1. MAKSUD :
Pemeriksaan kadar air pasir dimaksudkan untuk mengetahui kadar atau
kandungan air yang ada pada permukaan butir-butir pasir atau kerikil/batu pecah.
Metode uji sesuai (SNI 1971:2011), “Cara uji kadar air total agregat dengan
pengeringan”.
2. PERALATAN :
3. BENDA UJI :
a. Pasir
b. Batu Pecah
(1) Siapkan kebutuhan bahan, yaitu Pasir contoh lolos ayakan No. 4 (bukaan
4,75 mm) diambil kira-kira seberat 2000 gram dengan cara penimbangan,
kemudian rendam benda uji selama 24 jam.
(2) Setelah direndam, benda uji akan diambil sampel dengan metode
seperempat atau quartering. Tata cara pengambilan sampel dengan metode
quartering:
(a) Tumpahkan seluruh agregat halus ke suatu permukaan lantai yang
keras, halus, datar, rata dan tidak mudah terkelupas. Aduk contoh
agregat yang sudah terkumpul tersebut secara merata dengan
membalik-balikkannya dengan menggunakan sekop.
(b) Pada pembalikan yang terakhir bentuklah kerucut dengan
menempatkan satu sekop contoh penuh ke atas sekopan sebelumnya.
(c) Tekan puncak kerucut tersebut dengan sekop secara hati-hati sehingga
terbentuk lingkaran agregat dengan ketebalan dan diameter yang
seragam. Usahakan diameter lingkaran agregat ini kira-kira 4 sampai 8
kali ketebalannya.
(d) Bagilah lingkaran agregat tersebut dengan sekop menjadi empat bagian
yang sama. Lihat Gambar 2.
(e) Ambil 2 bagian yang bersilangan dengan sekop dan kuas sampai
seluruh material di bagian tersebut terbawa seperti yang di Lihat Gambar
1.
(f) Teruskan pembagian seperti urutan (1) sampai dengan (4) terhadap
bagian contoh yang telah dikerjakan pada (5) sampai mendapatkan
jumlah bahan benda uji yang direncanakan. Satu sampel pasir yang diuji
adalah seberat 500 gram dan akan diambil minimal dua sampel.
Timbang benda uji dan cawannya (W1)
(g) Masukkan semua bahan hasil pembagian yang telah didapat ke dalam
wadah serta beri label seperti yang telah disiapkan dalam langkah (1).
(3) Pasir yang ada dalam cawan atau piring tadi dicek sampai kondisi jenuh-
kering-permukaan (JPK) atau Saturated Surface Dry (SSD). Jika pasir masih
terlalu basah dapat dikeringkan dengan cara dimasukkan ke dalam oven
sebentar, digoreng pada kompor atau diangin-anginkan. Dalam proses
pengeringan ini dilakukan berhati-hati agar tidak ada agregat halus yang
tercecer.
(4) Pemeriksaan kondisi JPK pasir adalah dengan cara memasukkan pasir ke
dalam corong conus dan dipadatkan menggunakan penumbuk. Pasir
dimasukkan dalam tiga lapisan. Jumlah penumbukkan lapis pertama, kedua
dan ketiga secara berturut-turut adalah 8 kali, 8 kali dan 9 kali sehingga total
penumbukkan adalah 25 kali dengan tinggi jatuh penumbuk berjarak kurang
lebih 5 cm. Selama penumbukkan, alat penumbuk cukup dijatuhkan saja ke
dalam corong conus.
(5) Jika setelah 25 kali penumbukkan isi pasir dalam corong tidak mencapai bibir
corong conus, isi lagi dengan pasir sampai penuh. Tunggu 30 detik.
(6) Kemudian corong conus diangkat vertikal ke atas.
(8) Timbang benda uji yang telah mencapai kondisi JPK dengan cawannya (W2)
(9) Masukkan benda uji ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 100+5ᵒC
(10) Timbang benda uji yang telah kering oven dengan cawannya (W3)
(1) Siapkan kebutuhan bahan, yaitu agregat kasar tertahan ayakan No. 4
(bukaan 4,75 mm) diambil kira-kira seberat 2500 gram dengan cara
penimbangan, kemudian rendam benda uji selama 24 jam.
(2) Setelah direndam, tiriskan benda uji. Usahakan tidak ada benda uji yang
tercecer.
(3) Timbang benda uji dengan berat +500 gram untuk satu sampel. Timbang
benda uji dan cawannya (W1)
(4) Pemeriksaan kondisi JPK agregat kasar (batu pecah) dengan cara
mengeringkan permukaan batu pecah dengan cara dilap atau diangin-
anginkan sampai didapatkan permukaan yang kering.
(5) Setelah didapat kondisi JPK, timbang cawan+batu pecah tersebut (𝑊2 )
(6) Kemudian masukkan batu pecah + cawan tersebut ke dalam oven, panaskan
sampai beratnya tetap (+24 jam dengan suhu 100+5ᵒC), kemudian timbang
didapat (𝑊3 )
5. PERHITUNGAN :
Kadar Air dihitung dalam dua kondisi, yaitu:
(1) Kondisi Jenuh Kering Permukaan
𝑊1 − 𝑊2
𝑊𝑆𝑆𝐷 = 𝑥100%
𝑊2
(2) Kondisi Kering Tungku
𝑊1 − 𝑊3
𝑊𝑂𝑣𝑒𝑛 = 𝑥100%
𝑊3
Dengan,
W1 = Berat contoh pasir atau batu pecah (gram)
W2 = Berat contoh pasir atau batu pecah kondisi SSD (gram)
W3 = Berat contoh pasir atau batu pecah kondisi kering oven (gram)
Contoh:
Hitunglah kadar air pasir sebanyak 2000 gram yang sebagian diletakan di
atas cawan dengan berat 166,4 gram dan setelah ditambahkan pasir beratnya
menjadi 590,0 gram. Setelah di dapatkan kondisi jenuh kering permukaan
beratnya menjadi menjadi 580,4 gram. Kemudian pasir di oven didapatkan
beratnya menjadi 575,7 gram.
Penyelesaian:
Sesuai syarat (American Concrete Institute, August 2007), kadar air yang
didapatkan pada kondisi SSD memenuhi syarat (0% – 10%).
Hasil pengujian dibuat dalam bentuk laporan sementara dan laporan akhir
pengujian.
CONTOH UJI
NO URAIAN
I II III
Catatan : Kadar air permukaan (Surface moisture content) atau kondisi SSD Agregat halus
(Fine aggregate) 0 to 10% (American Concrete Institute, August 2016)
Gambar P.1: Persiapan Contoh cara Gambar P.2: Persiapan Contoh cara
¼ bagian, membuat gundukan ¼ bagian, membagi 4 bagian
(kerucut)
Gambar P.3: Persiapan Contoh cara Gambar P.4: Persiapan Contoh cara
¼ bagian, contoh 1 ¼ bagian, contoh 2
CONTOH UJI
NO URAIAN
I II III
Catatan : Kadar air permukaan (Surface moisture content) atau kondisi SSD Agregat Kasar (Coarse
aggregate ) 0 to 2% (American Concrete Institute, August 2016)