Anda di halaman 1dari 32

TUGAS KELOMPOK

TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA


TLA – 499
(TANGKI SEPTIK)

Disusun Oleh :
Nur Afifah Sari 25-2015-008
Anggi Aprilia K 25-2015-009
Alfianabila Yusfiaka 25-2015-023
Kirana Oktavian W 25-2015-034

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
A. Aspek Sosial dan Lingkungan
1. Apakah teknologi sanitasi yang ada digunakan di komunitas Anda ?
 Teknologi yang digunakan di komunitas yakni tangki septik.
Bisakah tangki septik diperkenalkan ke masyarakat ?
 Tangki septik dapat diperkenalkan ke masyarakat melalui sosialisasi.
Apa perubahan yang diperlukan dalam kebiasaan orang yang diperlukan
untuk ini?
 Perubahan yang diperlukan dalam kebiasaan adalah dengan menjaga
sistem sanitasi di lingkungan agar terjaga dengan baik.
Apakah perubahan tersebut dapat diterima untuk mengadaptasi teknologi
dengan kebiasaan masyarakat atau sebaliknya ?
Contohnya pada:
a. Perubahan dari penggunaan jamban leher angsa menjadi septic tank
b. Perubahan dari bahan pembersih anal yang tidak dapat diurai secara
alami menjadi yang dapat terurai secara alami ?
 Perubahan dari teknologi jamban leher angsa menjadi tangki septik
dapat digunakan karena dlihat dari segi keefektifan tangki septik lebih
efektif karena dapat mengolah air buangan yang ada pada tanki
tersebut sehingga air olahan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
sekunder.
 Perubahan dari bahan pembersih anal yang tidak dapat diurai secara
alami dapat diganti menjadi yang dapat terurai secara alami perubahan
tersebut dapat diterima karena lebih efisien penguraian secara alami.

