Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTIKUM

LIMNOLOGI (IKU 1204)

Oleh :

Tim Dosen Limnologi Akuakultur

Tim Asisten Limnologi Akuakultur

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

2022
Acara 1. Membuat Peta Morfometrik Danau/Waduk

Pendahuluan

Danau atau waduk merupakan salah satu bentuk perairan di daratan yang berpotensi
digunakan sebagai tempat budidaya ikan. Teknik budidaya pada jenis perairan ini dapat
berupa karamba jaring apung maupun dengan model tancap. Penentuan teknologi budidaya,
termasuk jenis ikan yang dibudidayakan dipengaruhi oleh karakteristik dan morfometri dari
badan air tersebut.

Tujuan

1. Membuat peta morfometrik dan karakteristik danau atau waduk dengan teknik
sederhana
2. Menentukan potensi suatu danau/waduk untuk kegiatan budidaya ikan

Cara Kerja

1. Tentukan titik awal (T0) untuk membuat peta danau/waduk (pilih lokasi paling mudah,
atau dapat juga lokasi inlet atau outlet)
2. Tentukan titik-titik tertentu (Tn) di pinggir danau/waduk yang dapat menggambarkan
bentuk danau.
3. Lakukan pengukuran sudut menggunakan kompas dengan cara menembak arah dari
T0 terhadap Tn. Seorang praktikan bertugas menentukan sudut dengan kompas dari
T0, dan seorang praktikan lain membawa tongkat sebagai sasaran tembak di Tn.
4. Lakukan pengukuran jarak dari T0 ke T1, dilanjutkan T1 ke T2, dst. Pengukuran
dapat dilakukan menggunakan meteran gulung atau asumsi langkah.
5. Hasil pengukuran ditabulasikan kemudian diterapkan dalam bentuk gambar.
6. Menghitung luas permukaan danau/waduk dengan metode kertas grafik.
a. Merepresentasikan peta yang diperoleh pada kertas grafik dengan menggunakan
skala (ukuran skala ditentukan berdasarkan luas kertas grafik yang tersedia).
b. Menghitung jumlah kotak/bujursangkar didalamm area peta. Jika terdapat bujur
sangkar yang terpotong maka dihitung ½, ⅓, atau ¼ (disesuaikan dengan ukuran
yang terpotong.
c. Menjumlahkan bujur sangkar dalam peta kemudian mengkalikan dengan skala
yang telah ditentukan. Perlu diingat bahwa ukuran danau/waduk sebenarnya
adalah hasil perkalian dari skala pada kertas grafik dan skala pada peta.
7. Menentukan karakteristik danau/waduk berdasarkan peta dan luas permukaan yang
diperoleh.
Pengamatan

Tabulasi Data Pengukuran Sudut dan Jarak


Titik Sudut (0) Jarak (m)
Tn ke Tn+1
T0 0 0
T1
T2
T3
dst

Tabulasi Morfomerti Permukaan Danau


Parameter Satuan atau Metode Hasil
Rumus
Panjang garis tepi SL Keliling danau
Panjang maksimum Lmax Jarak terjauh antara 2 titik pada permukaan
Panjang maksimum Le Panjang maksimum tanpa melewati halangan
efektif
Lebar maksimum Wmax Jarak 2 titik terjauh yang tegak lurus Lmax
Lebar maksimum We Jarak 2 titik terjauh yang tegak lurus Le
efektif
Luas permukaan Ao Menggunakan kertas grafik (menghitung jumlah
bujur sangkar)
Lebar rata-rata W̅ = Ao/Lmax

Analisa dan Pembahasan

1. Melengkapi tabulasi dan membuat peta morfometri danau/waduk


2. Membuat analisa potensi danau/waduk tersebut untuk budidaya ikan berdasarkan
data-data yang diperoleh.
Acara 2. Menentukan Status Trofik Danau/Waduk

Pendahuluan

Status trofik merupakan suatu keadaan yang menggambarkan produktivitas primer danau.
Status trofik dapat diketahui dari karakteristik fisik (transparansi dan sedimentasi),
karakteristik kimia (rasio nitrogen-fosfor, konsentrasi oksigen dan pH) dan karakteristik
biologi (densitas dan diversitas fitoplankton, kandungan klorofil). Danau bertipe oligotrof
relatif dalam, diversitas tinggi dan densitas yang rendah. Sebaliknya danau eutrof umumnya
relatif dangkal, diversitas rendah namun densitas air tinggi.

Tujuan

1. Mengetahui status trofik danau berdasarkan karakteristik fisik, kimia dan biologi.
2. Menganalisa proses eutrofikasi danau berdasarkan status trofik danau.

