Anda di halaman 1dari 18

BAB V

BATAS-BATAS ATTERBERG
(Atterberg Limits)

5.1 PENDAHULUAN
Batas-batas Atterberg tergantung pada air yang terkandung dalam massa
tanah. Hal ini dapat menunjukkan beberapa kondisi, yaitu:
 Keadaan cair
 Keadaan kental
 Keadaan plastis
 Keadaan semi plastis
Batas-batas konsistensi adalah batas kadar air tanah dari suatu keadaan ke
keadaan lainnya, misalnya dari keadaan semi plastis menjadi keadaan padat.

Batas-
GGambar 5.1 Batas – Batas Konsistensi
Batas-batas konsistensi yang penting adalah :
1. Batas Cair LL (Liquid Limit)
Menyatakan kadar air tanah dimana tanah masih dapat mengalir di bawah
beratnya atau dengan kata lain batas cair ini merupakan kadar air tanah pada
batas antara keadaan cair ke keadaan plastis.
2. Batas Plastis PL (Plastis Limit)
Menyatakan kadar air tanah dimana tanah masih dalam keadaan plastis.

21
22

3. Batas Susut SL (Shrinkage Limit)


Menyatakan batas dimana sesudah kehilangan kadar air (kandungan air
dalam tanah), selanjutnya tidak menyebabkan penyusutan volume tanah
lagi.

Beberapa hal yang penting mengenai batas konsistensi:


1. Indeks Plastis PI (Plasticity Index)
Menunjukkan suatu kadar pada saat tanah dalam kondisi plastis. Harga ini
merupakan selisih antara batas cair dan batas plastis.
PI = LL – PL
2. Indeks Kecairan LI (Liguidity Index )
Menyatakan perbandingan antara air tanah dikurangi batas plastis index
plastis.
Indeks kecairan ini dapat digunakan untuk menunjukkan keadaan tanah di
tempat aslinya. Umumnya harga LI berkisar antara 0 dan 1. Apabila harga
PI mendekati 0, maka kemungkinan tanahnya keras. Sedangkan sebaliknya
apabila harga PI mendekati 1, berarti kemungkinan besar tanahnya
lembek.
3. Konsistensi Relatif RC (Relative Consistency)
Menunjukkan perbandingan antara batas cair dikurangi kadar air tanah
dengan indeks plastis.
LL−w
RC=
PI
4. Indeks Pengaliran FI (Flow Index)
Menyatakan kemiringan dari lengkung aliran.
W 1−W 2
IF=
log N 1−log N 2
Dimana N = jumlah pukulan
5. Indeks Kekerasan IT (Tugness Index)
PI
IT =
IF

6. Nilai Susut SR (Shrinkage Ratio)


Merupakan nilai perbandingan antara selisih isi dengan kadar air.
23

7. Compression Index (CC)


Merupakan suatu parameter untuk menentukan berapa besarnya harga
compression index yang dapat dicari dari rumus :
CC= 0,009 (LL – 10)

5.2 MAKSUD PERCOBAAN


Maksud percobaan adalah untuk :
 Mencari batas cair (Liquid Limit)
 Mencari batas plastis (Plastic Limit)
 Mencari batas susut (Shrinkage Limit)
 Index Plastisitas (IP)

5.3 PERSIAPAN BENDA UJI


Ambil contoh tanah dari tabung contoh secukupnya kemudian masukkan
dalam oven dan biarkan kurang lebih 24 jam. Setelah itu dikeluarkan dari oven
dan masukkan ke dalam desikator untuk didinginkan.
Selanjutnya ditumbuk, disaring dengan ayakan No. 40. Tanah yang lolos
saringan digunakan sebagai benda uji yang nantinya akan digunakan untuk
pengujian batas cair, batas plastis, dan batas susut.

