Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

PERCOBAAN I

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

PERCOBAAN II

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

PERCOBAAN III

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT MENGGUNAKAN ALAT ABRASI LOS


ANGELES (LOS ANGELES ABRASSION TEST)

PERCOBAAN IV

PEMERIKSAAN KADAR AIR KAYU (DIRECT MOISTURE CONTENT


MEASUREMENT OF WOOD)

PERCOBAAN V

PEMERIKSAAN BERAT JENIS FILLER

PERCOBAAN VI

BERAT JENIS TANAH

PERCOBAAN VII

BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU

PERCOBAAN VIII

TEGANGAN TARIK BAJA BETON

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum kita merencanakan sebuah proyek konstruksi seringkali

ditanyakan kepada unsur-unsur yang terlibat dalam proyek konstruksi yaitu

tentang bahan apa yang akan digunakan dalam konstruksi rancangannya. Para

engineer perlu memikirkan aspek-aspek yang akan ditimbulkan dalam

pemilihan bahan konstruksi yang digunakan perlu dibuat perubahan

rancangan sehingga di dapat bahan konstruksi yang pas untuk proyek tersebut

mengingat keterbatasan tadi. Sehingga alam prakteknya para ahli teknik sipil

perlu mengetahui secara pasti bahan apa yang digunakan dalam

rancangannya. Bahan-bahan yang menjadi dasar dari konstruksi adalah

agregat kasar dan halus, tanah, kayu, baja.

B. Tujuan Praktikum

1. Menentukan berat jenis (Specific gravity) dan penyerapan (absorption)

dari agregat kasar menurut prosedur SNI 03-1969-2008. Nilai ini

diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam

adukan beton.

2. Menentukan “bulk and apparent” specific grafity dan penyerapan

(absorption) dari agregat halus menurut prosedur SNI 03-1970-2008. Nilai

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI
ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat

dalam adukan beton.

3. Memahami salah satu bentuk tes durabilitas agregat dengan cara mekanis

yakni dengan alat Los Angeles Abrasion Test. Pemeriksaan ini dimaksud

untuk menentukan ketahanan agregat kasar yang lebih kecil dari 37,5 mm

terhadap keausan menggunakan alat los angeles.

4. Menentukan kadar air yang didasarkan pada metode ASTM D4442 dan

dibandingkan dengan metode PKKI NI-5.

5. Menentukan berat jenis filler tertentu. Dalam hal ini berat jenis filler

semen.

6. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami cara menentukan berat isi dan

berat jenis tanah dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi berat

isi dan berat jenis tanah dan juga penentuan berat jenis tanah penting

dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tanah.

7. Menentukan berat jenis dan kerapatan kayu.

8. Mendapatkan nilai kuat tarik baja beton.

C. Standar Pengujian

Untuk dapat dinyatakan benar hasilnya, pengujian ini harus dilaksanakan

sesuai dengan suatu standar tertentu. Sehubung dengan itu, standar pengujian

yang dipakai pada praktikum ini adalah :

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI
American Society For untuk Testing And Material, ASTM D 2395: Standar

Test Method For Density and Spesific Gravity (relative density) of Wood

and Wood Base Materials.

American Society For untuk Testing And Material, ASTM D 4442-92:

Standar Test Method For Direct Moisture Content Measurement Of Wood

And Base Materials.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-2531-1991 : Metode Pengujian Berat

Jenis Semen Portland, ICS BSN.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 07-2529-1991: Metode Pengujian Kuat

Tarik Baja Beton, Pusjatan-Balitbang-PU.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 1969:2008: Cara Uji Berat Jenis dan

Penyerapan Air Agregat Kasar, ICS BSN.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 1970:2008: Cara Uji Berat Jenis dan

Penyerapan Air Agregat Halus, ICS BSN.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 1964:2008: Cara Uji Berat Jenis Tanah,

ICS BSN.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 2417:2008: Cara Uji Keausan Agregat

Dengan Mesin Abrasi Los Angeles, ICS BSN.

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, PKKI NI-5 1961, Departemen

Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan

Masalah.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil pemeriksaan berat jenis dan pemeriksaan agregat kasar diperoleh

nilai berat jenis semu dengan hasil 2,659, berat jenis kering dengan hasil

2,554, berat jenis kering permukaan jenuh dengan hasil 2,593, dan

persentase absorption air adalah 1,549 % . Menurut SNI 03-1969-2008,

dapat disimpulkan bahwa berat jenis permukaan jenuh dan persentase

absorption air memenuhi spesifikasi sehingga dapat digunakan dalam

campuran beton.

