Anda di halaman 1dari 25

REVIEW JURNAL PERTAMA

Judul Akuntansi Keperilakuan dalam Perspektif Sistem Informasi


Akuntansi
Jurnal El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Volume & Halaman Vol. 1, No 2: Hal 1-11.
Tahun Maret 2022
Penulis Evi Yuli Susanti, Didik Harionom Nur Aini
Reviewer Intan Nuraini Lubis_208330053
Tanggal 07 Januari 2023

Latar Belakang Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat maka
Penelitian kebutuhan akan informasi dibidang lain juga akan
berkembang, antara lain seperti akuntansi biaya, akuntansi
manajemen, auditing, akuntansi perpajakan, akuntansi sektor
publik, system informasi dari perilaku manusia dan akuntansi
keperilakuan. Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting)
merupakan ilmu akuntansi yang dikombinasikan dengan ilmu
sosial yang mempelajari efek dari perilaku manusia sehingga
bisa mempengaruhi data-data akuntansi serta pengambilan
keputusan dalam usaha atau bisnis.
Tujuan Penelitian Tujuan ilmu akuntansi keperilakuan adalah untuk menjelaskan,
memprediksi, dan mengendalikan pengaruh proses akuntansi
serta informasi yang dihasilkan dari akuntansi pada perilaku
manusia.
Subjek Penelitian Para akuntan, pihak pelaksana (penyusun informasi akuntansi)
dan pihak pemakai laporan keuangan.
Metode Penelitian Menggunakan metode penelitian kualitatif
Hasil Penelitian 1. Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada
Akuntansi
Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa
asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang
termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan
menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem
akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan
mempengaruhi organisasi. Penjelasan tersebut menunjukan
adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak
pelaksana (penyusun informasi) maupun dari pihak
pemakai informasi akuntansi.

2. Akuntansi Keperilakuan dalam Sistem Informasi


Akuntansi
Akuntansi keperilakuan juga bagian dari akuntansi
tradisional yang berperan untuk pengumpulan, pengukuran,
pencatatan serta pelaporan tentang informasi keuangan.
Hal ini merupakan dimensi akuntansi yang secara khusus
pada perilaku manusia serta hubungannya dengan
penerapan sistem informasi akuntansi. Pemrosesan
informasi akuntansi keuangan adalah mengenai bagaimana
pengguna memproses informasi keuangan dan bagaimana
manusia mempengaruhi akuntansi serta fiksasi fungsional
yang bertujuan untuk mengkoreksi apakah ada kesalahan
yang terjadi.

3. Kasus Akuntansi Keperilakuan (Skandal Akuntansi


Perusahaan Toshiba)
Pemalsuan yang dilakukan pihak akuntan Toshiba
menimbulkan hilangnya kepercayaan publik terhadap
akuntan turun drastis. Selain itu sejak laporan audit
penginvestigasian resmi dirilis dua bulan setelah komite
yang diketuai Koichi Ueda dan beranggotakan beberapa
pakar akuntansi Jepang menginvestigasi Toshiba dan
sampai pada kesimpulan telah terjadi penyimpangan, 8 dari
16 petinggi Toshiba yang terlibat skandal akuntansi resmi
mengundurkan diri. Termasuk diantaranya Presiden
Direktur Hisao Tanaka, Wakil Presdir Norio Sasaki dan
Chief Executive Atsutoshi Nishida.
Kekuatan Penelitian Kekuatan penelitian ini adalah penulis mampu untuk
menjelaskan secara rinci imensi akuntansi yang secara khusus
pada perilaku manusia serta hubungannya dengan penerapan
sistem informasi akuntansi.
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian ini adalah penulis tidak menyebutkan
secara terperinci metode penelitian apa yang digunakan dan
tidak menyebutkan teknik analisis data nya.
Kesimpulan Penerapan sistem informasi akuntansi tentunya tidak akan
lepas dari perilaku pelaku ekonomi yang menjalankan sistem
tersebut karena sebuah sistem hanya sebagai alat untuk
menghasilkan informasi sedang yang menjalankan adalah para
pelaku ekonomi dengan berbagai karakter yang mempunyai
sisi perilaku berbeda dalam merealisasikan kepentingan
mereka seperti yang sudah dijelaskan dalam teori keagenan.
Maka akan menghasilkan informasi yang relevan yang dapat
dijadikan landasan untuk mengambil keputusan bisnis.
REVIEW JURNAL KEDUA

Judul Tinjauan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Kebijakan


Perusahaan menghadapi Pandemi Covid-19
Jurnal Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Volume & Halaman Volume 18, Issue 02
Tahun Juli 2021
Penulis Reza Henning Wijaya dan Fina Agus Setianingsih
Reviewer Intan Nuraini Lubis_208330053
Tanggal 07 Januari 2023

Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu akuntansi


Penelitian berkembang memasuki ranah perilaku atau yang disebut
dengan akuntansi keperilakuan. Ilmu akuntansi ini memiliki
fungsi untuk mempelajari aspek perilaku manusia yang dapat
membantu saat proses pengambilan keputusan. Maka tujuan
dari penelitian ini ialah mengelaborasi gagasan akuntansi
keperilakuan bagi perusahaan dalam menghadapi pandemi.
Konsep yang dipaparkan adalah pengembangan kebijakan
kejujuran pada pola komunikasi perusahaan dan pegawai
sebagai sarana win-win solution di masa pandemi covid- 19.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
akuntansi keperilakuan terhadap kebijakan perusahaan dalam
menghadapi pandemi covid-19. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif karena penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan aspek perilaku manusia
dalam pengambilan keputusan perusahaan selama pandemi
covid-19 yang didasarkan pada ilmu akuntansi keperilakuan.
Subjek Penelitian PT Sarimelati Kencana pengelola gerai Pizza Hut di Indonesia.
Metode Penelitian Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif kualitatif yang digunakan untuk penelaahan secara
sistematis dalam peranan akuntansi keperilakuan. Konsep yang
dipaparkan adalah pengembangan kebijakan kejujuran pada
pola komunikasi perusahaan dan pegawai sebagai sarana win-
win solution di masa pandemi covid-19.
Hasil Penelitian Saat ini, beberapa kasus pemotongan gaji dan PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja) sepihak pada masa pandemi
covid-19 telah terjadi beberapa waktu lalu, salah satu
perusahaan yang terindikasi melakukannya ialah PT Net
Mediatama Televisi pada bulan Mei 2020. Sebanyak 37
pegawai bagian pemberitaan melalui pengacara publik LBH
Pers mengungkapkan dasar permasalahan polemik ini
merupakan pola komunikasi yang buruk antara perusahaan
dengan karyawan.

Maka apabila perusahaan telah mendapatkan sinyal atau


isyarat melalui pembukuan yang disajikan perusahaan dapat
menimbang segala aspek yang kiranya memengaruhi pada
operasional perusahaan pada masa pandemi covid-19.
Pengaplikasian hal-hal di atas dapat berupa jumpa pers antara
perusahaan dengan pegawai ataupun press release. Berbagai
keputusan pada dasarnya akan memicu suatu sikap untuk
merespon atau menjawab karena sikap merupakan suatu reaksi
mengenai tendensi perbuatan pada tujuan objek atau gagasan
atas situasi yang dihadapi.

Apakah perusahaan masih mampu mempekerjakan kembali


pegawainya pada saat pandemi telah berakhir atau para
pegawai terpaksa mendapatakan PHK dengan pesangon yang
disepakati pada pertemuan tersebut. Rasa saling mengerti
diharapkan dapat berjalan optimal pada proses negosiasi
(pertemuan) sehingga, kedua belah pihak akan mendapatkan
kemenangan dari perjumpaan yang dilakukan.
Kekuatan Penelitian Kekuatan penelitian ini adalah penulis mampu untuk
menjelaskan terperinci dengan bahasa yang mudah di pahami
mengenai peran akuntansi sebagai penyedia informasi juga
berperan sebagai stimulus mengenai masalah yang terjadi dan
peluang mengendalikan tindakan alternatif beserta
konsekuensi yang akan diterima. Manajemen dapat
memandang bahwa informasi akuntansi merupakan alat
pengarah perhatian atau fokus komunikasi guna memberikan
perpektif dengan fungsi pengendalian, motivasi, dan
pengungkapan emosional.
Kelemahan Penelitian Nyaris tidak ada kelemahan di dalam penelitian ini.
Kesimpulan Teori honesty is the best policy merupakan teori yang
menjelaskan kekuatan karakter moral dalam berperilaku yang
selalu menaati segala aturan, menjaga kedisiplinan, dan
mengungkapkan sesuatu dengan kejujuran. Terlebih pada
pandemi Covid- 19 saat ini, menjadi hal yang sangat penting
dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan dimana
keputusan tersebut sangat menentukan keberlangsungan
perusahaan maka teori honesty is the best policy akan mampu
menjadi pedoman untuk diterapkan sehingga tujuan masing-
masing pihak di perusahaan dapat tercapai tanpa ada pihak
yang merasa dirugikan.
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

AKUNTANSI KEPERILAKUAN DALAM PERSPEKTIF


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Evi Yuli Susanti


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Darul Falah Mojokerto

Didik Hariono
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Darul Falah Mojokerto

Nur’Aini
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Darul Falah Mojokerto

Email : eviyulisusanti@stiedarulfalahmojokerto.ac.id
didikhariono@stiedarulfalahmojokerto.ac.id
nuraini@stiedarulfalahmojokerto.ac.id

Abstract

Accounting systems have an important role in companies where the success of


accounting systems depends on human behavior in response to providing
information to users. Therefore, there must be necessary considerations regarding
the behavioral aspects in running an accounting system. The purpose of
accounting is to explain, predict, and control the influence of accounting processes
and information generated from accounting on human behavior. Related to the
factors of the experiment in the application of accounting information systems in
an organization will certainly not be far from agency theory. Agents as controlling
companies definitely have better and more information compared to principals. In
addition, because verification is very difficult to do, the actions of agents are very
difficult to observe. Thus, opening the opportunity for the agent to maximize his
own interests by doing undue actions or often called disfunctional behavior, where
this action can harm the principal, either utilizing the company's assets for
personal gain, or engineering the company's performance. All of which have an
impact on the amount of assets in the Balance Sheet that "beautify" financial
statements even though they are not the actual value. Or it could be by doing
income smoothing so that every year it looks like the company makes a profit,
when in reality it loses or profits fall.

Keywords : Behavioral Accounting, Accounting Information Systems

Abstrak

Sistem Akuntansi memiliki peran penting dalam perusahaan di mana keberhasilan


sistem akuntansi tergantung pada perilaku manusia sebagai respon memberikan
informasi kepada pengguna. Oleh karena itu, harus ada pertimbangan yang
diperlukan mengenai aspek perilaku dalam menjalankan sistem akuntansi. Tujuan
ilmu akuntansi keperilakuan adalah untuk menjelaskan, memprediksi, dan
mengendalikan pengaruh proses akuntansi serta informasi yang dihasilkan dari
akuntansi pada perilaku manusia. Kaitannya dengan faktor keperilakuan dalam
penerapan sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi tentunya tidak akan
https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

1
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

jauh dari agency theory. Agen sebagai pengendali perusahaan pasti memiliki
informasi yang lebih baik dan lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal. Di
samping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan, maka tindakan agen pun
sangat sulit untuk diamati. Dengan demikian, membuka peluang agen untuk
memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan melakukan tindakan yang tidak
semestinya atau sering disebut disfunctional behaviour, dimana tindakan ini dapat
merugikan prinsipal, baik memanfaatkan aset perusahaan untuk kepentingan
pribadi, maupun perekayasaan kinerja perusahaan, yang kesemuanya berdampak
pada besarnya nilai aktiva dalam neraca yang “mempercantik” laporan keuangan
walaupun bukan nilai yang sebenarnya. Atau bisa juga dengan melakukan income
smoothing agar setiap tahun kelihatan perusahaan meraih keuntungan, padahal
kenyataannya merugi atau laba turun.

Kata kunci ; Akuntansi Keperilakuan, Sistem Informasi Akuntansi

A. PENDAHULUAN
Dalam perkembangan akuntansi, bidang yang paling awal berkembang adalah
akuntansi keuangan. Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat maka
kebutuhan akan informasi dibidang lain juga akan berkembang, antara lain seperti akuntansi
biaya, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi perpajakan, akuntansi sektor publik, system
informasi dari perilaku manusia dan akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan
(behavioral accounting) merupakan ilmu akuntansi yang dikombinasikan dengan ilmu sosial
yang mempelajari efek dari perilaku manusia sehingga bisa mempengaruhi data-data
akuntansi serta pengambilan keputusan dalam usaha atau bisnis. Tujuan ilmu akuntansi
keperilakuan adalah untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan pengaruh proses
akuntansi serta informasi yang dihasilkan dari akuntansi pada perilaku manusia.
Terkait keperilakuan, perlu dipahami bahwa akuntansi lahir dari interaksi sosial, seperti
interaksi saat manusia bertransaksi dalam produksi jasa/produk serta perdagangan (yang
melahirkan akuntansi keuangan); atau interaksi dengan pemerintah untuk memenuhi
kewajiban pajak (yang melahirkan akuntansi perpajakan) atau interaksi antar pemerintah
dengan regulasi (yang melahirkan akuntansi sektor publik); atau interaksi para manajer
melalui penggunaan informasi keuangan dari akuntansi (yang melahirkan akuntansi
manajemen). Dari interaksi sosial yang telah disebutkan diatas, yang akan dibahas kali ini
adalah keterkaitan antara keperilakuan dalam sistem informasi akuntansi. Setiap sistem yang
dijalankan tidak akan efektif apabila aspek keperilakuan tidak sesuai dengan aturan atau
norma – norma yang berlaku, karena pada dasarnya seorang akuntan mengetahui segala
sesuatu informasi atau kondisi perusahaan sebab akuntan berkaitan langsung dengan sistem.

https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

2
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

Tidak dapat dipungkiri self interest menjadi pemicu utama yang mempengaruhi hasil
pelaporan maupun dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Menurut Grande, dkk (2010) sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem yang
digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dari bisnis atau organisasi dan menggabungkan
metodologi, kontrol dan teknik akuntansi dengan teknologi dari industri dan informasi untuk
transaksi serta menyediakan data pelaporan internal, data laporan eksternal, laporan
keuangan, dan analisis trend kemampuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi.
Riset yang memprediksi perilaku manusia terhadap laba pun berhamburan untuk
mendukung premis tentang sifat “kapitalis” manusia. Contohnya, penelitian Rahim (2015)
menjelaskan bahwa kenaikan laba menyebabkan harga saham turut meningkat, yang artinya
saat pemain pasar modal menyaksikan kenaikan laba sebagai hasil dari proses pelaporan
akuntansi, mereka membeli semakin banyak saham yang meningkatkan harga saham.
Perilaku ini terjadi karena mereka menginginkan lebih banyak keuntungan yang dipicu oleh
informasi akuntansi. Informasi akuntansi yang dianggap sebagai sebab dan perilaku manusia
yang dianggap sebagai akibat (atau sebaliknya/vice versa), membentuk cara berpikir/mindset
kausalitas.
Perencanaan sistem informasi akuntansi merupakan bagian dari sistem pengendalian
organisasi yang perlu mendapatkan perhatian, sehingga diharapkan bisa memberikan
kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi. Informasi
yang dihasilkan suatu sistem informasi merupakan sumber daya bagi organisasi, dimana
informasi tersebut dapat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan. Informasi
yang tersedia dan digunakan manajemen sangat membantu para manajer dalam
menyelesaikan tugasnya, sehingga diharapkan kinerja akan meningkat.
Menurut Sutrisno (2009:53) menjelaskan bahwa kinerja keuangan perusahaan
merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Untuk dapat meningkatkan kinerja
tersebut, maka manajemen perlu memiliki kemampuan untuk melihat peluang,
mengidentifikasikan permasalahan dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses
adaptasi dengan tepat. Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup
serta mengendalikan perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu sistem
informasi akuntansi yang terarah dan terintegrasi dengan baik.

https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

3
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan Lubis, (2017:20) mendefinisikan akuntansi keperilakuan
sebagai subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan beberapa aspek keperilakuan manusia
yang berkaitan dengan proses dalam kegiatan pengambilan sebuah keputusan ekonomi.
Selanjutnya menurut Binberg dan Shields (1989) dalam Lubis (2017:21) adanya
pengklasifikasian riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu pengendalian
manajemen (management control), pemrosesan informasi akuntansi (accounting information
processing), desain sistem informasi (information system design), riset audit (audit research),
dan sosiologi organisasional (organizational sociology). Awal mulanya perkembangan riset
akuntansi keperilakuan menekankan kepada aspek akuntansi manajemen yang khususnya
dalam proses penganggaran (budgeting). Namun, cakupannya terus mengembang dan
bergeser kearah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit.

2. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan


Menurut Lubis (2017:30) dijelaskan bahwa ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh
luas, yang meliputi antara lain:
a. Aplikasi dari ilmu keperilakuan terhadap desain dan kontruksi sistem akuntansi.
b. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
c. Cara dimana informasi diproses untuk membantu pengambilan keputusan.
d. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengomunikasikan perilaku para pemakai
data, dan
e. Pengembangan strategi yang digunakan untuk memotivasi dan memengaruhi perilaku,
cita-cita, serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan perusahaan.
Dengan demkian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia dan juga
kebutuhan organisasi akan sebuah informasi yang dapat dihasilkan oleh proses akuntansi.

3. Aspek Penting dalam Akuntansi Keperilakuan


Berikut ini terdapat beberapa aspek penting dalam akuntansi keperilakuan, terdiri atas:
a. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial
Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen
entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka.
Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antar elemen organisasi untuk
mendukung tujuan organisasi.
https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

4
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

b. Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan
keputusan. Salah satu teori pengambilan keputusan adalah model deskriptif
menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil keputusan berdasarkan fakta-
fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan? Informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi.
c. Pengendalian
Lingkungan pengendalian melibatkan banyak aspek keperilakuan di dalamnya.
Lingkungan pengendalian berada pada level dasar dan merupakan prasyarat dari
komponen-komponen lainnya. Dengan kata lain, kalau lingkungan pengendalian dapat
berjalan baik dan sehat, maka akan mempermudah pelaksanaan komponen yang
lainnya.
d. Pelaporan Keuangan
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan
keandalan informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor.
Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak
manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentingan dirinya. Manajemen laba
intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan
dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan.

4. Masalah-Masalah Dalam Akuntansi Keperilakuan


Pada intinya ada 3 masalah yang berhubungan pada saat riset akuntansi keperilakukan
yaitu:
a. Pengambilan keputusan oleh auditor dan akuntan.
b. Pengaruh terhadap fungsi sistem akuntansi seperti penyusunan anggaran, audit, dll.
c. Pengaruh hasil/ouput misalkan informasi akuntansi, dll.

5. Sistem Informasi
Moscove (1981) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisas dan
mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada
pihak-pihak luar (seperti: inspeksi pajak, investor dan kreditur dan pihak-pihak dalam
terutama managemen). Untuk menghasilkan informasi, SIA harus: (1) mengumpulkan
transaksi, data lain dan memasukan kedalam SIA; (2) memproses data; (3) menyimpan data
https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

5
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

untuk masa yang akan datang; (4) menyediakan informasi yang diperlukan dengan
menghasilkan laporan; dan (5) mengendalikan proses, sehingga informasi yang dihasilkan
akurat dan dapat di pertanggungjawabkan.
Menurut Hall (2001:18) mengatakan bahwa pada dasarnya tujuan disusunnya sistem
informasi akuntansi adalah
a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen. Sistem
informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai
eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta
lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari
berbagai laporan pertanggungjawaban.
b. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi
memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan
tanggung jawab pengambilan keputusan.
c. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari sistem informasi
menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan
tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.
Menurut Gondodiyoto (2007:124) menjelaskkan bahwa sistem informasi akuntansi
memiliki beberapa manfaat antara lain: (a) untuk melakukan pencatatan transaksi dengan
biaya klerikal seminimal mungkin dan menyediakan informasi bagi pihak intern untuk
pengelolaan kegiatan usaha serta para pihak terkait; (b) untuk memperbaiki informasi yang
dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun
struktur informasinya; (c) untuk menerapkan (implementasi) sistem pengendalian intern,
memperbaiki kinerja dan tingkat keandalan informasi akuntansi serta untuk menyediakan
catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban; dan (d) menjaga atau meningkatkan
kekayaan perusahaan.
Menurut Azhar (2001:12), terdapat beberapa unsur dalam sistem informasi akuntansi,
yaitu:
a. Sumber Daya Manusia, merupakan unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang
berperan didalam pengambilan keputusan apakah sistem dapat dilaksanakan dengan
baik atau tidak, manusia juga akan mengendalikan sistem.
b. Alat, merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan didalam
mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian kalkulasi atau perhitungan
dan meningkatkan kerapian bentuk informasi.

https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

6
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

c. Catatan, data yang dihasilkan dari catatan-catatan berupa jurnal-jurnal buku besar,
dan buku tambahan. Data juga dihasilkan dari formulir-formulir yang digunakan
sebagai bukti tertulis transaksi, contoh : faktur penjualan barang, bukti pembayaran
lain-lain.
d. Informasi atau laporan-laporan, hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah
informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi
tersebut antara lain dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan,
laporan harga pokok penjualan, daftar saldo persediaan, dan sebagainya.
PEMBAHASAN
1. Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi
Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana
mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan
menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan
kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Penjelasan tersebut menunjukan adanya
aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana (penyusun informasi) maupun
dari pihak pemakai informasi akuntansi.
Pihak pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan orang
yang mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan
keuangan. Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam
menopang kegiatan organisasi. Dikatakan penting sebab hasil kerjanya dapat memberikan
manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja
dalam wujud penetapan standar-standar kerja.
Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem akuntansi. Dapat
diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana sistem informasi akuntansi tidak
memahami dan memiliki yang tidak diharapkan. Bukan saja laporan yang dihasilkan tidak
handal dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk menjadi bias dalam
memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Untuk itu motivasi dan
perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi.
Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu: pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern (pemerintah, investor/calon investor,
kreditur/calon kreditur, dan lain sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan
digunakan untuk motivasi dan penilaian kinerja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan
digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
bisnis. Di samping itu pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan
https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

7
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

informasi yang disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat
mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan bisnisnya.

2. Akuntansi Keperilakuan Dalam Sistem Informasi Akuntansi


Akuntansi keperilakuan juga bagian dari akuntansi tradisional yang berperan untuk
pengumpulan, pengukuran, pencatatan serta pelaporan tentang informasi keuangan. Hal ini
merupakan dimensi akuntansi yang secara khusus pada perilaku manusia serta hubungannya
dengan penerapan sistem informasi akuntansi. Pemrosesan informasi akuntansi keuangan
adalah mengenai bagaimana pengguna memproses informasi keuangan dan bagaimana
manusia mempengaruhi akuntansi serta fiksasi fungsional yang bertujuan untuk mengkoreksi
apakah ada kesalahan yang terjadi. Kaitannya dengan faktor keperilakuan dalam penerapan
sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi tentunya tidak akan jauh dari agency theory.
Menurut Banomyong (2005) didalam teori keagenan mendeskripsikan pemegang
saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang
dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.
Manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan
terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib mempertanggungjawabkan
semua upayanya kepada pemegang saham. Untuk memotivasi agen maka prinsipal
merancang suatu kontrak agar dapat mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak keagenan. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor,
yaitu :
a. Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun prinsipal
memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi
tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri.
b. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya yang berarti agen mempunyai
kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya. Pada kenyataannya
informasi simetris itu tidak pernah terjadi, karena manajer berada didalam perusahaan
sehingga manajer mempunyai banyak informasi mengenai perusahaan, sedangkan
prinsipal sangat jarang datang ke perusahaan sehingga informasi yang diperoleh sangat
sedikit. Hal ini menyebabkan kontrak efisien tidak pernah terlaksana sehingga
hubungan agen dan prinsipal selalu dilandasi oleh asimetri informasi. Agen sebagai
pengendali perusahaan pasti memiliki informasi yang lebih baik dan lebih banyak
dibandingkan dengan prinsipal.

https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

8
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

Di samping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan, maka tindakan agen pun sangat
sulit untuk diamati. Dengan demikian, membuka peluang agen untuk memaksimalkan
kepentingannya sendiri dengan melakukan tindakan yang tidak semestinya atau sering
disebut disfunctional behaviour, dimana tindakan ini dapat merugikan prinsipal, baik
memanfaatkan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, maupun perekayasaan kinerja
perusahaan. Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha memperbesar
keuntungan bagi diri sendiri.
Menurut Ahmad (2008) dari perbedaan kepentingan itu maka timbullah konflik yang
biasa disebut konflik agensi. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Karena permasalahan tersebut maka terjadilah
creative accounting yang menyalahi aturan, saat mengolah data keuangan yang sudah diatur
dalam sistem informasi akuntansi para agen akan melakuakan tindakan yang tidak
semestinya, misal adanya piutang yang tidak mungkin tertagih yang tidak dihapuskan,
capitalisasi expense yang tidak semestinya, Pengakuan penjualan yang tidak semestinya,
yang kesemuanya berdampak pada besarnya nilai aktiva dalam neraca yang “mempercantik”
laporan keuangan walaupun bukan nilai yang sebenarnya. Atau bisa juga dengan melakukan
income smoothing agar setiap tahun kelihatan perusahaan meraih keuntungan, padahal
kenyataannya merugi atau laba turun.

3. Kasus Akuntansi Keperilakuan (Skandal Akuntansi Perusahaan Toshiba)


Toshiba Corporation merupakan perusahaan elektronik asal Jepang dengan reputasi
yang sangat baik awalnya. Dikenal sebagai perusahaan dengan laju inovasinya yang terdepan
serta banyak mewarnai referensi buku bisnis dengan berbagai prestasi. Toshiba menduduki
peringkat sembilan dari 120 perusahaan publik di Jepang dalam Good Governance
Practice. Namun reputasi yang bagus itu kini hancur berantakan hanya karena pressure yang
sangat tinggi untuk memenuhi target performance unit.
Kasus ini terjadi yaitu tahun 2015. Toshiba terbukti melakukan pembohongan publik
dan investor dengan cara menggelembungkan keuntungan di laporan keuangan hingga
overstated profit 1,2 Miliar US Dollar sejak tahun fiskal 2008. Celakanya kreatifitas kali ini
bukan dalam riset pengembangan atau pemasaran namun dalam hal perlakuan akuntansi.
Dibuatlah laporan keuangan dengan profit tinggi padahal tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya.

https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

9
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

Pemalsuan yang dilakukan pihak akuntan Toshiba menimbulkan hilangnya


kepercayaan publik terhadap akuntan turun drastis. Selain itu sejak laporan audit
penginvestigasian resmi dirilis dua bulan setelah komite yang diketuai Koichi Ueda dan
beranggotakan beberapa pakar akuntansi Jepang menginvestigasi Toshiba dan sampai pada
kesimpulan telah terjadi penyimpangan, 8 dari 16 petinggi Toshiba yang terlibat skandal
akuntansi resmi mengundurkan diri. Termasuk diantaranya Presiden Direktur Hisao Tanaka,
Wakil Presdir Norio Sasaki dan Chief Executive Atsutoshi Nishida.

SIMPULAN
Penerapan sistem informasi akuntansi tentunya tidak akan lepas dari perilaku pelaku
ekonomi yang menjalankan sistem tersebut karena sebuah sistem hanya sebagai alat untuk
menghasilkan informasi sedang yang menjalankan adalah para pelaku ekonomi dengan
berbagai karakter yang mempunyai sisi perilaku berbeda dalam merealisasikan kepentingan
mereka seperti yang sudah dijelaskan dalam teori keagenan. Pada dasarnya kalau sistem
tersebut dijalankan dengan keperilakuan yang baik tanpa ada tindakan yang menyimpang
seperti manipulasi data atau membuat informasi yang tidak sesuai dengan yang
sesungguhnya. Maka akan menghasilkan informasi yang relevan yang dapat dijadikan
landasan untuk mengambil keputusan bisnis.
Dengan semakin besarnya aktivitas perusahaan dan semakin banyak masalah-masalah
yang timbul maka peranan sistem informasi akuntansi sebagai alat dalam membantu fungsi
pimpinan perusahaan mengatasi masalah yang muncul dalam lingkungan bisnis dan dalam
penerapan system informasi akuntansi dalam organisasi aspek keperilakuan juga menjadi
komponen yang sangat penting untuk menghasilkan laporan keuangan ataupun non keuangan
yang tidak menyalahi ketentuan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Afridian Wirahadi & Yossi Septriani. 2008. Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis
dan Cara Menguranginya. Jurnal Akuntansi & Manajemen,Vol. 3, No. 2, Desember
2008, 1SSN 1858-3687, hal. 47-55.
Asrianti, & Rahim, S. 2015. Pengaruh Laba Dan Arus Kas Terhadap Harga Saham
Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Aktual, 3(1), 22– 38.
Azhar Susanto. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

10
El-Mahasaba; Jurnal Akuntansi
Vol. 1, No 2: 1-11. Maret 2022. ISSN: 2962-8202 (Cetak)

Banomyong , Ruth. Measuring the Cash Conversion Cycle in an International SupplyChain.


2005. Annual Logistics Research Network (LRN), Conference Proceedings 2005,
Plymouth, UK, 7-9 September 2005, ISBN1-904564-13-5
Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi Pendekatan COBIT, Jakarta: Penerbit
Mitra Wacana Media.
Hall. James A. 2001. Accounting Information System, Edisi 3, Terj. Hamzah Ardi. Jakarta:
Salemba Empat,
https://www.dosenpendidikan.co.id/akuntansi-keperilakuan/
Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keperilakuan; Akuntansi Multiparadigma Edisi 3.
Jakarta: Salemba Empat.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Rismayadi.

https://jurnal.stiedarulfalahmojokerto.ac.id/index.php/jurnal_el-mahasaba Evi Yuli Susanti, Didik Hariono, Nur’Aini

11
Reza Henning Wijaya dan Fina Agus Setianingsih
Tinjauan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Kebijakan Perusahaan Menghadapi Pandemi Covid-19

TINJAUAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN TERHADAP


KEBIJAKAN PERUSAHAAN MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

Reza Henning Wijaya1 dan Fina Agus Setianingsih2


Universitas Tidar
email: rezawijaya102@gmail.com1 ,finaas35@gmail.com2

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the effect of behavioral accounting on company policies in dealing with the
covid-19 pandemic. The research method used is qualitative research because this study aims to describe aspects
of human behavior in corporate decision making during the covid-19 pandemic which is based on behavioral
accounting. The type of data used is secondary data regarding revenue information and company policies in
dealing with the covid-19 pandemic. The data analysis method used is descriptive qualitative analysis method
which is used for a systematic review of the role of behavioral accounting. The concept presented is the
development of an honesty policy in the communication pattern of companies and employees as a means of win-
win solutions during the COVID-19 pandemic. The results of this study prove that behavioral accounting has a
very important and strategic role in company policy in making decisions during the covid-19 pandemic. This can
be seen from the contribution of behavioral accounting which links human behavior and accounting in the
direction of corporate decision making. Then the company can communicate the decision to employees so as to
create a win-win situation.
Keywords: Behavioral Accounting; Covid-19 Pandemic; and Company Decisions.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh akuntansi keperilakuan terhadap kebijakan
perusahaan dalam menghadapi pandemi covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan aspek perilaku manusia dalam pengambilan
keputusan perusahaan selama pandemi covid-19 yang didasarkan pada ilmu akuntansi keperilakuan. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder mengenai informasi pendapatan dan kebijakan perusahaan dalam
menghadapi pandemi covid-19. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
kualitatif yang digunakan untuk penelaahan secara sistematis dalam peranan akuntansi keperilakuan. Konsep
yang dipaparkan adalah pengembangan kebijakan kejujuran pada pola komunikasi perusahaan dan pegawai
sebagai sarana win-win solution di masa pandemi covid-19. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
akuntansi keperilakuan memiliki peran yang sangat penting dan strategis terhadap kebijakan perusahaan dalam
mengambil keputusan selama pandemi covid-19. Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusi akuntansi
keperilakuan yang menghubungkan perilaku manusia dan akuntansi dalam pengarahan pengambilan keputusan
perusahaan. Kemudian perusahaan dapat mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada karyawan sehingga
tercipta situasi win-win solution.
Kata Kunci: Akuntansi Keperilakuan; Pandemi Covid-19; dan Keputusan Perusahaan.

PENDAHULUAN
Persaingan antar perusahaan semakin ketat, disebabkan karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat, serta banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang
bermunculan. Kondisi tersebut membuat perusahaan harus dapat memperbaiki dan
mengelola dengan baik proses bisnisnya. Efisiensi adalah salah satu kata kunci untuk
permasalahan ini. Efisiensi perusahaan menyangkut pengelolaan hubungan input dan
output, yang diartikan dengan bagaimana perusahaan mengalokasikan sejumlah sumberdaya
untuk dapat menghasilkan output yang maksimal (Ropidin dan Riyanto 2020).
Corona Virus Disease (Covid-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh suatu
jenis virus yang pertama kali melanda Kota Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember

121
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi p-ISSN 0216-5287, e-ISSN 2614-5839
Volume 18, Issue 02, Juli 2021 https://journal.uniku.ac.id/index.php/Equilibrium

2019. Adanya kasus penyebaran penyakit tersebut membuat semua negara tidak
terkecuali Indonesia menetapkan covid-19 sebagai bencana nasional yang terhitung sejak 14
Maret 2020 sehingga dinamakan sebagai pandemi covid-19. Pandemi covid-19 terus
menghantam berbagai sektor yang ada di suatu negara salah satunya adalah sektor ekonomi
yang menjadi jantung negara.
Menurut Aji (2020) terdapat tiga dampak pandemi covid-19 terhadap perekonomian
Indonesia antara lain, konsumsi rumah tangga atau daya jual beli yang jatuh,
ketidakpastian suatu usaha yang menyebabkan lemahnya investasi, dan jatuhnya harga atau
terhentinya komoditas ekspor Indonesia. Maka skenario terburuk dari dampak covid-19 dapat
menyebabkan Indonesia masuk ke masa krisis. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara
tertinggi dengan kasus covid-19 di ASEAN. Hal tersebut membuat Indonesia kembali
menghadapi ancaman resesi dan turunnya daya beli masyarakat akibat adanya pembatasan
aktivitas di ruang publik (social distancing) sebagai upaya memutus mata rantai penyakit
tersebut. Perlemahan usaha dan penurunan pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu lebih
dari enam bulan itu berdampak pada operasional perusahaan. Pendapatan perusahaan secara
drastis menurun sehingga sejumlah perusahaan mulai kesulitan membiayai pengeluaran
operasional, terutama biaya tenaga kerja. Hal ini menyebabkan perusahaan memilih jalan
efisiensi, antara lain dengan pemangkasan jumlah karyawan dan pengurangan jumlah
produksi sebagai strategi untuk bisa bertahan selama pandemi.
Proses pengambilan keputusan pada kondisi seperti ini bukanlah hal yang mudah.
Manajemen menghadapi dilema bisnis yang cukup rumit, yakni bertahan menjalankan
usaha tetapi mengurangi beban tenaga kerja atau menurunkan operasi agar tetap bisa
memperkerjakan pegawainya. Gambaran nyata dapat dilihat pada PT Sarimelati Kencana
pengelola gerai Pizza Hut di Indonesia. Perusahaan ini mengalami penurunan laba 85% pada
kuartal I 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019. Walaupun
perusahaan masih mendapatkan laba sebesar Rp 6,04 miliyar, jumlah tersebut tidak bisa
menutup beban usaha yang ternyata juga mengalami kenaikan. Beberapa diantaranya,
beban pokok penjualan Pizza Hut 11,15% menjadi Rp 324,94 miliar, dari sebelumnya Rp
292,35 miliar. Selain itu, beban operasi penjualan Pizza Hut juga meningkat 8,48%
menjadi Rp 567,3 miliar, dari Rp 522,95 miliar dan beban umum dan administrasi perusahaan
pada kuartal I 2020 juga tercatat naik 23,52% menjadi Rp 53,45 miliar, sebelumnya Rp
43,27 miliar pada periode yang sama (CNBC Indonesia, 2020). Akibatnya Pizza Hut
memutuskan penghentian operasi bisnisnya secara sementara karena tekanan pandemi covid-
19.
Perusahaan di sisi lain harus mempertimbangkan aspek citra atau reputasi terhadap
alternatif yang dipilihnya, maka diharapkan terjalinnya win-win solution antara perusahaan
dan pegawai. Win-win solution merupakan teknik penempatan kedua belah pihak untuk
mendapatkan kemenangan dari proses negosiasi dan terhindar win-lose. Operasional suatu
perusahaan tidak terlepas dari peran akuntansi sebagai penyedia atau sumber informasi
keuangan yang mana hal ini dijadikan dasar perancangan kegiatan usaha dengan
beberapa tinjauan retrospektif dan prospektif. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu
akuntansi berkembang memasuki ranah perilaku atau yang disebut dengan akuntansi
keperilakuan. Ilmu akuntansi ini memiliki fungsi untuk mempelajari aspek perilaku manusia
yang dapat membantu saat proses pengambilan keputusan. Maka tujuan dari penelitian ini
ialah mengelaborasi gagasan akuntansi keperilakuan bagi perusahaan dalam menghadapi
pandemi. Konsep yang dipaparkan adalah pengembangan kebijakan kejujuran pada pola
komunikasi perusahaan dan pegawai sebagai sarana win-win solution di masa pandemi covid-
19.

122
Reza Henning Wijaya dan Fina Agus Setianingsih
Tinjauan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Kebijakan Perusahaan Menghadapi Pandemi Covid-19

KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS


A. Teori Honesty Policy dan Komunikasi Organisasi
Teori honesty is the best policy merupakan teori yang menjelaskan kekuatan karakter
moral dalam berperilaku yang selalu menaati segala aturan, menjaga kedisiplinan, dan
mengungkapkan sesuatu dengan kejujuran. Merujuk pada Bywater dan Wilson (2012)
pengembangan teori tersebut dapat memberikan keandalan sinyal dalam menyampaikan
informasi untuk mendapatkan keuntungan tersendiri dalam praktik bisnis karena sistem
informasi yang ideal akan memberikan keandalan sinyal. Menurut Morrell, Backwell, dan
Metcalfe (2005) hubungan keterandalan sinyal dan kualitas informasi dapat menentukan
perilaku suatu individu dalam bertindak, dikarenakan suatu informasi dapat menentukan
ekspresi yang berbeda kepada masing-masing individu.
Pertukaran informasi atau komunikasi memiliki beberapa sifat dasar yang perlu
diperhatikan. Hal ini merujuk pada pola komunikasi apakah komunikasi dibentuk oleh
seseorang dengan orang lain, ataupun antar kelompok atau spektrum yang lebih luas.
Drianus (2018) bilamana seseorang membutuhkan informasi bagaimanapun mereka akan tetap
bertahan untuk berada di dalam suatu organisasi. Anggota organisasi, pada umumnya akan
merasakan dirinya pada konteks keperluan informasi baik untuk saling bertukar informasi
(memberi) dan bahkan menanyakannya. Alasan yang rasional ialah apabila seseorang berada
di dalam puncak organisasi dan banyak orang yang berada di bawah posisi orang tersebut,
maka informasi akan mudah sekali tersebar melalui hirarki organisasi itu sendiri.
Yanuar (2017) menjelaskan bahwa komunikasi bersifat fundamental dan terasa
kebermanfaatannya dapat membantu manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkannya
baik dalam mecapai suatu sasaran atau penguasaan. Sehingga, orang-orang yang b e r a d a
disekitarnya akan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dengan mengelaborasikan
pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya untuk memuaskan hasrat keingin tauannya.
Keluasan lingkup informasi khususnya dalam organisasi memungkinkan adanya gejolak
yang tidak seiringan dari tujuan organisasi itu sendiri. Maka dibutuhkan konsep pendekatan
untuk digunakan mengenai informasi yang beredar. Terdapat banyak konsep dan pendekatan
yang dapat digunakan menurut Suartana (2010) dan Rifa’i, M., Fadhli, M., & Wijaya (2013)
sistem pengendalian organisasi dapat mengatur aktivitas anggota organisasi agar sesuai
dengan yang dikehendaki. Misalnya pendekatan kontijensi yang merujuk pada pencapaian
tujuan organisasi yang disesuaikan kondisi lingkungan organisasi. Maka sistem pengendalian
yang tidak sesuai dapat menimbulkan disfunctional behavior bagi anggota organisasi.
B. Akuntansi Keperilakuan
Merujuk pada tujuan akuntansi menurut Lubis (2017) tujuan akuntansi dibagi menjadi
empat bagian antara lain (1) informasi untuk pengambilan keputusan, (2) pengguna informasi,
(3) tujuan pengguna, dan (4) pertanggung jawaban:
1. Informasi untuk pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan umumnya dilakukan oleh pelaku bisnis yang mana informasi
akuntansi dapat mendeskripsikan informasi keuangan yang dapat diukur dan
dikomunikasikan yang dibutuhkan para pemangku kepentingan. Informasi yang
dihasilkan dapat berguna untuk menyusun berbagai proyeksi. Misalnya jumlah
kebutuhan kas di masa mendatang, sehingga dengan proyeksi tersebut secara tidak
langsung akan mengurangi ketidakpastian kebutuhan akan kas.
2. Informasi bagi pengguna
Secara ringkas, pihak atau pemangku kepentingan yang memerlukan
pengungkapan informasi keuangan dapat berasal dari eksternal dan internal
perusahaan. Namun biasanya pihak yang paling sering berhubungan dengan informasi
ini ialah manajemen perusahaan. Hal ini dikarenakan manajemen diberikan tanggung
jawab untuk melaksanakan pengelolaan perusahaan mengenai beberapa aspek di
dalamnya. Tujuan pengguna Setiap pengguna dari informasi akuntansi pastinya
123
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi p-ISSN 0216-5287, e-ISSN 2614-5839
Volume 18, Issue 02, Juli 2021 https://journal.uniku.ac.id/index.php/Equilibrium

memiliki maksud dan tujuan tertentu untuk menggunakan pelaporan tersebut.


3. Pertanggungjawaban
Kerangka dasar pertanggungjawaban pengungkapan informasi akuntansi ialah
menyediakan seperangkat alat komunikasi yang wajar mengenai alur keuangan.
Informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan, hal ini dikarenakan
informasi akuntansi memiliki potensi untuk memengaruhi perilaku penggunanya.

Seiring berkembangnya ilmu akuntansi, dewasa ini telah memasuki ranah atau ilmu
keperilakuan. Akuntansi keperilakuan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan akuntansi dan
perilaku manusia memiliki kontribusi dalam pengarahan pengambilan keputusan. Hal ini
didasari oleh akuntansi yang berperan sebagai penyedia dan sumber dari berbagai informasi
keuangan perusahaan yang konsep, prinsip, dan praktiknya akan memengaruhi pertimbangan
manajerial dalam mengambil keputusan. Belkoui (1989) dalam Lubis (2017) menjelaskan satu
dari beberapa peran akuntansi keperilakuan adalah menekankan relevansi dari informasi
akuntansi terhadap pengambilan keputusan antara perusahaan dengan karyawan didasari
komunikasi yang mereka lakukan. Komunikasi bertindak sebagai pengendali perilaku
manusia dengan berbagai cara untuk mengungkapkan aspek emosional sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan sosial meskipun dalam praktiknya masing-masing perusahaan
memiliki hierarki wewenang dan panduan yang harus dipatuhi (Rifa’i, M., Fadhli, M., &
Wijaya 2013).
Suatu organisasi atau perusahaan digerakkan oleh sumber daya manusia di dalamnya.
Menilik lebih lanjut, masing-masing individu dalam suatu perusahaan memiliki karakter
atau sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal tersebut diartikan sebagai perilaku
yang merupakan wujud dari berbagai macam pengalaman, interaksi, dan informasi yang
mereka dapatkan untuk diungkapkan melalui tindakan. Maka menurut Suartana (2010) dan
Lubis (2017) ilmu keperilakuan dapat memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku
manusia hingga ke level generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang
terdukung oleh bukti-bukti empiris.
Lubis (2017) menjelaskan akuntansi adalah tentang manusia karena akuntansi dibuat
oleh manusia dan digunakan oleh manusia. Berdasarkan pemikiran, manusia, perilaku, faktor
sosial terciptanya kolaborasi yang apik dari seluruh sistem akuntansi untuk sutu entitas.
Dalam organisasi, seluruh anggota memiliki perannya yang harus dimasifkan guna
mencapai tujuan organisasi adanya keterpaduan yang dapat diwujudkan dalam ketetapan atau
kebijakan perusahaan (goal congruence) memerlukan adanya sinergi antar individu dan
organisasi.

C. Kondisi Umum Perusahaan di Masa Pandemi Covid-19


Wabah covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, mengakibatkan pemerintah
memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB merupakan upaya
pencegahan penularan covid-19 dan akibat dari adanya PSBB banyak perusahaan yang harus
gulung tikar, tutup secara sementara, dan roda perekonomian tentu terhenti sehingga
mengakibatkan kemiskinan semakin meningkat. Menjadi suatu pertanda adanya pengaruh
pandemi covid-19 terhadap perusahaan ialah work form home atau bahkan pemutusan
hubungan kerja. Kinerja faktor keuangan menjadi determinan

124
Reza Henning Wijaya dan Fina Agus Setianingsih
Tinjauan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Kebijakan Perusahaan Menghadapi Pandemi Covid-19

fundamental dalam memengaruhi pendapatan perusahaan sehingga perusahaan-


perusahaan saat ini sedang diuji apakah mereka tetap bisa bertahan di situasi ini atau
karena banyaknya pertimbangan lain perlahan demi perlahan perusahaan tersebut akan
menghentikan operasinya.
Menurut Ropidin dan Riyanto (2020) perusahaan yang menjalankan roda ekonominya
saat pandemi ini banyak mengalami perubahan struktur di segala lininya diantaranya
efisiensi segala hal mulai dari keuangan/ anggaran sampai kuantitas tenaga kerja, strategi
pemasaran, dan struktural organisasi tersebut. Merujuk pada (Yanuar 2017) sumber daya
manusia merupakan komponen paling prioritas dalam organisasi karena memiliki peran
sebagai penggerak. Namun apa jadinya bilamana banyak perusahaan yang mengalami
kebangkrutan dan goyah karena banyaknya biaya yang telah dikeluarkan tudak seimbang
dengan yang didapati oleh perusahaan. Menurut (Yanuar 2017) menghadapi kondisi krisis
global baik pelaku usaha besar maupun kecil dapat bertahan dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi yang ada. Mungkin hal tersebut dapat dilakukan untuk hal-hal substantial yang
bersifat kekantoran, namun bagaimana dengan operasional yang membutuhkan tenaga kerja
seperti sedia kala? Bagi perusahaan yang telah berinvestasi pada kegiatan operasi yang
berbasis teknologi, hal tersebut bukanlah suatu masalah besar. Tetapi akan menjadi masalah
krusial bagi perusahaan yang tetap dan atau masih menggunakan tenaga kerja pada sebagian
besar operasionalnya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka untuk memahami
peran akuntansi keperilakuan menghadapi pandemi covid-19 saat ini. Penelitian ini
mengidentifikasi kebijakan perusahaan mengenai langkah-langkah yang diambil. Menurut
(Moleong 2007) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena yang terjadi dan
dialami dengan mengkaji secara historik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa. Sumber dalam penelitian ini adalah data sekunder bersumber dari studi pustaka
berbagai dokumen dan literatur yang berkaitan dengan topik yang diangkat penulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kondisi global yang menghantam berbagai sektor, salah satunya sektor ekonomi tentu
akan memengaruhi kinerja dari perusahaan yang beroperasi. Pandemi covid-19 telah
membuktikan bagaimana dahsyatnya penyebaran penyakit dapat berdampak pada pemasukan
kas dan proses produksi perusahaan itu sendiri. Dampak covid-19 dapat terlihat dari penerapan
kebijakan atau keputusan yang dipilih sebagai upaya menghadapi situasi dewasa ini. Beberapa
diantaranya berupa pemotongan hubungan kerja, penutupan perusahaan baik secara
sementara maupun permanen, hingga pembatasan penerimaan tenaga kerja (Rifa’i, M.,
Fadhli, M., & Wijaya 2013). Hal ini bukanlah sesuatu yang tabu bilamana perusahaan
menghadapi kesulitan keuangan di luar kendalinya. Sayangnya beberapa keputusan dapat
menimbulkan polemik antara perusahaan dan tenaga kerja atau pegawai apabila diberikan
secara sepihak tanpa adanya kejelasan. Persoalan tersebut memerlukan perhatian khusus
karena reputasi perusahaan dapat juga dapat dipertaruhkan (Andi Riyanto, Rusli Nugraha
2017).
Organisasi atau perusahaan merupakan koalisi dari kumpulan individu dengan tujuan
yang berbeda dan hal ini kerap menimbulkan konflik di dalamnya (Lubis 2017). Omset
perusahaan yang mengalami penurunan sehingga tidak mampu untuk bertahan di masa
pandemi saat ini akan memaksa perusahaan untuk merumahkan sebagian pegawainya baik
secara sementara ataupun permanen. Kondisi saat ini, berkaitan erat dengan dilema bisnis
yang dihadapi perusahaan dalam pengambilan keputisan (hubungannya dengan atasan-
bawahan) dapat mencuat kontroversi. Maka terdapat aspek

125
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi p-ISSN 0216-5287, e-ISSN 2614-5839
Volume 18, Issue 02, Juli 2021 https://journal.uniku.ac.id/index.php/Equilibrium

