Anda di halaman 1dari 8

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

Praktikum Mekanika Tanah I terdiri dari dua macam pengujian yaitu

pengujian di lapangan dan laboratorium. Praktikum yang dilaksanakan di lapangan

selain bertujuan untuk mengetahui deskripsi visual tanah juga bertujuan untuk

mengambil sampel tanah yang akan diuji. Kondisi tanah yang diambil termasuk tanah

terganggu (disturbed) dan tak terganggu (undisturbed).

Sampel tanah terganggu merupakan sampel tanah yang diambil langsung

menggunakan cangkul yang selanjutnya dikeringkan. Sampel tanah tak terganggu

merupakan sampel tanah yang diambil langsung menggunakan tabung. Pengujian di

lapangan adalah dalam pengujian Sondir (Dutch Cone Penetrometer Test) dan

pengujian Bor Tangan (Hand Bore). Tanah yang didapat dari praktikum di lapangan

digunakan untuk pengujian di laboratorium. Pekerjaan laboratorium, terdiri dari

percobaan Kadar Air (Water Content Test), percobaan Berat Volume (Unit Weight),

percobaan Uji Berat Jenis (Specific Gravity Test), percobaan Uji Batas Cair (Liquid

Limit Test), percobaan Uji Batas Plastis (Plastic Limit Test), percobaan Uji Analisis

Saringan (Sieve Analysis Test), percobaan Uji Analisis Hidrometer (Hydrometer

Analysis Test).
A. Uji Sondir (Dutch Cone Penetrometer Test)

Tujuan dari percobaan sondir adalah untuk mengetahui perlawann penetrasi conus

dan hambatan lekat tanah pada kedalaman tertentu. Percobaan sondir

menggunakan alat penetrometer, alat ini digunakan untuk mengetahui perlawanan

conus dan jumlah hambatan pelekat. Gaya yang digunakan untuk menekan conus

sondir ke bawah di ukur dengan manometer yang memberikan nilai tekan conus

dalam kg/cm3. Nilai tahanan conus sondir yang terbaca pada manometer

menunjukkan kepadatan relative dari suatu tanah yang kita uji.

Ada dua buah macam ujung penetrometer yang bias dipakai, yaitu standart tipe

dan fruction sleene atau Edison jacket type. Ujungnya berupa kerucut (conus) 60

dengan luas penampang 10 cm2. Untuk penggunaan tipe standar yang di ukur

hanya perlawanan nilai conus. Penggunaan tipe friction sleene (biconus) nilai

conus dan hambatan pelekat keduanya di ukur. Pada conus telah digerakkan sejauh

4 cm, maka dengan sendirinya akan mengait friction sleene yang kemudian kita

tekankan bersama sama sejauh 4 cm. pembacaan biasanya dapat dilakukan setiap

20 cm dan hasilnya dinyatakan dnegan grafis.

B. Bor tangan (Hand Bore)

Uji bor tangan dilakukan untuk memperoleh contoh tanah tak terganggu

(undisturbed) untuk di uji di laboratorium, juga untuk mendapatkan gambaran

lapisan tanah berdasarkan jenis, warna melalui pengamatan visual. Boring

merupakan bagian yang utama pada setiap penyelidikan tanah. Ada beberapa cara

untuk mendapatkan lubang lubang bor pada permukaan tanah, salah satunya

adalah dengan menggunakan bor tangan. Bor tangan menggunakan auger pada
ujung bagian bawah dari serangkai stang bor. Bagian atas dari satang bor

mempunyai tungkai yang digunakan untuk mencabut alat bor tersebut. Pada

prinsipnya boring adalah alat untuk mengambil sampel sekaligus untuk

mengetahui susunan dan struktur tanah yang akan di uji.