2. Apakah orang-orang terbiasa dengan sistem tangki septik ?


 Hampir dapat dipastikan banyak orang yang terbiasa dengan sistem
tangki septik, karena sejauh ini tangki septik menjadi teknologi yang
banyak di gunakan karena sangat efisien, mudah di terapkan dan dari
segi perawatan juga mudah.
Apakah mereka memahami dampak sistem ini terhadap lingkungan,
kesehatan, dan kesejahteraan umum mereka ?
 Dampak sistem tangki septik terhadap lingkungan dapat memperbaiki
kualitas sanitasi yang lebih baik. Kesehatan masyarakat dapat
diminimalisir dengan adanya sistem tangki septik karena sanitasi
yang lebih terjaga..
Bagaimana masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam program tangki
septik dari tahap perencanaan, implementasi, dan monitoring atau
pemeliharaan ?
 masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam program tangki septik
dari tahap perencanaan, implementasi, dan monitoring atau
pemeliharaan dengan cara :
a. Berpartisipasi dalam berpendapat pikiran/gagasan/ide yang
disampaikan sewaktu rapat-rapat atau beberapa pertemuan desa.
b. Sumbangan keterampilan dan tenaga, dapat diwujudkan didalam
kegiatan gotong royong untuk pemeliharaan sarana, perbaikan
sarana maupun perlindungan dari pencemaran
c. Sumbangan material, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pemeliharaan, perbaikan maupun pengembangan. Contoh: pasir,
batu kali, kerikil, sikat lantai, sapu lidi dan sebagainya.
d. Sumbangan dana/ uang, ini mutlak harus ada, karena kegiatan air
bersih sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat
termasuk pembiayaannya untuk operasional dan pemeliharaan
(100 %). Dalam hal ini, jika kesulitan mengumpulkan iuran dalam
bentuk uang maka dapat digantikan dengan barang-barang hasil
setempat.
3. Apakah penghuni rumah tangga mau menginvestasikan uang mereka
dalam pembangunan tangki septik ?
 Tergantung dari kebutuhan rumah tangga tersebut dan keperdulian
terhadap lingkungan sekitar karena kesadaran akan lingkungan
dapat di capai ketika adanya tindakan keperdulian dalam menjaga
lingkungan.
Atau haruskah mereka mengurusi keamanan kepemilikan sebelum
mempertimbangkan perbaikan sanitasi ?
 Keamanan kepemilikan harus diperhatikan guna jangka panjang
pemakaian teknologi tersebut.
Juga, apakah masyarakat memiliki persediaan air yang memadai dan
perawatan kesehatan yang baik ?
 Tergantung dari lingkungan daerah tersebut. Dapat dilihat sumber
air yang ada untuk perawatan kesehatan kembali lagi kepada
kondisi hygiene dari masing-masing individu apakah sudah di
terapkan atau belum.
Apakah hal-hal tesebut perlu dipertimbangkan sebelum berinvestasi
pada tangki septik ?
 Hal hal tersebut sangat amat perlu diperhatikan guna pemakaian
teknologi dalam jangka Panjang dan keefektifan teknologi tersebut
pada suatu daerah tertentu.
4. Oleh karena pemerintah jarang menetapkan prioritas berdasarkan
kebutuhan nyata, namun untuk menanggapi tekanan dari berbagai
jenis, tindakan atau program apa yang perlu dilakukan agar pemerintah
tetap sadar akan masalah dan dapat memperoleh dukungan maksimal
(dalam hal teknis, keungan, dan perluasan edukasi) dari mereka ?
 Langkah strategis yang bisa dilakukan untuk mengiplementasikan
gagasan mengenai pembuatan tangki septik ini ialah dengan cara
berkoordinasi mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari
berbagai pihak yang dapat mendukung implementasi gagasan ini.
Data-data yang diperlukan meiluti porositas, pemeabilitas setiap
jenis tanah, peta geologi yamah, kepadatan jumlah penduduk,
5. Diskusikan kemungkinan pencemaran air tanah oleh limbah septic tank
dan langkah-langkah penanganan yang dapat mengendalikan
pencemaran tersebut !
 Air tanah dapat memungkinkan tercemar. Pada tangki septik dengan
konsep konvensional yang dibuat dekat dengan permukaan air tanah
seperti pada daerah yang datar dan sering terjadi banjir bisa jadi
resapannya bercampur dengan air tanah. Masuknya air kedalam
siklus hidrologi tersebut akan berdampak menyebar luasnya
pencemaran. Adapun langkah-langkah yang dapat mengendalikan
pencemaran tersebut yakni :
a. Menciptakan jalur hijau untuk mempertahankan area resapan air
b. Jarak tangka septik dengan sumur harus jauh dengan jarak
minimum 10 m
c. Kedalaman tangki septik harus di perhatikan.
d. Bahan bangunan yang stabil dan kuat serta tahan korosi.
B. Perencanaan dan Pendanaan
1. Bagaimana situasi sanitasi eksisting di negara Anda dan komunitas
Anda? Misalnya, berapa persentase dari populasi yang menerima layanan
sanitasi ? Apakah layanan sanitasi tersebut memadai ? Apakah septic
tank memiliki peran penting dalam layanan sanitasi ini ? Berapa
persentase dari penghuni rumah yang memiliki septic tank ? Dimana
septic tank digunakan ?
 Berdasarkan data BPS tentang aksestabilitas terhadap fasilitas
sanitasi hingga 2006, tingkat rumah tangga di Indonesia yang
menggunakan jamban pribadi baru mencapai 60% atau sekitar 31,8
juta. Dari angka tersebut, kualitas jamban yang baik yang klosetnya
berbentuk leher angsa baru mencapai 62% saja. Rumah tangga yang
mempunyai tangki pembuangan tinja juga baru mencapai 41%. Pada
umumnya jarak standar yang dianggap aman untuk dikonsumsi
adalah 10 meter dari tempat pembuangan akhir kotoran. Data dari
BPS hingga 2004 memperlihatkan persentase rumah tangga yang
memiliki jarak sumber air kurang atau sama dengan 10 meter adalah
28,9% atau 14,9 juta. Di sisi lain, rumah tangga dengan sumber air
minum dengan jarak lebih dari 10 meter mencapai 48,15% atau lebih
dari 24,8 juta rumah tangga. Sementara itu, di perdesaan hanya
sebesar 22,7%. Pada 22 Maret setiap tahunnya ditetapkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Air Dunia. Penetapan itu
bertujuan memusatkan perhatian masyarakat terhadap pentingnya isu
mengenai air. Masih buruknya kondisi umum dari sistem air minum
dan sanitasi di Indonesia bagaimanapun juga akan berdampak pada
masalah tingkat kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sumber-
sumber air minum dan sanitasi pada umumnya akan berakibat
kepada munculnya penyakit seperti diare, muntaber, dan berbagai
macam penyakit kulit lainnya. Sebagai gambaran sederhana dapat
dilihat dari data dari BPS pada 2004 lalu, persentase masyarakat
yang terkena penyakit diare mencapai 5,24% atau 11,53 juta orang
dari 220 juta penduduk Indonesia. Lebih buruknya kondisi sanitasi di
daerah perkotaan mengakibatkan jumlah penderita penyakit diare
juga lebih banyak daripada di daerah perdesaan. Pada 2004,
persentase penduduk perkotaan yang menderita penyakit diare
mencapai 5,51%. Sementara itu, di perdesaan hanya 5,03%.
Buruknya sanitasi tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga oleh
negara-negara berkembang lainnya. Buruknya sanitasi
juga akan berakibat terhambatnya proses pembangunan. Negara akan
mengalami kerugian tidak sedikit. Menurut data yang dikeluarkan
Bank Dunia sepanjang 2006-2007, Filipina, Kamboja, Vietnam, dan
Indonesia mengalami kerugian sekitar US$9juta per tahun akibat
sanitasi yang buruk. Sebaliknya bila keadaan sanitasi lebih baik,
keuntungan berlipat akan diterima negara. Sebuah penelitian
menunjukkan pembangunan sanitasi di negara-negara Asia akan
memberikan keuntungan lima hingga 10 kali lipat dari biaya yang
dikeluarkan. Keuntungan utama yang diperoleh dari tersedianya
sanitasi yang bagus adalah berkurangnya polusi, meningkatnya
tingkat kesehatan, keuntungan ekonomi, dan tentu saja kita akan
merasa nyaman hidup di tempat yang berkualitas.
 Salah satu untuk meningkatkan sanitasi, yaitu dengan septic tank yang
memadai. Kondisi septic tank yang tidak memadai menyebabkan
pencemaran lingkungan seperti air dan tanah akibat dari pembuangan
kotoran sembarangan ataupun akibat septic tank yang tidak kedap air
sehingga air limbah septic tank merembes ke tanah dan mencemari air
tanah. Hingga kini baru 77 persen penduduk Indonesia yang
mempunyai akses terhadap toilet dan tempat tinggalnya dilengkapi
septic tank. Sedangkan 23 persen sisanya masih BAB di tempat-tempat
terbuka. sebanyak 83 persen kondisi septic tank di Indonesia tidak
kedap air. Akibatnya, air limbah tersebut menjadi sumber penyakit
karena meresap ke dalam tanah dan sampai ke sumber mata air. Septic
tank (dengan disertai bidang resapan) merupakan salah satu bentuk
pengolahan limbah setempat yang umum digunakan di Indonesia dan
direkomendasikan sebagai pilihan teknologi yang relatif aman apabila
memenuhi persyaratan tertentu. Kerja bakteri dalam melakukan
pengolahan limbah yang memadai dalam tangki septik sangat
bergantung pada pengoperasian dan perawatan yang benar yang
dilakukan oleh rumah tangga bersangkutan.
2. Apa yang pemerintah dan dinas setempat pertanggungjawabkan untuk
merencanakan implementasi program septic tank ? Apakah mereka
memiliki kebijakan yang jelas tentang implementasi septic tank ? Apa
yang seharusnya menjadi target dalam memberikan septic tanks kepada
komunitas ?
 Pemerintah Indonesia sebenarnya telah melakukan kerjasama untuk
mengembangkan sistem sanitasi sehat terpadu, antara lain berupa
septic tank ramah lingkungan. Program sanitasi di bebrapa kota
bekerja sama pemerintah dengan IUWASH – USAID, telah
memperkenalkan 2 model septic tank ramah lingkungan yang setara
SNI (Standar Nasional Indonesia). Pembangunan septic tank ini
cukup mudah dan praktis, serta dapat dibangun di lahan yang
terbatas (lahan sempit). Septic tank ini terdiri dari type 2 tabung (duo
chamber) dan type 1 tabung (mono chamber). Limbah cair (air) yang
keluar dari septic tank ini bisa langsung dialirkan ke parit/sungai
atau ke tanah rembesan, karena kandungannya sudah memenuhi
standar kesehatan. Kandungan BOD (Biochemical Oxygen Demand)
yang ditetapkan pemerintah adalah 100, tapi air limbah buangan
septic tank ini dapat ditekan hingga mencapai angka 18.
 Pemerintah memiliki kebijakan dalam pembuatan septic tank, yaitu
regulasi pemerintah dalam Peraturan Menteri nomor 32 tahun 2006
menetapkan aturan untuk pembuatan septic tank.
 Target pemerintah dalam pembangunan septic tank dimaksudkan
agar pemukiman warga bersih dan tak ada lagi warga yang
membuang hajatnya di sungai atau saluran irigasi, anak kali maupun
di tempat lainnya sehingga kebersihan lingkungan dapat terjaga serta
pembuatan septic tank yang kedap air dengan berlandasan ramah
lingkungan dan tidak mencemari air tanah.

3. Apa yang seharusnya menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang
dari program septic tank ?
 Misalnya, untuk mencegah transmisi penyakit dan kontaminasi air
permukaan untuk meningkatkan kesehatan publik dan kesejahteraan
umum masyarakat, untuk menghindari polusi ke tanah dan jalur air
terdekat, dll.
Informasi apa yang diperlukan untuk masing-masing rencana di atas ?
 Tujuan yang ingin dicapai dari gagasan mengenai pembuatan Septic
Tank yang pembuatannya disesuaikan dengan spesifik lokasi dan
jenis-jenis tanah ialah, adanya ketentuan peraturan petunjuk teknis
pembuatan septic tank yang memenuhi kriteria aman pada spesifik
wilayah dan jenis tanah tertentu sehingga tidak mencemari tanah, air
tanah, dan lingkungan.
 Standar pembuatan septic tank yang mememenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) sudah dibuat oleh Departemen Pekerjaan Umum
(PU), hanya saja standar yang ditetapkan belum memperhatikan
persyaratan aman septic tank secara spesifik pada suatu wilayah
dengan mempertimbangkan kepadatan permukiman dan jenis tanah
misalkan tanah berpasir, liat, atau berkapur. SNI: 03-2398-2002 yang
dikeluarkan Departemen PU didalamnya mengatur prosedur
pembangunan septic tank meliputi jarak septic tank dan bidang
resapan ke bangunan adalah 1,5 m, jarak ke sumur air bersih adalah
10 m dan 5 m untuk sumur resapan air hujan.
 Regulasi pemerintah dalam Peraturan Menteri nomor 32 tahun 2006
menetapkan aturan untuk pembuatan septic tank. Namun sama
halnya seperti peraturan petunjuk teknis pembuatan septic tank yang
dikeluarkan oleh Departemen PU yakni tidak mempertimbangkan
karakteristik spesifik lokasi dan jenis tanah dimana septic tank
tersebut dibuat. Padahal, hal tersebut penting diperhatikan karena
tiga alasan, pertama pada wilayah yang padat penduduk peraturan
tersebut tidak akan bisa diterapkan karena itu perlu dibuatkan solusi
lain, kedua setiap wilayah memiliki jenis tanah berbeda dan jenis
tanah berbeda memiliki porositas dan permeabilitas berbeda
sehingga mempengaruhi terhadap kemampuan dalam memfilter air
limbah dari septic tank seperti memfilter logam berat dan E. coli,
ketiga jarak aman antara septic tank dan muka air tanah agar air
tanah tidak tercemar. Sebagai ilustrasi jika tanah yang terdapat pada
suatu wilayah merupakan permukiman padat penduduk dengan tanah
berpasir yang memiliki permeabilitas tinggi dan muka air tanahnya
dangkal (seperti daerah dekat pantai) maka air tanah didaerah
tersebut berpotensi tinggi untuk tercemar resapan septic tank jika
tidak dibuat sesuai kriteria aman spesifik lokasi.
 Informasi yang harus di pertimbangkan, seperti kondisi:
Tanah
Tanah merupakan tubuh alam dimana tumbuhan bisa hidup dan
tempat berpijak mahluk hidup yang ada diatasnya untuk
melangsungkan kehidupannya. Di Indonesia tanah yang paling
mendominasi dan umumnya terdapat permukiman adalah podzolik,
latosol, regosol, dan andosol. Jenis-jenis tersebut memiliki nilai
porositas dan permeabilitas yang berbeda sehingga aturan penetapan
aman mengenai pembuatan Septic Tank akan berbeda pula.
Hidrologi
Air bawah tanah adalah air bawah permukaan yang terdapat dalam
tanah dan batuan yang sepenuhnya telah jenuh. Air bawah tanah
terdapat dalam ruang pori dan retakan batuan serta sedimen di bawah
permukaan bumi, berasal dari presipitasi yang meresap ke dalam
tanah menuju sistem air bawah tanah dan selanjutnya mucul
kembali dipermukaan sebagai bagian dari sungai, danau atau
langsung menuju laut.
ada septic tank dengan kosep konvensional yang dibuat dekat dengan
permukaan air tanah seperti pada daerah yang datar (dekat pantai)
dan sering terjadi banjir bisa jadi resapannya bercampur dengan air
tanah dan kemudian menyebar ke lokasi lain. Masuknya air kedalam
siklus hidrologi tersebut akan berdampak menyebar luasnya
pencemaran.
Laju pergerakan air tercemar tersebut di bawah tanah ditentukan oleh
dua faktor yaitu: porositas dan permeabilitas. Porositas adalah
bagian dari batuan yang berupa ruang terbuka. Porositas menentukan
jumlah air yang dapat disimpan dalam batuan. Pada batuan sedimen
porositas ditentukan oleh ukuran butiran, bentuk butiran, tingkat
pisahan, dan tingkat sementasi. Sementara itu pada tanah yang
memiliki terkstur berpasir permeabilitasnya cukup tinggi sehingga
potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh resapan septic tank
konvensional tersebut juga semakin tinggi. Perneabilitas merupakan
ukuran dari tingkat kesinambungan ruang pori. Porositas rendah
akan menghasilkan permeabilitas rendah, akan tetapi porositas tinggi
belum tentu menghasilkan permeabilitas tinggi. Sangat mungkin
dijumpai batuan dengan porositas tinggi akan tetapi pori-porinya
tidak berkesinambungan satu dengan lainnya.
Gambar 1. Porositas pada Tanah

