Anda di halaman 1dari 39

ALIRAN AIR DALAM TANAH

Permeabilitas & Rembesan

Prepared by :
BAMBANG.SUHARYADI, ST
ALIRAN AIR DALAM TANAH
OUTLINE
01 PENDAHULUAN

02 PERMEABILITAS TANAH

03 UJI PERMEABILITAS DI LABORATORIUM

04 REMBESAN

05 PERMEABILITAS TANAH DI LAPANGAN

06 STUDI KASUS
PENDAHULUAN

Tanah terdiri dari butiran-butiran dengan rongga yang saling


berhubungan di antara butiran tersebut, sehingga tanah memiliki sifat
permeabilitas, yaitu air dapat mengalir atau merembes melalui butiran,
walaupun dengan kecepatan yang sangat lambat pada jenis tanah
berbutir halus (lempung & lanau).
SIKLUS HIDROLOGI
ZONA AIR DALAM TANAH
• Definisi : Air yang terdapat di bawah permukaan bumi

• Sumber utama adalah air hujan yang melewati pori


tanah

• Sangat berpengaruh terhadap sifat tanah khususnya


tanah berbutir halus

• Terdapat tiga zona penting dalam lapisan tanah

1. Zona jenuh air

2. Zona jenuh kapiler

3. Zona tak jenuh


Bentuk Air Dalam Tanah
(Kezdi, 1974)
Aliran Air Melalui Porous Media

• Gambar memperlihatkan aliran air dari titik A menuju


titik B.

• Air tersebut tidak mengalir mengikuti suatu garis lurus


dengan kecepatan yang konstan, akan tetapi air
tersebut akan mengalir berliku-liku

• Pada persoalan geoteknik air tersebut dapat di


asumsikan mengalir dari A ke B mengikuti suatu garis
lurus dan dengan kecepatan tertentu
Struktur Yang Membutuhkan Analisa Aliran

Basement Excavation
Bendungan

Bendungan Cofferdam
ALIRAN AIR PADA STRUKTUR BENDUNGAN
PERMEABILITAS TANAH
Permeabilitas tanah dimaksudkan untuk mengukur kemampuan tanah dilewati oleh air melalui pori-
porinya.
Permeabilitas suatu tanah penting untuk :

Mengevaluasi jumlah rembesan (seepage) yang melalui bendungan dan tanggul sampai ke sumur
air.

Mengevaluasi gaya angkat atau gaya rembesan di bawah struktur hidrolik untuk Analisa stabilitas

Menyediakan control terhadap kecepatan rembesan sehingga partikel tanah berbutir halus tidak
tererosi dari masa tanah.

Studi mengenai laju penurunan (konsolidasi) dimana perubahan volume tanah terjadi pada saat
air tersingkir dari rongga tanah pada saat proses terjadi pada suatu gradien energi tertentu.

Mengendalikan rembesan dari tempat penimbunan bahan limbah dan cairan sisa yang mungkin
berbahaya bagi manusia.
HUKUM DARCY
Hukum Darcy menyatakan bahwa “kecepatan rembesan dalam tanah sebanding dengan gradien
hidrolik” dan di tulis sebagai :

q = k.i.A
Dimana :
q = Kecepatan aliran
I = Gradien hidrolik
A = Luas penampang aliran
k = Sifat fisik tanah yang disebut koefisien rembesan atau koefisien permeabilitas.
Gradien Hidrolik adalah perbandingan perubahan tinggi energi terhadap jarak, yaitu :

∆


HUKUM DARCY

Dimana q adalah jumlah air yang


mengalir melalui penampang dengan
luas A dan perbandingan lurus dengan
konstanta K yang disebut Darcy
coefficient of permeability atau
umumnya disebut coefficient of
permeability
ALIRAN AIR SATU DIMENSI
GRADIEN HIDROLIK

Menurut persamaan Bernoulli, total tekanan pada suatu titik di bawah air adalah :

Dimana :
h = tinggi energi total
p = tekanan
v = kecepatan
g = percepatan disebabkan oleh grafitasi
w = berat volume air

Jika Nilai v2 kecil  dianggap nol maka :


Aliran Air Di Dalam Tanah

Head loss :
Menentukan Koefisien Permeabilitas di Laboratorium
• Permeabilitas suatu tanah adalah suatu ukuran dari kemampuan untuk
mengijinkan aliran fluida melaluinya.

