Anda di halaman 1dari 10

MEKANIKA TANAH

BAB V
ANALISA HIDROMETER

5.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir halus,yaitu
lanau dan lempung.
2. Untuk keperluan mengklasifikasikan tanah berdasarkan gradasinya.

5.2 Teori Dasar


Analisa hydrometer adalah cara yang didasarkan atas kecepatan
pengendapan untuk menganalisa distribusi ukuran butiran tanah berbutir
halus, dengan ukuran butir 0,075 mm sampai 0,001 mm (lolos saringan
No.200). Kecepatan mengendap tergantung ukuran butiran, semakin besar
ukurannya, semakin cepat mengendap. Menurut hukum Stokes, kecepatan
mengendap:
 S  W 2
V = D ...(Pers 5.1)
18
Dimana : V = Kecepatan mengendap (cm/det).
γs = Berat isi partikel tanah = ρsx g.
γw = Berat isi air = ρwx g.
η = kekentalan air, poise (dyne×det / cm3 ).
D = Diameter partikel tanah (cm).
Sehingga nilai D dapat dicari dengan :

18  v 18 L
D =  ...(Pers 5.2)
 S  W  S  W t

jarak L
Dimana : v = kecepatan, 
waktu t
L = Kedalaman efektif yang diukur.
t = Lamanya pengendapan berlangsung.

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

18 L
sehingga, D = atau bila t dalam menit, L dalam cm dan D
(Gs  1) W t

30 L
dalam mm, η dalam poise maka D = , kalau pembacaan
(Gs  1) W t

hydrometer dalam larutan adalah Rh maka % tanah yang terlarut (belum


mengendap) = % tanah yang ukuran butirannya lebih halus dari diameter
efektif D yang diukur. Persen tanah terlarut dihitung dengan rumus :

1. Untuk hidrometer No. 151 (mengukur berat jenis larutan) :


1000 Gs
P = ( Rc  1) 100% ...(Pers 5.3)
WS Gs  1
Dimana,
Rc = Rh – x + Cr
x = koreksi bahan dispersi, cm = koreksi meniskus,
CT = koreksi temperatur

2. Untuk hidrometer No.152 (mengukur kosentrasi larutan, gram/liter) :


Rc Gs(1,65)
P =  a  100 % a = ...(Pers 5.4)
Ws (Gs  1)2,65
Dimana : P = Persen dengan ukuran< D
Ws = Berat total contoh tanah kering oven yang digunakan
Gs = Berat jenis butir
Rh = Pembacaan hydrometer dalam larutan
Rc = Pembacaan hydrometer terkoreksi
Kedalaman efektif yang diukur, L dapat ditentukan sebagai berikut :
Agrat = Luas penampang silinder pengendapan
Vb = Volume hidrometer, ditentukan sebagai berikut :
1. Mengisi silinder dengan air suling, dan membaca skala volume,
misalnya V1
2. Memasukkan hydrometer dan membaca skala volume, misalnya V2
3. Maka Vb = V2 - V1

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

5.2.1 Koreksi Meniskus (Cm) :


Pembacaan hydrometer dilakukan pada puncak meniscus sehingga
perlu dikoreksi dengan kenaikan meniskus, (cm bernilai +). Lihat
gambar diatas. Untuk menghitung kedalaman efektif, L digunakan R
= Rh + cm

5.2.2 Koreksi Suhu(CT):


Hidrometer dikalibrasi pada suhu 20ºC sehingga untuk temperature
saat pengujian bukan 20ºC, perlu dikoreksi. Bila suhu lebih besar
20ºC, Ra lebih kecil dari yang seharusnya, sehingga koreksi suhunya
bernilai +, dan sebaliknya.

5.2.3 Koreksi Reagent (Larutan Dispersi) X :


Larutan disperse menaikkan Rh, sehingga koreksinya bernilai
negatif.

