Anda di halaman 1dari 7

Nama : Salsabila Orviana

NIM : 1901036070
Prodi : S1-Akuntansi
Tugas Etika Bisnis & Profesi
Kelas : AK D

Tanggung Jawab Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Manajemen

Etika dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas. Akuntansi keuangan merupakan
bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitanya pada kegiatan
pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan laporan keuangan
untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak internal dan pihak external.

1. Seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk:

a. Menyusun laporan keuangan dari perusahaan secara integral, sehingga dapat


digunakan oleh pihak internal maupun pihak external perusahaan dalam pengambilan
keputusan.

b. Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan


keuangan IAI, 2004 yaitu dapat dipahami, relevan materialistis, keandalan, dapat
dibandingkan, kendala informasi yang relevan dan handal, serta penyajian yang wajar.

Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem akuntansi yang berkaitan dengan


ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam
suatu organisasi dan memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan
melakukan fungsi control.

2. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen, yaitu:

a. Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem

perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih cara-cara yang


tepat untuk memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.

b. Pengevaluasian, mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan


kejadian-kejadian yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk
bertindak.

c. Pengendalian, menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan


aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan
mengukur prestasi, dan mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan untuk
mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang diharapkan.

d. Menjamin pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem


pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi sehingga sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi kepada
efektifitas penggunaan sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.

c. Pelaporan eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan


prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.

Contoh kasus :

"Sembilan KAP yang Diduga Melakukan Koalisi dengan Kliennya"

Jakarta, 19 April 2001 Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak


kepolisian mengusut sembilan Kantor Akuntan Publik, yang berdasarkan laporan
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), diduga telah melakukan
kolusi dengan pihak bank yang pernah diauditnya antara tahun 1995-1997.
Koordinator ICW Teten Masduki kepada wartawan di Jakarta, Kamis,
mengungkapkan, berdasarkan temuan BPKP, sembilan dari sepuluh KAP yang
melakukan audit terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan
pemeriksaan sesuai dengan standar audit.

Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya sehinggaakibatnya


mayoritas bank-bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank-bank yang
dibekukan kegiatan usahanya oleh pemerintah sekitar tahun 1999 Kesembilan KAP
tersebut adalah AI & R, HT & M, H & R, JM & R, PU & R. RY, S & S, SD & R, dan
RBT & R. "Dengan kata lain, kesembilan KAP itu telah menyalahi etika profesi.
Kemungkinan ada kolusi antara kantor akuntan publik dengan bank yang diperiksa
untuk memoles laporannya sehingga memberikan laporan palsu, ini jelas suatu
kejahatan," ujarnya. Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan memberikan laporan
kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan mengenai adanya tindak
kriminal yang dilakukan kantor akuntan publik dengan pihak perbankan.

ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan sekadar "human error" atau
kesalahan dalam penulisan laporan keuangan yang tidak disengaja, tetapi
kemungkinan ada berbagai penyimpangan dan pelanggaran yang dicoba ditutupi
dengan melakukan rekayasa akuntansi.

Teten juga menyayangkan Dirjen Lembaga Keuangan tidak melakukan tindakan


administratif meskipun pihak BPKP telah menyampaikan laporannya, karena itu
kemudian ICW mengambil inisiatif untuk mengekspos laporan BPKP ini karena
kesalahan sembilan KAP itu tidak ringan. "Kami mencurigai, kesembilan KAP itu
telah melanggar standar audit sehingga menghasilkan laporan yang menyesatkan
masyarakat, misalnya mereka member laporan bank tersebut sehat ternyata dalam
waktu singkat bangkrut. Ini merugikan masyarakat. Kita mengharapkan ada tindakan
administratif dari Departemen Keuangan misalnya mencabut izin kantor akuntan
publik itu," tegasnya. Menurut Tetan, ICW juga sudah melaporkan tindakan dari
kesembilan KAP tersebut kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dan sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang
melanggar kode etik profesi akuntan.

Kesimpulan Kasus :

Dalam kasus diatas, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode etik profesi
akuntan

• Kode etik pertama yang dilanggar yaitu prinsip pertama tentang tanggung jawab
profesi

Prinsip tanggung jawab profesi ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai
pemberi jasa professional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
mereka termasuk masyarakat dan juga pemegang saham. Dalam kasus ini, dengan
menerbitkan laporan palsu, maka akuntan telah menyalahi kepercayaan yang
diberikan masyarakat kepada mereka selaku orang yang dianggap dapat dipercaya
dalam penyajian laporan keuangan.