• Prosedur untuk melakukan pengukuran langsung dari permeabilitas di


laboratorium dilakukan dengan menggunakan alat permeameter dengan
menggunakan metode constant head test dan falling head test.

• Derajat permeabilitas ditentukan dengan memberikan tekanan hidrolik yang


berbeda pada penampang contoh tanah yang jenuh (saturated) dan mengukur
besaran aliran air tersebut.
Uji Tinggi Konstan (Constant Head Test)
• Pengujian ini diperuntukan pada tanah yang
memiliki permeabilitas tinggi dan tanah berbutir
seperti pasir. Untuk test dengan cara constant
head test banyak air yang mengalir lewat contoh
tanah ditampung dalam gelas ukur.

• Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan air


tesrsebut dicatat. Perlu diingat bahwa pada
constant head test, tinggi muka air diatas contoh
tanah diusahakan tetap (constant).
Uji Tinggi Konstan (Constant Head Test)
Setelah kecepatan aliran di dalam pipa konstan
maka air dikumpulkan dalam gelas ukur selama
waktu yang di diketahui.
Volume total air yang terkumpul dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Contoh Perhitungan
Uji Tinggi Konstan (Constant Head Test)

Suatu contoh tanah pasir berbutir kasar. Tinggi 15 cm dan diameter


5.5 cm. Tanah telah di tes dalam alat yang bertegangan tetap
(constant head test), hidrostatis headnya 50 cm selama 6 detik.
Jumlah air keluar selama 6 detik seberat 500 gram. Hitunglah koefisen
rembesannya dalam satuan cm/detik
Contoh Perhitungan
Uji Tinggi Konstan (Constant Head Test)
Uji Tinggi Jatuh (Falling Head Test)

Pengujian ini diperuntukan untuk tanah dengan

koefisien rembesan kecil atau tanah berbutir

halus, dimana apabila menggunakan metode

tinggi konstan akan menghasilkan pengukuran

yang tidak akurat.


Uji Tinggi Jatuh (Falling Head Test)
Dengan menggunakan persamaan kontinuitas (qin
= qout), volume air yang mengalir melalui contoh
tanah pada suatu waktu (t) dapat dinyatakan
sebagai berikut :

Dimana :
q = Volume air yang mengalir melalui contoh tanah per
satuan waktu
A = Luas penampang melintang sampel tanah
a = Luas penampang melintang pipa tegak (pipa inlet)
L = Panjang sampel
Uji Tinggi Jatuh (Falling Head Test)

Dengan mengintergrasikan sisi kiri persamaan di atas denga batas nilai t = 0 dan
t = t, kemudin sisi kanan dari persamaan di atas dengan batas nilai h = h1 dan h = h2,
hasilnya adalah sebagai berikut :

Atau
Pengaruh Temperatur Terhadap Nilai k

Koefisen rembesan
merupakan fungsi dari
berat volume dan
kekentalan (viskositas) air,
yang artinya merupakan
fungsi dari temperature
selama percobaan
dilakukan
Pengaruh Temperatur Terhadap Nilai k

Dimana :
kT1,kT2 = koefisien rembesan pada temperatur T1 dan T2
T1, T2 = kekentalan air pada temperatur T1 dan T2
w(T1), w(T2) = berat volume air pada temperatur T1 dan T2
Pengaruh Temperatur Terhadap Nilai k
Untuk memudahkan, harga k biasanya dinyatakan pada temperatur standar 20oC dan
berat volume air selama percobaan dianggap tetap (w(T1)  w(T2). Sehingga persamaan
menjadi
Pengaruh Temperatur Terhadap Nilai k
Contoh Perhitungan
Pengaruh Temperatur Terhadap Nilai k

Hasil dari suatu uji tinggi konstan di laboratorium untuk contoh tanah pasir
halus yang memiliki diameter 150 mm dan Panjang 300 mm adalah sebagai
berikut :
Perbedaan tinggi konstan = 500 mm
Waktu untuk mengumpulkan air = 5 menit
Volume air yang dikumpulkan = 350 cc
Temperatur air = 24oC
Tentukan koefisien rembesan tersebut pada temperature 20oC
Contoh Perhitungan
Pengaruh Temperatur Terhadap Nilai k
Hubungan Empiris Untuk Koefisien Rembesan

 Hazen (1930)
Untuk tanah pasir dengan ukuran butir yang merata (yaitu, koefisien keseragaman kecil)

Dimana :
c = Suatu konstanta yang bervariasi dari 1.0 sampai 1.5
D10 = Ukuran diameter efektif 10% pada kurva distribusi ukuran butiran (satuan milimeter)
Hubungan Empiris Untuk Koefisien Rembesan

 Casagrande
Koefisien rembesan dari tanah pasir bersih yang halus sampai dengan yang agak kasar

Dimana :
k = koefisien rembesan pada angka pori e
K0,85 = koefisien rembesan yang bersesuaian dengan angka pori 0.85
Hubungan Empiris Untuk Koefisien Rembesan

 Kozeny-Carman
Koefisien rembesan dari tanah pasir bersih yang halus sampai dengan yang agak kasar.

Dimana :
k = koefisien rembesan pada angka pori e
D10 = Ukuran diameter efektif pada 10%
Cu = Koefisen keseragaman
C2 = Konstanta
Beberapa Nilai Koefisien Permeabilitas pada Tanah (k)
Rembesan Ekivalen Pada Tanah Berlapis-Lapis

 Koefisien rembesan suatu tanah dapat


bervariasi menurut arah aliran, misalnya
pada tanah berlapis dimana harga
koefisien rembesan aliran dalam suatu
arah tertentu berubah dari berlapis-lapis.
 Perlu ditentukan harga rembesan
ekivalen untuk mempermudah
perhitungan
Rembesan Ekivalen Pada Tanah Berlapis-Lapis

Kondisi tanah yang berlapis-lapis sebanyak n


dengan aliran horizontal denganlebar satu satuan.

q=v.I.H
= v1.1.H1 + v2.1.H2 + v3.1.H3 + ……+ vn.1.Hn

Dimana :
v = kecepatan aliran rata-rata
V1,v2,v3,vn = kecepatan aliran pada lapisan1,
lapisan2, lapisan3…lapisan n
Rembesan Ekivalen Pada Tanah Berlapis-Lapis
(Arah Horizontal)

Apabila kH1, KH2, kH3,……kHn adalah koefisien rembesan untuk masing-masing lapisan dan
kH(eq) adalah koefisien rembesan dalam arah horizontal, maka dari hukum Darcy didapat
hubungan :

v = kH(eq).ieq ; v1 = kH1 . i1 ; v2 = kH2 . I2 ; v3 = kH3 . I3 ………; vn = kHn . in

kH(eq) = 1/H (kH1H1 + kH2H2 + kH3H3 + …….+ kHnHn


Rembesan Ekivalen Pada Tanah Berlapis-Lapis
(Arah Vertikal)
Untuk kondisi gambar disamping,
kecepatan aliran yang melalui semua
lapisan adalah sama. Tetapi kehilangan
energi total, h merupakan penjumlahan
dari kehilangan energi untuk tiap-tiap
lapisan.
Rembesan Ekivalen Pada Tanah Berlapis-Lapis
(Arah Vertikal)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai