Anda di halaman 1dari 16

KONSISTENSI DAN PLASTISITAS

TANAH BUTIR HALUS


•  Tanah berbutir halus mempunyai sifat yang khas yaitu dipengaruhi oleh
banyaknya lempung dan sifat mineral dari lempung tersebut.
•  Karena lempung dapat mengikat air, maka sifatnya sangat dipengaruhi
oleh kandungan atau kadar airnya.
•  Bila lempung diberi air, maka air akan diikat menjadi satu, sehingga
volume lempung mengembang dan menjadi lebih lunak.
•  Semakin banyak airnya maka yang akan berubah adalah :
1.  Kekerasan (keras – lunak)
2.  Konsistensi (padat – cair)
3.  Volume (mengembang – menyusut)
4.  plastisitas
Konsistensi Lempung

1. Lempung sangat basah, konsistensinya CAIR


(semacam bubur), dapat mengalir pada bidang
miring.
2. Lempung basah, konsistensinya PLASTIS, dapat
diubah bentuknya tanpa retak-retak.
3. Lempung kurang basah, konsistensinya SEMI
SOLID, masih bisa diubah bentuknya tetapi
mengalami retak-retak.
4. Lempung makin kurang basah, konsistensinya
SOLID, tidak dapat diubah-ubah lagi.
5. Lempung kering (keras)
•  Skema hubungan antara kadar air, volume tanah,
konsistensi dan batas-batas konsistensinya :

Volume
tanah (V)

plastis cair (liquid)


solid semi solid

wS wP wL
Kadar air (w)
Batas-batas Atterberg
•  Kadar air pada kondisi transisi antara masing-
masing konsistensi tersebut disebut BATAS -BATAS
KONSISTENSI / BATAS -BATAS ATTERBERG.
•  Ada 3 batas konsistensi :
1. BATAS CAIR = liquid limit ( wL = LL ), yaitu
kadar air transisi antara cair dan plastis.
2. BATAS PLASTIS = plastic limit (wP = PL ),
yaitu kadar air transisi antara plastis dan semi
solid.
3. BATAS SUSUT = shrinkage limit (wS = SL ),
yaitu kadar air transisi antara semi solid dan
solid.
Indeks Plastisitas (IP)
•  Indeks Plastisitas adalah panjang daerah /
interval kadar air tanah pada kondisi
plastis, atau selisih antara batas cair dan
batas plastis.
IP = wL - wP
•  Setiap tanah punya IP yang berbeda-beda
atau dikatakan plastisitas tiap-tiap tanah
tidak sama.
Pemeriksaan di Laboratorium
1. Menentukan Batas Cair Tanah
•  digunakan alat CASAGRANDE.

engsel

colet
sampel
tanah

handel

2 mm

alas karet keras

mangkuk
kuningan
•  h"ps://www.youtube.com/watch?
v=6xehEky2PrM
•  Setelah kedua bagian dalam mangkok
bertaut sepanjang ½ ”, dicatat jumlah
pukulan dan diperiksa kadar airnya.
Makin kurang cair, jumlah pukulan yang
diperlukan untuk bertaut makin banyak.
•  Percobaan dilakukan beberapa kali.
•  Digambarkan dalam grafik semi
logaritmis dan diinterpolasi (hubungan
antara jumlah pukulan dan kadar air
merupakan garis lurus).
•  Pada saat tanah pada kondisi batas cair,
untuk bertaut diperlukan 25 pukulan.
Contoh :

Percobaan ke I II III IV

Jumlah pukulan 38 28 22 17

Kadar air tanah (%) 39,5 43,4 47,0 50,4


55

50 17
kadar air (%)

22
45
28

40 38

35
10 25 100

jumlah pukulan (skala log)

Jadi batas cair tanah : 45 %


2. Menentukan Batas Plastis Tanah

•  Jika tanah digulung menjadi batang-batang kecil


dengan Ø 3 mm, persis pada saat itu mulai timbul
retak-retak, maka kondisinya dianggap pada batas
plastis.

•  Pelaksanaan di laboratorium:
a.  Tanah basah ± 20-30 gr dibentuk seperti bola.
b.  Bola digiling di atas lempeng kaca dengan telapak
tangan menjadi batangan Ø 3 mm.
c.  Jika pada saat itu mulai terjadi retak-retak, berarti
kondisinya plastis. Pada saat itu diperiksa kadar
airnya (wP)
d.  Percobaan diulangi beberapa kali.
•  h"ps://www.youtube.com/watch?
v=TiKFZb5wnn0
Hubungan Antara Batas-batas Konsistensi
dengan Sifat Tanah.

•  Jenis dan sifat tanah butir halus


ditentukan dari wL dan IP dengan
menggunakan DIAGRAM PLASTISITAS
CASAGRANDE.
•  Tanah butir halus dengan :
- wL < 50% berarti tanah plastisitas rendah
- wL > 50% berarti tanah plastisitas tinggi.
Garis B, wL = 50 Garis A, IP=0,73 (wL-20)

60
Indeks
plastisitas
(%) 50 CH
CL

40

30

20 MH atau OH
CL – ML
10
7
4 ML atau OL

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Batas cair, wL (%)

Anda mungkin juga menyukai