Cara Kerja

1. Menentukan titik pengamatan pada danau (minimal pada bagian inlet, tengah dan
outlet)
2. Mengukur parameter fisika, kimia dan biologi pada danau
Parameter Metode/Alat Cara Kerja
Suhu Termometer 1. Masukkan ujung termometer yang ber-Hg kedalam air selama 2-3
air raksa (Hg) menit agar mencapai suhu sesuai keadaan sesungguhnya
2. Baca dan catat suhu yang ditunjukkan pada termometer.
3. Pembacaan suhu dilakukan saat ujung termometer masih ada
didalam air
Kekeruhan Turbidity 1. Pengukuran menggunakan alat Turbiditimeter merk Lutron TU-
meter 2016
2. Turbiditimeter dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan standar
(0 NTU dan 100 NTU)
3. Kuvet diisi dengan air sampel, diukur dan dicatat hasilnya.

Kecerahan Secci disk 1. Masukkan secchi disc ke dalam air secara perlahan hingga batas
tidak tampak pertama kali dan dicatat kedalamannya sebagai
(d1).
2. Lanjutkan memasukkan secchi disc sampai tidak terlihat sama
sekali.
3. Secara perlahan tarik secci disk kembali ke permukaan sampai
nampak pertama kali dan dicatat kedalamannya sebagai (d2).
4. Cara penghitungan tingkat kecerahan:

pH pH meter 1. Lakukan standarisasi pH meter dengan cairan standar


2. Bersihkan bagian ujung sensor (probe) dengan tisu.
3. Ambil sampel air yang akan diukur pH nya dan tempatkan dalam
wadah sampel
4. Masukkan bagian sensor pada pH meter kedalam air sampel
hingga angka pada layar stabil
5. Catat angka yang tertera pada layar tersebut.
6. Setelah penggunaan pH pen segera distandarisasi kembali dan
dibersihkan sebelum disimpan.
TDS TDS meter
1. Pengukuran menggunakan alat TDS Meter merk Lutron YK-
22CT
2. TDS Meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan standar
3. Kuvet diisi dengan air sampel, diukur dan dicatat hasilnya.

DO DO meter DO Meter
dan Titrasi 1. lakukan kalibrasi alat
2. masukkan bagian sensor DO meter pada air sampel
3. tunggu hingga angka yang tertera pada layar stabil kemudian
catat sebagai nilai DO
4. bilas dan keringkan bagian snsor DO meter sebelum disimpan

TITRASI
1. Air sampel diambil dengan botol winkler 250 ml (tanpa ada
gelembung).
2. Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml KOH-KI
3. Tutup dan homogenkan dan tunggu sampai terjadi endapan
4. Tambahkan 1 ml larutan H2SO4 pekat
5. Tutup botol dan homogenkan sampai terjadi endapan warna coklat
kekuningan
6. Ambil 100ml dan masukkan ke labu erlenmeyer
7. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai berubah warna dari sebelumnya
8. Tambahkan indikator amilum 10 tetes
9. Titrasi dengan Na2S2O3sampai larutan berwana bening, titrasi
duplo.

Oksigen terlarut =1000/100 x p x q x 8 mg/l


Keterangan :
p = jumlah ml Na2S2O3 yang terpakai
q = normalitas larutan Na2S2O3 (0,025 N)
8 = bobot setara O2

BOD Botol Terang- Cara menghitung BOD adalah dengan mengukur kadar DO saat hari
Gelap pengambilan sampel dan DO pada hari ke 5 setelah pengambilan
sampel dan dihitung menggunakan rumus :

BOD =(A0 −A5)−(S0 −S5)T/P mg/L


Keterangan :
Ao : oksigen terlarut sampel pada nol hari
A5 :oksigen terlarut sampel pada lima hari
S0 : oksigen terlarut blanko pada nol hari
S5 : oksigen terlarut blanko pada lima hari
T : persen perbandingan antara A0:S0
P : derajat pengenceran
CO2 bebas Titrasi 1. Ambil air sampel 250 mL dengan botol Winkler
2. Ambil 100 ml dan masukkan ke labu erlenmeyer
3. Tambahkan 10 tetes indikator phenolpthalein (pp)
4. Titrasi dengan Na2CO3 sampai berwarna merah jambu, titrasi
duplo.

CO2 =1000/100 x p x q x 22 mg/L

Keterangan :
p : jumlah ml Na2CO3 yang terpakai
q : normalitas larutan Na2CO3 (0,01 N)
22 : bobot setara CO2
Alkalinitas Titrasi 1. Masukkan 25 ml air sampel ke dalam erlenmeyer 100 ml.
2. Tambahkan 2 tetes indikator PP. Bila:
a. Terjadi perubahan warna pink, lanjutkan ke langkah nomor 3
b. Tidak terjadi perubahan warna, lanjutkan ke langkah nomor
4
3. Lakukan titrasi dengan larutan HCl 0,02 N sampai warna merah
muda hilang. Kemudian tetesi dengan 2 tetes indikator MO
(Methyl Orange) dan titrasi dengan HCL sampai berwarna merah
bata.
4. Tambahkan 1 tetes indikator MO (Methyl Orange) dan titrasi
dengan HCL sampai terjadi perubahan yang semula berwarna
kuning menjadi berwarna oranye. Hitung volume HCl 0,02 N yang
digunakan.

