NPM : 1510503010
Kelas : Teknik Sipil 01
Mata Kuliah : Perkerasan Jalan Raya
Dosen Pengampu : DR. Sudarno ST.,MT.
1. Tanah dasar
Tanah dasar merupkan pondasi dari perkerasan jalan, tanah dasar merupakan kontruksi
terahkir yang menerima beban dari kendaraan.
Tanah dasar yang baik adalah tanah yang berada di lokasi itu sendiri atu didekatnya.
Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar air, kondisi
lingkungan.
Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lalu lintas.
Perubahanbentuk yang besar akan mengakibatkan jalan tersebut rusak
Tanah-tanah dengan plastisitas tinggi cenderung untuk mengalami hal ini.
Lapisan-lapisan tanah lunak yang terdapat di bawah tanah dasar harus diperhatikan. Daya
dukung tanah dasar yang ditunjukkan oleh nilai CBR nya dapat merupakan indikasi dari
perubahan bentuk yang dapat terjadi.
Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam tanah yang sangat
berbeda.
Penelitian yang seksama atas jenis dan sifat tanah dasar sepanjang jalan dapat mengurangi
akibat tidak seragamnya daya dukung tanah dasar.
Perencanaan tebal perkerasan dapat dibuat berbeda-beda dengan membagi jalan menjadi
segmen-segmen berdasarkan sifat tanah yang berlainan.
Tanah lempung
Tanah lempung merupakan tanah lunak yang mempunyai sifat berubah kondisinya jika
terkena air. Sehingga tanah lempung disebut juga tanah yang memiliki kembang – susut yang
potensial.
Semen
Semen yang sering dipakai untuk bahan stabilisasi adalah Portland Cement (PC) yaitu
campuran bahan-bahan yang sebagian besar berisi kapur- (CaO), silika (SiO2), Alumina (Al2O3)
dan oksida besi (Fe2O3).
Kapur
Batu kapur umumnya terbentuk dari endapan secara organik atau kimiawi. Yang terbentuk
dari endapan kulit kerang hean laut yang lama semakin banyak dan berlapis – lapis sehingga
membentuk batu kapur.
1
Stabilitas tanah
Sdalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah,
atau dapat pula stabilisasi tanah adalah usaha untuk merubah atau memperbaiki sifat-sifat teknis
tanah agar memenuhi syarat teknis tertentu. Proses stabilisasi tanah meliputi pencampuran tanah
dengan tanah lain untuk memperoleh gradasi yang diinginkan, atau pencampuran tanah dengan
bahan tambah buatan pabrik, sehingga sifat-sifat teknis tanah menjadi lebih baik.
1. Stabilisasi mekanis
2. Stabilisasi dengan bahan tambah
Stabilitas mekanis
Stabilisasi mekanis atau stabilisasi mekanikal dilakukan dengan cara mencampur atau
mengaduk dua macam tanah atau lebih yang bergradasi berbeda untuk memperoleh material yang
memenuhi syarat kekuatan tertentu.
Bahan tambah (additives) adalah bahan hasil olahan pabrik yang bila ditambahkan ke dalam
tanah dengan perbandingan yang tepat akan memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, seperti : kekuatan,
tekstur, kemudahan dikerjakan (workability) dan plastisitas. Contoh-contoh bahan tambah adalah :
kapur, semen portland, abu terbang (fly ash), aspal (bitumen) dan lain-lain.(Hardiyatmo,Hary C).
Kesimpulan
Stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat
teknis tanah, atau dapat pula stabilisasi tanah adalah usaha untuk merubah atau memperbaiki sifat-
sifat teknis tanah agar memenuhi syarat teknis tertentu
Dari stabilisasi tanah diharapkan daya dukung subrade dapat ditingkatkan sehingga tanah dasar
tersebut mempunyai sifat yang lebih baik dari kondisi sifat tanah semula yaitu:
2
Nama : Muhammad Dian Fery Firmanda
NPM : 1510503010
Kelas : Teknik Sipil 01
Mata Kuliah : Perkerasan Jalan Raya
Dosen Pengampu : DR. Sudarno ST.,MT.
Lapisan pada susun perkerasan yang terletak dibawah lapis pondasi di atas tanah dasar yang
berfungsi menyebarkan tegangan dari lapisan diatas pada tanah dasar.
