Anda di halaman 1dari 12

Praktikum Mekanika Tanah II

Atterberg Limit

BAB VI
ATTERBERG LIMIT TEST

6.1 Tujuan Percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan batas cair (liquid limit),
batas plastis (plastic limit) dan batas susut (shrinkage limit). Pada suatu
tanah berbutir halus (lempung atau lanau) yang telah dicampur air sehingga
mencapai keadaan cair. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui
klasifikasi jenis tanah tersebut.

Keadaan Cair Keadaan Plastis Keadaan Semi Keadaan Padat


( Liquid) (Plastis) Plastis (Solid)

Batas Cair (W1) Batas Plastis Batas Susut


(Wp) (Ws)

6.2 Atterberg Limit Test


6.2.1 Pemeriksaan Batas Cair ( Liquid Limit Test ).
a) Tujuan Pemeriksaan
Untuk menentukan keadaan air suatu sampel tanah pada
keadaan batas cair. Batas cair adalah kadar air sampel, dimana
tanah berubah dari keadaan cair menjadi plastis.

b) Peralatan
1. Alat batas cair standard.
2. Alat pembuatan alur (grooving tools).
3. Neraca / timbangan dengan ketelitian 0,001 gr.
4. Cawan untuk kadar air sebanyak 3 buah.
5. Spatulla.
6. Air suling.
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk

Kelompok I 25
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

memanasi sampai 115 °C


c) Benda Uji
1. Jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung
banyak butiran yang lebih besar dari 0,42 mm (saringan
No.40), contoh tanah dikeringkan hingga bisa disaring.
Ambil benda uji yang lolos saringan No.40.
2. Jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua
butirnya halus dari 0,42 mm. Benda uji tidak perlu
disaring dengan saringan No.40.

d) Cara Melakukan
1. Benda uji yang dikeringkan diambil sebanyak 100 gram
letakkan pada plat kaca pengaduk.
2. Dengan menggunakan spatula dan menambah air suling
sedikit demi sedikit benda uji itu diaduk hingga homogen.
3. Ambil sebagian benda uji ini dan letakkan di atas mangkok
batas cair, ratakan permukaannya hingga sejajar dengan
dasar alat, bagian yang paling tebal kurang lebih 1 cm.
4. Buatlah alur pada benda uji ini dalam mangkok dengan
alat grooving tools melalui garis tengah mangkok dan
sentris.
Pada waktu membuat alur posisi grooving tools harus
tegak lurus permukaan mangkok.
5. Tuas diputar dengan kecepatan 2 putaran, perdetik
sehingga mangkok naik turun (mengetuk ngetuk dasar).
Putaran tuas harus dilakukan hingga dasar alur benda uji
bersinggungan + 1,25 Cm dan catat jumlah ketukan pada
waktu bersinggungan.
6. Ulangi pekerjaan 4, 5, 6, beberapa kali sampai diperoleh
keadaan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk
meyakinkan apakah pengadukan contoh tanah sudah
betul-betul merata kadar airnya, jika ternyata pada ketiga
kali percobaan diperoleh keadaan yang sama, ambillah

Kelompok I 26
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

benda uji dari mangkok benda batas cair kemudian


dimasukkan ke dalam cawan untuk diperiksa kadar airnya.
7. Kembalikan benda uji ke atas kaca, pengaduk dan
mangkok batas cair dibersihkan. Benda uji diaduk kembali
dengan menambah kadar airnya.
8. Ulangi langkah (b) sampai (f) minimal 3 kali berturut-turut
dengan variasi kadar air yang berbeda-beda hingga akan
diperoleh perbedaan jumlah ketukan antara 8 - 10.

e) Perhitungan
Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air
yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk
grafik. Jumlah ketukan sebagai sumbu mendatar dengan skala
logaritma, sedang kadar air sebagai sumbu tegak dengan
skala biasa. Tarik garis lurus melalui titik itu, jika ternyata
diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus maka buatlah
garis lurus melalui titik berat itu, tentukan batas kadar airnya
pada jumlah ketukan ke N = 25 kali ketukan.

f) Data Hasil Perhitungan

WATER CONTENT DETERMINATION Liquid Limit (WL)

1. Number of container. 1 2 3 4
2. Number of blows (ketukan). 13 20 34 40
3. Weight of wet soil + container (gr) 28,72 30,12 31,59 32,8
4. Weight of dry soil + container (gr) 21,52 22,29 23,66 24,56
5. Weight of water (3)-(4) (gr) 7,2 7,83 7,93 9,24
6. Weight of container (gr) 10,04 9,76 9,96 9,91
7. Weight of dry soil (4) - (6) (gr) 11,48 12,53 13,7 14,56
8. Water content (5/7) x 100 % (%) 62,71 62,49 57,88 56,25
WL = (%) 59,6

Kelompok I 27
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

43,8

25

Grafik 6.1 Grafik Water Content Dan Number Of Blows

Berdasarkan grafik flow curve didapatkan kadar air untuk jumlah

ketukan (number of blow) 25 kali adalah =59,6 %, sehingga WL =

59,6 %.