Caranya :
1. Melakukan pembacaan hydrometer dalam air suling = Rd
2. Melakukan pembacaan hydrometer dalam air suling yang
dicampur dengan larutan dispersi, Rr.
3. Maka x = Rr – Rd

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

5.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan


1. Tabung pengendapan (hidrometer jar) kapasitas 1000 ml.
2. Hidrometer dengan skala kosentrasi 5 – 60 gram/liter (No.152 H) atau
skala berat jenis larutan 0,995 – 1,038 (No 151 H).
3. Cawan untuk larutan dan pengaduk (Mixer).
4. Bak perendam (untuk mengatur temperature).
5. Thermometer 0 - 50ºC, ketelitian C, 1ºC.
6. Stopwatch.
7. Oven dengan pengatur suhu 110 ± 5ºC.
8. Gelas ukur 50 – 100 ml.
9. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
10. Saringan No.200 (untuk tanah yang mengandung butiran kasar).
11. Bahan : Dispersion agent (Sodium Hexa-metaphosphate, NaPo3 (calgon),
sodium silikat (Na2SiO3) yang disebut waterglass.

5.4 Persiapan Sampel


1. Untuk tanah yang mengandung butiran kasar (80% lolos saringan
No.200), melakukan langkah persiapan sampel seperti pada langkah 4.4
percobaan analisa saringan secara basah di atas. Mengambil tepat 50
gram berat kering oven dari sampel yang lolos saringan N0.200 ,untuk
pengujian hidrometer.
2. Untuk tanah yang lolos saringan No.200 80%, langsung diambil tepat 50
gram kering oven.
3. Mengambil 50 gram contoh tanah kering oven dari langkah No 1 atau No
2 di atas, aduk sampai merata dengan 125 ml larutan 4 % NaPO3 (40
gram/ liter Sodium Metaphosphate).
4. Membiarkan selama 24 jam agar ikatan/kohesi antar butir dihilangkan,
dan semua gumpalan – gumpalan dipisahkan butirannya.

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

5.5 Cara Melakukan Percobaan


1. Memasukkan larutan tanah seluruhnya kedalam mangkuk pengaduk dan
menambahkan air suling hingga mencapai 1/2 dari volume mangkuk dan
aduk merata selama 15 menit, dengan menggunakan pengaduk listrik.
2. Menuang seluruhnya kedalam silinder pengendapan dan menambahkan
air suling hingga larutan menjadi 1000 ml, menutup rapat mulut tabung
dengan telapak tangan dan mengocok dalam arah mendatar selama 1
menit.
3. Segera setelah dikocok, meletakkan tabung bersamaan dengan
menjalankan stopwatch dan memasukkan hidrometer. Membaca
hydrometer pada menit ke 1/2 , 1 dan 2 menit.
4. Mengangkat hidrometer, membersihkan dan memindahkan ketabung
control yang berisi air suling. Meletakkan kedua tabung dalam bak
perendam untuk menjaga temperaturnya sama dan konstan.
5. Memasukkan kembali hydrometer kedalam larutan dan melakukan
pembacaan untuk menit ke 5, 15,30 dan pada jam ke 1, 4 dan 24 jam.
Setiap kali selesai pembacaan, lakukan langkah g di atas. Proses
memasukkan dan mengangkat hydrometer masing – masing selama 10
detik.
6. Mengukur suhu larutan pada setiap melakukan pembacaan hidrometer.
7. Kalau sampai tidak disaring dengan saringan No.200 pada tahap awal,
menuangkan sekarang seluruh larutan tanah dalam silinder di atas
saringan No.200.

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

Tabel 5.1. Nilai L (Efective Depth) Untuk Hidrometer 152 H

Bacaan Hidrometer Efective Bacaan Hidrometer


Efective Depth
Terkoreksi Oleh Depth Terkoreksi Oleh Meniskus
Meniskus ( R ) (L (Cm)) (R) (L (Cm))
0 16.03 29 11.05
1 16.01 30 11.04
2 16 31 11.02
3 15.08 32 11.01
4 15.06 33 10.09
5 15.05 34 10.07
6 15.03 35 10.05
7 15.02 36 10.04
8 15 37 10.02
9 14.08 38 10.01
10 14.07 39 09.09
11 14.05 40 09.07
12 14.03 41 09.06
13 14.02 42 09.04
15 13.08 43 09.02
16 13.07 44 09.01
17 13.05 45 08.09
18 13,3 46 8,8
19 13,2 47 8,6
20 13 48 8,4
21 12,9 49 8,3
22 12,7 50 8,1
23 12,4 51 7,9
24 12,2 53 7,6
25 12 54 7,4
26 11,9 55 7,3
27 11,9 56 7,1
28 11,7 57 7
(Sumber : Buku Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip rekayasa geoteknis)

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

Tabel 5.2. Koreksi (Ct) TerhadapTemperatur

Temperatur (°C) Ct

15 -1.10

16 -0.90

17 -0.70

18 -0.50

19 -0.30

20 0.0

21 0.20

22 0.40

23 0.70

24 1.00

25 1.30

26 1.65

27 2.00

28 2.50

29 3.05

30 3.08

(Sumber : Buku Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip rekayasa geoteknis)

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

5.8 Analisa Grafik


5.8.1 Grafik hubungan antara ukuran butiran Vs % Lolos kumulatif
1. Grafik diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik dari
data ukuran butiran dan persen lolos kumulatif.
2. Grafik hubungan antara ukuran butiran Vs persen lolos kumulatif
adalah berbanding lurus, artinya semakin besar ukuran butiran
maka semakin besar pula persen lolos kumulatif.
5.8.2 Grafik hubungan antara ukuran butir Vs % Finer
1. Grafik diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik dari
data ukuran butiran dan persen finer.
2. Grafik hubungan antara ukuran butiran Vs persen finer adalah
berbanding lurus, artinya semakin besar ukuran butiran maka
semakin besar pula persen finer.
3. Grafik hubungan antara diameter butiran dan persen finer bukan
terbentuk dari hasil regresi
5.8.3 Grafik gabungan antara analisa saringan dan analisa hidrometer
1. Grafik diperoleh dengan cara menghubungkan semua titik dari
data ukuran butiran dan persen lolos kumulatif dari hasil analisa
saringan maupun analisa hidrometer.
2. Grafik hubungan antara ukuran butiran Vs persen lolos kumulatif
dari gabungan antara analisa saringan dengan analisa hydrometer
adalah berbanding lurus, artinya semakin besar ukuran butiran
maka semakin besar pula persen lolos kumulatif.

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

5.9 Kesimpulan dan Saran


5.9.1 Kesimpulan
1. Pengujian analisa hydrometer dilakukan untuk tanah berbutir
halus atau tanah yang lolos saringan No.200 atau ukuran 0,075
mm.
2. Dari hasil percobaan, diperoleh data pada waktu (t) = 0,5 menit,
pembacaan hydrometer (Rh) = 40, diperoleh butiran tanahnya
berdiameter (D) = 0,058 mm. Sedangkan dari hasil percobaan
diperoleh data pada waktu (t) = 60 menit, pembacaan hydrometer
(Rh) = 29, diperoleh butiran tanahnya berdiameter (D) = 0,006
mm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil diameter butiran
tanah, semakin lambat kecepatan pengendapan dengan lebih
lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses pengendapan tanah
tersebut.
3. Pengujian analisa hydrometer dilakukan untuk menentukan
distribusi ukuran butiran tanah yang berbutir halus dengan nilai D
yang berkisar antara 0,006 mm – 0,058 mm dan nilai % finer
kumulatif berkisar antara 71,20 % - 94,89 %

5.9.2 Saran
1. Dalam pembacaan hidrometer, disarankan antara waktu dan
pembacaan hydrometer dilakukan dengan tepat, agar data yang
diperoleh lebih akurat.
2. Setelah penggetaran pada analisa saringan, saringan harus
dibersihkan dengan teliti sehingga butiran halus pada saringan
tidak banyak hilang atau terbuang.
3. Mengetahui bagaimana cara mengklasifikasikan tanah
berdasarkan gradasinya.
4. Mengikuti aturan daro labolatorium selama praktikum
berlangsung, untuk menghindari terjadinya berbagai kesalahan.

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121


MEKANIKA TANAH

5.10 Gambar Alat Percobaan

Gambar 5.1. Alat Pengujian Hidrometer


Keterangan :
1. Tabung Pengendapan (Hidrometer jar)
2. Bak Perendam
(Sumber : Dokumentasi Praktikum Mekanika Tanah I, 2020)

Gambar 5.2. Stopwatch


(Sumber : Dokumentasi praktikum Mekanika Tanah I, 2020)

AJI SETIAWAN ARSJAD F 111 19 121

Anda mungkin juga menyukai