Agregat kasar
Agregat lapis pondasi harus bebas dari bahan – bahan yang tidak di kehendaki atau harus
memenuhi persyaratan yang sudah di buat.
3
Untuk memperoleh homogenitas campuran dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus
langsung dari instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan
pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-
komponen campuran dengan proporsi yang benar.
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan dengan grader,
loader atau backhoe kecuali dengan alat khusus pulvi mixer.
Hasil pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi harus memenuhi persyaratan toleransi dimensi
sebagaima diuraikan berikut ini
Untuk memperoleh homogenitas campuran dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus
langsung dari instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan
pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari
komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar.
Hasil pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi harus memenuhi persyaratan toleransi dimensi
sebagaima diuraikan berikut in i
4
Peralatan
Peralatan dan mesin – mesin untuk perkerjaan sebelum di mulai hasir laik pakai dan harus di
rawat selama pekerjaan agar hasil memuaskan.
Lapis pondasia gregat harus dipadatkan dengan alat pemadat seperti, alat pemadat roda besi
dengan penggetar, alat pemadat roda besi, alat pemadat roda karet. Alat pemadat roda besi dengan
penggetar hanya boleh digunakan pada awal pemadatan
Alat penghampar
Alat penghampar agregat harus menggunakan alat mekanis yang mampu menyebarkan
bahan lapis pondasi agrergat dengan lebar toleransi permukaan yang diinginkan serta tidak
menimbulkan segregasi.
Alat pemadat
Alat pemadat roda besi bergetar, roda besi tanpa bergetar dan roda karet.di gunakan untuk
memadatkan agregat yang kadar air nya suadah optimum untuk roda besi bergetar hanya boleh saat
awal pemadatan.
Alat pengankut
Dump truk saat memabawa material ahrus ditutup terpal agar tidak memggagu kendaraan
orang lain. Bahan harus di gelar dalam keadan air optimum untuk pemadatan dengan pengilas.
Mistar untuk pengecekan kerataan dan alat perata manual di gunakan untuk bagian yang
susah di jangakau oleh mesin.
Lapis pondasi agregat adalah suatau lapisan pada struktur perkerasan jalan yang terletak
antar lapis permukaan dan lapis tanah dasar yang telah di siapkan. Lapis pondasi agregat terdiri dari
kelas a dan kelas b.
Dimulai dari spesipikasi , gambar kerja atau disen, rancangan campuran kerja atau job mix formula,
serta telah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
1. Penyedian agregat
Bahan agregat harus memenuhi persyartan dan persetujuab dari direksi pekerja
5
2. Pemakian perlengkapan keselamatan kerja
Pemakian keselamatanpakaian kerja baik pekerja mauapun lingkungan kerja.
5. Pengankutan agregat
Harus di angkut dengan dum truk dan di tutup.
6. Penghamparan
Agregat harus di hampar secara merata dan dalam keadaan kadara air yang merata
juga. Tanpa memnyebabkan segregasi.
7. Perataan
Harus diratakan dengan grider apabiala saat pengahamparan tidak merta.
8. Pemadatan
Setalah rata langsung di padatkan. Dimulai dari tepi menuju ketengah secara
menanjang. Dari rendah ke tinggi sampai bekas roda mehilang. Jika ada bagian yang belum
terpadatkan maka harus di padatkan dengan alat manual.
9. pemeriksaan.
Mencakup toleransi dimensi dan kepadatan
10. Perbaiakan.
Apabila terjadi kerusakan atau belum memenuhi peryaratan makan kontraktor harus
memperbaiki sesuai dengan permintaan.
Kesimpulan
Pekerjaan lapis pondasi bahan berbutir merupakan bagian dari konstruksi jalan.
Tujuan mempelajari lapis pondasi untuk mengetahui daya dukung lapis perkerasan jalan
yang nantinya akan digunakan sebagai prasarana transportasi perpindahan orang dan bahan.
6
Nama : Muhammad Dian Fery Firmanda
NPM : 1510503010
Kelas : Teknik Sipil 01
Mata Kuliah : Perkerasan Jalan Raya
Dosen Pengampu : DR. Sudarno ST.,MT.
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkannya ke
lapisan di bawahnya.
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah
3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya menggunakan material dengan CBR >
50% Plastisitas Index (PI) < 4%. Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas
tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan sebagai base course.
1. Agregat bergradasi baik, dapat dibagi atas batu pecah kelas A, batu pecah kelas B dan batu
pecah kelas C.
2. Batu pecah kelas A mempunyai gradasi yang lebih kasar dari batu pecah kelas B, dan batu
pecah kelas B lebih kasar dari batu pecah kelas C.
3. Pondasi macadam
4. Pondasi telford
Lapisan penetrasi macadam (lapen) merupakan lapisan perkerasan yang terdiri dari
agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan agregat seragam yang di ikat
oleh aspal dengan cara di semprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Di atas
lapen ini biasanya diberi leburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan bervareasi
dari 4 – 10 cm.
7
Lapis penetrasi (lapen)
• Lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka
dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan lapis diatasnya dan
dipadatkan lapis demi lapis.
• Tebal lapisan satu 4-10 cm. lapisan ini dipakai sebagai lapisan permukaan structural
Pondasi telford
Jenis pondasi ini terbuat dari batu belah ukuran 15-25 cm dengan batu pengunci. Batu belah
tersebut diatas diatur pada bagian lapisan pasir tebal setelabal 10 cm dengan tujuan lapisan pasir
dipakai untuk keperluan kemungkinan drainase. Batu belah di atur secara manual dan di usahakan
tidak berongga.
Pondasi makadam
Pondasi makacadam terbuat dari batu kali dengan ukuran 15-20/23-30 sebagai lapis pondasi
pertama. Di semprotkan cairan aspal. Setelah itu diatas nya di beri batu pecah dengan ukuran 5-7
cm.
Hot mix
Perkerasan dengan kualitas tinggi, biasanya digunakan campuran panas atau hot mix, contoh:
aspal beton (AC), hot rolled asphalt (HRA), hot rolled sheet (HRS), split mastic asphalt (SMA),
butonic mastic asphalt (BMA)
Lataston ( lapis tipis aspal beton “ hot rolled sheets” RHS)
Lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi menerus. Material pengisi
(filter) dan aspal panas dengan perbandingan tertentu yang dicampurkan dan dipadatkan dalam
keadaan panas. Tebal padat 2,5-3 cm. Lapis ini digunakan sebagai lapis permukaan structural.
Laston (lapis aspal beton)
Lapis yang terdiri dari campuran aspal keras (AC) dan agregat yang mempunyai gradasi
menerus dicampur, dihampar, dan dipadatkan pada suhu tertentu. Lapis ini digunakan sebagai lapis
permukaan yang structural dan lapis pondasi , (asphalt concrete base/ asphalt trade base).
Kesimpulan
Lapisan perkerasan diman letaknya berada di lapis bawah dan permukaa dinamakan lapis lapis
pondasi atas (base course). Terbuat dari berbagai variasi batu yang bertujuan jika dipadatkan akan
saling menguci yang kemudian di semprotkan aspal agar terkunci dengan kuat.
8
Nama : Muhammad Dian Fery Firmanda
NPM : 1510503010
Kelas : Teknik Sipil 01
Mata Kuliah : Perkerasan Jalan Raya
Dosen Pengampu : DR. Sudarno ST.,MT.
Material pembuatan agregat berasal dari alam sekitar kita berupa batu- batu alam yang
tedapat disekitar kita. Biasanya material pembuat agregat ditambang secara tradisional atau sudah
menggunakan alat atau mesin. Wilayah yang sering di tambang untuk bahan pembuat agregat
biasanya di gunung-gunung, sungai, bukit, yang memiliki potensi untuk di tambang.
Akan tetapi penambangan bahan agregat dapat menimbulkan kerusakan lingkungan jika
penambangan dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangang lingkungan hidup.
Meskipun memakai cara tradisionalpun pasti akan menimbulkan kerusakan alam. Apalagi jika
daerah tambang itu berupa bukit atau batu yang berlapis bisa jadi habis dan menjadi datar. Bahkan
bisa jadi mennyerupai kolam karena ditambang sampai dalam.