Perhitungan CaCO3 (mg/L) =

 N HCl = normalitas HCl 0,02 N


 V HCl = volume HCl yang terpakai
 100 adalah MR CaCO3
 2 adalah Valensi dari CaCO3
 1000 adalah konversi dari ml ke liter
NH3 Strip 1. Ambil sampel air dan tempatkan pada wadah yang telah
disiapkan
2. Celupkan kertas strip NH3 selama beberapa saat.
3. Angkat kertas Nh3 dan amati perubahan warna yang terjadi
4. Cocokkan perubahan warna tersebut dengan indicator nilai NH3
pada tebel yang disertakan bersama alat ukur
Kepadatan Metode 1. Sampel air diambil sebanyak 100 liter dengan ember plastik
Plankton Penyaringan bervolume 10 liter
2. Disaring dengan menggunakan plankton net nomor 25
3. Sampel air yang tertampung dalam botol penampung plankton net
tersebut dipindahkan ke dalam botol sampel
4. Diberi larutan formalin 4% secukupnya (3 ml) untuk mengawetkan
plankton
5. Lakukan penghitungan jenis jumlah plankton dibawah mikroskop
(100x) menggunakan haemocytometer

Kelimpahan = N x F

F =Q1/Q2 xV1/V2x1/Px1/W
Keterangan :
N = jumlah plankton rataan pada stiap preparat
Q1 = luas gelas penutup 18 x 18 (324 mm2)
Q2 = luas lapang pandang (1,11279 mm2)
V1 = volume air dalam botol penampung (25 ml)
V2 = volume air dibawah penutup (1 tetes = 0,05 ml)
P = jumlah lapang pandang yang diamati (30 kali)
W = volume air yang di saring (liter)

Indeks Keragaman

Keterangan :
H’ = Indeks Keragaman
S = Jumlah spesies
ni = Jumlah individu tiap spesies ke-i
N = Jumlah total individu semua spesies

Pengamatan

Tabulasi Hasil Pengukuran Parameter Fisika, Kimia dan Biologi pada Danau
Parameter Hasil Pengukuran
Suhu
Kekeruhan
Kecerahan
TDS
DO
BOD
CO2 bebas
Alkalinitas
NH3
Plankton

Analisa dan Pembahasan


1. Membuat analisa status trofik danau berdasarkan data yang diperoleh
2. Menentukan kesesuaian danau/waduk untuk kegiatan budidaya ikan.
Acara 3. Menentukan Kecepatan Arus Sungai dan Komunitas Makrobenthos

Pendahuluan

Arus pada sungai menentukan jenis biota yang dapat tinggal di dalamnya. Arus yang terlalu
kuat dapat menyebabkan organisme terbawa arus sehingga umumnya menjadi daerah yang
kurang subur. Sementara itu, daerah dengan aliran air tenang cenderung menjadi habitat
bagi Sebagian besar organisme di sungai. Arus pada sungai juga dipengaruhi oleh bentuk,
lebar dan morfologi permukaan serta dasar sungai.

Tujuan

1. Menghitung kecepatan arus sungai.


2. Mengidentifikasi keragaman organisme pada dasar sungai dan keterkaitannya
dengan arus.

Cara Kerja

1. Menentukan kecepatan arus sungai


2. Menentukan keragaman makrobenthos pada dasar sungai yang diamati.
Pengamatan

1. Kecepatan arus sungai


 Siapkan botol plastik bekas air mineral (600 ml diisi air ±400 ml air setempat) dan
botol kosong sebagai pelampung (penanda).
 Botol tersebut diikat dengan tali rafia sepanjang 5 atau 10 meter kemudian
dilepas ke perairan yang berarus searah.
 Saat pertama kali benda tersebut bergerak merupakan awal mencatat waktu
benda tersebut bergerak (t0) kemudian ditunggu sampai panjang tali 5 atau 10
meter tersebut habis dan dicatat waktu tempuhnya (t1)
 Ulangi percobaan beberapa kali untuk mendapatkan data yang lebih valid
 Lakukan percobaan pada beberapa lokasi berbeda untuk melihat karakteristik
aliran sungai.
2. Komunitas Makrobenthos
a. Membuat transek dengan ukuran 20x20 cm pada bagian tepi dan tengah sungai
b. Sampel dasar diambil sedalam 20 cm untuk kemudian diayak dengan saringan
berukuran 0,1 mm.
c. Simpan makrobenthos yang tersaring dalam wadah sampel kemudian lakukan
identifikasi dan hitung julanya.
d. Indeks keragaman jenis = junlah individu setiap jenis / jumlah seluruh individu

Analisa dan Pembahasan


1. Membuat analisa keterkaitan antara kecepatan arus dengan organisme pada dasar
perairan
2. Menentukan kesesuaian sungai untuk kegiatan budidaya ikan berdasarkan data yang
diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai