Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Komang Intan Lioni

NIM : 042274253
Jurusan : S1 Akuntansi

Tugas 1 Teori Akuntansi

1. Sebutkan 5 (lima) tantangan yang dihadapi IAI selama satu decade terakhir ini, dalam
perannya yang menginspirasi tumbuhnya berbagai profesi turunannya !
1) Dalam masa 5 tahun kedepan dimana teknologi 5G dalam perangkat telekomunikasi sudah
diadopsi secara penuh, akses internet dalam kecepatan Gigabit per detik dan perangkat keras
juga manusia sudah terhubung satu sama lain baik secara IoT atau IoP, akan mengubah peran
akuntan yang digantikan oleh teknologi AI (Artificial Intelligence) dan robotik dalam
melakukan pekerjaan dasar akuntan yaitu mencatat transaksi, mengolah transaksi, memilah
transaksi, melakukan otomatisasi pembuatan laporan keuangan sekaligus menganalisa
laporan keuangan tersebut secara mandiri tanpa campur tangan manusia. Pola swakelola
fungsi dasar akuntan inilah yang tentunya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan
dan hasilnya langsung diketahui saat itu juga (real time). Banyak perusahaan yang sudah
mengembangkan hal ini karena sudah didukung adanya standarisasi proses pengelolaan
keuangan dan standarisasi arsitektur sistem informasi yang memadai dan sesuai tuntutan
industri generasi keempat sehingga kompetensi krusial yang dibutuhkan bagi akuntan
selanjutnya adalah kemampuan analisa data, mengikuti perkembangan teknologi informasi
dan memperbaharui gaya kepemimpinan.

Lebih jauh lagi dampaknya adalah akuntan dan kantor akuntan akan “dipaksa”
mengembangkan aplikasi bergerak (mobile) untuk dapat mengakses data secara langsung dari
perangkat telepon genggam, tablet dan virtual reality (VR). Audit laporan keuangan
dilakukan berbasis real-time dimana regulator dan auditor menarik data yang dibutuhkan
secara otomatis langsung dari sistem dan sensor yang melekat pada kegiatan operasional
sehingga transparansi dan keakuratan data yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan.
Apabila akuntan tidak memiliki keahlian yang memadai didalam teknologi informasi maka
profesi lain dapat mengambil alih fungsi akuntan, sehingga dapat dikatakan teknologi
informasi adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dipelajari dan dimengerti oleh
akuntan itu sendiri.

Dikutip dari International Edition of Accounting and Business Magazine edisi Desember
2016, Roger Leonard Burrit dan Katherine Christ menyebutkan empat langkah yang harus
diambil akuntan didalam menghadapi revolusi industry 4.0 yaitu:
1. Kesadaran (Awareness)
bahwa dengan revolusi industri melahirkan peluang atau kesempatan baru. Kesempatan
yang muncul ini menumbuhkan bisnis baru yang belum pernah ada sebelumnya, sebagai
contoh Jerman sebagai negara pencetus memiliki 80% perusahaan yang siap
mengimplementasikan revolusi industri 4.0 atau Cina yang menyadari bahwa diperlukan
pembangunan pada aspek pengetahuan dan menargetkan 60% investasi pada sektor ini.
Bukan hanya dua negara ini saja akan tetapi banyak negara sudah berada dalam tahap
awal diseminasi informasi yang selanjutnya akan berkembang lebih dalam untuk
menjalankan secara total revolusi 4.0
2. Pendidikan (Education).
Regulator atau pemerintah dan praktisi pendidikan dituntut untuk dapat membuat kurikulum
yang relevan disesuaikan dengan perkembangan konektifitas digital, seperti contohnya
pelatihan koding, manajemen informasi antar beberapa program dan platform yang berbeda
atau implementasi real-time accounting yang ditujukan kepada seluruh departemen dan
organisasi perusahaan termasuk pemegang saham
3. Pengembangan profesi (Professional Development).
Meningkatkan kinerja profesi akuntan beserta program – program yang mendukung
pengembangannya dengan cara melakukan latihan presentasi online maupun tatap muka
secara langsung (face to face discussion) dan mengevaluasi dampaknya terhadap kapabilitas
profesi akuntan pada masa depan.
4. Penerapan standar tinggi (Reaching Out).
Sebagai akuntan dituntut harus memiliki control maksimal terhadap data yang dihasilkan,
dimana data atau informasi fisik biasanya diperoleh dibawah tanggung jawab para insinyur
(engineer) sehingga hubungan kerja antara akuntan dan insinyur harus berjalan harmonis agar
data dan informasi akuntansi dijaga dengan baik.

Akuntan dalam perspektif revolusi industri sudah bukan lagi sebagai “book keeper” tetapi
meluas menjadi hal yang baru yang bisa jadi tidak menyentuh sama sekali aspek finansial.
Eksplorasi hal baru tentunya juga menimbulkan spesialisasi yang belum ada pada saat
sekarang. Spesialisasi disini apabila melihat kepada penjelasan diatas akan bertambah
menjadi bidang pekerjaan baru yang menuntut kapabilitas dan kapasitas yang berbeda pula
karena diperlukan untuk mampu melihat potensi perubahan dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang. Celah antara dunia kerja riil dan dunia akademis patut dijembatani
untuk kemudian dilakukan riset dan penelitian lebih dalam dimana hasil penelitian dapat
digunakan untuk memberikan solusi yang membangun dan informatif untuk kemudian dapat
diaplikasikan dalam proses belajar mengajar di lingkungan universitas, perguruan tinggi dan
profesi akuntan.

2. Identifkasi faktor-faktor pendukung dari munculnya sistem pencatatan pada


peradaban sekitar 3000 SM!
Jawab :
Faktor-faktor pendukung dari munculnya sistem pencatatan pada peradaban sekitar 3000
SM adalah pada peredaban ini adanya system penulisan, pengenalan angka arab dan
desimal, aljabar, bahan-bahan penulisan yang murah, meningkatnya literasi
(kemelekhurufan), dan adanya medium pertukaran yang baku.

3. Pendekatan teoretis, seperti deduktif dan induktif dapat digunakan dalam


menciptakan teori akuntansi. Lakukan analisis pendekatan deduktif dan induktif
jika ditinjau dari penerapannya dalam penelitian akuntansi!
Jawab :
Analisis pendekatan deduktif dan induktif yang dapat digunakan untuk menciptakan teori
baru Akuntansi jika ditinjau dari penerapannya dalam penelitian akuntansi. a) Pendekatan
deduktif merupakan metode yang pada aktivitas berpikirnya diawali dari sesuatu yang
umum mengarah ke khusus, pada saat memutuskan kesimpulannya lebih memakai logika
terhadap premis yang diberikan. Sehingga jika suatu penelitian dalam akuntansi
menggunakan penelitian deduktif merupakan penelitian yang memiliki kategori untuk
aktivitas pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menguji validitas sebuah teori
akuntansi yang sudah ada. Dalam aktivitas hipotesisnya lebih akrab dengan data
kuantitatif, yang mana peneliti akan berupaya untuk menemukan sebab akibat dan
mempresentasikan sebuah analisis statistik. Berikut adalah gambaran dari pendekatan
deduktif

b) Pendekatan Induktif merupakan metode yang pada proses pikirnya diawali dari sesuatu
yang khusus mengarah ke umum, dimana dalam melakukan kesimpulan menggunakan
pengamatan. Penelitian induktif mempunyai tujuan untuk menemukan pengetahuan baru.
Ini dapat diawali pada sesuatu yang menarik dan sedang digeluti peneliti. Peneliti akan
menentukan masalah penelitian berdasarkan apa yang sedang digeluti dan ditentukan
untuk menyusun pertanyaan penelitian. Selanjutnya peneliti akan berupaya untuk
memperoleh datanya. Jika dalam penelitian akuntansi menggunakan metode ini maka
mungkin akan langsung tersusun teori baru setelah adanya observasi karena data yang
dipakai adalah premis dan pendapat para ahli berdasarkan pengamatan fakta yang sudah
ditelitinya. Berikut bagan pola pendekatan induktif
4. Apakah teori positif akuntansi mempengaruhi perkembangan teori audit? Jika ya,
identifikasi pengaruh dan perkembangannya !
Jawab :
Pengaruh dan perkembangan teori positif akuntansi dengan perkembangan teori audit
Teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi.
Dengan teori akuntansi positif, pembuat kebijakan bisa memprediksi konsekuensi
ekonomis dari berbagai kebijakan dan praktek akuntansi. Sehingga apabila didapat suatu
kebijakan baru atau teori akuntansi baru sudah diterapkan di lapanngan dan prakteknya,
tentu saja teori auditing akan mengikuti jejaknya. Auditing tidak bisa dipisahkan dengan
laporan keuangan sebagai produk akhir dalam penerapan teori akuntansi yang ditetapkan
sebab audit salah satunya audit internal memberikan informasi yang diperlukan manajer
dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak
sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengatur dan
mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan
pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha

5. Setiap usaha pasti memengang prinsip bahwa usahanya akan langgeng dan terus
beroperasi pada periode tidak terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik
perusahaan seperti ini dikenal dengan istilah postulat…… Apakah postulat tersebut
dapat dikaitkan dengan teori manfaat? Lakukan identifikasi dan analisis terkait hal
ini!
Jawab :
Setiap usaha pasti memengang prinsip bahwa usahanya akan langgeng dan terus
beroperasi pada periode tidak terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik perusahaan
seperti ini dikenal dengan istilah postulat keberlangsungan usaha (going concern)
Postulat ini menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi. Dalil ini
berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang akan
datang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk
jangka waktu yang tidak tertentu. Selain itu, postulat keberlangsungan usaha memberikan
pernyataan pembenaran terhadap penilaian aseet secara Historical Cost dan Book Value
dikarenakan asumsi seolah postulat keberlangsungan usaha menyatakan bahwa nilai atau
harga yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan
tidak akan dilikuidasi atau dijual. Tentu pada kenyataannya nilai asset pada perusahaan
yang sudah berhenti dan menunggu akan dibubarkan umumnya akna berbeda dan jauh
lebih rendah dair perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar, postulat
keberlangsungan usaha ini pun juga membenarkan motode alokasi akuntansi seperti
pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme maupun amortisasi selama
masa penggunaannya atau selama perusahaan berjalan. Demikian menurut pendapat saya
pertimbangan yang dapat dilakukan perusahaan mengenai asumsi keberlangsungan usaha
atau Going Concern menjadi penting untuk diperhatikan karena opini mengenai going
concern ini sendiri dapat menurunkan kepercayaan investor atau pemegang saham dan
juga kepercayaan dari kreditur. Resiko paling buruk yang mungkin dihadapi perusahaan
selain resiko likuidasi adalah resiko ketidakmampuan mendapatkan tambahan modal baru
dan kemungkinan kreditur menurunkan plafon hutang berikutnya. Tentunya perusahaan
tidak menginginkan resiko tersebut terjadi, sehingga perusahaan dapat menggunakan jasa
professional baik sebagai penilai (auditor), maupun jasa profesional konsultan keuangan
yang akan membantu menilai kondisi perusahaan dan memberikan pilihan solusi terbaik
bagi perusahaan

Anda mungkin juga menyukai