9
Cara pembuatan agregat
Pembuatan agregat pertama kali bahan dari pertambangan di bawa menuju tempat pemecah
batu dengan dump truck. Setelah itu pastikan material besih dari barang atau benda yang tidak di
ijinkan. Setelah dimasukan ke mesin pemecah maka batu atau bahan agregat tesebut akan di tekan
dengan tekanan tertentu sehingga menghasilkan batu pecah. Bila belum sesuai dengan yang di
kehendaki maka batu agregat tersebut masuk lagi kedalam mesin pemecah dan akan keluar menuju
ayakan. Di ayakan tersebut agregat akan terpisah secara tersendiri. Dan jadilah agregat dengan
ukuran tersendiri.
Sebelum agregat di bawa menuju lokasi proyek,biasanya dicampur dulu dengan semen air
dan ukuran agregat yang bermacam-macam. Proses itu dilakukan secara mekanik menguungakan
mesin yang sudah di atur untuk pintu bukaanya agar agregat bisa memenuhi syarat yang dijinkan.
Sebelum agregat di bawa mengunakan dump truk agregat di keringakan terlebih dahulu agar saat
penghamparan dapat meresap sempurna dan padat setelah di hampar dan dicampuri air dan di gilas
dengan tandem loler.
10
Nama : Muhammad Dian Fery Firmanda
NPM : 1510503010
Kelas : Teknik Sipil 01
Mata Kuliah : Perkerasan Jalan Raya
Dosen Pengampu : DR. Sudarno ST.,MT.
Cold Bin
Cold bin merupakan bagian dari AMP yang berfungsi sebagai tempat disimpannya material.
ukuran material masing-masing cold bin yaitu 3/4’’, 3/8’’, pasir dan abu batu. Cold bin memiliki
pintu untuk tempat keluarnya material dengan bukaan pintu yang telah diatur, adapun tujuan dari
diaturnya tinggi bukaan pintu disesuaikan dengan persentase komposisi agregat sesuai Job Mix
Formula untuk jenis campuran aspal panas.
Penyesuaian tinggi pintu dilakukan dengan mencoba mengetahui berat agregat yang keluar
dalam waktu 3 detik yang kemudian dikonvers ke produksi AMP maksimum perjam yaitu 60
ton/jam. Namun setelah ditentukan tinggi pintunya maka dikontrol kembali ketika proses produksi
mulai berjalan dengan melihat overflow yang terjadi, jika terlalu banyak overflow yang terjadi
maka tinggi pintu akan diturunkan.
Conveyer
Conveyer merupakan tempat penyalur material yang keluar dari pintu cold bin ke drayer.
Atau sebagai jalan penghubung untuk memindahkan materila.
Drayer
Material yang di bawah oleh conveyer kemudian masuk ke drayer. Drayer berfungsi untuk
memanaskan agregat, dengan suhu maximum 1600C. Agregat didalam drayer diputar dan
11
dipanaskan dengan menggunakan api dari bahan bakar minyak. Untuk AMP ini memiliki 2 jenis
pembakaran di drayer, dengan menggunakan bahan bakar minyak dan menggunakan bahan bakar
batu bara.
Menurut para ahli kualitas, campuran aspal yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar
lebih baik di banding dengan menngunakan bahan bakar batu bara. Hal ini disebabkan abu
pembakaran batu bara yang mempengaruhi mutu campuran aspal. perlu diketahui ketika agregat
masuk ke drayer terdapat tabung yang mengarah ke atas dan berlabuh ke dust kolektor, Ini
fungsinya mengambil kembali debu batu yang terbang ketika masuk ke drayer, abu batu yang berat
masuk ke dust kolektor dan seterusnya masuk bersama material yang telah dipanaskan di drayer
menuju ke elvator sedangkan abu batu yang ringan masuk kedalam cerobong asap pembuangan
sebagai polusi. Menyangkut tentang polusi, ada cara mengendalikan asap polusi yang diterapkan di
AMP ini, yaitu dengan menyiramkan air ke dalam cerobong asap guna meminimalisir efek polusi
asap yang keluar dari cerobong.
Elevator
Setelah agregat dari drayer selanjutnya agregat masuk kedalam elevator, yang mana fungsi
elevator adalah menyalurkan agergat dari drayer ke screen.
Screen
Setelah dari elevator, agregat selanjutnya masuk ke screen untuk dipisahkan kembali sesuai
ukuran masing-masing agregat yaitu 3/4’’, 3/8’’, pasir dan abu batu. Maka dapat kita ketahui sendiri
fungsi dari screen itu sendiri. Di awal tadi kita telah menyinggung overflow, di screen ini lah
tempat keluarnya agregat yang berlebihan dengan istilah terjadinya overflow.
