Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN

1. Tren Akuntansi
Adolf J.H. Enthoven (1995) dalam Accounting Research Monograph No. 5 dengan
judulMega Accountancy Trends, berdasarkan Mega Trend 2000-nya Naisbitt dalam Harahap
(2008), ia mereflesikan megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan sebagai berikut :
1. Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktivitas.
2. Perlunya keterpaduan akuntansi dengan bidang dan disiplin lainnya.
3. Perlunya mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi yang relevan.
Kualitas relevan sudah menjadi ciri akuntansi, namun sampai saat ini kualitas ini belum
dapat dinilai tercapai. Kemudian untuk mengantisipasi tren tersebut di atas maka Ethoven
menganjurkan penyempurnaan insfrastruktur akuntansi agar bisa memenuhi tuntutan tren
tersebut.
1. Penyempurnaan system pendidikan, pelatihan, dan riset dalam bidang akuntansi.
2. Struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya.
3. Persyaratan legal, status, dan persyaratan lainnya.
4. Praktek profesi dan kelembagaan akuntansi.
Trend itu yang dibuat Ethoven ini beranjak dari megatrend-nya naisbitt yaitu :
1. Dunia akan bergerak dari ekonomi nasional ke ekonomi global.
2. Dasar pemikiran orang akan beralih dari skup jangka pendek ke skup jangka panjang.
3. Ciri masyarakat kita akan beralih dari masyarakat industry ke masyarakat informasi.
4. Struktur organisasi akn berubah dari yang bersifat hierarki dengan inti kekuasaan ke
struktur organisasi yang bersifat jaringan atau net-working, kekuasaan sudah tidak
dikedepankan lagi.
5. Pilihan semakin banyak sehingga masyarakat beralih dari dua pilihan ke pilihan banyak.
6. Pertumbuhan ekonomi akan beralih dari dunia bagian utara ke bagian selatan.
7. Keterlibatan politik masyarakat akan beralih dari demokrasi perwakilan ke democrasi
partiisipasi.
8. Dari bantuan institusi ke mandiri
9. Kemajuan teknologi akan beralih dari teknologi keras ke teknologi lunak.
10. Kekuasaan akan beralih dari sebtralisasi ke desentralisasi.
Kesepuluh shift inilah yang dijadikan dasar oleh Enthoven untuk memprediksi
pengaruh tren itu ke dalam profesi dan bidang ilmu akuntansi.
Hubungan antara tren itu dengan megatrend akuntansi dapat dilihat pada bagan di atas:
Dari keadaan ini dapat kita tarik garis atau benang merah bahwa tren atau kecenderungan
kearah mana akuntansi menuju sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat adalah
menuju suatu sifat yang lebih bernuansa sosial, etis, lebih relevan, dan bertanggung jawab.
Lee Parker maupun profesi akuntan Australia dari konferensi internasional yang dilakukannya
pada tahun 1994 menunjukkan arah akuntansi yang semakin bertanggung jawab.
Masyarakat pada dasarnya menginginkan akuntansi yang memberikan informasi yang
adil dan benar yang hakikatnya adalah pertanggungjawaban. Dari fenomena ini dapat
disimpulkan bahwa kecenderungan ilmu akuntansi harus searah dengan tuntutan masyarakat
itu. Berbagai skandal korporasi yang melibatkan akuntansi belakangan ini semua kian
menuntut akuntan yang bertanggung jawab.
Megatrends 2010 Baru-baru ini keluar buku Megatrends 2010 yang ditulis oleh Patrice
Aburdene (2005). Beliau mengemukakan paling tidajk ada tujuh kecenderungan bisnis yang
tentu nantinya akan mempengaruhi profesi akuntansi. Dan Teori akuntansi ke 7 Megatrend
adalah:
1. Kekuatan Spiritual (the Power of Spirituality);
2. .Munculnya Kapitalisme yang sadar (the Down of Conscious Capitalism);
3. Pemimpin lahir dari level tengah (Leading from the Middle);
4. Bisnis Spiritual (Spirituality in Business);
5. Konsumen berbasis Nilai (The Value-Driven Consumer);
6. Gelombang Solusi Kesadaran (The Wave of Conscious Solutions);
7. Boomnya investasi pada perusahaan yang memiliki tanggung jawab social (The Socially
Responsibility Investment boom).
Dari ke-7 megatrend ini baru trends no.7 yang mulai ditanggapi oleh profesi akuntansi.
Dalam teori dan standar akuntansi yang belum memberikan pedoman yang tetap. Megatrend
lainnya sama sekali belum terlihat arah dan penunjuk untuk memenuhinya. Misalnya
bagaimana peran akuntansi mengukur, mencatat atau melaporkan asek nilai-nilai, spiritualisme
dan sebagainya. Entah nanti akuntansi syariah bisa memberikan alternative. Penelitian bidang
ini tentu sangat dibutuhkan untuk pengembangan teori akuntansi sehingga profesi ini tidak
ditinggal jauh dan bahkan bisa menjadi dinosaurus.

2. Aspek Perilaku dalam Akuntansi


Para akuntan keperilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara
perilaku dan system akuntansi. Mereka menyadari bahwa proses akuntansi melibatkan
ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan
akuntansi itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku, yang pada
gilirannya secara bersama-sama akan menentukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi.
Para akuntan keperilakuan melihat kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan
penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis yang mencatat pesanan
pelanggan melalui telepon. Para juru tulis tersebut harus menyadari bahwa tujuan mereka
melakukan pekerjaan itu adalah untuk kelangsungan hidup organisasi.
Pengenalan hubungan timbal balik antara alat akuntansi dan perilaku telah
memunculkan modifikasi atas definisi akuntansi konvensional. Definisi akuntansi terbaru
dalam lingkungan professional akademis menyiratkan komunikasi dan pengukuran data
ekonomi untuk berbagai pengambilan keputusan serta sasaran hasil keperilakuannya.
Berikut adalah prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) :
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi
dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi iyang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

3. Beberapa Topik Baru dalam Akuntansi


Perkembangan terakhir yang masih terus menjadi bahan riset dan pengembangan
bidang akuntansi yang menjadi tren di antaranya adalah:
a. Akuntansi Internasional
Definisi akuntansi internasional adalah memperluas akuntansi yang bertujuan umum
(general purpose yang berorientasi nasional) dalam arti luas untuk:
1. Analisa komparatif internasional
2. Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi2 bisnis
mulitnasional
3. Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
4. Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik,
organisasi, profesi dan pembuatan standar.
Perkembangan bisnis secara global menuntut perubahan-perubahan mendasar terhadap
sistem laporan keuangan sesuai dengan standar internasional. IFRS (International Financial
Reporting Standard) merupakan syarat mutlak yang akan diberlakukan untuk setiap institusi
bisnis yang terdaftar di lantai bursa Amerika dan Eropa.
Walaupun begitu, IFRS masih menjadi polemik untuk beberapa negara khususnya di
Jepang maupun Indonesia bahkan memilki image negative di kalanganpara akuntan. Namun
IFRS tidak mengakui net income tetapi comprehensive income yang ternyata justru dianggap
merugikan karena yang akan tercantum dalam laporan keuangan adalah perusahaan yang terus
merugi. Sehingga nilai asset bisa mengalami revaluasi beberapa kali. Padahal, pajak baru
boleh direvaluasi setelah 5 tahun. Amerika serikat memutuskan untuk memakai IFRS mulai
tahun 2011 sedangkan Uni Eropa sudah mulai mewajibkan untuk mempersiapkan laporan
keuangan dengan standar IFRS.
Penerapan IFRS diawali dengan proses harmonisasi, membandingkan dengan local
standard (GAAP- generally acceptance accounting principles. Kemudian diikuti dengan
convergence, menyatukan standar lokal dengan IFRS dan akhirnya full adoption,
menggunakan standar IFRS sepenuhnya.
Internasionalisasi Profesi Akuntansi adalah Komunitas investasi internasional akan
menginginkan kerjasama internasional antar akuntan-akuntan profesional dan bahwa
organisasi – organisasi akuntansi internasionaal harus mampu memberikan keharmonisan
profesional yang lebih baik diseluruh dunia. Praktik professional internasional dari akuntansi
profesional terdapat dalam 3 tingkat, yang hampir pararel dengan struktur sektor sektor idustri
dalam ekonomi atau pola organisasional umum dari sisttem penyediaan jasa professional.
Ada beberapa kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi kedalam dimensi
internasional yang terus tumbuh. Kekuatan kekuatan itu adalah :
a) Faktor - Faktor Lingkungan
Baik Negara maju atau Negara berkembang besar atau kecil pada belahan bumi yang
satu ataupun yang lain, semuanya mengalami hubungan internasional yang lebih erat dan
ketergantungan ekonomi yang tinggi. Ada 15 faktor lingkungan yang memberi dampak pada
akuntansi. Pemilihan bersifat subyektif dan daftarnya bisa berubah dengan berlalunya waktu.
b) Internasionalisasi Disiplin Akuntansi
Tiga faktor Kunci telah memainkan peranan yang menentukan dalam internasionalisme
(bidang atau disiplin) akuntansi:
1) Spesialisasi
Seperti halnya ilmu kedokteran, pada saat ini spesialisasi dalam akuntansi adalah suatu
fakta misal di USA dan Jerman.akuntansi internasionak adalah satu bidang keahlian yang
diakui dalam bidang akuntasi bersama-sama dengan akuntansi pemerintahan, akuntansi
perpajakan, auditing, akuntansi manajemen, akuntansi perilaku dan sistem informasi.
2) Sifat internasional dari sejumlah masalah teknis
Perdagangan internasional, operasi bisnis multinasinal, investasi asing dan transaksi-
transaksi.
3) Alasan historis
Sejarah akuntansi adalah sejarah internasional .Pembukuan double entry yang dianggap
sebagai asal mula akuntansi yang ada sekarang yang bermigrasi ke beberapa negara termasuk
indonesia. Wansan akuntasi dengan demikian, bersifat internasional.

b. Akuntansi Islam
Menurut Sofyan S. Harahap dalam (Akuntansi Social ekonomi dan Akuntansi Islam hal
56) mendefinisikan :”Akuntansi Islam atau Akuntansi syariah pada hakekatnya adalah
penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah Islam. Akuntansi syariah ada dua versi,
Akuntansi syariah yang yang secara nyata telah diterapkan pada era dimana masyarakat
menggunakan sistem nilai Islami khususnya pada era Nabi SAW, Khulaurrasyidiin, dan
pemerintah Islam lainnya. Kedua Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana
kegiatan ekonomi dan sosial dikuasai ( dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis yang berbeda
dari sistem nilai Islam. Kedua jenis akuntansi itu bisa berbeda dalam merespon situasi
masyarakat yang ada pada masanya. Tentu akuntansi adalah produk masanya yang harus
mengikuti kebutuhan masyarakat akan informasi yang disuplainya.
Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa kaidah akuntansi dalam konsep
islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan sebagai kumpulan dasar – dasar hukum yang baku
dan permanen, yang disimpulkan dari sumber –sumber syariah islam dan dipergunakan sebagai
aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis,
pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu
kejadian atau peristiwa. Dan dapat diketahuai tujuan dari akuntansi adalah sebagai alat bantu
(tool) melalui penyajian informasi untuk memberikan pertanggungjawaban atas segala
pengelolaan (amanah) atau kekayaan yang diberikan kepadanya sehingga pelaksanaan syariah
berjalan sebagaimana mestinya sehigga membawa pihak-pihak yang berkepentingan
memperoleh kemenangan di dunia dan akhirat (falah atau fauzul adhim, dan tempat kembali
yang baik atau surga).

