TINJAUAN PUSTAKA
selain bertujuan untuk mengetahui deskripsi visual tanah juga bertujuan untuk
mengambil sampel tanah yang akan diuji. Kondisi tanah yang diambil termasuk tanah
lapangan adalah dalam pengujian Sondir (Dutch Cone Penetrometer Test) dan
pengujian Bor Tangan (Hand Bore). Tanah yang didapat dari praktikum di lapangan
percobaan Kadar Air (Water Content Test), percobaan Berat Volume (Unit Weight),
percobaan Uji Berat Jenis (Specific Gravity Test), percobaan Uji Batas Cair (Liquid
Limit Test), percobaan Uji Batas Plastis (Plastic Limit Test), percobaan Uji Analisis
Analysis Test).
A. Uji Sondir (Dutch Cone Penetrometer Test)
Tujuan dari percobaan sondir adalah untuk mengetahui perlawann penetrasi conus
conus dan jumlah hambatan pelekat. Gaya yang digunakan untuk menekan conus
sondir ke bawah di ukur dengan manometer yang memberikan nilai tekan conus
dalam kg/cm3. Nilai tahanan conus sondir yang terbaca pada manometer
Ada dua buah macam ujung penetrometer yang bias dipakai, yaitu standart tipe
dan fruction sleene atau Edison jacket type. Ujungnya berupa kerucut (conus) 60
dengan luas penampang 10 cm2. Untuk penggunaan tipe standar yang di ukur
hanya perlawanan nilai conus. Penggunaan tipe friction sleene (biconus) nilai
conus dan hambatan pelekat keduanya di ukur. Pada conus telah digerakkan sejauh
4 cm, maka dengan sendirinya akan mengait friction sleene yang kemudian kita
tekankan bersama sama sejauh 4 cm. pembacaan biasanya dapat dilakukan setiap
Uji bor tangan dilakukan untuk memperoleh contoh tanah tak terganggu
merupakan bagian yang utama pada setiap penyelidikan tanah. Ada beberapa cara
untuk mendapatkan lubang lubang bor pada permukaan tanah, salah satunya
adalah dengan menggunakan bor tangan. Bor tangan menggunakan auger pada
ujung bagian bawah dari serangkai stang bor. Bagian atas dari satang bor
mempunyai tungkai yang digunakan untuk mencabut alat bor tersebut. Pada
Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah
dengan berat kering tanah. Setiap tanah mempunyai kadari air yang berbeda
beda, tergantung kondisi tanah. Untuk mengetahui kadari air tanah yang kita
inginkan, dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah dan ditempatkan dalam
container lalu ditimbang (W1). Kemudian sampel tanah tersebut di oven selamma
24 jam dengan temperature (100 150)C. Setelah di oven, kita dapat mengetahui
(W1 W2)
Kadar air =
(W2 Wc)
Uji berat volume dilakukan untuk menentukan berat volume basah dalam keadaan
asli, yaitu perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah. Biasanya berat
volume ini tergantung pada jenis tanah dan rongga tanah yang ada di dalam tanah
tersebut. Cara menentukan berat volume tanah adalah dengan menentukan berat
sejumlah tanah yang isinya diketahui. Untuk tanah asli biasanya dipakai ring yang
dimasukkan di dalam tanah sampai terisi penuh, kemudian atas dan bawahnya
diratakan serta ring dan tanahnya diketahui beratnya, maka berat volume dapat
diketahui.
antara berat butiran tanah dengan berat air suling yang di tentukan dengan cara
mengambil contoh tanah yang akan dicari berat jenisnya kemudian kita bersihkan.
Tanah tersebut dioven selama 24 jam lalu dihancurkan sampai tanah tersebut
menjadi butiran yang lolos saringan no. 200. Butiran yang lolos dari saringan
udara di dalam tanah keluar, lalu tambahkan air suling lagi sampai 2/3 tinggi
picnometer dan timbang. Menimbang pula berat picnometer dengan air setinggi
(W2 W1)
Gs =
(W4 W1) (W3 W2)
Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral dari lempung, maka tanah ini
akan melalui beberapa keadaan tertentu dari keadaan cair sampai keadaan padat.
Bila kandungan air sangat tinggi maka campuran tanah dan air akan menjadi
sangat lembek seperti cairan dan apabila tanah tersebut dibiarkan dalam sampai
kering kembali, sedikit demi sedikit akan melewati keadaan tertentuyang dari cair
sampai padat. Oleh sebab itu atas dasar kandungan air pada tanah dapat
dipisahkan ke dalam empat keadaan dasr, yaitu : padat, semi padat, plastis dan
cair. Kadar air dinyatakan dalam persen dimana terjadi transisi dari keadaan padat
ke semi padat didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limits), jika transisi
terjadi dari keadaan semi padat ke dalam plastis dinamakan batas plasttis (plastic
limit), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair (liquid
limit). Batas batas tersebut dikenal dengan nama Atterberg limit. Nilai batas cair
n tan
LL = ( )
25
Dimana :
tan = 0,121
Batas plastis adalah kadari air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan
plastis. Cara pengujian batas plastis ini sangat sederhana, yaitu dengan cara
menggulung tanah diatas pelat kaca sampai berdiameter 1/8 inci (3 mm) menjadi
retak. Artinya tanah mengalami retak ketika diameter gulungan sekitar 3 mm.
Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair untuk
menghitung Indeks Plastisitasnya (PI). PI merupakan selisih antara batas cair dan
Batas plastis merupakan kadar air dimana suatu tanah berubah sifatnya dari
keadaan plastis menjadi semi padat. Besaran batas plastis biasanya digunakan
Batas plastis
Batas cair
Indeks plastisitas
Kadar air
Batas plastis (plastic limits/PL) : batas terendah kondisi kadar air ketika tanah
Batas cair (liquid limits/LL) : kadar air ketika sifat tanah pada batas dari keadaan
Indeks plastisitas (plasticity index/PI) : selisih antara batas cair tanah dan batas
plastis.
Kadar air : perbandingan berat massa air dalam suatu massa tanah terhadap berat
Batas plastis dihitung berdasarkan persentasi berat air terhadap berat tanah
kering pada benda uji. Pada cara uji ini material tanah diamabil untuk dijadikan
benda uji kemudian dicampur dengan air suling atau air mineral hingga menjadi
yaitu tangan untuk menggulung diatas permukaan yang datar (kaca atau
keramik). Benda uji yang retak ketiuka mencapai diameter 3 mm diambil untuk
diukur kadar airnya. Kadar air yang dihasilkan dari pengujian tersebut
agregat halua dan agregat kasar dengan menggunakan saringan, tujuannya untuk
agregat ialah penentuan presentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set
pembagian butir. Sifat suatu tanah tergantung juga padaukuran butiran, oleh
karena itu pengukuran butiran tanah sangat penting di dalam mekanika tanah
butiran tanah dapat kita lakukan dengan dua cara, yaitu analisis saringan dan
penggetaran sampel tanah melalui satu set saringan ayakan dari yang terbeasr
dengan yang terkecil. Pada saringan kasar ukurunnya ditentukan menurut dimensi
lubangnya. Sedangkan untuk saringan yang lebih kecil lagi, ukuran saringan
Untuk menentukan pembagian ukuran butir dan gradasi tanah maka kita perlu
prinsip sedimentasi butiran tanah ke dalam air bila suatu sampel tanah dilarutkan
ke dalam air, butiran tanah tersebut akan memiliki kecepatan untuk mengendap
yang berbeda beda tergantung pada bentuk ukuran serta beratnya. Prinsip
tersebut didasarkan pada hokum Stokes yang berbunyi butiran yang mengendap
Alat hidrometer yang biasa digunakan adalah 151 H dan 152 H. Analisis
hidrometer sangat efektif untuk memisahkan fraksi tanah sampai dengan ukuran 5
milimeter.