Agregat yang berlebihan keluar melalui pipa yang berada pada screen sesuai agregat
masing-masing, untuk agregat 3/8”, pasir dan abu batu disatukan dalam 1 pipa, untuk ¾” tersendiri
dan agregat lebih besar ¾” atau bukan agregat misalnya kayu dll menggunakan pipa tersediri.
Hot Bin
Timbangan
Setelah dari hot bin maka selanjutnya agregat ke penimbangan. Ini dimaksudkan untuk
sebelum di mix agregat tersebut ditimbang sesuai presentase campuran aspal per 500 Kg. Untuk di
hot bin jumlah total timbangan agregat kurang dari 500 Kg karena ada aspal yang akan
ditambahkan di mixer.
Mixer
Setelah agregat ditimbang maka selanjutnya agregat ke mixer untuk dicampur dengan aspal.
Berbicara tentang aspal, aspal bersumber dari tangki aspal melewati pipa (kettel) ke penimbang
12
tersendiri untuk aspal, kemudian ke mixer. Kondisi fisik aspal sebelum di mix belum cair, maka
untuk itu aspal dipanaskan di tangki aspal sampai cair dengan suhu 1500C.
Untuk bahan tambah campuran yaitu filler, di masukkan ke mixer melalui elevator tersendiri
dan selanjutnya ke timbangan sendiri dan langsung ke mixer untuk tercampur bersama aspal dan
agregat yang lain.
Pugmill
Setelah tercampurnya aspal, filler dan agregat maka selanjutnya campuran aspal tersebut ke
pugmill. Pugmill itu sendiri berfungsi sebagai tempat pembuangan aspal ke dum truck. Dengan
ideal 1 kali bukaan pugmill berat campuran aspal yang dihasilkan 500 Kg dengan suhu 1500C.
Agregat yang sudah bersih dari segala macam hal yang tidak dinginkan di masukan ke cold
aggregat feeding system dengan alat berat dan di pisah sesuai dengan spesisifikasi. Setealah itu
agregat di bawa menuju alat penyaringan. Selanjutnya agregat di bakar di drying drum yang
minyaknya dari coel buner agar benar besih dan dapat mereakat sempurna ketika di campur dengan
aspal . setelah itu di bawa ke tempat penyaringan agar abu batu terpisah dengan agregat di dust
colletion system.
Agregat yang sudah disaring selanjutnya menuju mixing tower. Di mixing tower agregat di
saring lagi sesuai dengan gradasi masing-masing. Setelah terkumpul dengan gradasi masing-
masing. Maka pintu bukaan di buka sesui job mixing yang telah di renranakan. Setelah agregat
tercampur sesuai dengan campuran yang di kehendaki , campuran agregat di campur aspal dari
biutmen supplyi sytem di campur dengan suhu yang panas sampai semua gradasi agregat tercampur
aspal merata.
Sesudah semua tercampur merata campuran aspal di masukan ke dalam dump truck dan di
tutup terpal siap di bawa ke proyek untuk di hamparkan.
Semua tindakan di atas dilakukan oleh seseorang yang di kendalikan di control room.
Kesimpulan
Proses pengolahan agregat di mesin pencampur/Processing Plant (APP) merupakan hal yang
penting dalam pelaksanaan perkerasan jalan.
Proses pengolahan agregat dengan mesin dapat mempercepat pekerjaan perkerasan jalan
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek relatif lebih efisien
13
Nama : Muhammad Dian Fery Firmanda
NPM : 1510503010
Kelas : Teknik Sipil 01
Mata Kuliah : Perkerasan Jalan Raya
Dosen Pengampu : DR. Sudarno ST.,MT.
Mix design adalah prosedur kegiatan untuk menentukan proporsi (dalam batas-batas spesifikasi)
material yang merupakan kompromi campuran supaya tercapai kinerja yang optimum. Prosedur mix
design termasuk mempertimbangkan faktor ekonomi dan lingkungan.
MIX DESIGN
14
PENDEKATAN MIX DESIGN (1)
Pendekatan RESEP
• Berdasarkan pada pengalaman yang telah dicobakan dan diujikan selama bertahun-tahun.