Gambar 2. Pergerakan air pada permukaan partikel tanah

4. Haruskah ada fleksibilitas dalam perencanaan program tangki septik,


seperti mengaitkannya dengan program penyediaan air atau
pembangunan perumahan? Bagaimana program ini dapat direncanakan
untuk mengakomodasi ekspansi masa depan dan pengembangan
komunitas?
 Ya, karena penyediaan air bersih pun sangan bergantung pada lokasi
septic tank. Dalam Kepmenkes RI Nomor 907/
MENKES/SK/VII/2002 tersebut dijelaskan bahwa, air yang dapat
digunakan sebagai air minum yaitu jika dalam 100 mililiter (ml) air,
coliform tinja harus nihil. Untuk air bersih ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air bersih yang menjelaskan bahwa
total coliform dan coliform tinja harus 0/100 ml air pada air yang
bukan perpipaan. 3 Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri
coliform yang secara normal terdapat di dalam kotoran manusia atau
pun hewan. E. coli digunakan sebagai indikator untuk menilai
tentang baik tidaknya persediaan air untuk keperluan rumah tangga
dan industri makanan. Jadi dikatakan air telah tercemar dengan feses,
apabila air yang akan digunakan tersebut telah mengandung E. coli.
Sedangkan air yang telah tercemar dengan feses dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit pencernaan seperti kolera, tifus, disentri,
cacingan dan lain-lain dengan gejala diare..
5. Apa implikasi secara hukum dari penerapan program septic tank di
komunitasAnda?
 Sebagai contoh, rumah tangga di suatu kota di Asia diharuskan secara
hukum untuk membuang limbah mereka ke limbah cair saja,
sementara air limbah dapat dibuang tanpa pengolahan ke saluran
pembuangan atau kanal. Haruskah undang-undang yang ada
diubahnya menjadi lebih realistis Ada implikasi secara hukum yaitu
terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2014
Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, bahwa pengamanan
limbah cair rumah tangga proses pengamanan limbah cair yang aman
pada tingkat rumah tangga untuk menghindari terjadinya genangan
air limbah yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis
lingkungan. Prinsip Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga adalah
:
a. Air limbah kamar mandi dan dapur tidak boleh tercampur dengan
air dari jamban
b. Tidak boleh menjadi tempat perindukan vektor
c. Tidak boleh menimbulkan bau
d. Tidak boleh ada genangan yang menyebabkan lantai licin dan
rawan kecelakaan
e. Terhubung dengan saluran limbah umum/got atau sumur resapan
6. Masyarakat seperti apa yang mampu membeli septic tank ?
 Pembangunan septci tank harus memperhatikan ketersediaan lahan
dan juga jarak sumber air bersih. Penerapan septic tank memerlukan
biaya perawatan seperti periode pengurasan septi tank tersebut.
Apakah septic tank terlalu mahal ?
 Pembangunan septic tank tidak terlalu mahal hanya perlu dilakukan
perawatan secara berkala, untuk meminimalkan harga. Septic tank
juga dapat dilakukan secara komunal yang terdiri dari beberapa
rumah untuk pengelolaan limbahnya.
Dapatkah sebagian besar pengguna septic tank memeliharanya tanpa
masalah ?
 Berdasarkan Kompasiana 10 November 2015, 90% septic tank di
medan mencemari lingkungan sehingga dapat disimpulkan sebagian
besar pengguna septic tank tidak dapat memeliharanya dikarena
menimbulkan masalah yaitu mencemari lingkungan.
7. Apa jenis bantuan keuangan yang cocok dalam mendukung pengguna
septic tank ?
 Bantuan yang dapat dilakukan yaitu pada tahap pembangunan dan
perawatan agar penggunaan septic tank sesuai dengan panduan SNI
2398-2017 sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Bantuan tersebut dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah serta melakukan sosialisasi Program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) untuk memancing kesadaran
masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
 Pemerintah perlu membebaskan biaya septic tank selama septic tank
tersebut tidak mencemari lingkungan
C. Perencanaan dan Pendanaan
1. Bagaimana kriteria desain dan panduan untuk sistem septic tank di negara
ini ?
 Berdasarkan SNI 2398-2017, tangki septik di bagi menjadi 2 yaitu
tangki septik sistem tercampur dan tangki septik sistem terpisah.
Kriteria desain dari masing-masing tangki septik sebagai berikut:
 Tangki septik sistem tercampur
- Waktu detensi (td) : (2-3) hari
- Banyak lumpur (QL) : (30-40) L/orang/tahun
- Periode pengurasan (PP) : (2-5) tahun
- Pemakaian air : q L/orang/hari
- Jumlah pemakai : n orang minimum 1 kk (5 orang)
Perhitungan :
1) Debit air limbah (QA) = (60-80) % x q x n
2) Kapasitas tangki = (VA) + (VL)
3) Ruang pengendapan (VA) = (QA) x (td)
4) Ruang pengendapan = P x L x tinggi ruang basah
VA
5) Tinggi ruang basah = ×L
P
6) Volume lumpur (VL) = (QL) x n x (PP)
VL
7) Tinggi ruang lumpur = ×L
P
8) Tinggi total = tinggi ruang basah + tinggi lumpur +
ambang bebas
 Tangki septik sistem terpisah
- Waktu detensi (td) : (2-3) hari
- Banyak lumpur (QL) : (30-40) L/orang/tahun
- Periode pengurasan (PP) : (2-5) tahun
- Pemakaian air : penggelontor = 20 L/orang/hari
- Jumlah pemakai : n orang
Perhitungan :
1) Debit air limbah (QA) = 20 L/orang/hari x n
2) Kapasitas tangki = (VA) + (VL)
3) Ruang pengendapan (VA) = (QA) x (td)
4) Ruang pengendapan = P x L x tinggi ruang basah

2. Apakah kriteria desain tersebut fleksibel sehubungan dengan penumpukan


lumpur dan buangan lumpur di dalam tangki, penyumbatan berkala di
saluran pembuangan, atau untuk peningkatan di masa depan dalam
konsumsi air per kapita ?
 Tangki septik memperhitungan kapasitas tangki, ruang pengendapan,
tinggi ruang basah, volume lumpur, tinggi ruang lumpur dan tinggi
total.
Untuk daerah yang kepadatan penduduknya tidak diharapkan untuk
meningkat dengan cepat, tentukan: septic tank multi-kompartemen, dan
lubang pelindian kembar atau parit`pelindian kembar dalam desain untuk
pembuangan yang efisien ?
3. Di daerah dimana terdapat masalah lahan (seperti ketersediaan lahan
terbuka yang terbatas, permukaan air tanah yang tinggi, tanah yang
permeable, atau tanah liat, di daerah rawa), alternatif apa yang sesuai yang
harus dirancang untuk pembuangan limbah?
 Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No. 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik Lampiran 1,ketersediaan lahan
terbuka yang terbatas yang berarti kepadatan penduduk > 15.000
jiwa/km2, permukaan air tanah yang tinggi yang berarti kedalaman
muka air tanah < 2m, tanah yang permeable yang dapat dikatakan <
5x10-4, apabila kemiringan tanah > 2% maka Sistem Penyaluran Air
Limbah Domestik Terpusat Skala Perkotaan sedangkan apabila
kemiringan tanah < 2% maka Sistem Penyaluran Air Limbah
Domestik Setempat yang terdapat pilihan teknologi lain tergantung
pada kemampuan membiaya dan kecocokan teknologi yang dipilih.
4. Apa saja metode yang pernah dan yang saat ini digunakan pada konstruksi
tangki septik di negara ini? Diskusikan kelebihan dan kelemahannya.
 Metode yang pernah digunakan atau yang saat ini digunakan di negara
Indonesia, yaitu dengan menggunakan bakteri. Bakteri-bakteri ini
dapat dimanfaatkan untuk pemusnahan kotoran atau tinja pada bak
penampungan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari tangki septik
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Tangki Septik
Kelebihan Kekurangan
Fleksibel Biaya yang Sangat Mahal
Mudah Diterapkan Tidak Memperhatikan Struktur Tanah
Perawatannya Mudah

