Anda di halaman 1dari 2

Muh.

Rafli Putra Hidayat (202110050311047)


TUGAS 11 (INOVASI, REFORMASI BIROKRASI, BIROKRASI DIGITAL)
Materi 13
Pemikiran Mutahir tentang Birokrasi
Melalui penerapan inovasi, pemikiran mutahir tentang birokrasi mendorong pemberdayaan dan
partisipasi publik yang lebih luas. Dalam konteks ini, teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan keterlibatan masyarakat, seperti melalui platform online untuk umpan balik dan
pengajuan saran. Selain itu, pemikiran ini juga mendorong transparansi dalam proses pengambilan
keputusan birokrasi, dengan memberikan akses yang lebih mudah terhadap informasi publik dan
membuat keputusan birokrasi lebih terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, pemikiran mutahir tentang inovasi dalam birokrasi juga mencakup pendekatan berbasis
risiko dan fleksibilitas. Birokrasi harus mampu mengakomodasi perubahan cepat dalam lingkungan
yang berubah dengan cepat, termasuk perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi. Pemikiran ini
mendorong birokrasi untuk menjadi lebih adaptif, mengidentifikasi risiko dan peluang, serta berani
mengambil langkah-langkah inovatif untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Pemikiran
mutahir ini juga menekankan pentingnya inovasi dan adaptabilitas dalam birokrasi. Dalam era
perubahan yang cepat, birokrasi harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan
mengadopsi inovasi dalam teknologi dan pendekatan kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, dan pelayanan publik yang lebih baik. Dengan mendorong inovasi di tingkat
organisasi, birokrasi dapat menciptakan solusi kreatif dan efektif dalam menghadapi tantangan
pembangunan juga menggarisbawahi pentingnya koordinasi dan kolaborasi antara berbagai lembaga
dan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan. Birokrasi harus mampu menjalin sinergi
dengan sektor swasta, lembaga akademik, dan masyarakat sipil untuk mencapai tujuan pembangunan
yang lebih holistik. Kolaborasi ini mencakup pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya
yang saling menguntungkan untuk mengatasi masalah pembangunan secara efektif.
Pemikiran mutahir tentang birokrasi dan pembangunan menekankan perlunya birokrasi yang
efisien, partisipatif, inovatif, dan kolaboratif dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
dan inklusif. Birokrasi tidak boleh menjadi penghalang bagi perubahan yang diperlukan dalam
menjawab perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi. Para pemikir ini mendukung adopsi teknologi
informasi dan komunikasi yang canggih untuk meningkatkan efisiensi birokrasi, mengurangi birokrasi
yang berlebihan, dan mendorong inovasi dalam pelayanan publik.
Selain itu, pemikiran mutahir tentang birokrasi menekankan pada pentingnya pengembangan
kapasitas dan kepemimpinan yang kompeten. Birokrasi harus memiliki staf yang terlatih dengan baik
dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang tugas dan tanggung jawab mereka. Pemimpin
birokrasi harus mampu menginspirasi, memotivasi, dan memimpin dengan teladan, sehingga
menciptakan budaya kerja yang profesional, kolaboratif, dan berorientasi pada hasil. Pemikiran
mutahir tentang birokrasi juga menyoroti pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta. Para
pemikir ini percaya bahwa kolaborasi antara birokrasi dan sektor swasta dapat membawa manfaat
dalam menyediakan layanan publik yang lebih baik dan efisien.
Materi 14
Reformasi Birokrasi dan Good Governance
Salah satu landasan hukum yang penting adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara , yang mengatur tugas, kewajiban, dan pengaturan ASN. Selain itu, terdapat
pula Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang menetapkan prinsip-
prinsip pelayanan publik yang berkualitas dan berorientasi pada kepentingan
masyarakat. Akuntabilitas berarti birokrasi harus bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan
yang diambil. Partisipasi melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan
implementasi kebijakan.

Profesionalitas menekankan pentingnya kompetensi, integritas, dan etika dalam pelayanan


publik. Evaluasi dilakukan melalui pemantauan kinerja birokrasi, pengukuran keberhasilan dalam
mencapai target dan indikator kinerja, serta penilaian kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
publik. Good governance merupakan konsep tata kelola yang baik dalam pengelolaan pemerintahan
yang transparan, akuntabel, partisipatif, responsif, dan adil. Prinsip-prinsip good governance meliputi
supremasi hukum, partisipasi dan inklusi, transparansi, akuntabilitas, responsivitas, efektivitas dan
efisiensi, serta keadilan.

Prinsip-prinsip ini membentuk kerangka kerja untuk menciptakan tata kelola yang baik dan
meningkatkan kinerja birokrasi. Implementasi good governance di Indonesia melibatkan berbagai
upaya, seperti penyusunan regulasi yang mendukung good governance, pemberdayaan masyarakat
melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan, penguatan sistem pengawasan dan
akuntabilitas, peningkatan kapasitas birokrasi, dan pemberantasan korupsi. Pemerintah juga telah
mengadopsi berbagai program dan kebijakan untuk mendorong good governance, seperti Gerakan
Nasional Anti Korupsi dan program pelayanan publik yang berkualitas.
Materi 15
Tantangan Birokrasi di Era Digital
Narasi tentang birokrasi digital membahas berbagai aspek terkait dengan penerapan TIK dalam
konteks birokrasi. Penggunaan TIK dalam birokrasi digital melibatkan penggunaan
komputer, jaringan internet, perangkat mobile, dan aplikasi khusus yang dirancang untuk
mempermudah dan mempercepat proses administrasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan di
dalam birokrasi. Contoh dari penerapan birokrasi digital adalah penggunaan sistem elektronik untuk
pengajuan dokumen, pengelolaan data, serta komunikasi dan kolaborasi antarunit kerja di dalam
birokrasi. Tetapi, implementasi birokrasi digital juga menghadapi beberapa tantangan.

Selain itu, kesenjangan akses dan literasi digital antarwilayah atau kelompok masyarakat juga perlu
diperhatikan agar manfaat dari birokrasi digital dapat dirasakan secara inklusif oleh seluruh
masyarakat. Dengan penerapan birokrasi digital, diharapkan birokrasi dapat beroperasi dengan lebih
efektif, responsif, dan mampu memberikan pelayanan publik yang lebih baik kepada
masyarakat. Salah satu aspek penting dalam birokrasi digital adalah otomatisasi proses
administrasi. Dengan adanya birokrasi digital, proses-proses ini dapat dilakukan dengan lebih
efisien, akurat, dan cepat, menghemat waktudan biaya baik bagi pemerintah maupun masyarakat.

Transparansi ini berperan penting dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap


birokrasi, serta memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengawasi dan mengawal kinerja
pemerintah. Penerapan birokrasi digital juga berdampak pada peningkatan responsivitas dan kualitas
pelayanan publik. Melalui sistem pelayanan digital, masyarakat dapat mengakses layanan publik
kapan pun dan di mana pun tanpa harus datang secara fisik ke kantor pemerintahan. Dengan adanya
birokrasi digital, diharapkan masyarakat dapat merasakan pelayanan yang lebih cepat, efektif, dan
terintegrasi, meningkatkan kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Namun, implementasi birokrasi digital juga menghadapi beberapa tantangan. Pelatihan dan
pengembangan keterampilan digital bagi ASN dan masyarakat umum menjadi penting dalam
meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi era digital. Ketiga, perlindungan data dan
privasi menjadi perhatian utama dalam penerapan birokrasi digital.

Anda mungkin juga menyukai