6.2.2 Pemeriksaan Batas Plastis ( Plastis Limit Test )


a) Tujuan Percobaan
Batas plastis (wp) adalah kadar air minimum dimana untuk
menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan plastis.

b) Peralatan
1. Plat kaca ukuran 45 x 45 x 0,9 cm.

2. Spatula.

3. Batang pembanding diameter 3 mm sepanjang 10 cm.

4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.

5. Cawan untuk kadar air sebanyak 2 buah.

6. Air suling.

7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu, memanasi


sampai dengan (110 + 5)oC.

Kelompok I 28
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

c) Cara melakukan
1. Benda uji sebanyak 20 gram diletakkan diatas suatu plat
kaca, kemudian diaduk hingg akadar airnya merata.
2. Buatlah bola-bola tanah dari benda uji tadi seberat 8 gram,
kemudian bola-bola tanah tersebut digiling-giling diatas
plat kaca dengan menggunakan tangan dengan kecepatan
80 – 90 gilingan permenit.
3. Penggilingan dilakukan dengan konstan hingga benda uji
berbentuk batang dengan diameter 3 mm, apabila pada
waktu penggilingan itu ternyata belum mencapai 3 mm
sudah retak, benda uji disatukan kembali ditambah sedikit
air dan diaduk sampai merata, jika penggilingan bola-bola
itu bisa mencapai lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukkan
tanda –tanda retak, contoh perlu dibiarkan agar kadar
airnya berkurang.
4. Pengadukan dan penggilingan dulangi terus sampai retakan
– retakan itu tepat pada saat gilingan mencapai 3 mm.
5. Setelah kondisi (4) tercapai, masukkan tanah tersebut dalam
cawan lalu ditest kadar airnya.

d) Data Hasil Percobaan


Water Content Determination Plastis Limit ( wp ).

WATER CONTENT DETERMINATION Plastic Limit (Wp)

1. Container Number 7 4
2. Weight of wet soil + container (gr) 7,01 8,44
3. Weight of dry soil + container (gr) 6,30 7,66
4. Weight of water (2)-(3) (gr) 0,71 0,77
5. Weight of container (gr) 4,30 5,43
6. Weight of dry soil (3)-(5) (gr) 2,00 2,24
7. Water content (4/6) x 100 % (%) 35,5 34,38

Wp = (%) 34,94

Kelompok I 29
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

6.2.3 Pemeriksaan batas susut (shrinkage limit test)


a) Tujuan percobaan
Untuk menentukan kadar air tanah (Ws) dinyatakan dalam %,
terhadap berat kering tanah.Batas susut adalah kadar air dari
suatu contoh tanah, dimana volumenya tidak berubah lagi
meskipun contoh tanah tersebut terus di oven.

b) Peralatan
1. Evaporating disk, porselin + 4,5".
2. Spatula
3. Shrinkage disk, dasar rata dari porselin atau monel
diameter 1,75" dan tinggi 0,5"
4. Straight edge, panjang 12"
5. Glass cup permukaan rata, diameter a" tinggi 1"
6. Glass plate (prong plate)
7. Graduate silinder 25 ml, tiap garis pembacaan ukuran
volume 0,2 ml.
8. Balance dengan ketelitian 0,1 gram.
9. Mercury/ air raksa.

c) Benda Uji
Contoh tanah disiapkan sebanyak 30 gram yang lolos
saring No.40. dalam keadaan kering.

d) Cara Melakukan
1. Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur baik-baik
dengan air suling secukupnya, untuk mengisi seluruh
pori-pori tanah dan menyerupai pasta sehingga mudah
dimasukkan dalam cawan penyusut (Shrinkage disk) tanpa
membawa serta udara/ gelembung udara. Banyaknya air
yang diperlukan supaya tanah mudah diaduk dengan
konsistensi yang diinginkan kurang lebih sama atau

