Anda di halaman 1dari 43

AIR TANAH, PERMEABILITAS,

DAN REMBESAN
• Air tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat di bawah
permukaan bumi.
• Salah satu sumber utama air ini adalah air hujan yang meresap ke
dalam tanah lewat ruang pori diantara butiran tanahnya.
• Air biasanya sangat berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah,
khususnya tanah berbutir halus.
• Demikian juga, air merupakan faktor yang sangat penting dalam
masalah-masalah teknis yang berhubungan dengan tanah seperti :
– Penurunan
– Stabilitas pondasi
– Stabilitas lereng, dll
• Terdapat 3 zone penting di lapisan tanah yang dekat dengan
permukaan bumi yaitu :
– Zone Jenuh Air
– Zone Kapiler
– Zone Jenuh Sebagian
• Pada Zone Jenuh Air, atau zone di bawah muka air tanah, air
mengisi seluruh rongga-rongga tanah.
• Pada zone ini tanah dianggap dalam kedudukan jenuh sempurna.
• Batas atas dari zone jenuh adalah permukaan air tanah (water
table) atau permukaan freatis.
• Pada permukaan air tanah, tekanan hidrostatis adalah nol.
• Zone Kapiler terletak di atas zone jenuh. Ketebalan zone ini
tergantung dari jenis tanahnya.
• Akibat tekanan kapiler, air terhisap ke atas mengisi ruangan
diantara butiran tanah. Pada keadaan ini, air mengalami tekanan
negatif.
• Zone tak jenuh atau zone jenuh sebagian, berkedudukan paling
atas, adalah zone di dekat permukaan tanah, dimana air
dipengaruhi oleh penguapan dan akar tumbuh-tumbuhan.
• Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di
dalam air yang mengalir dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari
tinggi tekan, tinggi kecepatan, dan tinggi elevasi, yaitu :

p v2
h    z
γw 2g

Tinggi Tinggi Tinggi


tekanan kecepatan elevasi

Dimana :
h = tinggi energi total
p = tekanan
v = kecepatan
g = percepatan gravitasi
γw = berat volume air
• Apabila persamaan Bernoulli tersebut dipakai untuk air yang
mengalir melalui pori-pori tanah, bagian pearsamaan yang
mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan.
• Hal ini disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah
adalah sangat kecil. Sehingga tinggi energi total pada suatu titik
dapt dinyatakan sbb :
p
h   z
γw
• Berikut ini adalah hubungan antara tekanan, elevasi, dan tinggi
energi total dari suatu aliran air di dalam tanah.
• Tabung pizometer dipasang pada titik A
dan titik B.
• Ketinggian air di dalam tabung pizometri
A dan B disebut sebagai muka pizometer
(piezometric level) dari titik A dan B.
• Kehilangan energi antara titik A dan B :
p  p 
h  hA  hB   A  Z A    B  Z B 
 w   w 
• Kehilangan energi Δh
tersebut dapat dinyatakan
balam bentuk persamaan
tanpa dimensi yaitu :

h
i
L

Dimana :
i = gradien hidrolik
L = jarak antara titik A dan B, yaitu panjang aliran air dimana
kehilangan tekanan terjadi
 Darcy (1956) memperkenalkan hubungan antara kecepatan aliran air
dalam tanah (v) dan gradien hidrolik, sbb :
dimana :
v ki v = kecepatan aliran air dalam tanah (cm/det)
k = koefisien permeabilitas (cm/det)
i = gradien hidrolik
 Selanjutnya, debit rembesan (q) dapat ditulis dengan :
q ki A dengan A = luas penampang tanah.
 Koefisien permeabilitas/koefisien rembesan, (k) mempunyai satuan
yang sama dengan satuan kecepatan yaitu cm/detik atau mm/det, dan
menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap aliran air.
 Bila pengaruh sifat-sifat air dimasukkan, maka :
dengan :
K = koefisien absolut (cm2), tergantung dari
K w g sifat butirannya.
k (cm / det ) 
 ρw = kerapatan air (gr/cm3)
μ = koefisien kekentalan air (gr/cm det)
g = gravitasi (cm/det2)
 Karena air hanya dapat mengalir lewat ruang pori, maka kecepatan
nyata rembesan lewat tanah (vs) adalah, sbb :
dengan n = porositas tanah
v ki
vs  atau vs 
n n
 Beberapa nilai koefisien permeabilitas (k) dari berbagai jenis tanah
diperlihatkan pada tabel berikut, dimana nilai k tersebut biasanya
dinyatakan pada temperatur 20 0C.

Jenis Tanah k (mm/det)


Butiran kasar 10 – 103
Kerikil halus, butiran kasar bercampur
10-2 – 10
pasir butiran sedang
Pasir halus, lanau longgar 10-4 – 10-2
Lanau padat, lanau berlempung 10-5 – 10-4
Lempung berlanau,lempung 10-8 – 10-5
Pengujian Permeabilitas di Laboratorium
Terdapat empat macam cara pengujian untuk
menentukan koefisien permeabilitas di laboratorium,
yaitu :
a) Pengujian tinggi energi tetap (Constan-head)
b) Pengujian tinggi energi turun (falling-head)
c) Penentuan secara tidak langsung dari pengujian
konsolidasi.
d) Penentuan secara tidak langsung dari pengujian
kapiler horizontal.
• Pengujian constant-head ini cocok
untuk jenis tanah granular (berbutir).
• Prinsip pengujiannya, tanah benda uji
diletakkan di dalam silinder.
• Pemberian air dari pipa masuk dijaga
sedemikian rupa sehingga
perbedaan tinggi air pada pipa
masuk dan pipa keluar (h) selalu
konstan selama percobaan.
• Pada kedudukan ini tinggi energi
hilang adalah h.
• Setelah kecepatan aliran air yang
Dengan A adalah luas penampang
melalui contoh tanah menjadi
benda uji, dan L adalah panjangnya.
konstan, banyaknya air yang keluar Karena i = h/L, maka :
ditampung dalam gelas ukur (Q) dan Q = k (h/L) A t
waktu pengumpulan air dicatat (t). sehingga :
 Volume air yang terkumpul adalah : QL
k
Q  qt  k i A t h At
Contoh Soal
• Hitung besarnya koefisien permeabilitas suatu contoh tanah
berbentuk silinder mempunyai Ø 7,3 cm dan panjang 16,8 cm akan
ditentukan permeabilitasnya dengan alat pengujian permeabilitas
constant-head.
• Tinggi tekanan konstan sebesar 75 cm di kontrol selama masa
pengujiannya.
• Setelah 1 menit pengujian berjalan, air yang tumpah pada gelas ukur
ditimbang, beratnya 940 gram.
• Temperatur pada waktu pengujian 20 0C.
• Solusi :
- Luas penampang benda uji (A) = ¼ π D2 = ¼ π 7,32 = 41,9 cm2.
- Volume air pada gelas ukur = 940 cm3, karena γw = 1 gr/cm3.
- Koefisien permeabilitas :
QL 940 16 ,8
k   0 ,08 cm / det
h A t 75  41,9  1 60
• Pengujian falling-head ini cocok
untuk jenis tanah berbutir halus.
• Prinsip pengujiannya, tanah benda
uji diletakkan di dalam silinder.
• Pipa pengukur didirikan di atas
benda uji kemudian air dituangkan
ke dalamnya dan air dibiarkan
mengalir melewati benda uji.
• Perbedaan tinggi air pada awal
pengujian (t1 = 0) adalah h1.
• Kemudian air dibiarkan mengalir
melewati benda uji sampai waktu
tertentu (t2) dengan perbedaan
tinggi muka air adalah h2.
• Debit air yang mengalir melalui benda uji pada waktu t adalah sbb :

h dv dh
q ki A k A  a
L dt dt
Sehingga :
Dimana :
h = perbedaan tinggi muka air pada
a L  dh  sembarang waktu
dt   
Ak  h  A = luas penampang contoh tanah
a = luas penampang pipa pengukur
L = panjang contoh tanah
t h2 a L  dh 
0
dt  
h1 Ak 
 
h 

aL h aL h
t log e 1  2 ,303 log 10 1
Ak h2 Ak h2

aL h
k  2 ,303 log 1
At h2
Contoh Soal
• Pada pengujian permeabilitas falling-head diperoleh data sbb :
– Luas penampang benda uji A = 20 cm2;
– Luas pipa pengukur a = 2 cm2;
– Sebelum contoh tanah diuji, tahanan saringan alat pengujian
falling-head diuji terlebih dahulu. Hasilnya, waktu yang
dibutuhkan untuk menurunkan air di pipa bagian atas dari 100 cm
menjadi 15 cm adalah 5 detik.
– Kemudian controh tanah tebal 5 cm dimasukkan ke dalam
tabung silinder untuk diuji.
– Waktu yang diperlukan untuk penurunan muka air dari 100 cm
menjadi 15 cm adalah 2,5 menit.
– Hitunglah koefisien permeabilitas tanah ini dengan cara
pengujian falling-head.
• Solusi :
- Dianggap bahwa air mengalir vertikal ke bawah, melewati dua
lapis tanah dengan luas penampang yang sama, tetapi dengan
nilai k yang berbeda.
Solusi (lanjutan)
• Debit air yang lewat adalah sama pada masing-masing potongan tanahnya.
Dimana debit = luas x kecepatan.
• Oleh karena kedua tanah terletak pada luas tabung yang sama, maka
kecepatan pada masing-masing tanah juga sama.
• Berdasarkan hukum Darcy : v = k i

• Untuk Tanah 1 : • Untuk Tanah 2 :


h1 h1 l h2 h2 l
v  k1  1 v  k2  2
l1 v k1 l2 v k2
Solusi (lanjutan)
• Jika kz adalah koefisien permeabilitas rata-rata untuk kedua lapisan, maka :
 h1  h2  h
v  kz 
 l l    k z
 1 2  L
h L
 ......... (1)
v kz
h1 h l l
 2  1  2
v v k1 k2
1 l l
( h1  h2 )  1  2
v k1 k2
h l l
 1  2 ........(2)
v k1 k2

• Substitusi pers (1) ke pers (2) :

L l l
 1  2 .........(4)
kz k1 k2
Solusi (lanjutan)
• Dari persamaan koefisien permeabilitas untuk falling head :
aL h
k  2 ,303 log 1
At h2
• Untuk aliran hanya lewat tanah 1 (pengukuran tahanan saringan) :
2  l1  100  l1
k1  2 ,303 log    26,35
20  5  15  k1

• Untuk aliran lewat kedua lapisan tanah, t = 2,5 menit = 150 detik
2 L  100  L
 790,53
k z  2 ,303  log  
20 150  15  kz
• Dari persamaan (4) :
L l l
 1  2
kz k1 k2
5
790,53  26 ,35  Jadi, k2 = 6,5 x 10-3 cm/det
k2
• Koefisien permeabilitas tanah
(lempung ) dari 10-6 sampai 10-9
cm/det dapat ditentukan dalam
sebuah falling head permeameter
yang direncanakan khusus dari
percobaan konsolidasi.
• Pada alat ini, luas benda uji dibuat
besar.
• Panjang lintasan air L dibuat kecil
dan tinggi h dibuat besar.
• Untuk menghindari penggunaan pipa yang tinggi, tinggi tekanan dapat
dibuat dengan jalan pemberian tekanan udara.
• Penentuan koefisien permeabilitas diperoleh dari persamaan konsolidasi
sebagai berikut :
dengan :
Cv t
Tv  Tv = faktor waktu
H2 Cv = koefisien konsolidasi
H = panjang rata-rata lintasan drainase
t = waktu pengaliran
• Persamaan koefisien konsolidasi, adalah :
dengan :
k
Cv  γw = berat jenis air
γw mv mv = koefisien kompresibilitas volume
e = perubahan angka pori pada perubahan
e
mv  bebannya
 (1  e) Δσ = tambahan tekanan yang diterapkan .
• Substitusi dari ketiga persamaan tersebut, menghasilkan :

Tv  w e H 2
k
t  ( 1  e)
• Untuk 50% konsolidasi, Tv = 0,198, maka :

0 ,198  w e H 2
k
t50  ( 1  e)
• Benda uji setebal 2,74 cm diletakkan diantara batu tembus air alat
konsolidasimeter.
• Dari percobaan dihasilkan waktu untuk mencapai derajat penurunan konsolidasi
50% (t50) = 12 menit.
• Hitung koefisien konsolidasi dari benda uji.
• Dianggap bahwa benda uji pada tekanan p1 = 1,473 kg/cm2 mempunyai angka
pori e1 = 0,585.
• Pada akhir pengujian tekanan p2 = 2,946 kg/cm, angka pori e2 = 0,499.
• Penyelesaian :
Pada pengujian ini, nilai e rata-rata = (0,585 + 0,499)/2 = 0,542
e 0 ,585  0 ,499
  5,84 10 5 cm 2 /gr
 2946  1473
T50 = 12 menit = 720 detik
Karena kondisi drainase dari contoh benda uji adalah drainase atas dan bawah,
maka H = 2,74/2 cm.
Koefisien permeabilitas selama pengujian ini :
0 ,198  w e H 2 0 ,198  1 ( 5,84  10 5 )( 2 ,74 / 2 )2
k   1,95  10 8 cm/dt
t50  ( 1  e) 720( 1  0 ,542 )
SOAL 2
Diketahui tampang suatu saluran dengan lebar 20 m
dan muka air elevasi + 100 m yang dianggap konstan.
Tebing saluran dianggap kedap air. Bila tanah di dasar
saluran mempunyai k = 2 x 10 -5 m/det, dan aliran air
dianggap hanya ke arah vertikal saja (satu dimensi),
hitung kehilangan air dalam saluran per meter panjang
saluran setiap harinya. Muka air tanah diasumsikam
pada elevasi yang tetap (+95 m), yaitu pada
permukaan lapisan kerikil.
PENYELESAIAN SOAL 2

Diketahui :
Selisih tinggi energi hidrolik (h) : 5m
Tebal lapisan tanah di dasar saluran (L) : 2 m
K : 2 x 10-5 m/det
Luas tampang pengaliran, A : 20 m2
Waktu (t) : 24 x 60 x 60 = 86400 detik
Sehingga,
Pada aliran tetap, volume air yang hilang per hari, per
meter panjang saluran adalah :
Q = (k.h.t.A)/ L = (0,00002 X 5 X 86400 X 20)/ 2
= 86,4 m3
SOAL 3
Pada uji permeabilitas dengan tinggi jatuh diperoleh data
sbb :
Tinggi energi hidrolik awal, h1 = 40 cm
Pada waktu 10 menit, tinggi hidrolik menjadi h2 = 35 cm.
Pertanyaan :
a. Jika contoh tanah mempunyai luas tampang A = 50
cm2, luas tampang pipa pengukur a = 0,5 cm2 dan
tebal contoh tanah 5 cm, hitunglah permeabilitas tanah.
b. Hitunglah waktu (dihitung dari awal pengujian) yang
dibutuhkan untuk menghasilkan tinggi energi hidrolik h3
= 20 cm.
PENYELESAIAN SOAL 3
a. Koefisien Permeabilitas (k)
k = 2,303 x ((a.L)/(A.t)) log (h1/h2)
k = 2,303 x ((0,5 x 5)/(50x 10x60)) log (40/35)
k = 1,1 x 10 -5 cm/det

b. Waktu yang dibutuhkan utk menghasilkan tinggi


energi hidrolik, h3 = 20 cm adalah :
t = 2,303 x ((a.L)/(A.k)) log (h1/h2)
t = 2,303 x ((0,5 x 5)/(50x1,1x 10-5)) log (40/20)
t = 1368,32 det
Soal 4
Pada uji permeabilitas di lapangan, tabung casing
berdiameter 0,20 m menembus ke dalam tanah
pasir yang dibatasi oleh lapisan tanah lempung di
atas dan bawahnya. Tebal lapisan tanah pasir 30
m. Hitunglah koefisien permeabilitas rata-rata
tanah pasir tersebut, bila debit pompa konstan
0,04 m3/ det diperoleh penurunan muka air di
sumur uji 4 m. Jari-jari pengaruh penurunan muka
air adalah 250 m.
Soal 5
Untuk mengukur koefisien permeabilitas tanah di lapangan
dibuat sumur uji dengan menggunakan 1 sumur pengamatan.
Data yang diperoleh sbb :
Jari-jari sumur uji (ro) = 0,10 m
Debit Pemompaan (q) = 0,067 m3/ det
Tebal muka air tanah awal dari lapisan kedap air (H) = 30,5 m
Tebal air dalam sumur uji dari lapisan kedap air (h) = 25,6 m
Tebal air pada sumur pengamatan dari lapisan kedap air (h1) =
29,8 m
Sumur pengamatan berjarak r1 = 50 m dari sumur uji
Hitung koefisien permeabilitas !
Koefisien Permeabilitas
pada tanah berlapis &
sumur uji
Hubungan Empiris untuk
Koefisien Rembesan
 Hubungan persamaan empiris untuk memperkirakan harga
koefisien rembesan tanah telah diperkenalkan pada masa lalu.
 Beberapa dari persamaan-persamaan tersebut akan di bahas
secara singkat pada bab ini.
 Untuk tanah berpasir dengan ukuran butir yang merata (yaitu,
koefisien keseragaman kecil), Hazen (1930) memperkenalkan
suatu hubungan empiris untuk koefisien rembesan dalam bentuk
sebagai berikut :

