A. LIQUID LIMIT
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 4318 "Standard Test Methods for Liquid Limit,
Plastic Limit, and Plasticity Index of Soils"
AASHTO T 89 "Determining the Liquid Limit of Soils"
SNI 1967:2008 "Cara uji penentuan batas cair tanah"
1
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Spatula
Mangkuk porselin
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Botol penyemprot
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 40 ASTM sebanyak
1 kg
Air suling
2
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
keadaan, yaitu batas cair, batas plastis, dan batas susut dari
tanah, atau secara skematis diwakili pada sebuah diagram yaitu:
E. Teori Tambahan
Batas cair (liquid limit) adalah kadar air pada saat tanah
berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis (Arora,
2004). Pada batas cair, tanah lempung secara praktis seperti
cairan, tetapi memiliki kekuatan geser yang kecil. Batas cair
tanah tergantung pada mineral lempung yang ada. Semakin kuat
surface charge (muatan permukaan) dan semakin tipis
partikelnya, semakin besar jumlah air yang terserap, maka akan
semakin tinggi pula batas cairnya. Tanah dengan batas cair yang
tinggi cenderung memiliki sifat plastis yang lebih tinggi,
sehingga lebih lunak dan dapat dikatakan memiliki sifat
keteknikan yang buruk. Hal tersebut dapat beresiko pada
masalah konstruksi dan meningkatkan risiko tanah longsor
sebab sulit untuk dipadatkan (pemampatannya tinggi).
3
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
a. Menyiapkan tanah lolos saringan no. 40 ASTM, dengan
kondisi kering udara.
b. Memastikan kebersihan alat–alat.
c. Mengalibrasi timbangan yang akan digunakan.
d. Menyiapkan botol penyemprot dan air suling.
e. Menyiapkan dan keringkan can yang diperlukan.
B. Jalannya Praktikum
a. Memasukkan sampel tanah ke dalam mangkuk porselin dan
kemudian mencampur dengan air suling dan mengaduk
dengan spatula hingga tanah menjadi homogen.
b. Memasukkan sampel tanah ke dalam mangkuk cassagrande
selapis demi selapis dan mengusahakan tidak ada udara di
antara setiap lapisan dengan spatula. Tebal tanah yang
dimasukkan kurang lebih hingga setebal 0.5 inch pada
bagian tengahnya.
c. Membuat celah di tengah-tengah tanah dalam mangkuk
cassagrande dengan menggunakan grooving tool dalam
arah tegak lurus mangkuk, melakukan dengan hati–hati agar
tidak terjadi retak pada bagian bawahnya (gambar 3).
4
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
5
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
No. Can x 6 5 3
Jumlah ketukan 17 22 29 41
Berat tanah basah + can 25,1 29,8 25,3 29,4
Berat tanah kering + can 18 20,4 17,9 20,8
Berat can 8,4 8,2 8,1 8,5
Berat tanah kering 9,6 12,2 9,8 12,3
Berat air 7,1 9,4 7,4 8,6
Kadar air (W%) 74% 77% 76% 70%
Sumber: (Data Praktikan, 2023)
6
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Sampel X
25,1−18
W= ×100 %=74 %
18−8,4
Sampel 6
29,8−20,4
W= ×100 %=77 %
20,4−8,2
Sampel 5
25,3−17,9
W= × 100 %=76 %
17,9−8,1
Sampel 3
29,4−20,8
W= ×100 %=70 %
20,8−8,5
N (x) W (y)
17 74%
22 77%
29 76%
41 70%
Rata-Rata 74%
Sumber: (Data Praktikan, 2023)
7
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Keterangan:
LL = liquid limit
Wn = kadar air pada ketukan ke-n
N = jumlah ketukan
17 0,121
LL can x = 74 ( ) = 70,59 %
25
22 0,121
LL can 6 = 77( ) = 75,87 %
25
0,121
29
LL can 5 = 76( ) = 76,88 %
25
0,121
41
LL can 3 = 70( ) = 74,23 %
25
8
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Jumlah
No. Can Wn (%) LL (%)
Ketukan
x 17 74% 70,59%
6 22 77% 75,87%
5 29 76% 76,88%
3 41 70% 74,23%
Rata-Rata LL 74%
Sumber: (Data Praktikan, 2023)
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Praktikum Atterberg Limit bagian liquid limit memiliki
tujuan untuk dapat menghitung kadar air pada batas cair suatu
sampel tanah. Hasil yang didapatkan dari percobaan ini dapat
digunakan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan
sifatnya pada tanah kohesif, dimana konsistensi tanah
tergantung dari nilai batas cairnya. Selain itu, nilai batas cair ini
9
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
10
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
11
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
12
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. Analisis Kesalahan
Pada praktikum liquid limit, terdapat beberapa kesalahan
yang dapat terjadi, yaitu:
13
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum liquid limit ini adalah:
Nilai liquid limit yang didapatkan dari cara satu adalah 75%,
sedangkan dengan cara dua adalah 74%.
Nilai Flow Index (FI) yang didapatkan adalah –12%. Flow index
rendah yang menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kekuatan
geser tanah yang tinggi.
Berdasarkan nilai liquid limit yang diperoleh, sampel tanah tersebut
digolongkan menjadi tanah dengan plastisitas tinggi.
VI. APLIKASI
Aplikasi pengujian sifat tanah berdasarkan nilai liquid limitnya
dapat berguna pada bidang berikut:
Uji liquid limit dapat digunakan untuk mengevaluasi risiko
tanah longsor pada suatu wilayah, karena tanah yang memiliki
LL tinggi cenderung lebih lunak dan lebih mudah untuk
tergelincir.
14
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VII. REFERENSI
VIII. LAMPIRAN
15
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
B. PLASTIC LIMIT
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 4318 "Standard Test Methods for Liquid Limit,
Plastic Limit, and Plasticity Index of Soils"
16
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
17
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
W 1−W 2
W= ×100 %
W 2−W 3
dengan:
W = kadar air
W1 = berat tanah basah + can
W2 = berat tanah kering + can
W3 = berat can
E. Teori Tambahan
Batas plastis (plastic limit) dapat diartikan sebagai nilai
kadar air pada kondisi antara daerah plastis dan daerah semi
padat (Darwis, 2018). Indeks plastisitas merupakan interval
kadar air dimana tanah masih bersifat plastis. Karena itu, indeks
plastisitas menunjukkan sifat keplastisitasan tanah tersebut
(Hardiyatmo, 2002).
Tabel 5. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Indeks Platisitas
PI Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non-plastis Pasir Non-kohesif
<7 Plastis rendah Lanau Kohesif sebagian
7-17 Plastis sedang Lempung Berlanau Kohesif
>17 Plastis tinggi Lempung Kohesif
Sumber: (Hardiyatmo, 2002)
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
a. Membersihkan alat-alat yang akan digunakan.
b. Menyiapkan botol penyemprot dan air suling.
c. Menyiapkan tanah lolos saringan No. 40 ASTM.
d. Menimbang berat kedua container.
B. Jalannya Praktikum
18
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
19
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
B. Perhitungan
Untuk mencari kadar air tanah digunakan rumus:
Container Kecil
W 1−W 2 26−20,3
W= ×100 % = ×100 %=52 %
W 2−W 3 20,3−9,4
Container Besar
W 1−W 2 26−2 2,4
W= ×100 % = × 100 %=46 %
W 2−W 3 22,4−14,5
20
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Praktikum Atterberg Limit bagian plastic limit
bertujuan untuk menentukan kadar air pada batas plastis sampel
tanah. Nilai batas plastis berguna untuk menentukan batas
terendah kadar air ketika tanah dalam keadaan plastis dan angka
indeks plastisitas suatu tanah. Terdapat beberapa alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain pelat kaca yang
berfungsi untuk alas saat menggulung sampel tanah, container
yang berfungsi untuk wadah sampel tanah yang sudah digulung,
spatula yang berfungsi untuk mengaduk tanah dengan air sulung
sampai homogen, mangkuk porselin yang berfungsi untuk
wadah pencampuran sampel, oven yang berfungsi untuk
mengeringkan sampel, dan timbangan dengan ketelitian 0,01
gram untuk menimbang berat sampel tanah. Selanjutnya,
digunakan sampel tanah lolos saringan No. 40 ASTM dan air
suling. Pemilihan ukuran ini dimaksudkan untuk memudahkan
pembuatan pasta tanah. Selain itu digunakan pula air suling
yang berperan sebagai pengencer pasta tanah dan juga berfungsi
untuk mengatur kadar air yang dicapai. Air suling tidak
mengandung mineral, sehingga penggunaan air suling
21
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
22
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
23
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. Analisis Kesalahan
Pada praktikum plastic limit, terdapat beberapa kesalahan
yang dapat terjadi, yaitu:
Kesalahan pencampuran tanah dan air suling sehingga
terjadi keretakan pada saat sampel tanah belum mencapai
diameter 1/8 inch ataupun tidak retak saat 1/8 inch. Solusi
yang dapat dilakukan adalah mengulang percobaan dengan
menambahkan air suling ataupun sampel tanah hingga
konsistensinya sesuai.
Berkurangnya kadar air dalam sampel tanah karena
container tidak tertutup sehingga data yang diperoleh
menjadi kurang akurat. Hal yang dapat dilakukan adalah
memastikan container tertutup dengan rapat setelah sampel
tanah dimasukkan.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum plastic limit ini adalah:
Kadar air pada container kecil sebesar 52% dan container besar
sebesar 46%. Sehingga dihasilkan rata-rata kadar air atau nilai dari
plastic limit sebesar 49%.
Nilai indeks plastisitas yang didapat adalah 29%.
Berdasarkan nilai plastic limit dan indeks plastisitas yang
diperoleh, sampel tanah dapat digolongkan ke dalam kategori tanah
lempung dengan plastisitas tinggi.
VI. APLIKASI
Dalam bidang teknik lingkungan, uji plastic limit dapat menjadi
salah satu parameter analisis karakteristik tanah untuk proyek rekayasa
lingkungan, seperti pembuatan bangunan, jalan, saluran drainase, dan
sebagainya.
VII. REFERENSI
24
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VIII. LAMPIRAN
25
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. SHRINKAGE LIMIT
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 427 “Standard Test Method for Shrinkage Factors of
Soils by the Mercury Method"
26
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
27
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Wd
SR= × 100 %
Vd
E. Teori Tambahan
Batas susut (shrinkage limit) adalah kadar air terkecil
dimana tanah jenuh. Didefinisikan juga sebagai kadar air
maksimum dimana pengurangan kadar air tidak akan
menyebabkan penurunan volume massa tanah (Arora, 2004).
Dengan kata lain, pada kadar air ini, penyusutan berhenti.
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
a. Menyiapkan tanah lolos saringan No. 40 ASTM kering
udara.
b. Menyiapkan air suling dan botol penyemprot.
c. Menimbang coated dish atau container yang diperlukan.
B. Jalannya Praktikum
28
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
29
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
No. Dish 1 2
Berat coated dish + tanah basah 77,27 76,55
Berat coated dish 41,39 40,23
Berat coated dish + tanah kering 64,29 65,2
Berat coated dish + raksa 291,48 290,67
Berat raksa + shrinkage dish 782,66 785,31
30
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
No. Dish 1 2
Berat shrinkage dish (setelah sub- 615,09 605,7
merging soil cake) + raksa
Sumber: (Data Praktikan, 2023)
B. Perhitungan
Shrinkage Limit (SL) Dish 1
(Ww−Wd )−( Vw−Vd ) ρw
¿ ×100 %
Wd
( 35,88−22,9 ) −( 18,48−12,39 ) 1
¿ ×100 %
22,9
¿ 30,05 %
31
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Wd
¿ ×100 %
Vd
24,97
¿ ×100 %
13,28
¿ 1 88,10 %
No. Dish 1 2
Berat coated dish + tanah basah 77,27 76,55
Berat coated dish 41,39 40,23
Berat tanah basah 35,88 36,32
Berat coated dish + tanah kering 64,29 65,2
Berat tanah kering 22,9 24,97
Berat coated dish + raksa 291,48 290,67
Berat raksa 250,09 250,44
Volume tanah basah 18,4841094 18,5099778
Berat raksa + shrinkage dish 782,66 785,31
Berat shrinkage dish (setelah sub- 615,09 605,7
merging soil cake) + raksa
Berat raksa yang dipindahkan 167,57 179,61
Volume tanah kering 12,3850702 13,2749446
Shrinkage limit 30,05% 24,49%
Shrinkage ratio 184,90% 188,10%
Sumber: (Data Praktikan, 2023)
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Praktikum Atterberg Limit bagian shrinkage limit
bertujuan untuk mencari kadar air pada batas susut dari suatu
sampel tanah. Dalam menjalankan praktikum ini, diperlukan
32
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
33
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
34
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. Analisis Kesalahan
35
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum shrinkage limit ini
adalah:
Nilai shrinkage limit dish 1 sebesar 30,05%, shrinkage limit dish 2
sebesar 24,49% dan didapatkan rata-rata shrinkage limit sebanyak
27,27%.
Nilai shrinkage ratio dish 1 sebesar 184,90%, shrinkage ratio dish 2
sebesar 188,10%, kemudian didapatkan rata-rata shrinkage ratio
sebesar 186,50%.
VI. APLIKASI
Dalam bidang teknik sipil dan lingkungan, uji batas susut ini
penting untuk menentukan daya dukung tanah, khususnya untuk
proyek-proyek bangunan seperti gedung, jalan, jembatan, dan lain
sebagainya. Uji batas susut juga dapat digunakan untuk menentukan
potensi tanah dalam mengalami penyusutan atau penurunan, terutama
pada tanah gambut atau tanah lempung yang memiliki sifat konsolidasi
yang tinggi.
VII. REFERENSI
36
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VIII. LAMPIRAN
37
[Atterberg Limits]
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
38
[Atterberg Limits]