Anda di halaman 1dari 10

Bab V

Atterberg Limits
Konsistensi tanah kohesif selalu berubah-
ubah sesuai dengan perubahan kadar
airnya.
Bila kadar air bertambah hingga mencapai
keadaan maksimum, maka interaksi antara
butir-butir yang bersentuhan makin kecil
bahkan hilang sama sekali sehingga
konsistensi tanah akan bersifat seperti
Plastis Cair cairan. Sebaliknya bila kadarnya menurun,
maka gya-gaya kohesifnya timbul kembali
Semi
Padat Padat hingga berangsur-angsur menjadi keras.

Kadar air
Oleh karena perubahan kadar air dari
maksimum ke minimum atau sebaliknya
tanah akan mengalami fase yang diikuti oleh
perubahan volume.
Grafik Perubahan Volume Tanah – Kadar Air
Pada Tahun 1911 A. Atterberg seorang ahli
pertanian Swedia membagi konsistensi
tanah kedalam 4 fase keadaan yaitu cair,
plastis, semi padat dan padat. Batas-batas
antara 4 fase tersebut disebut Batas-Batas
Konsistensi Atterberg (Atterberg Limits).
DIAGRAM KONSISTENSI TANAH

BATAS-BATAS ATTERBERG:

Padat Semi Padat Plastis Cair

w [%]
ω=0
Batas Susut Batas Plastis Batas Cair
(SL) (PL) (LL)

Batas susut (SL) : kadar air, dimana terjadi transisi darikeadaan padat keadaan semi padat
Shrinkage Limit atau kadar air terkecil pada Sr=100% dimana bila tanah dikeringkan tidak
mengalami penyusutan (perubahan volume).
Batas plastis (PL): kadar air, dimana terjadi transisi dari keadaan semi padat ke keadaan
Plastic Limit plastis atau kadar air terkecil namun tanah masih dalam keadaan plastis.
Batas Cair (LL): kadar air, dimana terjadi transisi dari keadaan plastis ke keadaan cair kadar
Liquid Limit air terkecil namun tanah masih dalam keadaan cair.
Indeks Plastisitas (PI) = LL – PL

Activity: PI
A=
(% berat fraksi berukuran.lempung)
Menentukan Batas Cair
•Definisi : kadar air pasta tanah saat dicapai ketukan mangkuk casagrande 25x dan celah
standar yang membagi 2 pasta menutup sepanjang 0.5 inchi (12.7 mm).
•Kecepatan ketukan = 2 ketukan per detik
•Tinggi ketuk = 10 mm
•Pasta tanah : Lolos # No.40
Peralatan : Kadar Air :

Ww
ω=
Ws

Cassagrande Tools
Teknis Test Batas Cair
• Dari pengalaman sulit untuk mendapatkan kondisi sesuai definisi, oleh
karena itu diatur :
Jumlah ketukan Kadar Air
mewakili
10 – 20 ω1
20 – 30 ω2
LL
30 – 40 ω3
40 - 50 ω4

Nilai batas cair LL


ditentukan dengan
cara menarik garis
ketukan 25 memotong Kurva aliran batas cair
kurva aliran lalu baca
proyeksinya ke sumbu Indeks aliran kurva :
vertikal (sumbu kadar ω1 − ω 2
If =
air). ⎛N ⎞
log⎜⎜ 2 ⎟⎟
⎝ N1 ⎠
MENENTUKAN BATAS PLASTIS

•Definisi : kadar air gulungan tanah saat dicapai diameter 3.2 mm


memperlihatkan retak-retak.
•Contoh tanah lolos # No.40 (diberi aquadest) lalu digulung diatas plat
kaca. Sediakan silinder metal (paku atau kawat) yang berdiameter 3.2
mm sebagai acuan.
•Lakukan test ini 2 x, hasil kadar airnya dirata-ratakan.
Menentukan Batas Susut
•Definisi : kadar air terkecil pada keadaan Sr=100% dimana jika tanah dikeringkan (ω < SL) tidak akan
mengalami penyusutan/perubahan volume.
•Pasta tanah yang kadar airnya diketahui (ω1) dan kondisinya disekitar batas cair dimasukkan kedalam
silinder logam (specer dish) yang volume Vi dan berat kosongnya. Permukaan pasta dalam specer dish
diratakan dan ditimbang W1, kemudian dioven pada suhu 105±5oC sampai berat tetap (kering) . Dapatkan
berat tanah keringnya W2 dan volume Vf.
•Mencari Vf digunakan cairan Hg (air raksa), memiliki berat isi γHg = 13.6 gram/cc

Dorong

Dioven sampai
kering
Tanah kering
W2 = berat tanah kering

SL = ω i − Δω
Pasta tanah bebas udara Vf = volume tanah kering Air Raksa (Hg)
ω1 > 0
W1 = berat pasta
Vi = volume tanah basah cair Air Raksa yang tumpah
ditimbang beratnya WHg
Vi = 0.25 x π x d2 x t

W Hg (Vi − V f )γ w W1 − W 2
Vf = Δω = x100% ωi = x100%
γ Hg W2 W2
SL PL LL
BAGAN PLASTISITAS

50

Batas Cair

GARIS A: membatasi lanau dengan lempung


GARIS U: batas atas perkiraan hubungan antara PI dan LL
PERKIRAAN BATAS SUSUT DARI BAGAN PLASTISITAS

TITIK A: ploting koordinat suatu jenis tanah


TITIK B: perpotongan garis A dengan garis U
TITIK C: perkiraan batas susut (SL) tanah tersebut

Anda mungkin juga menyukai