penting yang perlu diperhatikan agar kedua belah pihak (perusahaan dan pegawai) sama-
sama merasa dimenangkan atas suatu putusan (Andi Riyanto, Rusli Nugraha 2017).
Menurut Yetton (1973) dalam (Lubis 2017) perusahaan atau atasan sebaiknya
mempertimbangkan pilihan-pilihan keperilakuan yang dapat dilaksanakan dalam pengambilan
keputusan pertama, dengan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia untuk
menyelesaikan masalah. Semua perusahaan pasti memiliki pengungkapan informasi baik
dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. Maka, laporan keuangan memiliki peran strategis
agar permasalahan kunjung selseai. Laporan keuangan memiliki aspek retrospektif (masa lalu)
dan prospektif (masa depan) dengan melakukan pertimbangan yang bersumber pada laporan
keuangan, atasan dapat memilih kiranya alternaif mana yang tepat dan informasi apa yang
efektif untuk dikomunikasikan kepada objek pengambilan keputusan tersebut. Kedua,
berdiskusi mengenai kelebihan dan kekurangan terhadap kebijakan yang akan diambil.
Saat ini, beberapa kasus pemotongan gaji dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
sepihak pada masa pandemi covid-19 telah terjadi beberapa waktu lalu, salah satu perusahaan
yang terindikasi melakukannya ialah PT Net Mediatama Televisi pada bulan Mei 2020.
Sebanyak 37 pegawai bagian pemberitaan melalui pengacara publik LBH Pers mengungkapkan
dasar permasalahan polemik ini merupakan pola komunikasi yang buruk antara perusahaan
dengan karyawan (VOAIndonesia, 2020). Berkaca dari kasus tersebut mengisyaratkan
pentingnya komunikasi sebagai sarana pertukaran informasi antara perusahaan dengan
pegawai melalui teknik win-win solution.Berkaca dari kasus tersebut, apakah aspek kejujuran
merupakan kebijakan terbaik pada proses pengkomunikasian suatu infomasi?
Hakikatnya, informasi akan diterjemahkan ke dalam prediksi wajar yang membantu
pengambilan keputusan untuk dikomunikasikan, dengan demikian terdapat beberapa model
komunikasi sebagai sarana penyampaian agar mudah dipahami oleh penerima informasi
(Bywater dan Wilson 2012). Model komunikasi yang dinilai tepat dalam hal ini adalah model
lasswell yang secara sederhana akan menjawab pertanyaan dari siapa, mengatakan apa,
dengan cara apa, kepada siapa, dan bagaimana dampaknya. Selanjutnya adalah
mempertimbangkan informasi apa saja yang sebaiknya dipaparkan dan bagaimana strategi
penyampaiannya agar tidak menyinggung perasaan para penerima informasi? Maka dalam
hal ini, pemangku kepentingan khususnya manajemen dapat merepresentasikan informasi
secara kualitatif yang bersumber pada laporan akuntansi atau pengukuran terkait kinerja
keuangan perusahaan (kuantitatif) yang dirasa penting untuk diungkapkan kepada penerima
informasi (Yanuar 2017).
Peran akuntansi sebagai penyedia informasi juga berperan sebagai stimulus mengenai
masalah yang terjadi dan peluang mengendalikan tindakan alternatif beserta konsekuensi
yang akan diterima. Walaupun akuntansi dapat memainkan peranan dalam analisis penilaian
alternatif, tingkat stimulus juga bergantung pada management capability perusahaan.
Manajemen dapat memandang bahwa informasi akuntansi merupakan alat pengarah
perhatian atau fokus komunikasi guna memberikan perpektif dengan fungsi pengendalian,
motivasi, dan pengungkapan emosional.
Arah komunikasi harus dirancang agar dapat mengalir baik secara vertikan atau
lateral (Lubis 2017) dan (Yanuar 2017). Setiap bagian proses komunikasi terdapat arti
penting dari informasi maka proses komunikasi ini dapat memberikan keunikan atas
perubahan tertentu ketika komunikasi sedang berlangsung (Rifa’i, M., Fadhli, M., &
Wijaya 2013). Maka pastikan terlebih dahulu kredibilitas sumber informasi seberapa
andal, seberapa kuat, dan seberapa jujur informasi yang akan disampaikan, serta
memerhatikan aspek kesamaan antara pemberi dan penerima baik demografi ataupun
kognitif misalnya tingkat pendidikan, usia, gender, nilai/ norma, keyakinan, budaya

126
Reza Henning Wijaya dan Fina Agus Setianingsih
Tinjauan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Kebijakan Perusahaan Menghadapi Pandemi Covid-19

sikap, dan lain sebagainya (strategi identifikasi). Maka apabila perusahaan telah
mendapatkan sinyal atau isyarat melalui pembukuan yang disajikan perusahaan dapat
menimbang segala aspek yang kiranya memengaruhi pada operasional perusahaan pada masa
pandemi covid-19. Pengaplikasian hal-hal di atas dapat berupa jumpa pers antara perusahaan
dengan pegawai ataupun press release. Berbagai keputusan pada dasarnya akan memicu
suatu sikap untuk merespon atau menjawab karena sikap merupakan suatu reaksi mengenai
tendensi perbuatan pada tujuan objek atau gagasan atas situasi yang dihadapi. Adanya
jumpa pers atau pertemuan antara perusahaan dan pegawai betujuan memastikan kejelasan
antara dua belah pihak. Apakah perusahaan masih mampu mempekerjakan kembali
pegawainya pada saat pandemi telah berakhir atau para pegawai terpaksa mendapatakan PHK
dengan pesangon yang disepakati pada pertemuan tersebut. Rasa saling mengerti diharapkan
dapat berjalan optimal pada proses negosiasi (pertemuan) sehingga, kedua belah pihak akan
mendapatkan kemenangan dari perjumpaan yang dilakukan.

KESIMPULAN
Teori honesty is the best policy merupakan teori yang menjelaskan kekuatan karakter
moral dalam berperilaku yang selalu menaati segala aturan, menjaga kedisiplinan, dan
mengungkapkan sesuatu dengan kejujuran. Teori ini memiliki hubungan langsung dengan
peran akuntansi keperilakuan pada penekanan relevansi dari informasi akuntansi terhadap
pengambilan keputusan antara perusahaan dengan karyawan. Terlebih pada pandemi Covid-
19 saat ini, menjadi hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan suatu
perusahaan dimana keputusan tersebut sangat menentukan keberlangsungan perusahaan maka
teori honesty is the best policy akan mampu menjadi pedoman untuk diterapkan sehingga
tujuan masing-masing pihak di perusahaan dapat tercapai tanpa ada pihak yang merasa
dirugikan.

127
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi p-ISSN 0216-5287, e-ISSN 2614-5839
Volume 18, Issue 02, Juli 2021 https://journal.uniku.ac.id/index.php/Equilibrium

DAFTAR PUSTAKA

Aji, M. Prakoso. (2020). “Konstelasi Politik Di Tengah Pandemi: Potensi Bertambahnya


Dukungan Partai Politik Bagi Pemerintah” 17 (2).
Andi Riyanto, Rusli Nugraha, Susilawati. ( 2017). “Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pt .
Telkom Sukabumi,” 111–18.
Bywater, Candice L., dan Robbie S. Wilson. (2012). “Is honesty the best policy? Testing
signal reliability in fiddler crabs when receiver-dependent costs are high.” Functional
Ecology 26 (4): 804–11. https://doi.org/10.1111/j.1365-2435.2012.02002.x.
Drianus, Oktarizal. (2018). “Manusia di Era Kebudayaan Digital.” Mawa’Izh: Jurnal Dakwah
Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan 9 (2): 178–99.
https://doi.org/10.32923/maw.v9i2.784.
Lubis, Ahmad Ikhsan. (2017). Akuntansi Keperilakuan: Multiparadigma. Jakarta: Salemba
Empat.
Moleong, Lexy J. ( 2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revi. Vol. 8. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Morrell, Lesley J., Patricia R.Y. Backwell, dan Neil B. Metcalfe. ( 2005). “Fighting in
fiddler crabs Uca mjoebergi: What determines duration?” Animal Behaviour 70 (3):
653–62. https://doi.org/10.1016/j.anbehav.2004.11.014.
Rifa’i, M., Fadhli, M., & Wijaya, C. (2013). Manajemen Organisasi. Ciptapustaka Media
Perintis.
Ropidin, dan Setyo Riyanto. ( 2020). “Dampak Pemutusan Hubungan Kerja Pada
Perusahaan Farmasi Terkait Covid-19 Di Indonesia.” Jurnal Syntax Transformation 1
(9): 172–73.
Suartana, W I. (2010). Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Yanuar, Deni. (2017). “Kekuatan Integrated Communication Untuk Membangun Reputasi
Dalam Menghadapi Krisis.” Jurnal Komunikasi Global 6 (1): 1–14.
VOAIndonesia. (2020, 8 10). Pemotongan Gaji Hingga PHK Sepihak, Industri Media
Terseok-seok di Tengah Pandemi. Retrieved 9 2, 2020, from
https://www.voaindonesia.com/a/pemotongan-gaji-hingga-phk-sepihak-industri-
media-terseok-seok-di-tengah-pandemi/5536743.html
CNBCIndonesia. (2020, 11 9). Kisah Sedih Pizza Hut, Q3 Tekor Rp 8,6 M karena
Pandemi Covid. Retrieved 11 31, 2020, from
https://www.cnbcindonesia.com/market/20201109141747-17-200390/kisah-sedih-
pizza-hut-q3-tekor-rp-86-m-karena-pandemi-covid

128

Anda mungkin juga menyukai