Anda di halaman 1dari 4

BERAT JENIS

PEMBAHASAN

Menurut SNI 1969 (2008), berat jenis merupakan perbandingan antara


berat dari satuan volume dari suatu material terhadap berat air dengan volume
yang sama pada temperatur yang ditentukan dan nilai-nilainya adalah tanpa
dimensi. Pengujian berat jenis dilakukan untuk mengetahui nilai berat jenis
curah kering, nilai berat jenis jenuh kering muka, nilai berat jenis semu, dan
persentase penyerapan air. Pengujian berat jenis tanah didasarkan pada ASTM
D854-02 dimana untuk metode pengujian ini mencakup pengujian berat jenis
padatan tanah yang lolos ayakan saringan 4,75 mm. Berikut tabel nilai-nilai
berat jenis dari berbagai jenis tanah.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, didapat nilai berat jenis (Gs,t) sebesar
2,6647 dan nilai berat jenis rata-rata (20°C,Gs) sebesar 2,6586. Menurut
Hardjowigeno (1989), berat jenis tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu kandungan bahan organik dan komposisi bahan mineral tanah. Bahan
organik tanah mempengaruhi berat isi dan berat jenis tanah. Bahan organik
berperan dalam merekatkan tanah, bila semakin banyak kandungan bahan
organiknya maka berat isi dan berat jenis semakin rendah (Adriani, dkk. 2016).
Faktor-faktor lain seperti struktur tanah, tekstrur tanah, ruang pori, pengolahan
tanah, dan gelembung udara yg masih terkandung di dalam piknometer, serta
kesalahan pada pengujian di Laboratorium dapat mempengaruhi hasil pengujian
berat jenis tanah.
KESIMPULAN

Beradsarkan pengujian berat jenis yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Berat jenis (Gs,t) = 2,6647
2. Berat jenis (20°C,Gs) = 2,6586

REFERENSI
Adriani, W., Prawistira, E. D., dan Ramadan, K.A., 2016, Berat Jenis dan Berat
Volume, 5 (1), 1-5.
ASTM, 2002, D854-02. Standard Test Method for Specific Gravity of Soil Solid
by Water Pycnometer, ASTM International, United States of America.
BSN, 2008, SNI 1970-1989: Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Halus, Badan Standarisasi Nasionsl, Jakarta.
PEMBAHASAN
Keausan agregat adalah untuk mengetahui angka keausan suatu agregat,
yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan yang aus lolos
saringan No. 12 terhadap berat mula-mula dalam persen (%) dan juga sebagai
acuan untuk menentukan ketahan agregat kasar terhadap keausan dengan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles (Prayuda dan Pujianto, 2018).

Nilai abrasi adalah nilai yang menunjukkan daya tahan agregat kasar
terhadap penghancuran (degradasi) akibat dari beban mekanis. Nilai abrasi
ditentukan dengan melakukan percobaan abrasi (Abration Los Angeles Test) di
laboratorium dengan menggunakan alat abrasi Los Angeles (Arifin, dkk, 2007).
Batas maksimum nilai abrasi yang diijinkan untuk agregat kasarberdasarkan
pada Spesifikasi Umum Bina Marga Devisi 5 Tahun 2010 adalah sebagai
berikut:

Tabel 1.3.2 Spesifikasi Nilai Abrasi Untuk Aregat Kasar

Metode Pengujian Batas Maksimum yang


Diijinkan
Sifat
Halus Kasar

SNI 2417:2008 - 40%


Keausan Agregat
Agregat dengan
Mesin Los Angelos

Sumber: Spesifikasi Umum 2010 revisi (3) Bina Marga Devisi 5 tahun 2010

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan di Laboratorium dengan


benda uji berupa agregat kasar (kerikil) sebanyak 5000 gram, didapatkan hasil
berat tertahan saringan No.12 sesudah pengujian I sebesar 3515,2-gram dan
pengujian II sebesar 3452,1-gram serta nilai keausan pengujian I sebesar 27,70
% dan pengujian II sebesar 30,96 %. Dari hasil kedua pengujian didapatkan
nilai keausan rata-rata sebesar 30,33 %. Dengan demikian, hasil pengujian I
dan pengujian II keausan agregat menggunakan mesin abrasi Los Angeles telah
memenuhi standar karena keausan rata-rata yang didapat kurang dari 40%.
I. KESIMPULAN

Berdasarkan data pengujian di Laboratorium, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Keausan I = 27,70 %
2. Keasusan II = 30,96 %
3. Keausan rata-rata = 30,33 %

J. REFERENSI

Arifin S., Kasan M., dan Pradani, N., 2007, Pengaruh Nilai Abrasi Agrebat
Terhadap Karakteristik Beton Aspal. Jurnal Smartek, Fakultas Teknik
Universitas Tadulako, Palu. Vol. 5, No. 1, 1 - 11.

BSN, 2008, SNI 2417:2008: Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi
Los Angeles, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga Divisi 5, 2010, Spesifikasi Umum 2010 (revisi
3). Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Prayuda, H., dan Pujianto, A., 2018, Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi
Menggunakan Komparasi Agregat Gamalama, Agregat Merapi dan
Agregat Kali Progo, Jurnal Riset Rekayasa Sipil, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai