Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


2022
BATAS BATAS ATTERBERG
Batas Atterberg dikenalkan oleh Albert Atterberg pada th. 1911 dengan maksud untuk
mengklasifikasikan tanah berbutir halus serta memastikan karakter indeks property tanah.
Batas Atterberg mencakup batas cair, batas plastis, serta batas susut.
Tanah yang berbutir halus umumnya mempunyai karakter plastis. Karakter plastis itu
adalah kekuatan tanah sesuaikan pergantian bentuk tanah sesudah bercampur dengan air pada
volume yang tetaplah. Tanah itu bakal berupa cair, plastis, semi padat atau padat bergantung
jumlah air yang bercampur pada tanah itu.
Batas Atterberg memerlihatkan terjadinya bentuk tanah dari benda padat sampai jadi
cairan kental sesuai sama kadar airnya. Dari test batas Atterberg bakal diperoleh parameter
batas cair, batas plastis, batas lengket serta batas kohesi yang disebut kondisi ketekunan
tanah. Batas-batas Atterberg bisa diliat pada tabel dibawah ini :
1.      Batas Cair (Liquid Limit)

Batas cair (LL) adalah kadar air tanah yang untuk nilai-nilai diatasnya, tanah akan berprilaku
sebagai cairan kental (batas antara keadaan cair dan keadaan plastis), yaitu batas atas dari
daerah plastis.

2.      Batas Plastis (Plastic Limit)

Batas plastis (PL) adalah kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya, tanah tidak lagi
berpengaruh sebagai bahan yang plastis. Tanah akan bersifat sebagai bahan yang plastis
dalam kadar air yang berkisar antara LL dan PL. Kisaran ini disebut indeks plastisitas.

3.      Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air, yaitu tanah masih bersifat plastis. Karena itu,
indeks plastis menunjukan sifat keplastisitas tanah. Jika tanah mempunyai interval kadar air
daerah plastis kecil, maka keadaan ini disebut dangan tanah kurus. Kebalikannya, jka tanah
mempunyai interval kadar air daerah plastis besar disebut tanah gemuk. Nilai indeks
plastisitas dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :
IP = LL – PL

Batasan mengenai indeks plastis, sifat, macam tanah dan kohesi diberikan oleh
Atterberg tabel berikut ini:
4.      Batas Susut / Shrinkage Limit (SL)

Kondisi kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu prosentase kadar
air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah
disebut Batas Susut.

SL = (V0/W0 - 1/Gs) x 100%

Keterangan :
SL = batas susut tanah
V0 = volume benda uji kering
W0 = berat benda uji kering
Gs = berat jenis tanah

5.      Kontrol Batas-batas atterberg mencakup :

a.         Kontrol Batas Cair (Liquid Limit)

b.         Kontrol Batas Plastis (Plastic Limit)

c.         Kontrol Batas Susut (Shrinkage Limit)

a. Kontrol Batas Cair (Liquid Limit)

Batas Cair yaitu: kadar air yang mana ketekunan tanah mulai beralih dari kondisi plastik ke
kondisi cair.

Peralatan :

1. Dish cawan porselin dengan diameter 114 mm.

2. Spatula pisau potong dengan panjang 76 mm lebar 19 mm.

3. Liquid Limit Piranti – terbagi dalam cawam yang dapat naik – turun serta grooving tool.

4. Container – Kaleng kecil bertutup.

5. Timbangan – Dengan kecermatan 0, 01 gr.

6. Oven – Dapat memanaskan hingga 110 ± 5o C.

Bahan :

Tanah lolos saringan No. 30 seberat ± 200 gr.

Prosedur Kontrol :

1. Masukan tanah kedalam cawan porselin serta berikan air sejumlah 15 – 20 ml. Aduk
dengan spatula hingga air rata bercampur dengan tanah. Berikan air sedikit-sedikit (1-3 ml),
bila tanah masihlah kurang plastis, lalu aduk lagi dengan spatula hingga rata.
2. Ambillah beberapa tanah yang sudah diaduk rata serta tempatkan pada cawan dari Liquid
limit piranti. Ratakan permukaan tanah dalam cawan itu hingga kedalamannya yang
maksimum yaitu 10 mm. Garuk tanah itu sedikit-sedikit dengan grooving tool hingga pada
akhirnya hingga ke basic cawan serta tanah dalam cawan terbelah dua.

3. Putar liquid limit piranti hingga cawan naik turun sembari dihitung jumlah ketukan yang
berlangsung yang dibutuhkan untuk mempertemukan kembali tanah yang terbelah selama
sekitaran 12, 7 mm.

4. Ambillah contoh tanah di bagian pertemuan ke-2 tanah itu untuk di check kadar airnya
lewat cara seperti berikut :

Timbang berat container atau cawan kosong = A.


Masukan contoh tanah kedalam container serta timbang = B.
Keringkan contoh tanah dalam oven pada temperatur ± 110o C sepanjang 24 jam lalu
timbang container + tanah kering = C
Kadar air :
Bekas tanah yang ketinggalan dalam cawan masukan kembali kedalam cawan porselin untuk
digabung dengan contoh tanah awal mulanya, serta bersihkan dan keringkan liquid limit
piranti.
Ulangilah prosedur a hingga e hingga didapat data jumlah pukulan pada 10 – 20, 20 – 30, 30-
40 serta 40 – 45. Sebagai catatan kalau bila tanah semakin basah, jumlah pukulan bakal
makin sedikit, demikian juga demikian sebaliknya.

Perhitungan :

Kalkulasi kadar air untuk semasing jumlah pukulan dengan rumus seperti dalam butir iv.

Flow Curve (Kurva Kelelahan)

Buat Flow curve yang disebut jalinan pada kadar air serta jumlah pukulan yang berlangsung.
Kadar air adalah ordinat dengan taraf linier serta jumlah pukulan adalah absis dengan taraf
logaritma. Sambungkan titik-titik yang didapat hingga diperoleh suatau garis lurus, bila tak
dapat ambil satu garis lurus yang mewakili titik-titik yang didapat. Garis ini dimaksud dengan
Flow curve.

Liquid Limit (Batas Cair)


Liquid limit yaitu kadar air yang didapat pada jumlah pukulan 25 kali, yang dapat didapat
dengan pertolongan Flow Curve yang sudah di buat.

b. Kontrol Batas Plastis (Plastic Limit)

Batas Plastis yaitu kadar air yang disebut batas pada konsostensi tanah dalam kondisi semi
plastis serta kondisi plastis.

Peralatan :

Dish – cawan porselin dengan diameter 114 mm


Spatula – pisau potong dengan panjang 76 mm lebar 19 mm
Plat kaca – untuk menggiling benda uji
Container – Kaleng kecil bertutup
Timbangan – Dengan kecermatan 0, 01 gram
Oven – Dapat memanaskan hingga 110 ± 5o C.

Benda Uji

Tanah lolos saringan No. 30 seberat ± 20 gram

Prosedur Kontrol :

1. Masukan tanah kedalam cawan porselin serta berikan air sedikit-sedikit lalu aduk hingga
rata dengan spatula. Buat tanah jadi cukup plastis hingga gampang dibuat jadi bola.
2. Ambillah tanah plastis itu seberat ± 8 gr serta bentuk jadi ellipsoida. Lalu giling tanah itu
dengan jari tangan ke plat kaca pelan-pelan hingga diameternya seragam.
3. Saat diameter tanah jadi ± 3, 2 mm, potong tanah itu jadi 6 – 8 sisi. Lalu ambillah satu sisi
serta     bentuk lagi jadi ellipsoida lalu giling lagi dengan jari diatas kaca hingga diameternya
± 3, 2 mm. 4.Sesudah diameter tanah jadi ± 3, 2 mm, desakan penggilingan dikurangi serta
giling selalu dengan diameter tetaplah hingga pada akhirnya bakal berlangsung retak.
5.Ambillah contoh tanah yang retak itu, lalu check kadar airnya lewat cara seperti berikut :
6. Timbang berat cawan kosong = A
7.Masukan contoh tanah kedalam cawan serta timbang = B
8.Keringkan contoh tanah dalam oven pada temperatur ± 110o C sepanjang 24 jam lalu
timbang cawan + tanah kering = C
Kadar air =D

Perhitungan

Plastic limit (batas plastis) yaitu adalah kadar air dari tanah itu mulai retak saat digiling pada
diameter ± 3, 2 mm.

Plastic Limit (PL) =

Dengan :

A = Berat cawan kosong

B = Berat cawan + tanah basah

C = Berat cawan + tanah kering

Plasticity Index (PI) yaitu adalah selisih pada Liquid Limit serta Plastic Limit.

Plasticity Index = Liquid Limit – Plastic Limit

Bila kontrol tidak berhasil memastikan Liquid Limit atau Plastic Limit, atau harga Plastic
Limit sama atau semakin besar dari harga Liquid Limit, laporkan tanah itu sebagai Non-
Plastis.

c. Kontrol Batas Susut (Shrinkage Limit)

Batas susut yaitu kadar air di mana ketekunan tanah itu ada pada kondisi semi plastis serta
kaku, hingga bila diselenggarakan pengurangan kadar air, tanah itu akan tidak menyusut
volumenya.

Peralatan :

Dish – Terbagi dalam 2 cawan porselin dengan diameter 115 mm serta 150 mm.
Spatula – pisau potong dengan panjang 76 mm lebar 20 mm
Milk Dish – Cawan porselin atau monel yang memiliki basic rata dengan diameter 45 mm
serta tinggi 12, 7 mm.
Straight edge – Penggaris besi dengan panjang 100 mm.
Glass Cup – Gelas kaca dengan diameter 50 mm serta tinggi 25 mm.
Transparant Plate – Plat kaca dengan 3 buah pegangan yang dipakai untuk mencelupkan
tanah ke air raksa.
Gelas ukur – Kemampuan 25 ml dengan kecermatan 0, 2 ml.
Timbangan – Dengan kecermatan 0, 01 gram
Air raksa – cukup untuk isi Glass cup hingga penuh.
Oven – Dapat memanaskan hingga 110 ± 5o C.
Benda Uji

Tanah lolos saringan No. 30 seberat ± 30 gram

Prosedur Kontrol :

Masukan contoh tanah kedalam cawan porselin yang berdiameter 115 mm lalu berikan air
seperlunya serta aduk dengan spatula hingga semuanya pori tanah itu diisi air. Pemberian air
yaitu sedemikian hingga kadar air tanah itu melebihi batas cairnya ± 10%.
Usap dengan paselin, permukaan samping dalam dari Milk Dish hingga rata. Lalu timbang
Milk Dish kosong (A).
Tuang tanah cair pada butir a. kedalam Milk Dish ini dengan cara pelan-pelan hingga penuh
serta ratakan permukaannya dengan penggaris besi dan bersihkan semuanya tanah yang
melekat di Milk Dish.
Timbang Milk Dish diisi tanah basah ini selekasnya (B), lalu keringkan di hawa hingga
warnanya beralih dari gelap jadi jelas. Setelah itu masukan kedalam oven dengan temperatur
110 ± 5o C.
Sesudah tanah kering (sepanjang 24 jam) timbang Milk Dish diisi tanah kering (C).
Ukur volume tanah kering dengan pertolongan air raksa lewat cara seperti berikut :
 BATAS BATAS ATTERBERG
Isi glass cup dengan air raksa hingga penuh lalu ratakan permukaan air raksa dengan glass
cup dengan jalan menekannya dengan plat kaca. Untuk menyimpan tumpahan air raksa di
cawan porselin.
Masukan tanah kering ke air raksa serta tekan tanah itu dengan Transparant plate (plat kaca).
Air raksa yang tumpah lalu masukan kedalam gelas ukur, hingga volume yang terbaca yaitu
adalah volume tanah kering (E).
Ukur volume Milk Dish lewat cara mengisinya hingga penuh dengan air raksa, lalu tuang air
raksa itu kedalam gelas ukur. Volume yang terbaca yaitu volume Milk Dish yang sama juga
dengan volume tanah basah (D).

Daftar Pustaka
http://www.ilmulabtekniksipil.id/2016/04/batas-batas-atterberg.html

Anda mungkin juga menyukai