2. Hasil pemeriksaan berat jenis dan pemeriksaan agregat halus diperoleh

hasil :

a. Dari hasil perhitungan didapatkan :

Apparent specific gravity rata-rata = 2,645

Bulk Specific Gravity (SSD) rata-rata = 2,591

Bulk Specific Gravity (Kering) rata-rata = 2,557

Persentase Absorpsi Air = 1,319 %

b. Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus

menurut ASTM C128, agregat yang diuji dapat digunakan sebagai

bahan/material konstruksi.
Program Studi Teknik Sipil
Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI
3. Hasil pengujian keausan agregat menggunakan alat abrasi los angeles

diperoleh :

a. Dari data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa agregat yang

telah diuji dari gradasi D dapat digunakan sebagai bahan lapis

perkerasan jalan.

b. Agregat yang diuji dapat digunakan untuk perkerasan jalan karena

persentase keausan yang diperoleh adalah 15 % atau kurang dari

40%.

c. Dimana agregat yang < 40 % dapat digunakan sebagai bahan lapis

perkerasan sesuai dengan syarat yang ditetapkan dalam “Spesifikasi

Bina Marga”.

4. Hasil pemeriksaan kadar air kayu diperoleh hasil :

Setelah dilakukan pengujian maka dapat disimpulkan bahwa kadar lengas

kayu rata-rata dalam pendekatan PKKI NI-5 adalah 20,196%. dan

dinyatakan sebagai kering udara, sedangkan kadar lengas kayu rata-rata

dalam pendekatan ASTM D4442 adalah 13,585% dan dinyatakan kering

oven. Persentase perbedaan PKKI dan ASTM adalah 6,611%. Sehingga

dapat disimpulkan pada kedua sampel yang digunakan, keduanya masuk

ke dalam kategori kayu mutu A dimana kayu dengan mutu ini memiliki

kadar air ≤ 15%.

5. Hasil pemeriksaan berat jenis filler diperoleh hasil :

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini maka

kita dapat menyimpulkan bahwa oberservasi I adalah 3,004 gr/ml dan

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI
observasi II adalah 3,047 gr/ml dengan rata-rata 3,025 gr/ ml. Berdasarkan

SNI 03-2531-1991 hasil dengan menggunakan interval semen Portland

yang berkisar 3,00 - 3,20 dan interval kerosin 0 -1. Pada pengujian berat

jenis filler dapat ditarik kesimpulan nilai berat jenis filler diperoleh sebesar

3,025 gr/ml. Dengan demikian filler tersebut memenuhi syarat yang

ditentukan.

6. Hasil pemeriksaan berat jenis tanah diperoleh hasil :

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini, pada

piknometer I, didapatkan berat jenis tanah sebesar1,314 gr/cm3.

Kemudian, pada piknometer II, didapatkan berat jenis tanah sebesar 1,214

gr/cm3. Berat jenis tanah rata-rata yang didapatkan antara piknometer I dan

piknometer II adalah1,264 gr/cm3. Sehingga tanah yang digunakan dalam

praktikum ini termasuk tanah Gambut.

7. Hasil pengujian berat jenis dan kerapatan kayu diperoleh :

a. Berat jenis merupakan indeks yang paling baik dan paling sederhana

dari kekuatan kayu bebas cacat. Dengan demikian, bila berat jenis

kayu tinggi maka kekuatan kayu pun juga ikut naik. Ini disebabkan

karena berat jenis atau kerapatan merupakan pengukur banyaknya zat

kayu yang ada dalam kayu segar.

b. Berdasakan hasil percobaan, Dari hasil didapatkan Density (ρ¿¿ M )¿

rata-rata 0,745 gr/cm3, Berat Jenis ( S¿¿ M )¿rata-rata 0,745 gr/cm3,

dan Berat Kering Oven (ρo ) rata-rata 0,678 gr/cm3, Berat jenis(so )

rata-rata 0,678 gr /cm3.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI
8. Hasil pemeriksaan kuat tarik baja beton, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Baja dengan Diameter 8 mm :

Tegangan leleh, (fy) = 282,643 MPa

Tegangan putus, (fs) = 493,630 MPa

Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang

diperoleh, maka dapat diklasifikasikan bahwa baja beton tersebut

dapat digolongkan dalam jenis mutu baja BJ 50 (SNI 03-2052-2014).

b. Baja dengan Diameter 10 :

Tegangan leleh, (fy) = 410,191 MPa

Tegangan putus, (fs) = 531,210 MPa

Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang

diperoleh, maka dapat diklasifikasikan bahwa baja beton tersebut

dapat digolongkan dalam jenis mutu baja BJ 55 (SNI 03-2052-2014).

B. Saran

1. Sebaiknya alat-alat di laboratorium dilengkapi agar praktikum berjalan

lancar

2. Sebaiknya praktikan memperhatikan pada saat asisten memberikan arahan.

3. Sebaiknya prosedur di dalam modul disesuaikan dengan prosedur pada

praktikum.

4. Sebelum melakukan percobaan praktikan sebaiknya memeriksa dan

memperhatikan alat–alat yang akan digunakan dalam keadaan baik karena

kondisi alat dapat mempengaruhi hasil perhitungan.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Dan Konstruksi Kelompok VI
5. Sebaiknya praktikan selalu teliti dalam kegiatan praktikum agar data yang

didapat akurat.

6. Sebaiknya praktikan datang tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan.

Program Studi Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai