Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram Alir Penelitian


Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Pra Penelitian
Survey lokasi pengambilan abu sekam padi dan serbuk cangkang
telur

Mulai

Persiapan Bahan dan Alat

Pengujian Material

Penetapan Proposi (Mix Design)

Pembuatan Benda Uji


 Benda uji control (tanpa penambahan abu sekam padi dan serbuk
cangkang telur ) sebagai pembanding.
 Beton eksperimen (dengan penambahan abu sekam padi dan serbuk
cangkang telur) dengan persentase penambahan campuran sebesar 10%,
15% dan 20% dari berat semen.

Benda uji dibuka cetakannya pada umur 1 hari dan


langsung direndam dalam air biasa

Masa perawatan (curing) selama 7 , 14 dan 28 hari

Pengujian kuat tekan Pengujian kuat tarik


beton pada umur 7,14 beton pada umur 7,14
dan 28 hari dan 28 hari

Hasil pengujian

Analisis dan pengolahan data


Pembahasan dan kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang diperlukan ± 6 bulan dimulai dari bulan
Februari 2020 sampai dengan Juni 2020.
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3.3. Tahapan Penelitian


Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
eksperimental. Kegiatan penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu:
1) Persiapan
2) Pelaksanaan
3) Penyusunan laporan hasil penelitian.
Pada tahap persiapan, aktivitas yang dilakukan berupa studi literatur,
pengumpulan alat dan bahan serta pengurusan izin melakukan penelitian di
Laboratorium dari Kepala Laboratorium Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Pada tahap pelaksanaan, aktivitas yang dilakukan berupa menjalankan
penelitian sesuai dengan draf rencana kerja penelitian yang telah disusun pada
tahap persiapan. Pelaksanaan penelitian diawali dengan:
1) Pengumpulan abu sekam padi dan serbuk cangkang telur.
2) Pengujian bahan tambah beton.
3) Menentukan perbandingan komposisi berat pada setiap material yang akan
digunakan membuat beton ringan (mix design).
4) membuat campuran beton ringan dengan komposisi berat yang telah
ditetapkan.
5) Pemeliharaan serta pengeringan beton ringan mulai dari 7 hari, 14 hari hingga
28 hari berturut-turut.
6) Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah.
Pada tahap penyusunan laporan hasil penelitian, dilakukan kegiatan analisis
temuan-temuan (data-data) hasil penelitian yang dikumpulkan pada tahap
pelaksanaan.

3.3.1 Persiapan Alat


Sebagian besar alat yang digunakan dalam melakukan penelitian ini telah
tersedia di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Peralatan yang tidak ada seperti foam generator, sarung tangan,
masker, dan lainnya sebagainya dibeli di toko-toko terdekat.

3.3.2 Persiapan Bahan Penyusun Benda Uji


Pengumpulan abu sekam padi diambil dari Kilang Padi Tanjung Selamat,
Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Sedangkan pengumpulan
cangkang telur diambil dari pedagang-pedagang makanan kaki lima dan industri
roti disekitaran kota Medan. Langkah awal yang dilakukan dalam membuat
serbuk cangkang telur yaitu: (1) menjemur cangkang telur di bawah sinar
matahari, (2) menghaluskan cangkang telur hingga menjadi serbuk, dan (3)
menyaring cangkang telur yang telah dihaluskan dengan saringan no. 30.
Untuk persiapan bahan lainnya seperti foam agent, semen, superplastisizer
dan bahan lainnya diperoleh dan dibeli di toko-toko terdekat. Sedangkan air
diperoleh dari Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.

3.3.3 Tahap Pelaksanaan


Pelaksanaan penelitian dimulai dengan:
1) Melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan pada abu sekam padi,
serbuk cangkang telur, semen dan pasir.
2) Merencanakan proporsi campuran beton (job mix design)
3) Menimbang masing-masing bahan dengan berat yang telah ditentukan
melalui job mix design.
4) Masukkan bahan-bahan adonan dimulai dari semen, pasir, campuran abu
sekam padi, dan serbuk cangkang telur.
5) Menyalakan mesin pengaduk atau mixer kemudian biarkan hingga semua
bahan tersebut tercampur hingga rata.
6) Masukkan air dan bahan tambah berupa superplastisizer (sika) ke dalam
mesin mixer kemudian tunggu hingga air dan bahan lainnya tercampur
dengan merata.
7) Menimbang berat adonan beton ringan pada wadah dengan ukuran 1 liter
guna memantau berat volume benda uji.
8) Mencatat nilai berat volume benda uji tersebut.
9) Mengembalikan adonan yang ditimbang kedalam mixer lalu menyalakan
kembali mixernya.
10) Memompa foam generator yang berisi campuran air dan foam agent
dengan perbandingan 1:40 hingga menghasilkan busa yang stabil (tidak
mudah pecah dan memiliki plastisitas tinggi).
11) Memasukkan busa foam agent kedalam adonan beton ringan yang berada
didalam mixer.
12) Mematikan mesin pengaduk atau mixer.
13) Menimbang kembali berat adonan beton ringan pada wadah dengan
ukuran 1 liter guna memantau berat volume benda uji hingga di peroleh
berat volume benda uji yang diinginkan dari pemakaian foam agent.
14) Menuangkan adonan beton ringan kedalam pan.
15) Mengisi cetakan (bekisting) dengan adonan beton ringan secara bertahap
hingga penuh dan rata.
16) Meratakan permukaan adonan beton ringan pada cetakan dengan sendok
spesi.
17) Mendiamkan cetakan selama 24 jam hingga beton ringan mengeras dengan
sendirinya.
18) Membuka cetakan setelah 24 jam dan biarkan beton ringan hingga benar-
benar mongering.
19) Setelah cukup kering, merendam beton ringan kedalam air selama umur
rencana, yaitu 7, 14 dan 28 hari.
20) Melakukan pengujian kuat tekan menggunakan mesin compression test
dan pengujian kuat tarik belah dengan menggunakan mesin tensile test.

3.4. Indikator Capaian


Indikator capaian yang diingikan yaitu sebagai berikut:
1) Pada tahap persiapan: tersusunnya daftar rencana kerja penelitian, dan
tersusunnya daftar persiapan alat dan bahan
2) Pada tahap pelaksanaan: tersusunnya hasil analisis data dan laporan hasil
pelaksanaan penelitian
3) Pada tahap penyusunan laporan: adanya deskripsi pelaksanaan penelitian,
hasil analisis data dan laporan keuangan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan sampel bata ringan dengan abu sekam padi dan
serbuk cangkang telur sebagai bahan alternatif pengganti semen sebagian
sebanyak 36 sampel dengan pembagian kadar abu sekam padi dan cangkang telur
yang berbeda. Benda uji dibuat dengan menambahkan variasi campuran abu
sekam padi dan serbuk cangkang telur sebesar 0%, 10%, 15% dan 20 %
Digunakan rasio 1:2 untuk semen dan pasir, 0,55 untuk nilai rasio air-semen atau
lebih dikenal dengan FAS, dan 1:40 untuk campuran foam agent dan air.
Data dikumpulkan berdasarkan pengujian yang dilakukan selama
pelaksanaan penelitian. Mulai dari data pengujian berat jenis dan penyerapan
sampel pasir, sampel abu sekam padi, sampel serbuk cangkang telur, serta sampel
semen, dan pengujian kuat tekan pada umur rencana 28 hari. Setelah itu,
dilakukan analisis pada temuan-temuan data –data tersebut.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dilakukan dengan jenis data yang
diambil sebagai berikut:
(1) Studi dokumen
Studi dokumen digunakan untuk mencari data-data atau variabel yang berupa
catatan mengenai kandungan kandungan silica pada kulit kakao, kandungan
silica dan kalsium pada serbuk cangkang telur, penelitian–penelitian mengenai
bata ringan dan lain sebagainya sebagai penunjang untuk membuat komposisi
mix design.
(2) Metode tes
Berat volume adalah pengukuran berat setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi berat volume benda maka makin rendah porositasnya. Berat volume
dihitung dengan rumus:
w
Berat Volume ( Bv )= .....................................(Pers 1)
V
Di mana: Bv = Berat volume benda uji ( gram/c m3)
w = Berat benda uji (gram)
V = Volume benda uji (c m 3)
Kuat tekan (Compressive Strength), digunakan untuk mengetahui kekuatan
bata ringan. Pada mesin uji tekan, benda yang akan diuji diletakkan dan
diberikan beban hingga runtuh, yaitu pada saat beban maksimum bekerja.
P
f c= ...............................................................(Pers 2)
A
Di mana: fc = Kuat tekan ( N /m m2 )
P = Gaya tekan maksimum (N)
A = Luas penampang benda uji (m m2 )
Serapan Air (Absorbsi) adalah perbandingan berat air yang dapat diserap
pori terhadap kering bata, dan dinyatakan dalam persen. Persentase penyerapan
air dirumsukan :
W 2−W 1
Serapan air= × 100 %................(Pers 3)
W1
Di mana: W 1 = Berat kering sampel setelah di oven 24 jam (gram)
W2 = Berat sampel setelah direndam 24 jam (N)

Anda mungkin juga menyukai