tertentu. Pemilihan stabilisasi yang digunalan selalu didasarkan atas respon dari tanah tertentu. Pemilihan stabilisasi yang digunakan selalu didasarkan atas respon dari tanah tersebut terhadap stabilisasi yang digunakan. Sifat-sifat dari suatu tanah sangar memperngaruhi dalam penentuan jenis stabilisasi tanah tersebut. Adapun sifat-sifat utama dari tanah dalam teknik konstruksi adalah : 1. Stabilitas volume 2. Strength 3. Permeabilitas 4. Durability/Ketahan

Langkah langkah dalam pengerjaan stabilitas tanah meliputi : 1. Penyelidikan / Survey lapangan 2. Uji coba laboratorium 3. Perencanaan 4. Uji coba Lapangan 5. Pekerjaan di Lapangan Klasifikasi Soil Stabilization Perbaikan tanah derdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Chemist stabilization (Sabilisasi secara kimia) Stabilisasi kimia adalah perbaikan tanah dengan menambahkan campuran-campuran dahan lain seperti semen, kapur dan lainnya. Tanah yang distabilisasi adalah bahan yang sangat baik untuk membuat lapis pondasi dari hampir semua jalan di daerah tropis dan subtropis. Banyak jenis tanah yang dapat distabilisasi terlepas dari tanah organik yan dapat dikenal dengan pengujian yang tepat. Untuk Menetapkan apakah tanah cocok untuk distabilisasi atau tidak, maka tanah harus mempunyai koefisien keseragaman lebih besar dari 3 dan (lebih baik) lebih besar dari 10.satbilisasi ini umumnya ditentukan pada pengujian CBR di laboratorium dan percobaan dan percobaan kuat tekannya. Pengujian akan dikerjakan pada contoh tanah yang dicampur zat penstabil dan dipadatkan sampai pada kepadatna yang diharapkan di lapangan dan kemudian dikeringkan sampai 3 hari dan direndam dalam air selama 4 hari sebelum percobaan. Stabilisasi secara kimia dibagi menjadi beberapa bentuk penstabil berdasarkan bahan yang digunakan yaitu :

a. PC stabilization (soil Cement) Perkerasan dengan bahan pengikat (Portland cement) Soil cement ini merupakan tipe perkerasan semi kaku dengan bahan pengisi tanah dan bahan pengikat semen. Soil cement memiliki 3 kelas kekuatan,yaitu : 1. Soil Semen stabilisasi tanah dasar Kekuatan relatif rendah sekali, karena dicampur dengan tanah dasar yang mempunyai CBR rendah seperti tanah lempung, clay,tanah humus dan clay halus.dengan campuran ini CBR tidak akan mencapai CBR subbase karena digunakan tanah yang jelek.Disini campuran jenis ini hanya dipakai untuk meninggikan CBR tanah dasar (sub base). 2. Soil semen Sub-Base Soil semen ini digunakan untuk lapisan oerkerasan pondasi bawah atau sub base fungsi lapis pondasi bawah ini antara lain : 1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban merata 2. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-lapisan mencapai selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi) 3. Mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi 4. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar. Hal ini alat-alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca. 5. Bahan-bahan untuk lapis pondasi umunya harus cukup kuat dan awet, sehingga dapat menahan beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan yang akan digunakan untuk bahan pondasi, Sebaiknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sehubungan dengan persyaratan teknik. Bermacam-macam bahan alam/ bahan setempat dengna CBR 50% dan PI 4% dapat digunakan sebagai lapis pondasi.

3. Soil Semen Base Semen yang dipakai untuk soil cement harus memenuhi syarat standar industri Indonesia (SII) No.13 tahun 1977 yaitu portland cement, Terutama untuk galian base. Banyaknya semen uang digunakan sesuai dengan misx design yang akan dilakukan. Biasanya pada cement ditambahkan pada tanah, ion calcium Ca + dilepaskan melalui hidrolisa dan pertukaran ion yang berlanjut pada permukaan partikelpartikel lempung yang mengumpal, sehingga mengakibatkan

konsistensi tanah menjadi lebih baik.

b. Bitumenous Stab Bitumenous Stab tebagi atas sand Bitumenous dan soil Bitumenous. Bitumenous stab adalah perbaikan tanah dengan mengunakan campuran bitumen atau aspal. Laburan aspal berfungsi agar perkerasan tidak berdebu, kedap air, tidak licin dan mencegah terlepasnya butir-butir halus. Bahan-bahan yang digunakan untuk laburan aspal terdiri dari : 1. Aspal Aspal yang digunakan dapat berupa : 1. Aspal keras pen.60 atau pen.80 2. Aspal cair pc.250 atau pc.800 3. Aspal emulsi-anionik (Rs-1, Rs-2) / Kationik (CRs-1, CRs-2) 2. Pasir Pasir yang digunakan dapat berupa hasil agregat yang dipacahkan atau pasir a;a, yang bersih dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Berat Jenis agregat antara 2,25 2,75 2. Bebas Debu 3. Kandungan lempung sedikit 4. Bergradasi baik Perencanaan campuran sand bituman dipengaruhi oleh Kondisi permukaan dan aspal dan agregat yang dapat ditentukan sebagai berikut :

Untuk Mendapatkan kekuatan pavement yang diinginkan, harus dilakukan pekerjaan sesuai dengan urutan kerjanya yaitu : PRASTUDI RENCANA OPERASI / PELAKSANAAN 1. Tahap prastudi dilakukan untuk proyek besar 2. Tahap Perencanaan Studi material, faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pencampuran bahan dan pengadaan bahan untuk perencanaan pembuatan atau perbaikan jalan. a. Quarry (trempat pengambilan material) b. Deposti (quantitas) perbandingan material dengan demand c. Qualitas d. Mudah e. Murah 3. Lime Stabilization Lime Stabilization adalah perbaikan tanah dengan menggunakan bahan pencampuran berupa kapur. Pencampuran tanah dengan zat penstabil dapat digunakan dengan Percobaan Di laboratorium sebelum pekerjaan di lapangan. Pengujian akandikerjakan pada contoh tanah yang dicampurkan xast penstabuk dan dipadatkan sampai direndam dalam air selama 4 hari seblum percobaan. Perbedaan jumlah kandungan proses semen ataupun kapur (antara 2-8 %) 3hari dan

(2-5%), pada beberapa contoh dapat disimpulkan

kriteria yang direkomendasikan adalah CBR 100 % pada hari ke 7 dan stabilitas soil semen atau angka kuat tekan mencapai 1700 km/m2.untuk campuran tanah dan kapur diperlukan waktu 28 hari. Efisiensi pencampuran dilapangan lebih rendah dibandingkan dengan pencampuran di laboratorium.Oleh karena itu sebaiknya ada penambahan ekstra 1% bahan stabilitas dari persyaratan yang telahh ditentukan di laboratorium. Apabila kadar zat penstabil lebih rendah dari yang

dipertimbangkan, maka liomit bawah ditentukan oleh ketelitian dalam

bahan yang dicampurkan dan untuk menentukan nilai minimum yang harus dilaksanakan di lapanfan tandap mengindahkan uji kekuatan.

Mechanic Stabilization Mecanic Stabilization (stabilisasi dengan cara mekanik) adalah penstabilan tanah atau perbaikan tanah dengan menggunakan alat-alat berat. Salah satu bentuk penstabilan dengan cara mekanik adalah dengan cara pemadatan. Dengan Pemadatan dapat meningkatkan nilai CBR di lapangan. Pemadatan mempunyai pengaruh terhadap tanah dasar, yaitu : 1. Untuk tanah dasar berbutir kasar, kenaikan density dan penurunan kadar air yang menunjukan tingkat sifat tanah. 2. Kejelekan pada jenis clay bila terjadi over-compaction pada kadar air yang tinggi, terutama bila ada timbunan disekitarnya, dan lain sebagainya. Dalam melakukan pemadatan dibutuhkan beberapa alat-alat berat seperti : 1. Dump truck,yaitu alat berat yang digunakan untuk pengangkutan tanah kelapangan dari tempat pengmabilan dengan berbagai kondisi. 2. Motor Grader, yaitu alat berat yang digunakan untuk pemadatan tanah berpasir,berbatu ataupun pemadatan tanah yang bercampur batu. 3. Delain itu juga digunakan alat alat berat lain.

Selain pemadatan, perbaikan tanah dengan cara mekanik dapat juga dilakuakn dalam bentuk selected material, yaitu penggantian tanah yang jelek pada suatu lokasi pembangunan dengan cara membuangnya dan mengganti dengan pemilihan material yan lebih baik.

Metode-Metode Stabilisasi Tanah Dasar Stabilitas Tanah Dasar Tanah dasar merupakan bagian dari jalan yang langsung menahan dari lapisan badan jalan. Oleh sebab itu dalam merencanakan perkerasan jalan harus diperhatikan mutu dari tanah dasar, apakah telah sesuai dengan ketentuan atau belum. Karena dapat berpengaruh pada umur rencana jalan tersebut. Apabila pada suatu lokasi pembuatan jalan didapatkan keadaan tanah dasar (sub grade) yang sangat jelek, maka perlu dilakukan perbaikan (stabilization) pada tanah dasar tersebut. Metode-metode stabilisasi tanah dasar yang dapat digunakan antara lain : a. Perlindungan terhadap permukaan tanah, dapat dilakukan dengan 1. Surface Drainage Yaitu dengan membuat pengaliran

permukaan 2. Surface sheet and sand bed 3. Surface additive mixing b. Reduksi beban 1. Lat slope counter 2. Light weight fill material c. Pemindahan atau penggantian 1. Displacement by excavcation 2. Displacement by superimposed weight of fill d. Konsolidasi 1. Sand mat 2. Gradual and step by step loading 3. Preloading 4. Loading by vacum e. Dengan vertikal drainage

f. Yaitu pengairan dengan cara vertikal dengan pipa pipa yang vertikal untuk pengaliran air terdiri dari : 1. Sand drain 2. Paper drain g. Stabilisasi dengan penambahan semen/kapur

Pelaksanaan Tanah dasar Didalam pelaksanaan, disyaratkan material subgrade yang uniform setebal 90 cm dan harus dipadatkan Apabila material subgrade mempunyai harga CBR < 2%, maka perlu diadakan perbaikan : a. Subgradde yang terdiri dari lempung lunak atau lanau dengan muka air tanah yang tinggi, di adakan penimbunan dengan selected material m serta dilengkapi dengan drainase guna mereduksi kenaikan air tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen ,SKBI.2.3.26.1987, UDC : 625.73 (02) Djoko Untung Soedarsono,Konstruksi Jalan Raya, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, cetakan pertama, 1979. Arthur Wignall, dkk,Proyek Jalan Teori dan Praktek, Penerbit Erlangga ,Edisi Keempat, 2003. Oemar,Bahan Perkerasan Jalan, Penerbit Unsri. 1997

Anda mungkin juga menyukai