NIM : 1901036070
Prodi : S1-Akuntansi
Tugas Etika Bisnis & Profesi
Kelas : AK D
Etika dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas. Akuntansi keuangan merupakan
bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitanya pada kegiatan
pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan laporan keuangan
untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak internal dan pihak external.
Contoh kasus :
ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan sekadar "human error" atau
kesalahan dalam penulisan laporan keuangan yang tidak disengaja, tetapi
kemungkinan ada berbagai penyimpangan dan pelanggaran yang dicoba ditutupi
dengan melakukan rekayasa akuntansi.
Kesimpulan Kasus :
Dalam kasus diatas, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode etik profesi
akuntan
• Kode etik pertama yang dilanggar yaitu prinsip pertama tentang tanggung jawab
profesi
Prinsip tanggung jawab profesi ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai
pemberi jasa professional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
mereka termasuk masyarakat dan juga pemegang saham. Dalam kasus ini, dengan
menerbitkan laporan palsu, maka akuntan telah menyalahi kepercayaan yang
diberikan masyarakat kepada mereka selaku orang yang dianggap dapat dipercaya
dalam penyajian laporan keuangan.
Prinsip objektifitas yaitu setiap anggota harus menjaga obyektifitanya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dalam kasus ini,
sembilan KAP dianggap tidak objektif dalam menjalankan tugas. Mereka telah
bertindak berat sebelah yaitu, mengutamakan kepentingan klien dan mereka tidak
dapat memberikan penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari benturan
kepingan pihak lain.
Etika adalah perilaku yang baik yang telah melekat pada diri manusia itu sendiri
sebagai pendoman hidup, baik dilakukan dalam kehidupan pribadi maupun social
dimasyarakat. Etika sangat lekat hubungannya denganadat istiadat dilingkungan
masyarakat untuk dijadikan suatu aturan bermasyarakat. Beberapa etika yang harus
dilakoni, diantaranya:
1. Competence (kompetensi)
2. Confidentiality (kerahasiaan)
3. Integrity (integritas)
Competence (Kompetensi)
Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasian harus terdefinisi dengan baik, dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan
informasi harus diterapkan secara berhati-hati, khususnya untuk komputer yang
bersifat standalone atau tidak terhubung ke jaringan. Aspek penting dari kerahasiaan
adalah pengidentifikasian atau otentikasi terhadap user. Identifikasi positif dari setiap
user sangat penting untuk memastikan efektivitas dari kebijakan yang menentukan
siapa saja yang berhak untuk mengakses data tertentu.
Contoh:
Access Control Models sangat berfungsi dalam menentukan jenis kontrol akses yang
diperlukan dalam mendukung kebijakan keamanan. Model akses kontrol ini
menyediakan view konseptual dari kebijakan keamanan. Hal ini akan mengijinkan
kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan dan petunjuk dari kebijakan keamanan
anda terhadapevent yang spesifik. Proses dari pemetaan ini memungkinkan
terbentuknya definisi formal dan spesifikasi yang diperlukan dalam melakukan
kontrol terhadap keamanan. Singkatnya, access control model memungkinkan untuk
memilah kebijakan keamanan yang kompleks menjadi langkah–langkah keamanan
yang lebih sederhana dan terkontrol. Beberapa model yang berbeda sudah dibangun
sampai dengan tahun ini. Kita akan membahas beberapa model yang dianggap unik
pada bagian-bagian selanjutnya. Kebanyakan penerapan kebijakan keamanan
melakukan kombinasi dari beberapa access control models.
Integrity (Integritas)
Integritas (integrity) adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang
tidak terotorisasi, baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Seperti halnya
kerahasiaan, integritas bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas user yang
tidak terotorisasi, download file tanpa proteksi, LAN, dan programprogramterlarang.
(contohnya : trojan horse dan virus), karena setiap ancaman tersebut memungkinkan
terjadinya perubahan yang tidak terotorisasi terhadap data atau program. Sebagai
contoh, user yang berhak mengakses sistem secara tidak sengaja maupun secara
sengaja dapat merusak data dan program, apabila aktivitas mereka didalam sistem
tidak dikendalikan secara baik.
Contoh dan Tujuan dari praktek Akuntansi Manajemen meluas ke tiga bidang
oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) berikut:
4. Whistle Blowing
Whistle blowing atau Peluit Bertiup adalah menarik perhatian kesalahan yang terjadi
dalam sebuah organisasi. Proyek akuntabilitas pemerintah. Menurut George Kerevan,
“Kata of the Week” kolumnis The Scotsman, “asal-usul etimologis meniup peluit
mulia jelas.” Namun bahkan tanpa mengetahui istilah silsilah, kita mendapatkan
gambaran yang jelas dari kata-kata sendiri. Kerevan menunjukkan yang jelas-polisi
shrilling peluit ketika ia menangkap kejahatan berlangsung.