k cm / det   c D102


dimana :
c = konstanta yang bervariasi dari 1,0 sampai 1,5
D10 = ukuran efektif, dalam satuan melimeter.
 Persamaan di atas berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan
oleh Hazen pada tanah pasir bersih yang lepas.
Hubungan Empiris untuk
Koefisien Rembesan
 Casagrande mengajukan suatu rumus sederhana untuk menghitung
koefisien rembesan dari tanah pasir bersih yang halus sampai
dengan yang agak kasar dalam bentuk sbb:

k = 1,4 e2 k0,85
dimana :
k = koefisien rembesan pada angka pori e
k0,85 = koefisien rembesan yang sesuai dengan angka pori e = 0,85
 Dengan menggunakan persamaan Kozeny-Carman, didapat :

e3 e3
k atau k  C1
dimana : 1 e 1 e
k = koefisien rembesan pada angka pori e
C1 = konstanta
Contoh Soal
 Koefisien rembesan suatau tanah pasir pada angka pori 0,8 adalah
0,047 cm/det. Perkirakan besarnya koefisien rembesan tanah
tersebut pada angka pori 0,5.
 Penyelesaian :
Dengan menggumnkan persamaan k = 1,4 e2 k0,85 dapat ditulis sbb :

k0 ,8 1,4e02,8 k0 ,85 e02,8 0 ,82


  2 
2
k0 ,5 1,4e0 ,5 k0 ,85 e0 ,5 0 ,52
Sehingga :
0 ,52 0 ,025
k 0 ,5  k 0 ,8 2
 0 ,047   0 ,018cm / det
0 ,8 0 ,064
3
Jika menggunakan persamaaan : k  C e maka :
1 e
1
 0,83 
k0 ,8 1  0,8  0,284 k 0 ,8 0,047
   3,42 sehingga : k0 ,5    0,014 cm / det
k0 ,5  0,53  0,083 3,42 3,42
1  0,5 
 
Hubungan Empiris untuk
Koefisien Rembesan
 Amer dan Awad (1974) menyarankan bahwa konstanta C1 dapat
dinyatakan sebagai fungsi dari ukuran efektif dan koefisien
keseragaman pasir, atau

C1 = C2 D21032 Cu0,6
dimana :
D10 = ukuran efektif
Cu = koefisien keseragaman
C2 = konstanta
 Sehingga koefisien rembesan pada angka pori e dapat ditulis menjadi
:
3
2 32 e
k  C2 D 0 ,6
Cu
1 e
10
dimana :
k = koefisien rembesan pada angka pori e
C1 = konstanta
Rembesan Ekivalen pada Tanah Berlapis
 Koefisien rembesan suatu tanah dapat bervariasi menurut arah aliran
yang tergantung pada perilaku tanah di lapangan.
 Untuk tanah yang berlapis-lapis, dimana koefisien rembesan alirannya
dalam suatu arah tertentu berubah dari lapis-ke-lapis, perlu ditentukan
besaran rembesan ekivalen untuk menyederhanakan perhitungan.
 Suatu tanah yang mempunyai lapisan
sebanyak n dgn aliran arah horizontal.
 Jika diperhatikan suatu penampang
yang tegak lurus arah aliran dengan
lebar satu satuan.
 Jumlah aliran total persatuan waktu
yang melalui penampang adalah sbb :
q =v.1.H
q = v1 . 1 . H1 + v2 . 1 . H2 +
v3 . 1 . H3 + … + vn . 1 . Hn
dimana :
v = kec epatan aliran rata-rata
v1, v2, v3, … vn = kec aliran pada lapisan1 … lapisan n.
Koefisien Rembesan Ekivalen arah Horizontal
 Apabila kH1, kH2, kH3, … kHn adalah koefisien rembesan untuk tiap-tiap
lapisan tanah dalam arah horizontal dan kH(eq) adalah koefisien
rembesan ekivalen dalam arah horizontal, maka dari hukum Darcy
didapat :
v = kH(eq) . ieq; v1 = kH1 . i1; v2 = kH2 . i2; v3 = kH3 . i3; …;
vn = kHn . in
mengingat: ieq = i1 = i2 = i3 = … = in,
 Dengan memasukkan harga kecepatan di atas ke persamaan q, maka :
q=v.1.H sehingga :

q ( v1 H1  v2 H 2  v3 H 3    vn H n )
v 
H H
( k H 1 ieq H1  k H 2 ieq H 2  k H 3 ieq H 3    k Hn ieq H n )
k H ( eq ) ieq 
H
1
k H ( eq )  ( k H 1 H1  k H 2 H 2  k H 3 H 3    k Hn H n )
H
Koefisien Rembesan Ekivalen arah Vertikal
 Suatu tanah yang terdiri dari n lapis dengan aliran arah vertikal.
 Untuk keadaan ini, kecepatan
aliran yang melalui semua
lapisan tanah adalah sama.
 Tetapi kehilangan energi total, h
adalah merupakan penjumlahan
dari kehilangan energi untuk tiap-
tiap lapisan. Jadi :
v = v1 = v2 = v3 = … = vn
dan total kehilanagan energi :
h = h1 + h2 + h3 + … + hn,
 Dengan menggunakan hukum Darcy, maka :
v = kV1 i1 = kV2 i2 = kV3 i3 = … = kVn in =
h h
kV ( eq ) . dimana ieq 
H H
v v v v v
ieq  ; i1  ; i2  ; i3  ;  ; in 
kV ( eq ) kV 1 kV 2 kV 3 kVn
Koefisien Rembesan Ekivalen arah Vertikal
 Total kehilangan energi (h) :
h = h1 + h2 + h3 + … + hn,
h = H1 . i1 + H2 . i2 + H3 . i3 + … + Hn . in

h H
v  kV ( eq ) . maka kV ( eq )  v sehingga :
H h
H
kV ( eq )  v
( H1 i1  H 2 i2  H 3 i3    H n in )
v v v v v
ieq  ; i1  ; i2  ; i3  ;  ; in 
kV ( eq ) kV 1 kV 2 kV 3 kVn
H
kV ( eq )  v
v v v v
( H1  H2  H3  Hn )
kV 1 kV 2 kV 3 kVn
H
kV ( eq ) 
H1 H H H
(  2  3  n )
kV 1 kV 2 kV 3 kVn
 Tentukan koefisien rembesan ekivalen untuk aliran arah horizontal
pada tanah berlapis tiga dengan susunan lapisan tanah sbb :
No. Tebal Koefisien rembasan arah
Lapisan (ft) horizontal, kH (ft/menit)
1 20 10-1
2 5 10-4
3 10 1,5 x 10-1

 Penyelesaian :

1
k H ( eq )  ( k H 1 H1  k H 2 H 2  k H 3 H 3 )
H
1
k H ( eq )  ( 10 1  20  10  4  5  1,5 10 1 10 )
( 20  5  10 )
( 2  0,0005  1,5 1,5 )
k H ( eq )   0,1 ft / menit
( 35 )
 Jika dianggap kv = kH untuk semua lapisan tanah pada contoh soal 1.
 Tentukan rasio antara kH(eq) dan kv(eq)
Penyelesaian :

H1  H 2  H 3
kV ( eq ) 
H1 H H
(  2  3 )
kV 1 kV 2 kV 3
20  5  10
kV ( eq ) 
20 5 10
( 1
 4
 1
)
10 10 1,5  10
35
kV ( eq )   6 ,96 10  4 ft / menit
( 200  50.000  66 ,666 )

kH 0 ,1
 4
 144,92  145
kv 6 ,9 10
 Koefisien rembesan rata-rata suatu lapisan tanah dapat ditentukan di
lapangan dengan cara mengadakan pemompaan air dari sumur uji sbb :
 Pada percobaan ini, sebuah sumur uji digali, kemudian secara terus -
menerus air dipompa ke luar dari sumur nya.
 Beberapa sumur observasi dibuat di
sekeliling sumur uji dengan jarak
yang berbeda-beda.
 Pemompaan dilakukan dengan
kecepatan tetap sampai penurunan
permukaan air tanah pada sumur uji
dan sumur observasi menunjukkan
kedudukan yang stabil.
 Penurunan permukaan air di suatu
lokasi, berkurang dengan bertam-
bahnya jarak dari sumur uji.
 Bentuk teoritis garis penurunan berupa lingkaran dengan pusat lingkaran
pada sumur uji.
 Jumlah air tanah yang mengalir ke dalam sumur uji persatuan waktu
(debit = q) adalah sama dengan jumlah air yang dipompa ke luar dari
sumur uji per satuan waktu; keadaan ini dapat ditulis dalam persamaan
Darcy sbb :
q=vA=kiA
dimana :
v = kecepatan aliran , m/det
A = luas aliran
i = gradien hidrolis = dh/dr
 Luas A dapat dianggap sebagai
tabung vertikal dan tinggi h
dengan jari-jari r. Sehingga luas
penampang pengaliran adalah :
A=2πrh
Sehingga : q = k (dh/dr) 2 π r h
q = k (dh/dr) 2 π r h
q dr/r = 2π k h dh

r1 dr h1
q  2 k  h dh
r2 r h2

q ln r 
r1
r2  2 k 
1
2 h 
2 h1
h2

 r1 
q ln 
   k h12  h22 
karena ln x = 2,303 log x, maka :
 r2 
 r1 
2 ,303q log     k h12  h22  
 r2 
2 ,303q  r1  Apabila q, r1, r2, h1 dan h2 diketahui
k log  
2

 h1  h22

 r2 
koefisien rembesan dapat dihitung.
Contoh Soal
• Suatu uji pemompaan dari suatu sumur uji dalam lapisan tembus air
yang pada dasarnya terdapat lapisan kedap air, setelah mencapai
keadaan stabil diperoleh hasil observasi sbb :
• Debit air yang dipompakan keluar dari sumur uji (q) = 13,37 ft3/menit.
• Pada sumur observasi 1 yang berjarak (r1) = 150 ft dari sumur uji,
kedalaman air (h1) = 20 ft, dan sumur observasi 2 yang berjarak (r2) =
50 ft dari sumur uji, kedalaman air (h2) = 15 ft.
• Tentukan koefisien rembesan lapisan tanah tembus air tersebut.
• Penyelesaian :
2 ,303q  r1 
k log  

 h1  h2
2 2
  r2 
2 ,303  13,37  150 
k    0 ,027 ft / menit

 20  15
2 2

log
 50 
 Koefisien rembesan rata-rata untuk suatu confined aquifer (lapisan
penyimpan air yang diapit oleh lapisan kedap air) dapat juga ditentukan
dengan cara memompa air keluar dari sumur uji.
 Dengan menghitung ketinggian air
di dalam sumur observasi yang
dipasang dengan jarak yang
berbeda-beda dari sumur uji.
 Karena air hanya dapat mengalir ke
dalam sumur uji melalui aquifer
dengan ketebakan H, maka
persamaan debit air yang dipompa
keluar dari sumur adalah sbb :

q = k (dh/dr) 2 π r H
q dr/r = 2π k H dh

r1 dr h1
q  2 k H  dh
r2 r h2
r1 dr h1
q  2 k H  dh
r2 r h2

q ln r r12  2 k H h h12


r h

 r1
q ln   2 k H h1  h2 
 r2
 r1 
2 ,303q log    2 k h1  h2 
 r2 
2 ,303 q  r1 
k log  
2 H h1  h2   r2 

q  r1 
k log  
2 ,727 H h1  h2   r2 

Anda mungkin juga menyukai