Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

TES ATTERBERG LIMIT (BATAS CAIR DAN BATAS PLASTIS)

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


a. Mencari kadar air pada liquid limit (batas cair) dari sampel tanah. Hasil uji batas ini
dapat diterapkan untuk menetukan konsistensi perilaku material dan sifatnya pada
tanah kohesif, dimana konsistensi tanah tergantung dari nilai batas cairnya. Disamping
itu, nilai batas cair ini dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks plastisitas tanah
yaitu nilai batas cair dikurangi dengan nilai batas plastis.

b. Mencari kadar air pada plastic limit (batas plastis) dari sampel tanah atau
untuk menentukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam keadaan
plastis, dan angka Indeks Plastisitas suatu tanah

1.2 DASAR TEORI


a. Tes Batas Cair (Liquid Limit)
Menyatakan kadar air minimum dimana tanah masih dapat mengalir di bawah
beratnya atau kadar air tanah pada batas antara keadaan cair ke keadaan plastis. Uji
batas cair lebih baik dilakukan setidaknya 4 kali pada tanah yang sama tetapi
pada kadar air yang berbeda-beda. Sehingga jumlah pukulan N, yang dibutuhkan
untuk menutup goresan bervariasi. Kadar air dari tanah dalam persen dan jumlah
pukulan digambarkan dalam grafik semi-log. Hubungan antara kadar air dan log N
dapat dianggap sebagai suatu hubungan garis lurus. Kadar air yang bersesuaian
dengan N=25, yang ditentukan dari kurva aliran, adalah batas cair dari tanah
yang bersangkutan.

di mana : w = kadar air (%)


berat air = berat tanah basah – berat tanah kering (gram)
b. Tes Batas Plastis [Plastic Limit (PL)]
Menyatakan kadar air minimum dimana tanah masih dalam keadaan plastis atau
kadar air minimum dimana tanah dapat digulung gulung sampai diameter 3,1 mm (1/8
inchi) menjadi retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari keplastisan
suatu tanah. Indeks plastisitas [Plasticity Index (PI)] adalah perbedaan antara batas
cair dan batas platis suatu tanah. Indeks plastis adalah indicator daya dukung
tanah atau batas ukuran kadar air dimana tanah tetap tinggal dalam keadaan plastis.
IP juga merupakan parameter penting sebagai tolak ukur stabilitas tanah sebagai
tanah dasar.
PI = LL – PL
Semakin besar nilai indeks plastisitas maka semakin besar kemungkinan tanah
berada dalam kondisi plastis. Sehingga, semakin besar indeks plastisitas tanah, maka
akan semakin tidak kondusif terhadap bangunan sipil karena sifatnya yang plastis. IP
> 25 daya dukung tanah rendah IP < 25 daya dukung tanah tinggi

1.3 METODE
a. ALAT DAN BAHAN
TES BATAS CAIR
- Satu set alat yang digunakan untuk Tes Liquid Limit
- Alat pembuat alur
- Cawan
- Penampan datar (besar) untuk mengaduk tanah
- Pisau spatula
- Oven
- Timbangan yang mempunyai ketelitian minimal 0.1 gram
- Botol plastik
- Kapi untuk mencampur tanah

TES BATAS PLASTIS


- Mangkok porselin besar, untuk mencampur dan mengaduk tanah
- Pisau spatula
- Botol plastik
- Cawan
- Pelat kaca untuk ”menggelintir” tanah
- Timbangan yang mempunyai ketelitian minimal 0.1 gram
b. CARA KERJA
TES BATAS CAIR
1. Tanah harus diayak dulu dengan saringan No. 40. Ambil tanah yang lolos saringan
No:40.
Saringan No: 40
Air

Diambil sebagian ditaruh Kap


i
diatas plat kaca

Penampan untuk
mengaduk tanah
Pa
Tanah yang lolos ayakan no:n40
Tanah yang lolos saringan No: 40, kemudian
diaduk dengan air hingga merata dan kelihatan
agak lembek dan siap untuk ditest. Bila terlalu
lembek dapat ditambahkan tanah di atasnya.

2. Lepaskan mangkokan kuningan pada alat test liquid-limit. Tanah yang sudah
lembek dimasukkan ke mangkokkan kuningan dan permukaan tanah dibuat rata
dengan pisau spatula. Tebal tanah yang terendam + 8 mm, sesuai ukuran alat ”
colet”

Mangkokan yang
dapat dilepas

11 mm 2 mm

Bentuk alat “colet”

8 mm
3. Kemudian dengan alat “colet” dibuat alur dengan ukuran seperti gambar di bawah
ini. Alat ini diketuk-ketuk sehingga alur tertutup minimal sepanjang 12,7 mm (=
0.5 inches) seperti gambar di bawah ini (dilihat dari depan dan dari atas). Jumlah
ketukan tergantung dari jumlah air yang diberikan kepada contoh tanah.
Diusahakan diatas 25 ketukan ada 2 macam kadar air dan dibawah 25 ketukan juga
2 macam kadar air.

4. Setiap selesai percobaan diambil sedikit tanah dan diletakkan pada cawan yang
sudah diketahui beratnya = W1 dan kemudian cawan + tanah ditimbang yang
beratnya = W2. Cawan + tanah kemudian dikeringkan dengan oven dan setelah
kering ditimbang yang beratnya = W3.

Tanah yang diambil dari


mangkokan kuningan

Cawan + tanah ditimbang

Berat cawan = W1 Timbangan


Berat cawan + tanah = W2

Dioven sampai kering

Setelah kering dikeluarkan dari


oven dan ditimbang beratnya = W3

Kemudian dihitung kadar airnya =


water content=
W2  W3 
wc (%)   100%
W3  W1 

5. Pekerjaan ini diulang hingga kurang-lebih 4 kali dengan kadar air yang berbeda
yaitu 2 percobaan di atas 25 ketukan dan 2 percobaan di bawah 25 ketukan,
kemudian dihitung kadar airnya, misal :
Percobaan 1 wc1 %
Percobaan 2  wc 2 %
Percobaan 3  wc 3 % dan
Percobaan 4  wc 4 %
Catatan :
a) Sebaiknya pengujian dimulai dari tanah dengan kadar air paling kering (pada Butir
5, mulai dengan wc1 %). Setiap kali sesudah diuji pada tanah ditambahkan air
sehingga kadar airnya meningkat (wc2 %). Demikian seterusnya ditambah air lagi
menjadi wc3 % dan wc4%. Jadi wc1 < wc2 < wc3 < wc4
b) Pengujian boleh dilakukan terhadap 3 (tiga) benda uji saja sebagai berikut :
- satu benda uji untuk jumlah ketukan di atas 25, dua benda uji di bawah 25; atau
- dua benda uji untuk jumlah ketukan di atas 25, satu benda uji di bawah 25

Dapat dilihat pada grafik di bawah ini

wc4

wc3
Kadar air tepat pada N=25
W c = LL = Batas Cair disebut Liquid-Limit (LL) =
Batas Cair

TES BATAS PLASTIS


1. Tanah supaya diayak dulu dengan saringan No. 40. Ambil contoh tanah yang
telah dikeringkan dan lolos ayakan No: 40.
Saringan No: 40
Air
Tanah diambil sedikit dan ditaruh
di atas mangkok porselen dan
Kapi
diberi air sedikit-sedikit

Pan

Tanah yang lolos ayakan no: 40 Mangkok porselin


besar
Tanah diaduk-aduk hingga merata dan apabila tanah
tersebut masih lembek sekali, maka dapat
ditambahkan tanah kering dan diaduk-aduk lagi
hingga agak keras supaya dapat digelintir
Diambil sedikit untuk digelintir di atas plat kaca hingga pecah-pecah pada
diameter 3 mm. Kalau belum bisa, maka tanah ditambah air lagi sembari diremas-
remas lagi sehingga menambah kelembekannya, kemudian digelintir lagi
sehingga pada diameter 3 mm sudah mulai timbul retak-retak.
Catatan
- Digelintir : digulung-gulung dengan menggunakan jari tangan, arah bolak
Balik
- Kondisi kadar air sesuai dengan Batas Plastis adalah bila tanah pada saat
digelintir menjadi diameter 3.0 mm, tepat mulai retak-retak. Bila kadar air
lebih tinggi ( lebih basah) dari Batas Plastis, tanah dapat digelintir menjadi 3.0
mm tanpa retak. Bila kadar air tanah lebih rendah (lebih kering) dari Batas
Plastis, tanah sudah akan retak-retak sebelum diameter mencapai 3.0 mm.
2. Gelintiran tanah yang retak-retak dengan diameter 3 mm ini dikumpulkan dalam
cawan yang sudah diketahui beratnya.

Gelintiran tanah dikumpulkan


dalam cawan

Berat cawan = W1
Gelintiran 3 mm yang
sudah retak-retak

Plat kaca untuk Cawan + gelintiran tanah


menggelintir tanah ditimbang beratnya = W2

Cawan + tanah
dipanaskan dalam
oven
Setelah kering cawan + tanah dikeluarkan dari
oven dan ditimbang beratnya = W3

W2  W3 
Jadi kadar air tanah = wc (%) =  100% = Plastic-Limit = PL
W3  W1 
Indeks Plastis = Plasticity Indeks = IP = LL - PL
1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Batas Cair
No. Cawan C1 C2 C3
Berat Cawan Gram 12 11,7 11,5
Berat Cawan + tanah
Gram 48,09 47,76 49,22
basah
Berat Cawan + tanah
Gram 29,02 29,08 29,5
kering
Berat air Gram 19,07 19,14
Jumlah pukulan 25 18 30
Kadar cair % 1,12 1,07 1,063

Perhitungan :
a. C1 = berat air = berat tanah basah – berat tanah kering
= (48,09-12) – (29,02-12)
= 36,09 – 17,02
= 19,07 gram

W% = Berat air/berat tanah kering x 100%

= 19,07/17,02 x 100%

= 1,12 %

b. C2 = berat air = berat tanah basah – berat tanah kering


= (47,76-11,7) – (29,08-11,7)
= 36,06 – 17,38
= 18,68gram

W% = Berat air/berat tanah kering x 100%

= 18,68/17,38 x 100%

= 1,07%

a. C3 = Berat air = berat tanah basah – berat tanah kering


= (49,22-11,5) – (29,5-11,5)
= 37,72 – 18
= 19,72 gram

W% = Berat air/berat tanah kering x 100%

= 19,14/18 x 100%

= 1,063%
2. Batas Plastis
No. Cawan C1 C2 C3
Berat cawan kosong Gram 11,5 11,3 12
Berat cawan + tanah basah Gram 16,8 16,1 15,8
Berat cawan + tanah kering Gram 12,8 12,3 12,6
Tanah basah Gram 5,3 4,8 4,0
Tanah kering Gram 1,3 1,0 0,8
Berat air Gram 4 3,8 3,2
Kadar air % 3,07 3,8 4,0
Batas Plastis

Rata rata batas plastis kadar air tanah dari ketiga sampel cawan diatas, yaitu :
PL = sampel 1+ sampel 2 + sampel 3
3
PL = 6,83% + 3,8% + 4,85%
3
PL = 5,16 %

Maka indeks plastisnya adalah :


IP = LL – PL
= 3,253 - 3,383
= -0,13 %

1.5 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa praktikan telah mampu menentukan
nilai batas cair dan batas plastis, serta dapat pula menentukan indeks plastisitas dari suatu sampel
tanah. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai batas cair, batas plastis dan indeks platisitas.
Untuk Hasil Indeks plastisitas adalah -0,13 kelompok kita menyimpulkan bahwa tanah ini kurang air.

1.6 REFERENSI
a. ASTM D423-66
b. SNI 03-1966-1990

1.7 LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1. Tanah diketuk sesuai jumlah
ketukannya
2. Gambar tanah setelah
beberapa kali ketukan

3. Ditengah tengah di ambil


tanah untuk dibuat uji
plastis

4. Gambar setelah diambil


tengah tengah tanah

Anda mungkin juga menyukai