• Kode etik kedua yang dilanggar yaitu prinsip kepentingan publik

Prinsip kepentingan publik adalah setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa


bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,
dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Dalam kasus ini, para akuntan
dianggap telah menghianati kepercayaan publik dengan penyajian laporan keuangan
yang direkayasa.

• Kode etik yang ketiga yang dilanggar yaitu prinsip integritas

Prinsip integritas yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,


setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya, dengan integritas
setinggi mungkin. Dalam kasus ini, sembilan KAP tersebut tidak bersikap jujur dan
berterus terang kepada masyarakat umum dengan melakukan koalisi dengan kliennya.

• Kode etik keempat yang dilanggar yaitu prinsip obiektifitas

Prinsip objektifitas yaitu setiap anggota harus menjaga obyektifitanya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dalam kasus ini,
sembilan KAP dianggap tidak objektif dalam menjalankan tugas. Mereka telah
bertindak berat sebelah yaitu, mengutamakan kepentingan klien dan mereka tidak
dapat memberikan penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari benturan
kepingan pihak lain.

3. Competence, Confidentiality, Integrity, dan Objective of Management


Accountant

Etika adalah perilaku yang baik yang telah melekat pada diri manusia itu sendiri
sebagai pendoman hidup, baik dilakukan dalam kehidupan pribadi maupun social
dimasyarakat. Etika sangat lekat hubungannya denganadat istiadat dilingkungan
masyarakat untuk dijadikan suatu aturan bermasyarakat. Beberapa etika yang harus
dilakoni, diantaranya:

1. Competence (kompetensi)

2. Confidentiality (kerahasiaan)

3. Integrity (integritas)

4. Objective of Management Accountant (Tujuan dari Akuntansi Manajemen)

 Competence (Kompetensi)

a) Pengetahuan Profesional adalah menunjukkan tingkat mahir keahlian profesional


dalam pengetahuan akuntansi agar menjaga tetap terkini dengan perkembangan dan
tren. Pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi yang
berlaku dan sistem untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan.

b) Keuangan monitoring dan analisis adalah memantau dan mengumpulkan data


untuk menilai akurasi dan integritas kuat dalam menganalisis data yang bertujuan
untuk memastikan kepatuhan dengan standar yang berlaku dengan peraturan dan
sistem pengendalian internal, menafsirkan dan mengevaluasi hasil guna
mempersiapkan dokumentasi dan membuat laporan keuangan dan/atau presentasi.

c) Pengambilan keputusan adalah penggunaan pendekatan yang efektif untuk memilih


tindakan atau mengembangkan solusi yang sesuai untuk mencapai kesimpulan,
mengambil tindakan yang konsisten dengan fakta-fakta yang tersedia.

d) Pengawasan adalah menunjukkan sifat disiplin, menetapkan standar kinerja dan


mengevaluasi kinerja dari karyawan untuk mempertahankan tenaga kerja yang
beragam untuk mengelola dan memastikan kepatuhan dengan sumber daya manusia
kebijakan dan prosedur, memantau dan menilai pekerjaan dengan memberikan umpan
balik, memberikan teknis pengawasan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan karyawan; rencana dan dukungan karyawan di peluang
pengembangan karir.
e) Komunikasi dan keterampilan interpersonal adalah menyampaikan informasi
kepada perorangan atau kelompok dengan memberikan presentasi yang cocok untuk
karakteristik dan kebutuhan penonton, menyampaikan informasi secara lisan atau
secara tertulis kepada individu atau kelompok untuk memastikan bahwa mereka
mengerti informasi dan pesan serta mendengarkan dan merespons dengan tepat
kepada orang lain. Kemampuan untuk membangun hubungan kerja yang efektif yang
mendorong keberhasilan organisasi.

 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasian harus terdefinisi dengan baik, dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan
informasi harus diterapkan secara berhati-hati, khususnya untuk komputer yang
bersifat standalone atau tidak terhubung ke jaringan. Aspek penting dari kerahasiaan
adalah pengidentifikasian atau otentikasi terhadap user. Identifikasi positif dari setiap
user sangat penting untuk memastikan efektivitas dari kebijakan yang menentukan
siapa saja yang berhak untuk mengakses data tertentu.

Contoh:

Access Control Models sangat berfungsi dalam menentukan jenis kontrol akses yang
diperlukan dalam mendukung kebijakan keamanan. Model akses kontrol ini
menyediakan view konseptual dari kebijakan keamanan. Hal ini akan mengijinkan
kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan dan petunjuk dari kebijakan keamanan
anda terhadapevent yang spesifik. Proses dari pemetaan ini memungkinkan
terbentuknya definisi formal dan spesifikasi yang diperlukan dalam melakukan
kontrol terhadap keamanan. Singkatnya, access control model memungkinkan untuk
memilah kebijakan keamanan yang kompleks menjadi langkah–langkah keamanan
yang lebih sederhana dan terkontrol. Beberapa model yang berbeda sudah dibangun
sampai dengan tahun ini. Kita akan membahas beberapa model yang dianggap unik
pada bagian-bagian selanjutnya. Kebanyakan penerapan kebijakan keamanan
melakukan kombinasi dari beberapa access control models.

 Integrity (Integritas)

Integritas (integrity) adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang
tidak terotorisasi, baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Seperti halnya
kerahasiaan, integritas bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas user yang
tidak terotorisasi, download file tanpa proteksi, LAN, dan programprogramterlarang.
(contohnya : trojan horse dan virus), karena setiap ancaman tersebut memungkinkan
terjadinya perubahan yang tidak terotorisasi terhadap data atau program. Sebagai
contoh, user yang berhak mengakses sistem secara tidak sengaja maupun secara
sengaja dapat merusak data dan program, apabila aktivitas mereka didalam sistem
tidak dikendalikan secara baik.

Contoh untuk melindungi dari ancaman terhadap integritas :


a. Memberikan akses dalam kerangka need-to-know basis
b. Pemisahan tugas (separation of duties)
c. Rotasi tugas

 Objective of Management Accountant (Tujuan dari Akuntansi


Manajemen)

Tujuan dari Akuntansi Manajemen atau dalam bahasa inggris (Objective of


Mangjement Accountant). Seelum kita membahas tentang Akuntansi Manajemen.
Akuntansi manajemen adalah profesi yang melibatkan bermitra dalam keputusan
manajemen membuat, merancang perencanaan dan kinerja sistem manajemen, dan
menyediakan keahlian dalam melalui laporan keuangan dan kontrol untuk membantu
manajemen dalam perumusan dan implementasi strategi organisasi

Contoh dan Tujuan dari praktek Akuntansi Manajemen meluas ke tiga bidang
oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) berikut:

a. Manajemen strategis untuk memajukan peran akuntan manajemen sebagai mitra


strategis dalam organisasi.
b. Manajemen kinerja untuk mengembangkan praktek pengambilan keputusan
bisnis dan mengelola kinerja organisasi
c. Manajemen risiko untuk berkontribusi untuk kerangka kerja dan praktek untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan melaporkan risiko untuk mencapai
tujuan organisasi.

4. Whistle Blowing

Whistle blowing atau Peluit Bertiup adalah menarik perhatian kesalahan yang terjadi
dalam sebuah organisasi. Proyek akuntabilitas pemerintah. Menurut George Kerevan,
“Kata of the Week” kolumnis The Scotsman, “asal-usul etimologis meniup peluit
mulia jelas.” Namun bahkan tanpa mengetahui istilah silsilah, kita mendapatkan
gambaran yang jelas dari kata-kata sendiri. Kerevan menunjukkan yang jelas-polisi
shrilling peluit ketika ia menangkap kejahatan berlangsung.

Daftar empat cara meniup peluit:

1. Melaporkan pelanggaran atau pelanggaran hukum kepada pihak berwenang yang


tepat.

2. Seperti seorang supervisor, hotline atau Inspektur Jenderal

3. Menolak untuk berpartisipasi dalam kerja kesalahan

4. Bersaksi dalam persidangan hukum

5. Bukti-bukti yang bocor kesalahan untuk media


Contoh:

a. Meniup peluit di publik sektor


b. Pernah dilakukan oleh mantan Enron Vice President Sherron Watkins dan
tembakau eksekutif Jeffrey Wigand. Tetapi karena pemerintah, sifatnya,
seharusnya terbuka dan transparan, pengungkapan penuh perilaku yang tidak etis
atau ilegal dalam lingkup publik sangat penting. Tidak semua masalah di publik,
namun, dihasilkan dalam organisasi pemerintah, di luar vendor, kontraktor, dan
individu dapat berpartisipasi dalam dan bahkan berkembang biak pemerintah
korupsi.

Anda mungkin juga menyukai