c. Akuntansi Sumber Daya Manusia


The Comitee on Human Resources Accounting dan AAA (Belkaoui
1985).mendefinisikan ASDM adalah “Proses mengidentifikasi dan mengukur data tentang
sumber daya manusia dan menyampaikan informasi ini kepada mereka yang
berkepentingan Ada tiga fungsinya, yaitu :
1) Sebagai kerangka kerja untuk membantu pengambilan keputusan didalam SDM
2) Memberikan informasi kuantitatif tentang Biaya dan nilai SDM sebagai unsure organisasi
3) Memotivasi manager mengadopsi informasi SDM dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut orang.
Belkaoui (1995) mendefinisikan akuntansi SDM sebagai suatu proses mengidentifikasi,
mengukur data tentang SDM dan mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak yang
berkepentingan. Dari defenisi ini terdapat tiga tujuan akuntansi sumber daya manusia :
1) Mengidentifikasi nilai sumber daya manusia
2) Mengukur biaya dan nilai manusia yang dikontribusikan kepada perusahaan
3) Mengkaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya pada perilaku manusia
Akuntansi SDM mencoba mencatat pengeluaran untuk sumber daya manuasia sebagai
investasi atau aktiva bukan sebagai biaya (terkecuali pengeluaran minor tertentu yang
dikelompokan langsung sebagai biaya). Pengeluaran dicatat sebagai investasi pengeluaran
rekrutmen, hiring, formal, dan informal training, orientasi, pengembangan, dan lainsebagainya.
Jumlah investasi ini dikapitalisasi dan akan diamortisasi secara periodic menurut taksiran
tenure dari staf yang bersangkutan. Dalam hal ada pengunduran dari staf dicatat sebagai
kerugian.
Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia (ASDM) ini adalah memberikan informasi
tentang sumber daya manusia dalam suatu perusahaan yang berguna bagi pengambil
keputusan. Secara umum fungsi ASDM ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk melengkapi informasi tentang nilai SDM untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan tentang perolehan, alokasi, pengembangan, pemeliharaan SDM
agar tercapai efektifitas tujuan organisasi
2) Untuk memberikan informasi kepada manajer personalia agar dia dapat secara efektif
memonitor dan menggukanakan SDM
3) Memeberikan indicator dalam pengawasan aktiva. Misalnya apakah akiva ini
dipertahankan; dijual atau dinaikkan, berapakah nilainya?apakah nilai sumber daya ini
berkurang atau naik selama periode tertentu.
4) Membantu pengembangan prinsip manajemen dengan menjelaskan akibat keuangan dari
berbagai praktik ASDM
Di lain pihak, Belkaoui (1995) mengemukakan beberapa argument yang mendukung
keberadaan ASDM ini sebagai berikut :
1) Untuk bisa memenangkan strategi persaingan yang semakin tajam karena dengan adanya
ASDM ini manajemen memiliki informasi yang lengkap, akurat dan relevan tentang SDM
sehingga manajemen SDM Lebih baik.
2) Dengan gelombang ketiga sebagaimana dikemukakan oleh Alvin Toffler akuntansi SDM
ini sangat berperan. Toffler mengemukakan ada tiga gelombang perkembangan dunia,
gelombang pertama ekonomi didominasi dan digerakkan sector pertanian dan
pertambangan, gelombang kedua ekonomi digerakkan oleh sector industri dengan upah
buruh yang murah, sedangkan gelombang ketiga ditandai dengan knowledge work atau
knowledge badan ekonomi dimana ekonomi digerakkan oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada era ini dibutuhkan manajemen yang sangat tepat untuk SDM Itu, jika tidak
bisa merugikan perusahaan.
3) Konflik antara pemilik modal dan buruh. Dalam situasi dimana konflik antara pemilik
modal dan buruh maka sering yang terjadi adalah akuntansi partisipan yang juga disebut
Partisan Accounting atau Adversary Accounting. Adversary Accounting ini adalah metode
pencatatan akuntansi yang mementingkan pihak sendiri umumnya pemilik modal sehingga
pihak lain merasa dirugikan sehingga muncul lagi konflik. Situasi inilah yang
memunculkan employee reporting, human resources, accounting dan valur added
reporting. Dengan adanya ASDM ini maka diharapkan konflik ini dapat diharmonisasikan.
4) Mendukung Empowerment Procces. ASDM ini dapat mendukung empowerment process
yaitu suatu proses meningkatkan perasaan peraya diri di antara anggota organisasi melalui
identifikasi keadaan yang menimbulkan ketidakberdayaan dan dengan menghilangkan
ketidakberdayaan ini oleh praktik organisasi formal dan teknik informal lainnya melalui
pemberian informasi yang efektif. ASDM akan sangat membantu melaksanakan
memberikan informasi dalam empowerment process ini.
Sumber daya manusia sangat berbeda dengan aktiva perusahaan yang lainnya, dimana
ia memiliki kemampuan fisik dan kemampuan untuk menghasilkan keuangan perusahaan.
Manajemen Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Flamholts (1974:11) terdiri dari :
1) Akuisisi Sumber Daya Manusi
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia
3) Kebijaksanaan Akuisisi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
4) Alokasi Sumber Daya Manusia
5) Konservasi Sumber Daya Manusia
6) Penggunaan Sumber Daya Manusia
7) Penilaian dan pemberian penghargaan kepada Sumber Daya Manusia
8) Keseluruha Fungsi Sumber Daya Manusia itu.
d. Triple Entry Accounting System
Kalau dahulu kita mengenal single entry dan double entry maka sekarang kita mengenal
triple entry. Dalam sistem ini, transaksi dicatat tiga dimensi. Model ini merupakan
pengembangan dari double entry bookeeping system. Dalam model ini bukan saja transaksi
yang mempengaruhi pos-pos pada sisi aktiva dan pasiva yang dilaporkan tapi juga force atau
power yang menyebabkannya. Triple entry memiliki force account yang mencatat beberapa
faktpr antara lain perubahan harga, perubahan jumlah, atau perubahan volume terhadap arus
hasil dan biaya. Model ini sebenarnya merupakan upaya untuk menambah informasi kepada
pembaca khususnya pihak manajemen dan para pengambil keputusan yang berkepentingan
dengan laporan keuangan perusahaan.

e. Employee Reporting
Employee reporting merupakan bentuk laporan keuangan yang memuat informasi yang
relevan bagi karyawan atau serikat pekerja. Beberapa hal yang mendesak dan mendorong
perlunya employee reporting ini (Purdy dalam belkaoui,1985), Beberapa hal yang mendesak
dilakukan employee reporting ini adalah :
1) Tekanan semakin besar akan perlunya full disclosure.
2) Praktek dan masalah yang berkaitan dengan hubungan perburuhan.
3) Munculnya perdebatan tentang demokratisasi perusahaan.
4) Perkembangan di negara lain akan perlunya informasi dimaksud.
Beberapa informasi penting yang diminta dilaporkan dalam employee reporting ini
adalah:
1) Jumlah pegawai
2) Lokasi tempat kerja
3) Umur kekayaan
4) Jam kerja
5) Biaya tenaga kerja
6) Program pension
7) Program jaminan social, kecelakaan kerja, kesehatan dan hari tua
8) Pelatihan dan pendidikan
9) Pengakuan terhadap serikat pekerja
10) Daftar karyawan berdasarkan agama, suku, bangsa, kelamin
f. Value Added Reporting
Value Added Reporting (VAR) atau laporan pertambahan nilai berkaitan juga dengan
akuntansi SDM dan pelaporan karyawan terutama dalam hal informasi yang disajikan.VAR ini
masih belum diwajibkan ebagai laporan utama diberbagai negara, jadi masih dalam tahap
wacana akademik. VAR ini sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan utama, neraca, laba rugi, arus kas. Karena semua laporan ini gagal
memberikan informasi :
1) Total produktivitas dari perusahaan
2) Share dari setiap stakeholders yang ikut dalam proses manajemen yaitu : pemegang saham,
kreditur, pegawai dan pemerintah.
VAR berusaha untuk mengisi kekurangan ini ditambah dengan memberikan informasi
tentang kompensasi yang diberikan kepada pegawai yang dapat digunakan baik oleh pegawai
maupun mereka yang berkepentingan lainnya terhadap informasi kegiatan SDM dan prestasi
perusahaan. Kalau laporan keuangan konvensional menekankan informasinya pada laba maka
VAR menekankan pada upaya meng-generate kekayaan Karena laba biasanya hanya
menggambarkan hak atau kepentingan pemegang saham saja bukan seluruh tim yang terlibat
dalam kepentingan perusahaan.

g. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik
untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi
dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem
informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh
pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal
juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal, tetapi mereka labih berfokus pada
jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam
lima aliran (school) , yaitu :
1) Pengendalian manajemen (management control)
2) Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)
3) Desain sistem informasi (information system design)
4) Riset audit (audit research)
5) Sosiologi organisasional (organizational sociology)
Informasi akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan
penting di dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu
dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas
yang saling berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan didalam
perusahaan Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek
akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam hal
ini terus berkembang dan bergeser searah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan
audit. Banyak volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi
riset, serta tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan
berikut ini :
1) Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang
ingin diperkenankan
2) Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
3) Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui
sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena
akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi
keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi
gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi
keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang
disusun berdasarkan teknik berikut ini :
1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja perusahaan
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.

h. Multi Diciplines Paradigma


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan semakin munculnya
paradigma baru yang pada akhirnya menimbulkan ketergantunagn dan keterkaitan yang
semakin erat antara satu disiplin ilmu dengan ilmu lainnya. Fenomena ini juga melanda
akuntansi. Oleh karena itu, perkembangan disiplin dan profesi akuntansi di tanah air jangan
sampai lengah dan terlambat mengantisipasi perubahan ilmu dan teknologi yang demikian
cepat.

i. Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan


Akuntansi ini mencoba menjelaskan perlunya alat ukur untuk memudahkan para
pengambil keputusan dalam memanage masalah pembangunan, lingkungan, dan aspek social
ekonominya.

j. Hipotesis Pasar Eisien


Teori ini menyatakan bahwa pasar akan menyesuaikan diri dengan setiap informasi
baru yang dikeluarkan mengenai saham.
Ada beberapa syarat untuk menciptakan pasar yang efisien, yaitu:
1) Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan saham.
2) Semua informasi tersedia secara Cuma-Cuma bagi semua peserta pasar.
3) Semua sepakat terhadap implikasi informai saat ini terhadap harga sekarang dan distribusi
harga masa yang akan dating dari tiap saham.

k. Krisis Akuntansi
Krisis akuntansi mungkin muncul dari :
1) Profesi akuntansi
2) Kecurangan dalam lingkungan akuntansi
3) Menurunnya workload dalam proses akuntansi
4) Iklim organisasi di kantor akuntan
5) Problema produksi ilmu pengetahuan dalam akuntansi
PENUTUP

Kesimpulan
Bahwasannya trend akuntansi itu berdasarkan Mega Trend 2000-nya Naisbitt dalam
Harahap (2008), ia mereflesikan megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan-persoalan
seperti Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktivitas,perlunya
keterpaduan akuntansi dengan bidang dan disiplin lainnya,perlunya mengidentifikasi,
mengukur, dan melaporkan informasi yang relevan.
Kemudian untuk mengantisipasi tren tersebut di atas maka Ethoven menganjurkan
penyempurnaan insfrastruktur akuntansi agar bisa memenuhi tuntutan tren tersebut yaitu
dengan cara penyempurnaan system pendidikan, pelatihan, dan riset dalam bidang akuntansi,
struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya, persyaratan legal, status, dan persyaratan
lainnya, praktek profesi dan kelembagaan akuntansi.
Dalam hal ini kami juga membahas tentang akuntansi keperilakuan yang mana dalam
makalah kami kami menekankan pada beberapa prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, obyektivitas, kompetensi
dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, standar teknis.

Anda mungkin juga menyukai