Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PROFESI AKUNTAN DALAM MENGHADAPI REVOLUSI

AKUNTASNSI DI ERA DIGITAL

BAB 1

PENDAHULUAN

3.1 Latar Belakang

Kehadiran Revolusi Industri 4.0 berupa peningkatan perkembangan teknologi sangat


canggih yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia seperti kecerdasan buatan
(artificial-intelligence), perdagangan digital (e-commerce), data raksasa, teknologi
finansial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot [CITATION Far19 \l 1057 ].
Perubahan dalam fase kehidupan manusia ditandai banyak hal, salah satunya adalah
perubahan dalam era industri [ CITATION Yah18 \l 1057 ]. Revolusi Industri adalah
sebuah kegiatan perubahan secara besar-besaran di bidang perindustrian. Dalam hal ini,
revolusi industri dapat membawa sebuah perubahan bagi seluruh profesi termasuk
didalamnya profesi akuntan. Pada Revolusi Industri 4.0, semua fase kehidupan manusia
yang didalamnya terdapat profesi pekerjaan akan mengalami perubahan yang dahulu
menggunakan jasa manusia sekarang berpindah menggunakan mesin. Oleh karena hal
tersebut, profesi akuntan harus mengubah cara mereka bekerja dalam praktik akuntansi
yang harus diubah. Sehingga dengan itu, diharapkan profesi akuntan dapat meningkatkan
kualitas layanan dan ekspasi global melalui jaringan komunikasi secara daring dengan
menggunakan cloud computing serta dapat beradaptasi didalam Era Industri 4.0. Dalam
era ini, akuntan harus dapat menguasai Big Data yang terdapat di jaringan komunikasi
dan teknologi. Dengan begitu, profesi akuntan akan semakin profesional dalam
melaksanakan pekerjaannya serta tidak ketinggalan zaman.

Akuntan adalah salah satu profesi yang paling terpengaruh oleh era big data sebab
bidang pekerjaan mereka mengalami kemajuan luar biasa berkat pertumbuhan teknologi
informasi di era big data [ CITATION Put19 \l 1057 ]. Big Data adalah data yang
volumenya besar dalam volume, berkecepatan tinggi bahkan mendekati real-time, dalam
format yang beragam (terstruktur dan tidak terstruktur), dan berupa keseluruhan populasi
dalam system [ CITATION Put19 \l 1057 ]. Dalam dua pernyataan tersebut, menurut
kami, big data dapat membantu profesi akuntan dalam melakukan pekerjaannya. Karena,
Big Data adalah sebuah kumpulan semua data dalam jumlah besar yang dijadikan satu
drive atau pusat, sehingga semua data tersebut terkumpul di satu server yang terpusat
didalam sistem big data ini. Dengan adanya big data, diharapkan profesi akuntan dapat
bekerja sesuai di bidangnya sehingga dapat meningkatkan efektif dan efisien dalam
menggunakan jam bekerja mereka. Dengan begitu, profesi akuntan dapat meningkatkan
kualitas atas pelayanan mereka kepada publik dengan menggunakan fasilitas big data ini.
Revolusi Industri 4.0 dengan Big Data ini merupakan komponen yang saling terikat dan
mengikat satu sama lain. Karena, dengan adanya big data ini dapat memudahkan segala
hal pekerjaan dengan adanya sinkronisasi antara data (jaringan) dengan mesin atau alat.
Dengan begitu, diharapkan dapat memudahkan pekerjaan manusia terkhususnya profesi
akuntan dalam menjalankan tugas pelayanan publik kepada masyarakat baik secara
Nasional maupun Internasional.

3.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Profesi Akuntan Dalam Era Digital?

2. Apa Tantangan Revolusi Akuntansi di Era Digital?

3.3 Tujuan Artikel

Artikel ini dibuat untuk menambah ilmu pengetahuan serta wawasan tentang Strategi
dan Tantangan Profesi Akuntan dalam Menghadapi Revolusi Akuntansi di Era Digital.
Artikel ini dibuat untuk menambah wawasan para pembaca tentang Bagaimana Strategi
Profesi Akuntan dan Tantangan Revolusi Akuntansi di Era Digital.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Tantangan Revolusi Akuntansi Di Era Digital

Menghadapi era industri terkini saat ini, perkembangan ekonomi digital langsung
membuka kemungkinan-kemungkinan baru sekaligus meningkatkan resiko. Perubahan
ini berdampak besar dalam perkembangan akuntansi. Di era ini, perkembangan dan
inovasi teknologi seolah berpacu dengan waktu. Inovasi baru mendorong terciptanya
pasar dan transformasi baru adanya pasar lama. Mesin dan robot cerdas sekarang
memainkan banyak peran dan tampaknya menguasai seluruh dunia. Di era digital dan
perkembangan teknologi seperti sekarang ini, arus informasi bergerak begitu cepat,
teknologi internet telah mengubah pandangan masyarakat dalam memperoleh informasi,
termasuk dalam bidang akuntansi bisnis. Perkembangan teknologi telah mengubah
perusahaan, sehingga tidak membutuhkan banyak sumber daya manusia, termasuk
tenaga akuntansi. Hal ini menyebabkan industri akuntansi meremehkan dampak
teknologi pekerjaan akuntansi. Ini menjadikan tantangan berat yang harus dijawab.
Potensi teknologi untuk menggantikan peran industry akuntan hanya menghabiskan
waktu. Peran akuntan ini akan menjadi strategis dan konsultatif. Oleh karena itu, akuntan
perlu memiliki sertifikasi, seperti kemampuan teknis, agar mampu bertahan dalam
persaingan. Akuntan juga harus memiliki strategi, antara lain menguasai keterampilan
interpersonal dan interpersonal skill, business understanding skill dan technical skill serta
soft skill lainnya agar mampu menghadapi tantangan era digital ini. Akuntan harus aware
terhadap perkembangan Revolusi Industri 4.0 dengan memperhatikan peluang yang ada.
Berikut adalah empat peran penting akuntansi:
1. Memberikan informasi dan jawaban terkait keuangan. Peran akuntansi di
perusahaan tentunya yang paling mendasar adalah kemampuannya memberikan
keberagaman informasi dan jawaban terkait dan berbagai aktivitas keuangan.
semua data terkait keuangan akan dicatat dalam sistem akuntansi, membuat Anda
merasa nyaman dan karyawan mengukur keadaan perusahaan. untuk ini, anda
harus mengatur buku anda dan memperbarui data secara teratur.
2. Alat pengontrol dan kendali keuangan.m elalui akuntansi, kita bisa mengetahuinya
semua data terkait keuangan. Informasi apa yang dapat anda peroleh dari data ini?
apakah hal itu terbukti menjadi keuntungan bagi perusahaan? telah mengalami
beberapa kali perbaikant tahun terakhir? Bahkan mengurangi? Apakah seluruh
pelanggan bayar tepat waktu? berapa banyak saldo yang Anda miliki sekarang?
informasinya tidak akuntansi langsung sebagai pengontrol dan pengendali
keuangan. Dengan mengidentifikasi informasi keuangan diperoleh agar kami
dapat mengevaluasi atau evaluasi kinerja bisnis selama ini.
3. Bantu pemangku kepentingan membuat keputusan. Sebagai hasil dari identifikasi
dan evaluasi informasi keuangan, pemangku kepentingan atau pemegang saham
dapat mengambil keputusan. Mengingat bahwa pemangku kepentingan tidak
memiliki informasi keuangan terbaru dan akurat tidak dapat diinvestasikan, yang
sepenuhnya masuk akal. Dalam hal ini, akuntan menyiapkan semua informasi
yang relevan. Lebih penting lagi, akuntan juga harus memastikan bahwa
pemangku kepentingan memahami data keuangan yang disediakan oleh
perusahaan. Kedua belah pihak harus bekerja sama untuk menggunakan informasi
keuangan untuk menangani berbagai masalah dalam bisnis.
4. Berurusan dengan pihak ketiga. Akuntansi selalu terkait tidak hanya dengan
internal perusahaan, tetapi juga dengan pihak ketiga di luar perusahaan. kreditor
dan pemerintah semuanya adalah pengguna data akuntansi perusahaan. Namun,
akuntansi (lebih tepatnya, akuntansi) dapat menjadi jembatan untuk transaksi
dengan pemasok atau pihak ketiga lainnya. Berdasarkan data keuangan
perusahaan, akuntan dapat memutuskan apakah pengaturan harga sudah wajar.
Tidak hanya itu, akuntan juga bisa menjadi penghubung antara perusahaan dan
pemerintah untuk membayar pajak dan honor auditor.

Menurut Subur (2019), Kepala Pusat Pengembangan Profesi Keuangan Sekretariat


Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia, besar kemungkinan profesi
akuntansi akan digantikan oleh robot, yaitu 95%. Persentase ini disebabkan oleh
perkembangan robotika dan analisis data (big data), yang mengambil alih tugas-tugas
dasar yang dilakukan oleh akuntan (mencatat transaksi, memproses transaksi,
mengklasifikasikan transaksi). Pada tanggal 3 Februari 2014, atas penggunaan Peraturan
Menteri Keuangan 25 (PMK) /PMK.01/2014 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954
tentang Akuntan Publik Nasional, profesi akuntan diatur. PMK menetapkan bahwa
seorang akuntan berarti telah terdaftar di Akuntan Nasional Terdaftar (RNA) yang
diselenggarakan oleh Menteri Keuangan. Oleh karena itu, akuntan harus mewaspadai
perkembangan Revolusi Industri 4.0 dengan menemukan peluang yang ada.
Perkembangan ekonomi digital membuka kemungkinan baru sekaligus meningkatkan
risiko. Perubahan ini juga berdampak signifikan terhadap perkembangan akuntansi dan
audit. Peran akuntan tidak lagi terbatas pada book-keeping.

2.2. Strategi Profesi Akuntan dalam Era Digital

Di era revolusi industri 4.0 saat ini teknologi informasi, komunikasi, dan internet
sangat berkembang dengan pesat. Karena kemajuan teknologi seluruh aspek aktivitas
manusia didominasi oleh mesin, dimana hal tersebut memunculkan permasalahan sosial
dan hilangnya humanisme. Dengan kata lain persaingan di dunia kerja semakin ketat dan
kemampuan seseorang bisa runtuh tergantikan oleh mesin, tidak terkecuali profesi
akuntan. Dalam kuliah umum bersama FEB UI, IAI mengatakan bahwa dalam 10 tahun
yang akan datang konsep reporting analisis bisa mengalami perubahan. Oleh karena itu
IAI mengharapkan para generasi milenial yang ingin menjadi seorang akuntan
hendaknya menjadi seoran akuntan profesional, dimana integritas merupakan hal utama
yang perlu dijaga untuk kehormatan diri, profesi, dan kemaslahatan bangsa.
Dalam mempersiapkan diri menghadapi era digital ini, terdapat beberapa strategi yang
dapat dilakukan oleh seorang akuntan dalam era digital, diantaranya:
1. Memanfaatkan teknologi seluler untuk menghasilkan peningkatan produktivitas
dan efisiensi, dengan memanfaatkan teknologi seluler dapat mempermudah
komunikasi dan mencari informasi lebih cepat dengan klien diseluruh penjuru
dunia dan berita mengenai perkembangan dunia.
2. Memanfaatkan infrastruktur berbasis cloud computing, dengan memanfaatkan
infrastruktur tersebut akuntan dapat meningkatkan skalabilitas, kemudahan
mengakses berbagai data, dan mengurangi biaya pemeliharaan sistem.
3. Memanfaatkan crowdsourcing untuk menghilangkan hambatan komunikasi,
mempercepat rekapitulasi transaksi keuangan, memudahkan untuk mengambil
keputusan oleh stakeholder perusahaan, dan meningkatkan produktivitas
perusahaan.
4. Memanfaatkan pembayaran elektronik untuk meningkatkan transparansi
transaksi, mengatasi kegagalan pembiayaan bisnis, menghemat waktu dan uang
dalam proses rekonsiliasi, serta otomatisasi transaksi.
5. Memanfaatkan cybersecurity untuk melindungi data perusahaan dari hacker dan
cracker serta mengurangi risiko dan biaya kejahatan akibat cyber.
6. Memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam proses rencana keuangan, audit, dan
lain sebagainya untuk memudahkan tugas akuntan, namun tetap perlu dalam
pengawasan manusia sebab mesin juga bisa setiap saat terjadi kesalahan atau
kerusakan.
7. Memiliki sertifikasi untuk akuntan yang dibuat oleh lembaga akuntansi nasional
atau internasional untuk legalitas sebagai seorang akuntan dan meningkatkan
daya saing.
8. Memanfaatkan teknologi untuk selalu up to date dan memaksimalkan kinerja agar
lebih baik lagi.
Beberapa strategi tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh seorang akuntan
di era serba digital ini guna menjadi lebih baik dan terus berkembang serta tidak
tenggelam oleh zaman.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menghadapi era industri terkini saat ini, perkembangan ekonomi digital langsung
membuka kemungkinan-kemungkinan baru sekaligus meningkatkan resiko. Perubahan
ini berdampak besar dalam perkembangan akuntansi. Di era ini, perkembangan dan
inovasi teknologi seolah berpacu dengan waktu. Inovasi baru mendorong terciptanya
pasar dan transformasi baru adanya pasar lama. Mesin dan robot cerdas sekarang
memainkan banyak peran dan tampaknya menguasai seluruh dunia. Di era digital dan
perkembangan teknologi seperti sekarang ini, arus informasi bergerak begitu cepat,
teknologi internet telah mengubah pandangan masyarakat dalam memperoleh informasi,
termasuk dalam bidang akuntansi bisnis. Hal tersebut yang menjadi tantangan bagi
profesi akuntan di era digital. Oleh karena itu, akuntan perlu memiliki sertifikasi, seperti
kemampuan teknis, agar mampu bertahan dalam persaingan. 
Strategi yang bisa diterapkan oleh akuntan dalam menghadapi tantangan di era
revolusi 4.0 diantaranya memanfaatkan teknologi seluler, memanfaatkan infrastruktur
berbasis cloud computing, memanfaatkan crowdsourcing untuk menghilangkan
hambatan komunikasi, memanfaatkan pembayaran elektronik, memanfaatkan
cybersecurity dan sebagainya. Akuntan harus mewaspadai perkembangan Revolusi
Industri 4.0 dengan menemukan peluang yang ada dan melakukan strategi karena
perkembangan ekonomi digital membuka kemungkinan baru sekaligus meningkatkan
risiko bagi profesi akuntan.
3.4 Saran

Terkait dengan pembahasan tersebut, kami menyarankan beberapa hal untuk


diperhatikan, seperti seorang akuntan harus bisa menguasai dan memanfaatkan
tekonologi saat ini dengan baik. Seorang akuntan juga bisa menciptakan aplikasi yang
bisa membantu dan mempermudah menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam
dunia akuntansi.
Demikian pembahasan yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kami juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan ini. Mohon maaf apabila
dalam penulisan ataupun kata-kata terdapat kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Putritama, A. (2019). Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan di Era Big Data. Jurnal
Akuntansi, 7, 74-84. doi:10.24964/ja.v7i1.758

Ayu, W. (2019, Desember 23). Ini yang Harus Disiapkan oleh Profesi Akuntan untuk
Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Retrieved 2021, from ui.ac.id:
https://www.ui.ac.id/ini-yang-harus-disiapkan-oleh-profesi-akuntan-untuk-
menghadapi-revolusi-industri-4-0/

Rosmida, R. (2019). Transformasi Peran Akuntan dalam Era Revolusi Industri 4.0 dan
Tantangan Era Society 5.0. Invobiz: Jurnal Inovasi Bisnis, 206-212.

sleekr. (2018, September 14). Strategi Profesi Akuntan Menghadapi Revolusi Akuntansi di
Era Digital. Retrieved 2021, from sleekr.co: https://sleekr.co/blog/strategi-profesi-
akuntan-menghadapi-revolusi-akuntansi-di-era-digital/

Subur, L. (2019). Accounting Talk Transformasi Akuntansi pada Era Digital. Retrieved from
kompasiana.com: https://www. kompasiana.com/lizazu/5c2c296c12ae940f
8754b280/akuntansi-di-era-revolusiindustri-4-0

Abdullah, F. (2019, April). Fenomena Digital Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Dimensi
DKV Seni Rupa dan Desain, 4, 47-58.

Yahya, M. (2018). ERA INDUSTRI 4.0: TANTANGAN DAN PELUANG


PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN INDONESIA. Pengukuhan
Penerimaan Jabatan Professor Tetap Dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kejuruan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (pp. 1-27). Makassar: UNM Press.

Anda mungkin juga menyukai