5. Diskusikan setiap perancangan inovatif dan metode kontruksi dari sistem


tangki septik yang mengurangi biaya konstruksi, seperti menggunakan
bahan baku pra-pabrikasi, plastik, dan produk sintetis lainnya !

a. Bidang absorpsi dan bidang evapotranspirasi


Absorpsi permukaan tanah merupakan metode paling tepat untuk
pembuangan effluent dari tangka septik. Dengan syarat penempatan:
kondisi lahan aman dan tidak mengganggu kualitas air tanah, jauh dari
sumur, jauh dari sungai, dan jauh dari bangunan.Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perancangan ini: slope atau kemiringan lahan,
muka air tanah, kedalmaan batuan dan material-material lainnya, dan
kedalaman efektif tanah.
b. Gundukan evapotranspirasi
Jika tanah absorbent tidak cukup perkolatif, bidang atau gundukan
evapotranspirasi dapat digunakan sebagai pengganti saluran
pembuangan.
c. Sumur resapan
Sumur resapan merupakan alternatif yang dapat digunakan jika 2
perancangan diatas tidak dapat diterapkan.
6. Apakah ada pekerja terampil untuk membangun tangki septik dan saluran
pembuangan?
 Ada, tukang atau pekerja terampil dalam pembangunan tangki septik
yang sudah berpengalaman.
Haruskah kontraktor kecil dilatih untuk instalasi ini?
 Harus, dimana kontraktor kecil ini didampingi oleh pemerintah
setempat untuk melakukan sosialisasi awal kepada masyarakat
7. Apakah ada staf terlatih dan tenaga ahli profesional yang dilibatkan?
 Ada, pihak-pihak yang memiliki kontribusi untuk bisa
dilaksanakannya pembangunan tangki septik, yaitu :
a. Balai Penelitian Tanah
Balai Penelitian Tanah dapat memberikan informasi mengenai
penyebaran tanah yang ada di Indonesia yang umumnya dipakai
sebagai pemukiman berorde podzolik, latosol, andosol, dan
regosol.

b. Departemen Pekerjaan Umum (PU)


Sebagai suatu lembaga yang mengerti akan suatu kontruksi
pembangunan di Indonesia, departemen PU memiliki peran yang
sangat penting untuk bisa mewujudkan gagasan ini.
Dikeluarkannya aturan pembuatan tangki septik dengan aturan
Standar Nasional Indonesia 03-2398-2002 menunjukan wahwa
departemen PU dibawah kementerian PU memiliki wewenang
untuk menetapkan aturan pembuatan tangki septik. Departemen
Kesehatan
c. Departemen Kesehatan memiliki peran dalam melihat mengenai
kondisi kesehatan masyarakat dan melakukan uji analisis air tanah
yang dipakai masyarakat. Dari analisis tersebut dapat diperoleh
data tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh keberadaan septic
tank yang dibangun seperti misalkan kadar bakteri E.coli dalam
air sumur.
Jika demikian, tindakan apa yang harus diambil?
 Membangun tangki septik dengan teknologi sanitasi, dengan alasan
pemilahan yaitu: pemeliharaan lebih mudah, tidak memerlukan lahan
yang luas, dan teknologi sistem yang cukup sederhana.
8. Diskusikan contoh-contoh desain yang dapat diaplikasikan pada situasi
lokal.
a. Bidang Resapan
Persyaratannya, yaitu:
- Lebar galian minimum 500 mm dan dalam galian efektif minimum
450 mm;
- Panjang pipa resapan melebihi 15 m dibuat 2 jalur;
- Jarak sumbu 2 jalur galian minimum 1,5 m
- Bidang resapan lebih dari satu jalur harus dilengkapi dengan bak
pembagi dari tangki septik;
- Pipa resapan dari bahan tahan korosi dengan diameter minimum
110 mm;
- Pipa dipasang tanpa sambungan dan celah antara dua pipa bagian
atas harus ditutup. Bila pipa dipasang dengan sambungan, dibagian
bawahnya harus diberi lubang dengan diameter 10-20 mm pada
setiap jarak 50mm;
- Pipa dan bidang resapan dibuat miring sebesar 0,2 %;
- Dibawah pipa resapan harus diberi lapisan kerikil berdiameter 15-
50 mm dengan tebal 100 mm dan diatas pipa resapan dengan tebal
minimum 50 mm.
b. Sumur Resapan
Sumur resapan hanya dapat digunakan untuk tangki septik yang
berkapasitas kecil melayani maksimal 10 jiwa, konstruksi sumur
resapan merupakan sumuran yang berdiameter 800 mm dan kedalaman
1,00 mm, sumur didalamnya diisi penuh dengan kerikil/batu pecah
yang berdiameter 30-80 mm, pipa pengeluaran dari tangki septik
dipasang dibagian atas sumuran dan efluen harus meresap ke dinding
dan dasar sumuran.
c. Upflow Filter
Media saringan terdiri atas batu kerikil berdiameter antara 20-30 mm
dan tinggi lapisan media sekurang-kurangnya 750 mm.
d. Kolam Sanita
Kolam sanita merupakan bak dari pasangan batu dan bahan kedap
lainnya diisi kerikil berdiameter 20-30 mm, setinggi 80% dari tinggi
bak, diatasnya ditanami tumbuhan kelompok hydrophyte, pipa influen
dipasang dibagian bawah kolam dan pipa efluen dipasang 70-100 mm
dibawah permukaan kerikil, air harus dijaga pada ketinggian 70-100
mm dibawah permukaan kerikil.
D. Operasi dan Perawatan
1. Apakah program yang terlatih tersedia untuk penghuni rumah tangga
mengenai cara menggunakan, mengoperasikan, dan memelihara sistem
tangki septik?
 Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan
Air Limbah Domestik.
 Cara Menggunakannya dapat dipakai secara individu maupun
bersama (komunal ) sampai dengan 5 (lima) rumah, jika
menggunakan sumur resapan / bidang resapan tergantung dari
ketersediaan lahan, jika dipakai untuk pemakaian lebih dari 5 (lima)
rumah bidang resapan yang dibutuhkan akan membutuhkan lahan
yang cukup luas, untuk mengatasi kebutuhan lahan yang luas ini di
bangun suatu Filter untuk menggantikan fungsi bidang resapan.
 Pengoperasian dan Pemeliharaan Sub-sistem Pengolahan Setempat
Kegiatan yang dilakukan dalam pengoperasian Sub-sistem
Pengolahan Setempat pada tangki septik sebagai berikut:
a. memastikan pipa ventilasi tidak tersumbat sama sampah atau
benda lain yang dapat menimbulkan bau;
b. menjaga agar sampah atau benda lain tidak menyumbat toilet,
saluran, dan tangki septik; c) menjaga agar bahan kimia
berbahaya tidak masuk ke tangki septik yang dapat mengganggu
proses biologis;
c. memantau kondisi lumpur dan scum di tangki septik serta kondisi
lahan resapan paling sedikit 2 – 3 tahun; dan e) menyedot lumpur
tinja secara berkala.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tangki
septik antara lain:
a. mengamati perubahan area yang dapat mempengaruhi kondisi
prasarana tangki septik, seperti gempa bumi, renovasi rumah,
penurunan permukaan tanah.
b. menjaga prasarana tangki septik dalam kondisi baik dengan
memeriksa tinggi akumulasi lumpur, tidak menempatkan benda
yang berat (contoh: mobil) di atas tangki septik dan bidang
resapan.
c. mengamati perubahan bau yang timbul di area tangki septik dan
area bidang resapan yang dapat menjadi indikasi awal kondisi
pengolahan tangki septik tidak optimal.
d. memperhatikan luapan air pada saat penggelontoran, yang dapat
menjadi indikasi kondisi tangki septik penuh.
2. Apa daftar periksa atau program pemantauan yang harus dipatuhi oleh
pemilik septic tank untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari septik
tank dan unit saluran pembuangan? Dalam kasus masalah penyumbatan
di lapangan pembuangan atau lubang resapan, tindakan korektif apa yang
harus diambil?
 Pemantauan yang harus dilakukan adalah apakah waktu tinggal air
limbah di dalam tangki diperkirakan minimal 24 jam. Hal lainnya
adalah penyedotan tangki septic harus dilakukan minimal 3 tahun
sekali, hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyumbatan.
 Tindakan yang diambil adalah segera memanggil mobil sedot tinja
milik pemerintah maupun dari pihak swasta agar dilakukan
pengurasan lumpur dari tangki septik
.
3. Metode apa yang digunakan untuk penyedotan tangki, dan apakah itu
sesuai untuk komunitas Anda? Seberapa sering tangki disedot dan berapa
biayanya?
 Sludge drying bed merupakan metoda pengolahan lumpur yang
digunakan pada instalasi yang berukuran kecil dan sedang (Qasim,
1985). Unit ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dari endapan
lumpur tinja yang telah distabilkan sehingga mudah untuk dibuang
atau dimanfaatkan. Sludge drying bed terdiri atas lapisan pasir kasar
dengan kedalaman 15-25 cm, lapisan kerikil dengan ukuran yang
berbeda-beda, dan pipa yang berlubang-lubang sebagai jalan aliran
air. (Siregar, 2005).
 Metode ini paling banyak digunakan secara luas karena
pengoperasian yang mudah, murah dan konsentrasi solid lumpur
yang cukup tinggi dengan kualitas yang baik. Konsentrasi lumpur
dapat ditingkatkan dengan cara memperpanjang waktu pengeringan.
Selain itu, sistem ini tidak sensitif terhadap perubahan karakteristik
lumpur. (Metcalf & Eddy,1991). Tangki Septic disedot 3-5 tahun
sekali. Biaya penyedotan mulai dari Rp. 220.000,00- Rp.330.000,00.
4. Haruskah pemerintah atau perusahaan swasta terlibat dalam pemasangan
dan pemeliharaan tangki septik, misalnya penyedotan tangki dan
masalah lainnya. Bagaimana mereka terlibat ? Adakah kemungkinan
untuk mendaur ulang lumpur tangki septik menjadi produk berharga
seperti biogas, kompos, dan soil-conditioner ?
 Pemerintah atau perusahaan swasta terlibat dalam pemasangan
tangki septic dimana mereka memberi penyuluhan dan pembinaan
terhadap masyarakat. Hal lain pemerintah/ perushaan swasta terlibat
adalah aspek perencanaan tangki septic, penyedotan,(pengurasan)
dan pembuangan lumpur tinja, serta besaran struktur tarfi pelayanan
pengurasan. Sedangkan untuk pemeliharaan pengurasan lumpur dari
tangki septik dapat dilakukan bantuan dari mobil sedot tinja milik
pemerintah maupun dari pihak swasta.
 Ada, lumpur tangki septic dapat dibuat menjadi kompos dimana
lumpurnya dikeringkan selama 30 hari, maka lumpur tadi dapat
digunakan untuk pengomposan. Lumpur dari tangki septic dapat
diubah menjadi biogas. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
biogas sekitar 15-20 hari.
TUGAS KELOMPOK
TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
TLA – 499
(SELEKSI TEKNOLOGI)

Disusun Oleh :
Nur Afifah Sari 25-2015-008
Anggi Aprilia K 25-2015-009
Alfianabila Yusfiaka 25-2015-023
Kirana Oktavian W 25-2015-034

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
1. Jelaskan apa itu algoritma dan bagaimana menggunakannya?
Jawaban :
Algoritma yaitu sebuah metode untuk menentukan pemilihan teknologi
sanitasi cara menggunakannya terdiri dari pertanyaan mudah yang dapat
menghasilkan jawaban dengan “ya” dan “tidak” yang dibuat dalam flow
diagram. Digunakan sebagai panduan dan tidak untuk pengambilan keputusan
yang harus dibuat sampai kesesuaiannya telah diperiksa secara menyeluruh.
2. Mengapa begitu penting untuk menginvestigasi aspek sosial-ekonomi dan
kondisi eksisting di dalam sebuah komunitas sebelum memilih teknologi
sanitasi yang sesuai?
Jawaban :
Dalam menentukan suatu teknologi sanitasi yang tepat dalam suatu daerah,
maka diperlukan suatu perencanaan yang memerhatikan beberapa aspek,
yaitu aspek teknis, sosial-ekonomi, dan kelembagaan. Suatu investigasi aspek
sosial-ekonomi dan kondisi eksisting suatu daerah/komunitas berfungsi untuk
menyesuaikan teknologi yang akan diterapkan agar meminimalisir kegagalan
dalam melibatkan masyarakat dalam proyek. Pelibatan masyarakat sangat
diperlukan dalam seluruh proses perencanaan, konstruksi, dan pengoperasian
teknologi yang akan digunakan.
3. Mengapa harus metode algoritma yang dapat digunakan sebagai panduan
dalam memilih teknologi sanitasi? Apakah mungkin untuk meningkatkan
algoritma yang digunakan pada sub-modul ini dan apakah hasilnya akan lebih
bermanfaat?
Jawaban :
 Metode algoritma merupakan metode yang digunakan sebagai panduan
dalam memilih teknologi sanitasi. Namun sebelum itu, diperlukan suatu
pra-perencanaan seperti, survey dan observasi kondisi eksisting suatu
wilayah perencanaan. Dalam algoritma pemilihan opsi sanitasi diberikan
beberapa alternative system yangd idasarkan pada jenjang rekomendasi
secara teknis. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam memutuskan
opsi teknologi sesuai yang digunakan berdasarkan kemampuan finansial,
ketersediaan material serta tenaga kerja, kemampuan organisasi
pengelolaan, dan pengoperasian serta pemeliharaan.
 Dalam meningkatkan algoritma yang digunakan pada sub-modul ini tentu
akan bermanfaat apabila diperinci dalam menentukan teknologi
berdasarkan aspek-aspek yang sesuai dengan kriteria design.
4. Apa yang harus diperiksa oleh teknologi yang ditunjukkan oleh algoritma?
faktor apa yang akan anda selidiki sebelum akhirnya memakai teknologi yang
dipilih?
Jawab :
 Terdapat 10 hal yang harus diperiksa oleh teknologi yang ditunjukan oleh
algoritman yaitu : penerimaan sosial, perbaikan, pemerimaan politik,
keuangan, fasilitas sanitasi yang ada, upgrading, sanitasi di area lainnya,
pembuangan lumpur, polusi, komponen, kontruksi dan organisasi.
 Faktor yang harus diselidiki sebelum memakai teknologi :
- Faktor ekonomi
Pengguna atau kelompok harus berkontribusi dalam bentuk uang
atau barang untuk mendapatkan fasilitas. Hal ini tidak hanya
mengurangi beban keuangan pemerintah, namun untu menimbulkan
rasa tanggung jawab untuk pemiliharaan. Perlu dilakukan survey status
ekonomi yang dimiliki di daerah perencanaan.
- Faktor sosial
Sosial faktor mempengaruhi tingkat keberhasilan dari program
teknologi sanitasi
- Faktor teknis
Hal yang perlu dipahami yaitu bahan apa yang digunakan untuk
pembersihan setelah buang air besar akan mempengaruhi pemilihan
teknologi sanitasi
5. Dengan menggunakan algoritma yang telah ada, sebutkan teknologi sanitasi
yang akan paling sesuai dengan kondisi dari masyarakatnya. Area yang
ditinjau merupakan perumahan dengan kepadatan cukup tinggi yang telah
diketahui bahwa penduduknya sebagian besar berpenghasilan memadai, tetapi
agak genting dalam sektor ekonomi informal. Sanitasi yang ada adalah
dengan jamban ember yang sudah bau, kotor dan tidak higienis, tetapi
keluhan utama dari penghuni yaitu tentang fasilitas tersebut disediakan oleh
beberapa kontraktor swasta dengan biaya yang cukup tinggi menurut mereka.
Pasokan air dilakukan dengan tangan dari pipa tegak yang telah disediakan
dengan tarif sekitar satu per sepuluh rumah. Namun, pasokan air di musim
kemarau buruk dan seringkali air harus dibawa lebih jauh atau dibeli dari
tanker. Tanahnya permeabel dan menutupi batuan keras yang berada antara
1,5 dan 2 m di bawah permukaan. Tidak ada ruang yang cukup di petak
rumah untuk dua situs jamban yang terpisah, tetapi akan ada ruang untuk dua
lubang resapan dan tempat perendaman terpisah untuk penyedotan. Sanitasi
di daerah berpenghasilan rendah yang berdekatan adalah dengan jamban
ember walaupun ada sistem pembuangan limbah konvensional yang meluas
hingga dua mil dari wilayah proyek.
Jawab :
Sejauh ini permasalahan yang ada di daerah tersebut dapat disimpulkan yaitu
tentang fasilitas sanitasi yang buruk dan pasokan air yang kurang memadai
saat musim kemarau. Oleh karena itu untuk mengatasinya dapat dilakukan
dengan adanya pengimplementasian teknologi yang baru, diantaranya :
1) Tangki septik komunal
Teknologi ini dimaksudkan untuk memperbaiki fasilitas sanitasi yang
ada. Keadaannya tidak memiliki lahan yang cukup untuk dipermukaan,
akan tetapi apabila untuk bawah tanah, dimungkinkan untuk membangun
fasilitas tangki septik ini, sebab terdapat daerah khusus untuk peresapan
yang berguna untuk meresapkan effluent (supernatant) dari tangki septik.
Sehingga tidak perlu lagi untuk menggunakan fasilitas jamban ember
yang diberikan oleh perusahaan swasta.

2) Talang air hujan


Teknologi ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan tentang
ketersediaan air bersih pada saat musim kemarau. Prinsip penggunaannya
yaitu air hujan yang ditampung ke dalam tangki diperuntukan untuk
kebutuhan pada saat musim kemarau, sehingga pada saat masih
berlangsung pada musim hujan, maka air dari tanki ini tidak diperlukan,
namun menggunakan pompa tangan yang masih dapat berfungsi.
Sehingga selain dapat mengatasi masalah ini, dapat juga menghemat
pembelian air dari luar.

