Oleh :
Tim Geoteknik Polban
PI LL PL
•Batas Susut (Shringkage Limit/SL)
Suatu tanah akan menyusut apabila air yang dikandung secara perlahan-lahan
hilang dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terus menerus, tanah akan mencapai
suatu tingkat keseimbangan dimana pemambahan kehilangan air tidak akan
menyebabkan perubahan. Kadar air dinyatakan dalam persen, dimana perubahan
volume adalah perubahan massa tanah berhenti, didefinisikan sebagai batas susut
(Shringkage limit).
Batas susut dapat ditentukan sebagai berikut dengan cara :
dimana : w1 = kadar air mula-mula pada saat ditempatkan di dalam mangkok uji batas susut.
∆w1 = Perubahan kadar air (antara kadar air mula-mula dan kadar air pada batas susut
SL w1 (%) w(%)
Tetapi :
m1 m 2
w 1 (%) x100
m2
Dimana : m1 = massa tanah basah dalam mangkok pada
saat permulaan pengujian (gram)
m2 = massa tanah kering (gram)
Selan itu :
Δw(%)
V1 Vf . .ω
x100
m2
dimana : V1 = volume contoh tanah basah pada saat permulaan
pengujian (volume mangkok, cm3 )
Vf = volume tanah kering sesudah dikeringkan di dalam
oven (gr/cm3)
Dengan menggabungkan persamaan-persamaan di atas maka didapat :
m1 m 2 Vi Vf ρω
SL 100 100
m2 m2
Harga-harga batas Atterberg untuk Mineral Lempung :
Mineral Batas cair Batas Plastis Batas Kerut
Nontronite 37 – 72 19 – 27
Illite 60 – 120 35 – 60 15 – 17
Kaolinite 30 – 110 25 – 40 25 – 29
Halloysite terhidrasi 50 – 70 47 – 60
Halloysite 35 – 55 30 – 45
Chlorite 44 – 47 36 – 40