• Hanya terbatas untuk kondisi traffic dan iklim yang sama.
• Mungkin tidak cocok untuk jenis material tertentu.
• Standar spesifikasi menjelaskan:
Sumber material
o Mutu agregat harus baik sehingga kalau dicampur dengan aspal dan kemudian
dipadatkan dapat menghasilkan mutu campuran yang baik.
o Persyaratan agregat tergantung dari jenis campuran yang diinginkan, misal agregat
untuk material wearing course harus mempunyai ketahanan abrasi yang tinggi karena
gerusan roda kendaraan, namun agregat untuk material base course tidak
memerlukan ketahanan abrasi sebaik untuk material wearing course.
15
Spesifikasi dan gradasi agregat
Gradasi agregat juga merupakan fungsi tipe campuran. Campuran LPA cenderung
memerlukan agregat dense graded atau continuously graded, sedangkan agregat
untuk wearing course bisa menggunakan agregat gap graded.
Agregat dengan gradasi dense dapat diestimasi berdasarkan kurva grading. Fuller
mengusulkan persamaan untuk gradasi agregat yang padat. Agregat dengan gradasi
Fuller biasanya mempunyai sifat ‘mudah dikerjakan’ (workable) dan siap
dipadatkan, namun biasanya kadar rongga udaranya (void content) sangat rendah.
Sehingga kepadatan campuran perlu diturunkan untuk meningkatkan VMA (void in
mineral agregate).
Persamaan Fuller
𝑑
p = 100𝑥 𝐷
Cooper et al (1992)
100−𝑓(𝑑−0,075 )
P= ( 𝑑−0,075 )
Pemilihan grade aspal tergantung dari pertimbangan traffic dan iklim dimana
campuran akan digunakan. Aspal pen rendah (aspal keras) lebih dipertimbangkan
digunakan untuk campuran wearing course pd beban kendaraan berat pd iklim panas.
Sedangkan aspal lunak untuk iklim dingin.
Di Indonesia sering digunakan aspal pen 70/100. Untuk wilayah dingin dapat
menggunakan aspal pen lebih tinggi.
Kadar aspal tergantung pada gradasi dan tipe agregat. Agregat dengan gradasi
terbuka, filler content tinggi dan agregat dengan absorpsi tinggi relatif membutuhkan
aspal lebih banyak.
Metode MARSHALL
Prosedur
Metode MARSHALL
Penyelidikan properties agregat
Pencampuran gradasi agregat (Blending aggregates).Biasanya agregat dari quarry terdiri atas
Ketiga jenis agregat tersebut perlu dicampur supaya memenuhi spesifikasi gradasi Penyelidikan
properties aspal
Campuran disiapkan dengan beberapa kadar aspal (misal 5 jenis kadar aspal). Setiap
variasi kadar aspal dibuat minimum 3 benda uji.
17
Aspal dan agregat dipanaskan. Suhu aspal mencapai suhu workable untuk
pencampuran (140 – 180 C), kira2 viskositas 2 poises atau 0.2 Pa.s atau 170±20
centistoke.
Aspal dan agregat dicampur dengan mixer atau manual dengan tangan.
Campuran dipadatkan menggunakan Marshall hammer (35, 50 atau 75 kali
tumbukan setiap sisi).
Ukuran benda uji: diameter ±100mm, tinggi ±63mm.
Uji Marshall
Pengujian Marshall (Stabilitas dan flow). Benda uji direndam dalam waterbath suhu 60 C
selama 30menit. Pengujian dilakukan dengan deformation rate 50mm/minute. Catat maksimum load
(stabilitas) dalam kN (konversi ke kg) dan deformasi saat maximum load (flow) dalam mm.
Hasil tes untuk setiap jenis kadar aspal dirata-rata (minimal dari 3 sampel).
Kemudian hasil tersebut diplot pada kurva KEPADATAN (T/M3), STABILITAS
(N atau Kg), FLOW (mm), AIR VOID (%), VMA (%), dan VFWA (%)
Plot limit spesifikasi pada kurva-kurva hasil tersebut
Akan didapat range kadar aspal untuk setiap kurva. Tentukan kadar aspal optimum
yang merupakan kompromi dari seluruh range kadar aspal pada semua kurva.
18
Contoh Spesifikasi campuran aspal
Tentukan JMF (Job mix formula) yang merupakan kompromi kombinasi optimum antara jenis aspal
dan agregat tertentu. Hal terpenting dalam JMF adalah gradasi agregat dan kadar aspal.
19
20
21
Perhitungan komposisi campuran aspal
Vb = Volume aspal, m3 Va + Vb + Vv = 1 m3
Va = Volume agregat, m3
Vv = volume void, m3
Vb = Mb / (Gb γw)
VMA = Vv + Vb
Va = Ma / (Ga γw)
Mb = (Mb / 100) γm
Ma = (Ma / 100) γm
22
Mb
MB x100
Ma Mb
Ma
M x100
Ma Mb
A
M A M B 100
100
max w
MB MA
Gb Ga
SG aspal= 1.013
Flow= 2.05 mm
23
Perhitungan SG agregat
100
SGagg
%CA % MA % FA % FF
GCA GMA GFA GFF
100
33.5 23.5 39 4
2.65 2.57 2.68 2.114
2.615
SG agg= 2.615
VB= 11.35
Volume % aggl=VA= (%agg x density bulk
24
Contoh Perhitungan Properti campuran aspal
= 1842 kg
Flow = 2.05 mm
25
Nama : Muhammad Dian Fery Firmanda
NPM : 1510503010
Kelas : Teknik Sipil 01
Mata Kuliah : Perkerasan Jalan Raya
Dosen Pengampu : DR. Sudarno ST.,MT.
Kontruksi jalan terdiri dari badan jalan, saluran kiri kanan, gorong-gorong, tebing kiri
kanan, dan bangunan pelengkap lainya.
Badan jalan
- Tubuh jalan
- Bahu jalan
- Perkerasan
- Lapis pondasi
- Lapis penutup/aus
Gorong – gorong
- Mengalirkan air dibawah badan jalan
Tubuh jalan
Bagian jalan yang mendukung bahu dan perkerasan jalan
Terdiri dari tanah, pasir, batu atau lainnya
Berupa timbunan atau galian
Lapis pondasi kontruksi jalan
Lapisan pondasi bawah; berfungsi meneruskan beban ke tanah dasar dan
mencegah butiran tanah naik dan masuk ke pondasi atas
26
Lapis pondasi atas; terdiri dari satu atau beberapa lapis, berfungsi memikul
beban roda kendaraan dan meneruskannya ke pondasi bawah
Lapis aus; berfungsi menerima beban langsung dari roda kendaraan dan
melindungi lapis pondasi serta mencegah air masuk ke pondasi
Median
o Lajur pemisah antara dua jalur lalulintas yang berlawanan arah
o Pada jalan yang sudah tinggi dan padat lalulintasnya
o Berfungsi sebagai pemisah
o Ruang untuk untuk Penempatan perlengkapan jalan
o Menghindari sorotan lampu kendaraan dari arah yang berlawanan
Saluran samping
· Berfungsi menampung air dari permukaan jalan atau dari tebing jalan
kemudian dialirkan dan dibuang ke sungai atau lembah
· Mencegah air masuk ke badan jalan, yang bisa mengubah kandungan air
tanah dan merusak badan jalan
GORONG-GORONG
Bangunan yang mengalirkan air dibawah badan jalan yang berasal dari
sungai-sungai kecil atau dari saluran samping
TEBING KIRI KANAN JALAN
Daerah datar hampir tidak ada; kecuali timbunan yang tinggi
Daerah bukit/gunung disisi badan jalan terdapat tebing
Jalan diatas timbunan; tebing dikedua sisi badan jalan
Jalan pada galian; tebing diluar badan jalan
Jalan pada lereng tebing; satu sisi berada di badan jalan, sisi lainnya diluar
badan jalan
PERLENGKAPANJALAN
Rambu-rambu jalan
Patok km, hm
Papan penunjuk arah
Pagar pengaman
Marka jalan
Lampu penerangan
SPESIFIKASI
Tiga jenis persyaratan dalam dokumen kontrak yang harus dipatuhi oleh pengguna jasa
maupun penyedia jasa;
27
Syarat – syarat Umum Kontrak
Syarat – syarat Khusus Kontrak
Syarat – syarat Teknik atau disebut Spesifikasi ( Teknis )
Spesifikasi Teknis
Semua aturan dan ketentuan tentang persyaratan;
1. Bahan – bahan yang dipakai
2. Mutu hasil pekerjaan serta cara pengujiannya
3. Dimensi yang tercantum dalam gambar
4. Cara pengukuran hasil pekerjaan dan toleransi yang diizinkan
5. Cara pembayaran dan lain – lain yang diberlakukan untuk setiap item pekerjaan
6. Kontraktor harus mengikuti spesifikasi teknik yang dibuat oleh pemilik proyek dan
petunjuk dari direksi
7. Mengatur ketentuan mengenai penyerahan sementara pekerjaan (PHO) dan penyerahan
akhir (FHO)
28
Prosedur pelaksanaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan meliputi;
a. Standar pekerjaan
b. Prosedur kerja
c. Daftar inspeksi
d. Persyaratan testing
29
Cacat mutu harus diperbaiki sebelum penyerahan pertama pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan jika belum di perbiaki maka dapat memperpanjang masa pemeliharaan.
MASA MOBILISASI
o Mobilisasi Personil
o Mobilisasi Peralatan
o Penyiapan Base Camp dan Jalur Masuk
o Penyusunan Organisasi Proyek
o Membuat Jadual Pelaksanaan (Time Schedule)
o Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM)
o Membuat Jadual Pelaksanaan (Time Schedule)
o Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM)
REKAYASA LAPANGAN
A. Meneliti gambar-gambar asli;
1. Kontraktor mempelajari gambar asli untuk dikonsultasikan dengan Direksi
Pekerjaan
30
2. Memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi (lebar
jalan lama, lokasi pelebaran, struktur drainase)
3. Kesepakatan pihak Kontraktor dan Direksi Pekerjaan dalam menentukan perubahan
dalam gambar
4. Perubahan kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga oleh Direksi Pekerjaan sesuai
data survai lapangan yang dikumpulkan oleh Kontraktor
B. Survai lapangan oleh Kontraktor;
a. Selama periode mobilisasi pada saat mulainya Kontrak
b. Survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur
c. Menyiapkan dan menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survai
kepada Direksi Pekerjaan, sesuai tanggal yang ditentukan dalam PCM
d. Tanggal penyerahan merupakan tonggak yang sangat penting bagi dimulainya
pekerjaan dalam kontrak dengan lebih dini dan berhasil
C. Revisi oleh Direksi Pekerjaan;
A. Revisi minor terhadap rancangan perkerasan dan/atau jembatan
B. Detil peningkatan bahu jalan
C. Detil setiap perbaikan alinyemen yang diperlukan; jika ada
D. Detil setiap pelebaran jalur lalulintas (carriageway); jika ada
E. Detil perbaikan selokan atau drainase
F. Detil struktur drainase
G. Detil pekerjaan pengendalian lereng, pasangan batu kosong, pekerjaan stabilitas
timbunan atau galian
H. Detil marka jalan
I. Detil rambu jalan, patok pengaman dan rel pengaman dlsb
J. Detil pekerjaan pengembalian kondisi jembatan
K. Detil pekerjaan pengendalian lereng, pasangan batu kosong, pekerjaan stabilitas
timbunan atau galian
L. Detil marka jalan
M. Detil rambu jalan, patok pengaman dan rel pengaman dlsb
N. Detil pekerjaan pengembalian kondisi jembatan
MASA PELAKSANAAN KONTRAK
MASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Mengerjakan semua pekerjaan fisik
Membuat laporan-laporan
Melakukan kegiatan PHO (Provisional Hand Over)
MASA PEMELIHARAAN
Melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai catatan dalam PHO
Menyelesaikan masalah administrasi
Melakukan FHO (Final Hand Over)
PEKERJAAN BADAN JALAN
Pada jalan yang sudah ada (existing) pekerjaan galian maupun timbunan relatif kecil atau
hampir tidak ada. Terjadi timbunan / galian hanya kalau ada pelebaran. Bobot pekerjaan ada di
pekerjaan perkerasan / aspal. Pekerjaan galian dan timbunan yang besar terdapat pada pekerjaan
pembuatan jalan baru. Bobot pekerjaan pada galian dan timbunan bisa mencapai 60% - 70% untuk
jalan tol
31