6. Menurut Anda, jenis sanitasi apa yang harus dipasang di daerah di mana
sanitasi yang ada saat ini terutama menggunakan jamban yang dibangun
dengan sangat buruk dan tidak berventilasi tetapi dengan beberapa jamban
ember yang masih digunakan ? Sebagian besar rumah memiliki pasokan air
keran pekarangan yang cukup andal. Tanahnya cukup permeabel, tetapi di
sebagian besar wilayah pembuangan kotoran merupakan masalah dan
sebagian besar jalan dan lorong memiliki saluran terbuka.
 Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk
membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga
yang lazim disebut kakus atau WC. Jamban keluarga terdiri atas tempat
jongkok dengan leher angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya.
 Jenis jamban yang digunakan adalah Jamban Tangki Septik :
Septic tank berasal dari kata septic, yang berarti pembusukan secara
anaerobic. Septic tank dapat terdiri dari dua bak atau lebih serta dapat
pula terdiri atas satu bak saja dengan mengatur sedemikian rupa
(misalnya dengan memasang beberapa sekat atau tembok penghalang),
sehingga dapat memperlambat pengaliran air kotor di dalam bak tersebut.
Dalam bak bagian pertama akan terdapat proses penghancuran,
pembusukan dan pengendapan. Dalam bak terdapat tiga macam lapisan
yaitu :
a. Lapisan yang terapung, yang terdiri atas kotoran-kotoran padat.
b. Lapisan cair.
c. Lapisan endap.
 Jamban leher angsa yang cara pembuangan kotorannya yaitu tempat
jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan bowl tidak berada
langsung di atas galian penampungan kotoran tetapi dibangun terpisah
dan dihubungkan oleh suatu saluran yang miring ke dalam lubang galian
penampungan kotoran.
TUGAS KELOMPOK
TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
TLA – 499
(PENGOLAHAN AIR BUANGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA
BIOGAS, KULTUR AKUATIK DAN PENGOMPOSAN)

Disusun Oleh :
Nur Afifah Sari 25-2015-008
Anggi Aprilia K 25-2015-009
Alfianabila Yusfiaka 25-2015-023
Kirana Oktavian W 25-2015-034

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
1. Buatlah daftar berbagai jenis buangan manusia, ternak dan pertanian yang sesuai
untuk pembuatan yang sesuai untuk pembuatan biogas, kolam akuatik, dan
pengomposan di suatu daerah tertentu !
Jawaban :
Biogas Kolam Akuatik Pengomposan
Kotoran
Tinja (faeces) Tinja (faeces) Tinja (faeces)
Manusia
Kotoran Sapi,
Kotoran Lumpur, Kotoran Kotoran Sapi, Ayam,
Ayam, Babi,
Ternak Sapi, Ayam, Babi Babi, Kambing
Kambing
Sisa Kompos, Sampah Organik,
Kotoran Sampah Sayuran,
Sampah Sayuran, Sampah Sayuran,
Pertanian Rumput
Rumput Rumput

2. Bagaiamana air buangan dikelola di daerah tersebut pada saat ini ?


Jawaban :
 Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari
pencemaran. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya
dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena
pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut
mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga
air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Cara sederhana pengolahan air
buangan tersebut yaitu :
a. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar
matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses
pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar
berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding
dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam
harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka
sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
b. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air
akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding
parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat
digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan
sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat
dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi,
rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-
tanaman.
3. Apakah ada suatu bangunan biogas, kolam kultur akuatik dan unit
pengomposan di negara anda? Jika demikian, apakah berjalan dengan baik?
Bila tidak, permasalahannya teknis atau operasional?
Jawaban :
Ya terdapat bangunan biogas, kolam kultur akuatik dan unit pengomposan
namun belum berjalan dengan baik. Terdapat beberapa permasalahan teknis
dan operasional yaitu :
a. Permasalahan Teknis
 Pada unit biogas di daerah pedesaan masih banyak orang tidak
mengenali dan tidak mampu membangunnya pada taraf ini sumber
daya manusia perlu dikembangkan sehingga dapat menjamin
kelayakan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan unit biogas.
 Pada unit kultur akuatik masih terdapat tinja yang disimpan kurang
dari dua minggu sebelum dimasukkan ke dalam kolam ikan, hal
tersebut menyebabkan masih terdapat jumlah parasit atau kuman
pathogen lainnya
b. Permasalahan Operasional
 Dalam pengoperasian biogas tutup gas menjadi korosif, masih
terdapat atapnya yang bocor, air dapat tertumpuk di dalam pipa gas
 Dalam pengoperasian sistem kultur akuatik air buangan diproduksi
tidak konstan dibandingkan keperluan air untuk irigasi
 Pada sistem pengomposan masih terdapat pengoperasian yang tidak
benar seperti proses yang seharusnya dilakukan secara aerobic
menjadi anaerobic, sampah organic dan anorganic yang di pisahkan
tidak benar sebelum proses pengomposan, rasion N/C tidak sesuai
yang menyebabkan kegagalan dalam proses pengomposan
4. Apakah manfaat produk-produk dari metode pemanfaatan kembali sumber
daya ini (misal gas, lumpur, ikan, pakan ikan, kompos)?
Jawab :
 Gas dapat dimanfaatkan untuk memasak, penerangan, tenaga penggerak,
bahan bakar mesin dan huminasi
 Lumpurnya dapat dimanfaatkan untuk digunakan kembali sebagai pupuk
tanaman, digunakan sebagai makanan ikan dalam kolam pemeliharaan
dan digunakan sebagai umpan ternak
 Ikan diperlihara di dalam keramba di sungai-sungai yang tercemar di
tengah kota (kultur akuatik) ikan yang dihasilkan merupakan pemakan
Invertebrate di dalam air tercemar yang penuh zat hara
 Kompos yang telah matang digunakan sebagai pupuk untuk
meningkatkan zat hara di dalam tanah, sebagai penyubur tanah dapat
meningkatkan kualitas tanah yang kekurangan humus. Dapat
meningkatkan hasil panen dan mengurangi erosi tanah.
5. Dengan dasar pemikiran bahwa bagian terbesar buangan adalah tinja,
(pengumpulan, lumpur, air buangan) para peserta diminta untuk memberikan
saran atas berbagai kegunaan biogas, kultur akuatik dan pengomposan
sebagai cara pemanfaatan kembali buangan penduduk pada dua jenis daerah
di bawah ini (tanpa menguraikan secara rinci rancangan dan pertimbangan
ekonomi):
 Kotoran hewan, tinja manusia, lumpur saluran air buangan dan sisa
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai biogas. Produksi biogas dari bahan
organik memungkinkan pembentukan energi, sementara zat hara tetap
dipertahankan dan dikembalikan ke tanah dalam bentuk lumpur.
 Tinja yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari masyarakat dapat
dikumpulkan dalam tangki septik. Tinja sebaiknya disimpan selama dua
minggu sebelum dimasukkan ke dalam kolam ikan, hal ini akan
mengurangi jumlah parasit atau kuman pathogen lainnya. Setelah 2
minggu kemudian tinja dialirkan ke kolam kultur akuatik untuk
menumbuhkan tanaman air dan ikan. Pada akhirnya ikan dapat
dikonsumsi oleh masyarakat dan tingkat pencemaran air permukaan dari
tinja manusia dapat bekurang.
 Buangan organik dari sampah organik dilakukan pengomposan secara
aerobik sehingga menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan
tanaman

Anda mungkin juga menyukai