Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maysya Putri Cantieka

NPM : 2106653514

Ulasan Buku Innovation for Urban Sanitation

Chapter 4: Stage 3: Integrating U-CLTS across the sanitation chain

U-CLTS bukanlah metode yang paling efektif sebagai solusi untuk masalah sanitasi,

tetapi lebih mengutamakan kepada cara berpikir dari masyarakat. Hal yang menjadi titik focus

dari metode U-CLTS adalah hanya alat, ide, atau pemikiran tentang bagaimana caranya

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masalah-

masalah sanitasi. Salah satu dari masalah yang krusial dalam bidang sanitasi adalah masalah

feses. Diperlukan adanya sarana untuk mengolah feses agar dapat diciptakannya lingkungan

yang bebas feses di seluruh komunitas perkotaan. Langah penting yang dapat dilakukan untuk

mengolah feses adalah proses penyimpanan feses, pengangkutan feses, dan pembuangan feses.

Tiga proses pengolahan feses (penyimpanan, pengangkutan, dan pembuangan) sangat

perlu untuk diberi perhatian secara khusus. Tangki penyimpanan yang baik adalah tangki yang

kedap air, dibangun dengan mengikuti standar yang sesuai, dan menggunakan teknologi yang

tepat guna. Apabila tangki penyimpanan feses tersebut sudah dibangun dengan sebaik

mungkin, kondisi sanitasi wilayah tersebut akan terbantu pula. Meningkatnya angka penyakit

akibat kondisi yang kurang higienis dapat ditekan, lingkungan yang tidak tercemar, dan masih

banyak manfaat yang lainnya. Kemudian, proses pengangkutan feses juga tidak kalah

pentingnya dengan proses penyimpanan feses. Proses pengangkutan yang tidak menyeluruh

dan tidak higienis akan menyebabkan lingkungan tercemar. Terakhir, proses pembuangan juga

perlu untuk diperhatikan sebab apabila proses pembuangannya tidak direncanakan secara
matang, khawatir feses tersebut dapat mencemari lingkungan, misal mencemari air, tanah, dan

lain sebagainya.

Peraturan diperlukan di seluruh rantai sanitasi dan mungkin terkait dengan kualitas

toilet atau jenis toilet yang diizinkan. Agar peraturan tersebut dapat dipatuhi, peraturan tersebut

harus dipenuhi sesuai dengan konteksnya: yaitu. misal di daerah kumuh dibuat standar lain

yang mungkin diperlukan untuk mendorong langkah pertama menuju sanitasi yang lebih baik.

Peraturan juga perlu dikomunikasikan dengan baik serta diperlukannya diadakan pelatihan

untuk memastikan kapasitas masyarakat untuk mematuhinya. Agar peraturan menjadi efektif,

mereka harus dipantau dan ditegakkan dengan cara yang tepat. Tantangannya di sini dapat

dilihat dari kurangnya penegakan hukum hingga banyak terjadi penegakan yang tidak masuk

akal dengan denda yang mahal.

Proses Penampungan

Ada beberapa hal yang mampu dilakukan oleh masyarakat untuk proses penampungan

yang efektif. Misalnya ikut berpartisipasi membangun jamban baru, meningkatkan kebersihan

dam pemeliharaan fasilitas toilet yang sudah ada, membayar layanan pengelolaan feses, dan

lain-lain. Dalam pelaksanaannya juga mungkin ada beberapa hal yang dapat menghambat

proses penampungan yang baik, seperti perizinan tanah yang dipersulit, kurangnya

perencanaan, kurangnya lahan, dan lain sebagainya. Untuk itu, tentunya sangat dibutuhkan

adanya koordinasi dan kerja sama yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan seluruh aspek

kota tersebut.
Proses Pengangkutan

Di daerah perkotaan, untuk mencapai lingkungan bebas kotoran hampir selalu

memerlukan sistem untuk mengosongkan, mengangkut, dan mengolah lumpur tinja dari pipa

ledeng di lokasi dengan aman. Dibutuhkannya metode U-CLTS untuk partisipasi dan

pemberdayaan agar masyarakat dapat dimobilisasi untuk melakukan peningkatan layanan

pengosongan dan transportasi, perubahan perilaku agar dapat mengurangi praktik yang tidak

aman dan terakhir sanitasi total di mana setiap orang di area tertentu harus memiliki akses yang

memadai.

Masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses untuk mencapai proses pengangkutan

yang efektif. Misalnya ikut mementukan rencana pembersihan, pemeliharaan, dan

pengosongan toilet umum, memberti informasi kepada orang yang bertanggung jawab untuk

mengosongkan toilet, memastikan kewajiban pemilik toilet untuk menghentikan praktik-

praktik berbahaya seperti pengosongan sumur atau tangki septik ke luar atau di saluran terbuka,

dan lain sebagainya. Untuk memastikan pembuangan lumpur yang aman setelah

mengosongkan lubang, diperlukan adanya koordinasi dengan penyedia layanan formal

(perusahaan utilitas) sehingga mereka dapat mengakses dengan tepat perawatannya.

Dibutuhkan upaya yang signifikan untuk meyakinkan perusahaan utilitas atau masyarakat

bahwa penyedia layanan informal dapat beroperasi dalam operasi yang aman dan terjamin

efektif.

Proses Pembuangan

Langkah yang terakhir ini sangat penting karena hasilnya harus diolah dengan sangat

baik agar tidak meninggalkan zat yang berbahaya bagi lingkungan. Masyarakat dapat
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan di lokasi pabrik pengolahan, memobilisasi

masyarakat untuk mengambil tindakan yang aman dan memastikan tersedianya sanitasi yang

terjangkau dan mudah diakses.

Kesadaran masyarakat akan system sanitasi yang baik memang harus dilakukan scara

menyeluruh dan harus segera diterapkan sejak awal proses sanitasi tersebut. Jika masyarakat

sudah peduli dengan lingkungan dan sanitasinya, maka pengolahan akan lebih mudah dalam

proses pengaplikasiannya. Hal ini juga tentunya perlu untuk didukung oleh partisipasi dari

pemerintah untuk memberikan layanan dan regulasi yang baika agar sanitasi total dapat

tercapai.

Chapter 5: Stage 4: Maintaining momentum

Mempertahankan momentum adalah tentang memastikan bahwa tindakan dan

perubahan perilaku yang direncanakan terjadi dan dipertahankan dari waktu ke waktu untuk

mencapai tujuan dan hasil kebersihan yang diinginkan. Tujuan awal dapat didasarkan pada

kandungan lumpur tinja yang aman sebelum beralih ke tantangan yang lebih kompleks di rantai

layanan sanitasi. Ini mungkin juga mencakup melampaui sanitasi untuk mengatasi masalah air

dan sanitasi yang lebih luas, pembuangan limbah padat, drainase atau masalah masyarakat

lainnya. Terdapat empat aspek yang dapat mempengaruhi proses mempertahakankan

momentum, yaitu penindaklanjutan, pemantauan, verifikasi, dan keberlanjutan.

Penindaklanjutan

Proses penindaklanjutan dapat dilakukan oleh natural leaders, staf NGO, petugas

pengembangan masyarakat, kelompok masyarakat, anak-anak, tokoh masyarakat, atau aktor


lokal terkait lainnya. Berbagai macam alat dan metode dapat digunakan dari kunjungan rumah

hingga pertemuan dan pertukaran komunitas. Kunci keberhasilan tindak lanjut adalah

melibatkan dan bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan di berbagai aspek dengan

rencana strategis menyeluruh. Ini penting untuk mulai melacak segera setelah memicu dan

merencanakan tindakan untuk memastikan momentum yang diperoleh tidak hilang.

Pemantauan

Pemantauan dapat difasilitasi oleh aktor masyarakat lokal seperti natural leaders,

relawan kesehatan, serta oleh aktor eksternal seperti staf NGO, petugas kesehatan masyarakat,

dll. Mengembangkan metode yang sederhana namun efektif dan pembagian tanggung jawab

yang jelas adalah kunci dari keberhasilan aspek ini. Jenis indikator yang dipilih untuk

memantau kemajuan U-CLTS mungkin berbeda dari yang digunakan di CLTS pedesaan. Di

daerah pedesaan indikatornya meliputi pembangunan jamban rumah tangga, bukti penggunaan,

kebersihan bekas lokasi OD dan bukti fasilitas cuci tangan. Dalam daerah perkotaan dapat

mencakup indikator-indikator di atas, jika relevan, tetapi sebagai tambahan ada beberapa hal

yang dapat diperhatikan pula. Seperti peningkatan kebersihan atau pemeliharaan toilet yang

ada, ,engurangi jumlah orang yang berbagi toilet, meningkatkan kualitas dan standar fasilitas,

penggunaan fasilitas cuci tangan secara teratur, toilet yang dapat diakses oleh semua area

komunitas (termasuk penyandang disabilitas, ibu hamil, lansia, anak-anak, tuna wisma, dll),

pembuangan kotoran bayi, popok, pembalut, dll secara aman, dan sebagainya.
Verifikasi, sertifikasi, dan perayaan

Peninjauan, sertifikasi, dan perayaan tujuan menuju lingkungan bebas kotoran digunakan

untuk mendorong suksesnya proses sanitasi. Mereka membantu untuk mencapai rasa

pencapaian, yang pada gilirannya mendorong tindakan masyarakat lainnya. Perayaan yang

diiklankan dengan baik juga meningkatkan kesadaran masyarakat. Pengaturan verifikasi sangat

penting karena verifikasi seharusnya harus menjadi bentuk dorongan. Beberapa verifikasi

membantu memastikan perubahan perilaku: misalnya, mungkin ada pemeriksaan ulang pada

satu, tiga, dan enam bulan dan sebelum sertifikasi. Terdapat berbagai macam metode verifikasi

dan sertifikasi serupa dengan metode pemantauan, yaitu kunjungan dari rumah ke rumah,

pertemuan masyarakat, pertukaran, dan lain-lain.

Keberlanjutan

U-CLTS adalah tentang keterlibatan dan pemberdayaan. Setelah komunitas memiliki

mencapai hasil sanitasi yang lebih baik, kapasitas organisasi dan antusiasme yang sudah

terbentuk dapat lebih diperkuat untuk memastikan hasilnya berkelanjutan melalui pemantauan

berkelanjutan dan banyak lagi modernisasi teknologi sanitasi; mengatasi masalah yang lebih

luas seperti menangani limbah padat, air limbah dan kebersihan umum masyarakat; dan

menangani topik yang melampaui sektor sanitasi, seperti perumahan standar, hak asasi

manusia, penciptaan lapangan kerja, kesehatan dan keselamatan, dan lain-lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan momentum. Pertama, jika

progresnya buruk, periksa semua proses untuk mencari tahu apa yang salah. Ini mungkin

melibatkan memikirkan kembali beberapa aspek pada bagian persiapan, termasuk perencanaan
dan analisis ekonomi. Kedua, mengutamakan kualitas di atas mengutamakan kecepatan waktu

pengerjaan. Ketiga, gunakan kegiatan monitoring untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan

prosesnya untuk dapat mengajak masyarakat unutk berpartisipasi lebih dalam lagi.

Anda mungkin juga menyukai