C. Uji Kadar Air (Water Content Test)

Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah

dengan berat kering tanah. Setiap tanah mempunyai kadari air yang berbeda

beda, tergantung kondisi tanah. Untuk mengetahui kadari air tanah yang kita

inginkan, dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah dan ditempatkan dalam

container lalu ditimbang (W1). Kemudian sampel tanah tersebut di oven selamma

24 jam dengan temperature (100 150)C. Setelah di oven, kita dapat mengetahui

berat keringnya (W2). Kemudiang menimbang container kosong dan didapat

(Wc). kadar air dapat diketahui dengan rumus :

(W1 W2)
Kadar air =
(W2 Wc)

D. Berat Volume (Unit Weight)

Uji berat volume dilakukan untuk menentukan berat volume basah dalam keadaan

asli, yaitu perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah. Biasanya berat

volume ini tergantung pada jenis tanah dan rongga tanah yang ada di dalam tanah

tersebut. Cara menentukan berat volume tanah adalah dengan menentukan berat

sejumlah tanah yang isinya diketahui. Untuk tanah asli biasanya dipakai ring yang

dimasukkan di dalam tanah sampai terisi penuh, kemudian atas dan bawahnya
diratakan serta ring dan tanahnya diketahui beratnya, maka berat volume dapat

diketahui.

Berat Tanah Basah


Berat Volume Tanah =
Volume Ring

E. Uji Berat Jenis (Specific Gravity Test)

Berat jenis tanah dibutuhkan untuk mencari komponen komponen dalam

menentukan kondisi atau keadaan tanah. Berat jenis merupakan perbandingan

antara berat butiran tanah dengan berat air suling yang di tentukan dengan cara

mengambil contoh tanah yang akan dicari berat jenisnya kemudian kita bersihkan.

Tanah tersebut dioven selama 24 jam lalu dihancurkan sampai tanah tersebut

menjadi butiran yang lolos saringan no. 200. Butiran yang lolos dari saringan

dimasukkan kedalam picnometer sebanyak yang ditentukan lalu ditimbang.

Kemudian memberinya air bersih lalu dipanaskan. Pemanasan dihentikan hingga

udara di dalam tanah keluar, lalu tambahkan air suling lagi sampai 2/3 tinggi

picnometer dan timbang. Menimbang pula berat picnometer dengan air setinggi

2/3. Berat jenis dapat diketahui dengan rumus :

(W2 W1)
Gs =
(W4 W1) (W3 W2)

F. Uji Batas Cair (Liquid Limit Test)

Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral dari lempung, maka tanah ini

akan melalui beberapa keadaan tertentu dari keadaan cair sampai keadaan padat.

Bila kandungan air sangat tinggi maka campuran tanah dan air akan menjadi

sangat lembek seperti cairan dan apabila tanah tersebut dibiarkan dalam sampai
kering kembali, sedikit demi sedikit akan melewati keadaan tertentuyang dari cair

sampai padat. Oleh sebab itu atas dasar kandungan air pada tanah dapat

dipisahkan ke dalam empat keadaan dasr, yaitu : padat, semi padat, plastis dan

cair. Kadar air dinyatakan dalam persen dimana terjadi transisi dari keadaan padat

ke semi padat didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limits), jika transisi

terjadi dari keadaan semi padat ke dalam plastis dinamakan batas plasttis (plastic

limit), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair (liquid

limit). Batas batas tersebut dikenal dengan nama Atterberg limit. Nilai batas cair

dapat ditentukan secara teoritis, yaitu :

n tan
LL = ( )
25

Dimana :

n = jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan selebar 0,5

inci pada dasar contoh tanah yang diletakkan dalam mangkuk

kuningan dari alat uji batas cair.

tan = 0,121

= kadar air pada ketukan ke-n

G. Uji Batas Plastis (Plastic Limit Test)

Batas plastis adalah kadari air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan

plastis. Cara pengujian batas plastis ini sangat sederhana, yaitu dengan cara

menggulung tanah diatas pelat kaca sampai berdiameter 1/8 inci (3 mm) menjadi

retak. Artinya tanah mengalami retak ketika diameter gulungan sekitar 3 mm.

Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair untuk
menghitung Indeks Plastisitasnya (PI). PI merupakan selisih antara batas cair dan

batas plastis suatu tanah.

Batas plastis merupakan kadar air dimana suatu tanah berubah sifatnya dari

keadaan plastis menjadi semi padat. Besaran batas plastis biasanya digunakan

untuk menentukan jenis, sifat dan klasifikasi tanah.

Batas plastis

Batas cair

Indeks plastisitas

Kadar air

Uraian dari keempat macam istilah diatas, yaitu :

Batas plastis (plastic limits/PL) : batas terendah kondisi kadar air ketika tanah

masih dalam keadaan plastis.

Batas cair (liquid limits/LL) : kadar air ketika sifat tanah pada batas dari keadaan

cair menjadi pastis.

Indeks plastisitas (plasticity index/PI) : selisih antara batas cair tanah dan batas

plastis.

Kadar air : perbandingan berat massa air dalam suatu massa tanah terhadap berat

massa partikel padatnya dan dinyatakan dalam persen (%).

Batas plastis dihitung berdasarkan persentasi berat air terhadap berat tanah

kering pada benda uji. Pada cara uji ini material tanah diamabil untuk dijadikan

benda uji kemudian dicampur dengan air suling atau air mineral hingga menjadi

cukup plasti untuk digulung/dibentuk bulat panjang dengan diameter 3 mm.


metode pemilihan/penggulungan dapat dilakukan dengan anggota tunuh kita

yaitu tangan untuk menggulung diatas permukaan yang datar (kaca atau

keramik). Benda uji yang retak ketiuka mencapai diameter 3 mm diambil untuk

diukur kadar airnya. Kadar air yang dihasilkan dari pengujian tersebut

merupakan batas plastis tanah tersebut.

H. Uji Analisis Saringan (Sieve Analysis Test)

Uji analisis saringan dilakukan untuk menentukan pembagian butir (gradasi)

agregat halua dan agregat kasar dengan menggunakan saringan, tujuannya untuk

memperoleh distribusi besaran atau jumlah presentase butiran. Analisis saringan

agregat ialah penentuan presentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set

saringan kemudian angka angka presentase di gambarkan pada grafik

pembagian butir. Sifat suatu tanah tergantung juga padaukuran butiran, oleh

karena itu pengukuran butiran tanah sangat penting di dalam mekanika tanah

sebagai dasar untuk mengklasifikasikan tanah tersebut. Dalam penentuan ukuran

butiran tanah dapat kita lakukan dengan dua cara, yaitu analisis saringan dan

analisis hidrometer. Analisis saringan dikerjakan dengna cara pengayakan dan

penggetaran sampel tanah melalui satu set saringan ayakan dari yang terbeasr

dengan yang terkecil. Pada saringan kasar ukurunnya ditentukan menurut dimensi

lubangnya. Sedangkan untuk saringan yang lebih kecil lagi, ukuran saringan

ditentukan berdaasarkan jumlah kawat per-inci.


I. Uji Analisis Hidrometer (Hydrometer Analysis Test)

Untuk menentukan pembagian ukuran butir dan gradasi tanah maka kita perlu

melakukan analisi secara hydrometer. Analisis hydrometer didasarkan pada

prinsip sedimentasi butiran tanah ke dalam air bila suatu sampel tanah dilarutkan

ke dalam air, butiran tanah tersebut akan memiliki kecepatan untuk mengendap

yang berbeda beda tergantung pada bentuk ukuran serta beratnya. Prinsip

tersebut didasarkan pada hokum Stokes yang berbunyi butiran yang mengendap

dalam cairan mempunyai kecepatan mengendap yang tergantung pada diameter

butir dan kerapatan butir dalam cairan.

Alat hidrometer yang biasa digunakan adalah 151 H dan 152 H. Analisis

hidrometer sangat efektif untuk memisahkan fraksi tanah sampai dengan ukuran 5

milimeter.

Anda mungkin juga menyukai