Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau yang tersebar di seluruh nusantara
dengan mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Salah
satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat adalah kurangnya ketersediaan air
bersih. Dari tahun ketahun kekurangan air bersih semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya jumblah penduduk , padahal air bersih merupakan
kebutuhan paling penting untuk menunjang aktivitas mahluk hidub. Kurangnya
ketersediaan air bersih secara kuantitatif di sebabkan karena 97% air di bumi
merupakan air laut sehingga kadar garam yang tinggi tidak dapat langsung di
komsumsi.

Tingginya kadar garam air laut membuat air harus di kelola terlebih dahulu
sebelum di komsumsi. Selain itu kadar air tawar juga semakin menurun karena
pembangunan yang berkelanjutan tanpa memperhatikan lingkungan sehingga
memperkecil daerah resapan air hujan. Kandungan air tawar dalam tanah semakin
menipis karena diambil terus menerus sehingga banyak air laut yang meresap
kedalam tanah menggatikan posisi air tawar tersebut. Sekarang untuk
mendapatkan air untuk siap di komsumsi harus beli di tempat pengisian air galon
yang sudah melalui tahap filterasi dari sebuah alat khusus.

Penyakit yang dapat disebabkan oleh buruknya sanitasi dan kualitas air adalah
diare, hepatitis, diare, cacingan dan penyakit lainnya yang penyebarannya sangat
cepat. Ambil contoh saja kasus diare, berdasarkan data World Health
Organization (WHO) tahun 2004, penyakit ini masih menjadi penyebab terbesar
kematian di mana Sebagian besar dari mereka adalah anak dengan usia di bawah
lima tahun. Fakta yang mencengangkan dimana anak anak penerus bangs akita di
renggut oleh penyakit yang di sebabkan oleh buruknya kondisi sanitasi. Belum
lagi maslah sulitnya akses terhadap air bersih terutama di daerah daerah terpencil
di Indonesia. Karenanya di perlukan suatu system yang benar -benar focus
menanggulangi masalah ini.

Parameter terakhir adalah mikrobiologi. Air bersih yang terkontaminasi oleh


mikroba patogen menjadi sulit dihilangkan. Beberapa jenisnya seperti coliform
bacteria, E.coli, spesies spesifik bakteri patogen, virus, dan parasit protozoa. Tipe
ini perlu diwaspadai karena memiliki risiko Kesehatan yang dampaknya cepat
memengaruhi kesehatan. Didukung data dari world vision bahwa lebih dari 800
anak-anak di bawah lima tahun meninggal setiap harinya akibat diare yang
disebabkan oleh air yang terkontaminasi, sanitasi buruk, dan kebersihan yang
buruk. Jadi, syarat air bersih dapat dilihat melalui ketiga parameter yang telah
disebutkan. Apabila air bersih terkontaminasi oleh salah satu dari parameter
tersebut maka air dikatakan sudah tercemar dan harus segera diatasi solusinya.
Jika tidak segera diatasi maka bisa berdampak buruk bagi Kesehatan dan makhluk
hidup lainnya cepat atau lambat

Dikutip dari PDAM Tirta Benteng ada beberapa solusi yang bisa di lakukan untuk
mencegah Krisi air bersih di Indonesia berikut adalah solusinya:

1. Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh


sektor swasta maupun masyarakat sekitar. Beberapa pabrik masih “nakal”
dalam hal membuang limbah. Alih-alih mengolah atau menetralkan
limbah terlebih dahulu, pihak pengelola justru langsung membuangnya ke
sungai. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menindak pelanggaran
tersebut. Tidak hanya pada sektor swasta, tetapi juga pada masyakarat
sekitar yang kerap membuang limbah rumah tangga secara sembarangan.
2. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih perlu
dikembangkan. Mengingat kepadatan penduduk di Indonesia, teknologi
level standar tidak bisa betul-betul bekerja efektif pada pengairan.
Kurangnya ruang dan jarak sumber air yang dekat juga menjadi alasan
lainnya. Dalam penyediaan air, melakukan penyebaran sumber daya
teknologi ke daerah-daerah lebih efektif daripada pemusatan di satu sektor.
Bagaimanapun, sumber air yang tersedia tidak terletak pada satu titik saja.
3. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari segi tugas, proses kerja,
maupun tanggung jawab kelembagaan. Pemerintah harus menetapkan
standar minimal kinerja untuk PDAM, melakukan pemantauan rutin,
penegakan, dan memberikan insentif sebagai apresiasi pekerjaan.
4. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil peran yang sangat
penting. Pemerintah harus memberikan imbauan terkait beberapa hal
penting kepada masyarakat. Salah satunya adalah penghapusan BAB
(buang air besar) di ruang terbuka, terutama sumber-sumber air semisal
sungai dan danau. Selain itu, limbah rumah tangga juga perlu diolah
dengan tidak mencampur atau membuang limbah cair bersama benda-
benda padat dan cemaran berbahaya. Upaya membenahi kesadaran akan
lingkungan ini bisa dikatakan lebih besar pengaruhnya daripada tindakan
memperbaiki.
5. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini. Poin ini juga
merupakan tindakan penyuluhan, hanya saja lebih menjurus kepada anak-
anak yang berusia lebih muda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menggaet sekolah-sekolah untuk terus mengingatkan para siswa. Tema-
tema kesehatan, lingkungan, dan peduli sosial diangkat menjadi salah satu
materi pembelajaran. Dengan terlibatnya para generasi muda, kita bisa
lebih antisipatif terhadap masalah air bersih di masa depan.
6. Melakukan pertolongan alternatif dengan sedekah air
bersih. Dibandingkan dengan kelompok berfinansial cukup, mereka yang
kekurangan cenderung terbebani biaya besar untuk memenuhi kebutuhan
air bersih. Jika kekeringan melanda, sumber-sumber air dengan jarak dan
biaya terjangkau akan menipis. Akhirnya, masyarakat terpaksa
mengeluarkan dana lebih, atau bahkan mengonsumsi air yang kualitasnya
lebih buruk. Karena itulah, bantuan air bersih dari sesama merupakan
pertolongan yang mulia. 

DAFTAR PUSTAKA
http://www.pdamtirtabenteng.co.id/berita/ini-solusi-mencegah-krisis-air-bersih-
di-indonesia

https://www.rumah.com/panduan-properti/air-bersih-52487

https://promkes.kemkes.go.id/manfaat-air-bersih-dan-menjaga-kualitasnya

Anda mungkin juga menyukai