Kelompok I 30
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

sedikit lebih besar dari liquid limit, banyaknya air yang


diperlukan untuk memperoleh plastis limit dengan
consistensi yang diinginkan mungkin lebih besar dari Wc
(± 10 %).
2. Bagian dalam dari cawan diberi lapisan tipis setempat
yang kental untuk mencegah melekatnya pada
cawan.Contoh tanah yang sudah dibatasi tadi, kira-kira 1/3
volume cawan diletakkan ditengah-tengah cawan dan tanah
dibuat mengalir ke samping dengan mengetuk-ngetuk
cawan penyusut di atas permukaan yang kokoh diberi
bantalan kertas atau bahan lain yang sama, 1/3 contoh
dimasukkan ke dalam cawan lagi dan cawan diketuk-ketuk
sampai tanah padat betul dan semua udara yang terdapat
didalamnya terbawa ke permukaan. Tanah ditambah lagi
dan terus diketuk-ketuk sampai cawan berisi penuh dan
kelebihan dipotong straight edge dan semua tanah yang
melekat di luar cawan dibersihkan.
3. Cawan penyusut + tanah basah ditimbang, berat A gram.
4. Pasta tanah dibiarkan mengering diudara sehingga warna
pasta berubah dari tua menjadi muda, lalu masukan ke
dalam oven, setelah kering kemudian ditimbang berat
cawan + tanah kering = B gram. Bila berat cawan kosong =
C gram.
5. Volume cawan = tanah basah, diukur dengan jalan diisi
penuh dengan air raksa sampai meluap, buang yang
berlebihan dengan cara menekan kaca kuat-kuat di atas
cawan. Ukur dengan gelas ukur banyaknya air raksa yang
ditinggal dalam cawan = volume tanah basah.
6. Volume tanah kering diukur dengan mengeluarkan tanah
kering dari cawan lalu celupkan ke dalam cawan gelas
yang penuh air raksa.
Caranya sebagai berikut :

Kelompok I 31
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

 Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan


kelebihan air raksa dibuang dengan cara menekan
prong plate di atas cawan gelas (plat kaca dengan tiga
buah jarum baja).
 Air raksa yang melekat di luar cawan gelas
dibersihkan.
 Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa didalam
cawan gelas yang besar.
 Letakkan tanah kering di atas air raksa pada cawan
gelas.
 Tanah kering itu dengan hati-hati ditekan ke dalam
air raksa dengan menggunakan prong plate sampai rata
dengan cawan. Perhatikan agar jangan sampai ada
udara yang terbawa masuk ke dalam air raksa.
 Air raksa yang tumpah, volumenya diukur dengan
gelas ukur = volume tanah kering (Vs).

e) Perhitungan
1. Kadar air :
 ω = Ww/Wsx100%
 Ww= berat air
 Ws= berat tanah kering
 SL=[ ω-((V-Vo)/Ws.γw)]x100%
Catatan : Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan,
sebaiknya percobaan dilakukan 2-3 kali untuk
contoh yang sama.

Kelompok I 32
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

f) Data Hasil Percobaan


Shrinkage Limits Determination (Ws)
Shrinkage Limits ( Ws )
Nomor Monel Dish 4 1
1. Berat Monel Dish gr 52,52 43,53
2. Berat Monel Dish + Tanah Basah gr 76,96 68,41
3. Berat Monel Dish + Tanah Kering gr 66,31 57,71
4. Berat Air Ww = W2-W1 gr 10,65 7,46
5. Berat Tanah Basah W=W2-W1 gr 25,14 23,89
6. Berat Tanah Kering Ws=W3-W1 gr 17,57 16,43
7. Volume Tanah Basah V gr 14,53 14,26
8. Volume Tanah Kering Vo gr 8,23 8,06
9. Berat Air Raksa Tanah Basah W4 gr 197,66 193,96
10. Berat Air Raksa Tanah Kering W5 gr 111,94 109,63
11. Kadar Air ω=Ww/Wsx100% % 43,08 45,40
12. Batas Susut
% 7,22 7,66
SL=[ ω-((V-Vo)/Ws.γw)]x100%
SL Average % 7,44 %

6.2.4 Hasil Percobaan

Liquid Plastis Semi Plastis Solid


 

WL = 43,8 % Wp = 20,21 % Ws = 7,44 %

PI (Plasticity Index) = WL - Wp
= (43,8 – 20,21) %
= 23,59 %

Pembahasan :
Dari percobaan atterberg limit test, dapat kita lihat semakin solidnya
bahan maka water content (kadar air) akan semakin kecil.

Kelompok I 33
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

23,59

43,8

Grafik 6.2 Grafik Liquid and Plastic Limit Determination

6.3 Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapat Batas Cair (WL) = 43,8 %, Batas Plastis
(WP) = 20,21 %, Batas Susut (WS) = 7,44 %, dan nilai PI (Plasticity Index) =
23,59 %. Setelah diplotkan ke grafik 6.2, tanah berada dalam zona CL or
OL. Secara visual, tanah berwarna hitam keabu-abuan dan juga memiliki
bau yang menyengat, sehingga tanah bisa digolongkan OL (lanau organik
atau lanau berlempung organik dengan plastisitas rendah-sedang).

6.4 Gambar Alat

Kelompok I 34
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

Gambar 6.1 Alat Percobaan Penentuan Batas Cair

Gambar 6.2 Alat Percobaan Penentuan Batas Plastis

Kelompok I 35
Praktikum Mekanika Tanah II
Atterberg Limit

Gambar 6.3 Alat Percobaan Penentuan Batas Susut

Kelompok I 36

Anda mungkin juga menyukai