5.4 PERCOBAAN BATAS CAIR


5.4.1 Alat-alat yang digunakan :
 Alat batas cair Casagrande
 Alat pembarut (grooving tool)
 Spatel, Cawan porselin
 Neraca dengan ketelitian 0,001 gram
 Oven
 Alat-alat pemeriksaan kadar air
24

5.4.2 PELAKSANAAN PERCOBAAN :


1. Masukkan contoh tanah yang lolos saringan.
2. Dengan menggunakan spatel, aduk contoh tanah dengan
menambahkan air suling sedikit demi sedikit sampai homogen.
3. Ambil sebagian contoh tanah ini dan letakkan dalam mangkok alat
casagrande dan diaduk dengan spatel untuk mendapatkan contoh
yang benar-benar homogen, kemudian ratakan permukaannya
sedemikian rupa sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang
paling tebal harus kurang lebih 1 cm.
4. Buatlah alur yang membagi contoh tanah menjadi dua bagian dengan
menggunakan grooving tool melalui garis tengah mangkok dan
sentries. Pada saat membuat alur, posisi grooving tool harus tegak
lurus permukaan mangkok.
5. Alat diputar hingga mangkok naik dan jatuh dengan 2 putaran per
detik. Permutaran ini dilakukan terus menerus sampai dasar alur
contoh bersinggungan sepanjang 1 – 1,25 cm pada ketukan yang di
tentukan.
6. Ulangi langkah 3 – 5 beberapa kali sampai diperoleh jumlah ketukan
yang di inginkan , hal ini dimaksudkan untuk meyakini apakah
pengadukan contoh sudah betul-betul homogen. Jika ternyata pada 3
kali percobaan diperoleh jumlah pukulan yang sama, maka benda uji
diambil langsung dari tempatnya (mangkok Casagrande) pada alur
dengan maksud untuk diperiksa.
7. Benda uji dikembalikan ke dalam mangkok, alat batas cair
dibersihkan lagi. Benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar
airnya. Kemudian langkah dari point 2 sampai langkah point 6
diulang minimal 4 kali dengan variasi kadar air yang berbeda,
sehingga nantinya akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan
(ketukan). Jumlah pukulan antara 15 sampai 40 kali.
8. Masing-masing benda uji ditimbang dan dioven selama 24 jam yang
kemudian dapat ditentukan kadar airnya.
25

9. Dengan jalan membuat grafik hubungan antara w dan N (jumlah


pukulan) dimana N dalam skala logaritma dan w dalam skala biasa.
Grafik tersebut merupakan garis lurus, dimana untuk harga batas cair
tanah adalah harga w pada perpotongan garis vertikal yang ditarik
dari N = 25 dengan grafik garis lurus.

5.5 PERCOBAAN BATAS PLASTIS


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas plastis.
5.5.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :
Adapun beberapa jenis alat yang digunakan dalam pratikum kali ini
adalah:
1. Plat kaca
2. Spatel
3. Neraca dengan ketelitian 0,001 gram
4. Cawan untuk menentukan kadar air
5. Oven

5.5.2 PROSEDUR PERCOBAAN :


Berikut adalah tahap-tahap prosedur percobaan yang perlu dilakukan
pada saat melakukan pratikum:
1. Letakan benda uji diatas plat kaca, kemudian aduk sehingga kadar
airnya homogen.
2. Setelah kadar air cukup merata, buat bola-bola tanah dari benda uji
itu seberat ± 8 gram, kemudian digulung-gulung di atas plat kaca.
3. Penggulungan dilakukan terus sampai benda uji menjadi batang
dengan diameter 3 mm. Kalau pada penggulungan itu ternyata
sebelum benda uji mencapai 3 mm sudah retak, maka benda uji ini
disatukan kembali ditambah air sedikit dan diaduk hingga merata.
Jika dalam penggulungan benda uji mencapai diameter lebih kecil
dari 3 mm tanpamenunjukkan retak maka contoh tanah tersebut
dibiarkan sesaat diudara agar air berkurang sedikit.
26

4. Pengadukan penggulungan diulangi terus sampai retak-retak terjadi


pada saat penggulungannya mencapai 3 mm.
5. Tanah yang retak-retak ini, diperiksa kadar airnya lalu dirata-ratakan
sehingga di dapat PL.
6. Hitung Indeks Plastis (Plasticity Index), yaitu selisih antara batas
cair dan batas plastis.
IP = LL – PL

5.6 PERCOBAAN BATAS SUSUT


5.6.1 ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN :
Adapun beberapa jenis alat yang digunakan dalam pratikum kali ini
adalah:
1. Cawan susut
2. Cawan porselin
3. Spatel
4. gelas ukur
5. Timbangan
6. Alat pengukur volumetric :
 Mangkok gelas
 Pelat gelas dengan 3 paku
 Air raksa

5.6.2 PELAKSANAAN PERCOBAAN :


Berikut adalah tahap-tahap pelaksanaan percobaan yang perlu
dilakukan pada saat melakukan pratikum:
1. Contoh tanah dimasukkan ke dalam mangkok porselin, kemudian
tambahkan air secukupnya dan aduk sampai metara sedemikian
sehingga benda uji ini menyerupai pasta.
2. Cawan cetak susut yang sudah bersih kemudian diolesi oli agar tidak
lengket.
3. Masukkan benda uji ke cawan susut sebanyak 3 lapis, masing-
masing 1/3 tinggi cawan susut. Setiap masukkan atau menambah
27

lapisan, cawan susut diketuk agar tanahnya menyebar dan rata.


Setelah penambahan lapisan terakhir, ratakan permukaan contoh
sama tinggi dengan cawan susut.
4. Cawan susut + contoh kemudian ditimbang. Biarkan di udara ± 1
jam, selanjutnya masukkan ke oven dan tinggalkan selama 24 jam.
5. Keluarkan cawan + contoh tanah dari oven dan masukkan ke
desikator, selanjutnya ditimbang.
6. Tentukan volume tanah basah dengan bantuan air raksa dan cawan
porselin. Prinsipnya adalah volume tanah basah – volume cawan
susut.
7. Selanjutnya tentukan volume tanah kering dengan bantuan air raksa,
poeselin dan gelas. Prinsipnya adalah volume air raksa yang tumpah
= volume tanah kering.
28

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JALAN PROFESOR DOKTER H. HADARI NAWAWI TELP (0561)749186, 743464
KOTAK POS 1349

PEMERIKSAAN BATAS CAIR TANAH


Proyek : Praktikum Mekanika Tanah I
Keadaan cuaca : Cerah
Lokasi : Samping Laboratorium Teknik Kendali
Kelompok : Kelompok 2
Tanggal : 3 November 2019

Tabel 5.1 Pemeriksaan Batas Cair Tanah

No.cawan timbang 3 4 9 13
Jumlah Ketukan 40 30 20 15

Berat Cawan W1 (gr) 10,95 10,38 11,04 10,30

Berat Cawan + Tanah Basah W2 (gr) 27,90 38,94 31,62 29,89

Berat Cawan + Tanah Kering W3 (gr) 22,14 28,99 24,29 22,70

Berat Air A = (W2-W3) 5,76 9,95 7,33 7,19

Berat Tanah Kering B = (W3-W1) 11,19 18,61 13,25 12,40

Kadar Air w = (A/B) x 100 % 51,47 53,47 55,32 57,98

Batas Cair (%) 54,56


29

Grafik Batas Cair Tanah


59.00
57.98
58.00
f(x) = − 6.33511785772847 ln(x) + 74.8274917567129
57.00 R² = 0.982129504061662
56.00
55.32
Kadar Air (% )

55.00 54,45

54.00 53.47

53.00

52.00 51.47

51.00

50.00
10 25 100
Jumlah Ketukan

Gambar 5.1 Grafik Batas Cair Tanah


Dari Grafik Batas Cair didapatkan nilai Batas Cair pada ketukan ke-25 :
y = -6,335ln(x)+74,827
= -6,335ln(25)+74,827
= 54,45%

5.7 ANALISA PERHITUNGAN


5.7.1 Batas Cair
A. Berat Air (A)
 Kode Cawan 3
W2 ( Berat cawan + tanah basah ) = 27,90 gr
W3 ( Berat cawan + tanah kering ) = 22,14 gr
A = W2 – W3
= 27,90 – 22,14
= 5,76 gr

B. Berat Tanah Kering (B)


 Kode Cawan 3
30

W3 ( Berat cawan + tanah kering ) = 22,14 gr


W1 ( Berat cawan ) = 10,95 gr
B = W3 – W1
= 22,14 – 10,95
= 11,19 gr
C. Kadar Air (W)
 Kode Cawan 3
A ( Berat air ) = 5,76 gr
B ( Berat tanah kering ) = 11,19 gr
W = ( A / B ) x 100%
= (5,76/11,19) x 100 %
= 51,47 %

D. Batas Cair
Untuk menentukan batas cair dapat dilakukan dengan merata-
rata kan kadar air disetiap percobaan. Pada percobaan ini didapat
batas cair 54,45%.
31

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JALAN PROFESOR DOKTER H. HADARI NAWAWI TELP (0561)749186, 743464
KOTAK POS 1349

PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS TANAH


Proyek : Praktikum Mekanika Tanah I
Keadaan cuaca : Cerah
Lokasi : Di samping Laboratorium Teknik Kendali
Kelompok : Kelompok 1
Tanggal : 3 November 2019

Tabel 5.2 Pemeriksaan Batas Plastis Tanah


No. Cawan Timbang 17 19 22

Berat Cawan  W1 gr 9,35 8,73 11,22

Berat Cawan + Tanah Basah   W2 gr 15,86 15,66 18,13

Berat Cawan + Tanah Kering   W3 gr 14,3 14,04 16,48

Berat Air  A=W2-W3 1,56 1,62 1,65

Berat Tanah Kering  B=W3-W1 4,95 5,31 5,26

Kadar Air  W=A/Bx100% 31,52 30,51 31,37


Batas Plastis (%) 31,13

Liquid Limit ( LL ) = 54,45 %


Plastic Limit ( PL ) = 31,13 %
Plasticity Index ( PI) = LL – PL
= 54,45 – 31,13
= 23,32 %
32

5.7.2 Batas Plastis


A. Berat Air (A)
 Kode Cawan 17
W2 ( Berat cawan + tanah basah ) = 15.86 gr
W3 ( Berat cawan + tanah kering ) = 14,3 gr
A = W2 – W3
= 15.86 – 14,3
= 1,56 gr
B. Berat Tanah Kering (B)
 Kode Cawan 17
W3 ( Berat cawan + tanah kering ) = 14,3 gr
W1 ( Berat cawan ) = 9,35 gr
B = W3 – W1
= 14,3– 9,35
= 4,95 gr
C.Kadar Air (W)
 Kode Cawan 17
A ( Berat air ) = 1,56 gr
B ( Berat tanah kering ) = 4,95 gr
W = ( A / B ) x 100%
= (1,56 x 4,95) x 100%
= 31,52%

D. Batas Plastis
Untuk menentukan batas plastis dapat dilakukan dengan merata-
rata kan kadar air disetiap percobaan. Pada percobaan ini didapat
batas cair 31,13 %
33

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JALAN PROFESOR DOKTER H. HADARI NAWAWI TELP (0561)749186, 743464
KOTAK POS 1349

PEMERIKSAAN BATAS SUSUT TANAH


Proyek : Praktikum Mekanika Tanah I
Keadaan cuaca : Cerah
Lokasi : Di samping Laboratorium Teknik Kendali
Kelompok : Kelompok 2
Tanggal : 3 November 2019

A. Berat Jenis Tanah Sudah Diketahui


Berat Jenis Tanah

Tabel 5.3 Pemeriksaan Batas Susut Tanah


No. Cawan Susut
A
1
2 Berat Cawan + Tanah kering W1 gr 22,75
3 Berat Cawan Cetak Susut W2 gr 9,98
4 Berat Tanah Kering Wd = W1 - W2 gr 12,77
5 Berat Air Raksa yang Didesak Tanah
W3 gr 211,39
Kering + Cawan Porselin
6 Berat Cawan Porselin W4 gr 93,19
7 Berat Air Raksa W5 = W3 - W4 gr 118,20
8 Volume Tanah Kering Vo = W5 / 13,6 gr 8,691
9 Batas Susut Tanah SL = (Vo/Wd)-(1/Gs) x 100 % 29,16
34

*Berat Jenis Diketahui


 Menghitung volume tanah kering
Berat air raksa
V0 = 13,6
118,20
=
13,6
= 8,691 cm3
 Menghitung batas tanah susut
Gs = 2,571

SL =
( Volume tanah kering V0
Berat tanah kering W D)(

1
Berat jenis tanah Gs )
×100 %

= ( 8,691
12,77 ) −(
2,571 )
1
×100% = 27,646 %

B. Berat Jenis Tidak Diketahui


a. Kadar Air Tanah Basah
Tabel 5.4 Kadar Air Tanah Basah
1 Berat Cawan Susut W1 gr 9,98
2 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gr 32,89
3 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gr 22,75
4 Berat Tanah Kering Wo = W3 - W1 gr 12,77
5 Berat Air A = W2 - W3 gr 10,14
6 Kadar Air Tanah W = (A/Wo) x 100 % 79,40
b. Volume Tanah Basah = Volume Cawan Susut
Tabel 5.5 Volume Tanah Basah
1 Berat Cawan Porselin W4 gr 93,19
Berat Cawan Porselin + Air Raksa W5
2 gr 301,32
Pengisi Cawan Susut
3 Berat Air Raksa B = W5 - W4 gr 208,13
4 Volume Tanah Basah V = B / 13,6 cm3 15,30
35

c. Volume Tanah Kering


Tabel 5.6 Volume Tanah Kering

Berat Air Raksa yang Didesak


1 W6 gr 211,39
Tanah Kering + Cawan Porselin

2 Berat Cawan Porselin W7 gr 93,19

3 Berat Air Raksa C = W6 - W7 gr 118,20

4 Volume Tanah Kering Vo = C / 13,6 cm3 8,691

Data contoh tanah :


1. Batas Susut

SL=W
( V −V 0
W0 )
×100 % =79,40 (
15,30−8,691
12,77
× 100 % =¿)
27,646%
Angka Susut ( SR ) :
W 0 12,77 3
SR= = =1,4693 gr / cm
V 0 8,691

2. Susut Volumetrik ( Vs ) :
V S =( W −SL ) × SR=( 0,7940−0,2764 ) × 1,4693=0,761 cm 3

3. Susut Linear ( Ls) :

LS=100 × 1− 3 ( √ 100
V S +100 )
=100 × 1− 3( √ 100
0,761+100 )
=0,2524

4. Berat Jenis Tanah ( Gs ) :


1 1
GS = = =2,4744
1 SL 1 27,646
− −
SR 100 1,4693 100
36

5.7.3 Batas Susut


A. Berat Jenis Tanah
 Berat tanah kering = (Berat cawan + Tanah kering) – Berat
cawan susut
= 22,75 gram – 9,98 gram
= 12,77 gram
 Berat air raksa = (Berat air raksa yang didesak tanah
kering + cawan porselin) – Berat
cawan porselin
= 211,39 gram – 93,19 gram
= 118,20 gram
 Batas susut = ((Volume tanah kering/Berat tanah
kering)–(1/Berat jenis tanah)) x 100 %
= (8,691 / 12,77 ) – ( 1/2,571) X 100 %
= 29,16 %
B. Berat Jenis Tanah Tidak Diketahui
 Kadar Air Tanah Basah
 Berat tanah kering`= (Berat cawan + Tanah kering) –
Berat cawan susut
= 22,75 gram – 9,98 gram
= 12,77 gram
 Berat air = (Berat cawan + Tanah basah) – (Berat cawan+
Tanah kering)
= 32,89 gram – 22,75 gram
= 10,14 gram
 Kadar air tanah = (Berat air/Berat tanah kering) x 100 %
= ( 10,14 / 12,77 ) x 100 %
= 79,40 %
37

 Volume Tanah Basah = Volume Cawan Susut


 Berat air raksa = (Berat cawan porselin+air raksa pengisi
cawan susut) - Berat cawan porselin
= 301,32 gram – 93,19 gram
= 118,20 gram
 Volume tanah basah = Berat air raksa /13,6
= 208,13 gram / 13,6
= 15,30 gram
 Volume Tanah Kering
 Berat air raksa = (Berat air raksa yang didesak tanah kering
+ cawan porselin) – Berat cawan porselin
= 211,39 gram – 93,19 gram
= 118,20 gram
 Volume tanah kering = Berat air raksa/13,6
= 118,20 gram / 13,6
= 8,691 gram
38

5.8. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan pemeriksaan batas cair tanah, diperoleh nilai Batas
Cair ( LL ) = 54,56 %. Batas cair diperoleh dengan harga kadar air dan jumlah
pukulan digambarkan dalam bentuk grafik.
 Jumlah pukulan sebagai absis
 Kadar air sebagai ordinat.
Setelah diplotkan, maka tariklah garis yang menghubungkan keempat titik
tersebut.
Dari percobaan batas plastis diperoleh hasil sbb :
 Batas Plastis (PL) = 31,13 %
 Index Plastisitas (IP) = 23,32 %
Dari percobaan batas susut diperoleh hasil sbb :
 Batas susut tanah = 29,16 %
 Angka susut = 1,4693 gr/cm3
 Susut volumetrik = 0,761 cm3
 Susut linier = 0,2524
 Berat jenis tanah = 2,4744

5.9 SARAN
Pada praktikum batas plastis, lebih baik tambahkan air sedikit demi sedikit
agar adonan menyerupai pasta yang homogen. Maksudnya, tanah tidak dalam
keadaan basah dan tidak pula dalam keadaan kering.

Anda mungkin juga menyukai