PEMBAHASAN
REFERENSI
Adriani, W., Prawistira, E. D., dan Ramadan, K.A., 2016, Berat Jenis dan Berat
Volume, 5 (1), 1-5.
ASTM, 2002, D854-02. Standard Test Method for Specific Gravity of Soil Solid
by Water Pycnometer, ASTM International, United States of America.
BSN, 2008, SNI 1970-1989: Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Halus, Badan Standarisasi Nasionsl, Jakarta.
PEMBAHASAN
Keausan agregat adalah untuk mengetahui angka keausan suatu agregat,
yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan yang aus lolos
saringan No. 12 terhadap berat mula-mula dalam persen (%) dan juga sebagai
acuan untuk menentukan ketahan agregat kasar terhadap keausan dengan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles (Prayuda dan Pujianto, 2018).
Nilai abrasi adalah nilai yang menunjukkan daya tahan agregat kasar
terhadap penghancuran (degradasi) akibat dari beban mekanis. Nilai abrasi
ditentukan dengan melakukan percobaan abrasi (Abration Los Angeles Test) di
laboratorium dengan menggunakan alat abrasi Los Angeles (Arifin, dkk, 2007).
Batas maksimum nilai abrasi yang diijinkan untuk agregat kasarberdasarkan
pada Spesifikasi Umum Bina Marga Devisi 5 Tahun 2010 adalah sebagai
berikut:
Sumber: Spesifikasi Umum 2010 revisi (3) Bina Marga Devisi 5 tahun 2010
1. Keausan I = 27,70 %
2. Keasusan II = 30,96 %
3. Keausan rata-rata = 30,33 %
J. REFERENSI
Arifin S., Kasan M., dan Pradani, N., 2007, Pengaruh Nilai Abrasi Agrebat
Terhadap Karakteristik Beton Aspal. Jurnal Smartek, Fakultas Teknik
Universitas Tadulako, Palu. Vol. 5, No. 1, 1 - 11.
BSN, 2008, SNI 2417:2008: Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi
Los Angeles, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga Divisi 5, 2010, Spesifikasi Umum 2010 (revisi
3). Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.
Prayuda, H., dan Pujianto, A., 2018, Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi
Menggunakan Komparasi Agregat Gamalama, Agregat Merapi dan
Agregat Kali Progo, Jurnal Riset Rekayasa Sipil, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.