NIM : 210605500024
Kelas :C
Identifikasi Masalah :
Pesatnya kemajuan teknologi berdampak besar diberbagai aspek kehidupan. Pemerintah harus
mampu mengimbangi dan mengadopsi kemajuan tersebut. Berbagai inovasi sampai saat ini
dilahirkan oleh kecanggihan teknologi. Tentunya hal ini bertujuan agar berbagai aktivitas
dalam pemerintahan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Saat ini yang menjadi
permasalahan SDM birokrasi belum bisa sejalan dengan perkembangan teknologi sehingga
platform menunjukkan eksistensi keberadaan birokrasi dalam dunia digital. Hal tersebut dapat
menimbulkan berbagai kekurangan yang justru kembali menjadi keluhan bagi masyarakat.
Dalam paltform Kejaksaan tinggi Sulawesi Selatan beberapa poin yang menjadi pelayanan
digital tidak ditemukan. Salah satunya adalah tidak ditemukannya situs pengaduan layanan.
Forum pengaduan pelayanan oleh masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam
standar oporasional pelayanan namun Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan msih belum
menyediakan forum tersebut. Kebebasan memperoleh informasi di Kejaksaan Tinggi Sulawesi
Selatan juga dibatasi sehingga untuk mendapatkan informasi pelayanan sulit untuk dijangkau.
Tinjauan Regulasi :
Tinjauan Teoritis :
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dalam hal ini harus melakukan inovasi untuk melakukan
pelayanan pengaduan secara digital/online. Selain karena sudah menjadi kebutuhan yang
mendesak, juga akan memberikan banyak manfaat bagi instansi dan masyarakat. Keuntungan
yang didapat diantaranya adalah efisiensi biaya dan waktu sehingga pelayanan dengan
menggunakan kertas akan berkurang. Manfaat lainnya dapat meningkatkan produktivitas
pekerja dan pengguna layanan.
RINGKASAN MATERI :
Governance, menurut Chema dalam Keban (2008:38) merupakan suatu sistem nilai,
kebijakan, dan kelembagaan dimana urusan-urusan ekonomi, sosial, politik dikelola melalui
interaksi masyarakat, pemerintah dan sektor swasta.
Collaborative, secara etimologi berasal dari kata Co dan Labor yang berarti penyatuan tenaga
atau peningkatan kemampuan yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang teklah
ditetapakn atau disepakati bersama. Secara terminologi kolaborasi adalah proses kerja sama
atau pelaksanaan sebuah pekerjaan dengan cara melibatkan banyak pihak yang relatif
permanen demi tercapainya tujuan secara efisien.
Emerson DKK (2012), collaborative governance sebagai proses struktur dalam manajemen
pengambilan keputusan kebijakan publik yang melibatkan beberapa aktor yang konstruktif dan
berasal dari berbagai aktor baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mencapai suatu
tujuan, jika dikerjakan oleh satu pihak saja maka tujuan tersebut tidak dapat dicapai.
1. Kondisi awal
2. Desain kelembagaan
3. Kepemimpinan fasilitatif
4. Proses kolaborasi
Best Practices, diartikan sebagai sebuah ide atau cara yang digunakan dan dianggap berhasil
memiliki tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi (Pertiwi, 2012).
Tingkatan inovasi dari sisi sumbernya, inovasi adoptif (bersumber dari program-program
yang sebelumnya telah ada dan dinilai cukup berhasil pemerintah daerah), inovasi instruktif
(inovasi ini bersumber dari instruksi presiden, keputusan presiden, keputusan menteri, dan
sebagainya), dan inovasi mandiri (terobosan-terobosan inovatif pemerintah daerah yang
dilakukan atas dasar kebutuhan yaitu kebutuhan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
ada di masyarakat)
Indikator Best Practices, dampak (dampak yang positif dan dapat dirasakan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat), kemitraan (terdiri dari beberapa stakeholder),
keberlanjutan (membawa perubahan dasar dalam wilayah permasalahan legislasi, kebijakan
sosial, transparam dan akuntabel), kepemimpinan (pemimpin yang menginspirasi untuk
adanya perubahan), transfer ke daerah lain (dapat menjadi pembelajaran bagi daerah lainnya)
serta kesetaraan gender dan pengecualian sosial (mempromosikan kesetaraan dan keadilan
sosial atas dasar pendapatan, usia, jenis kelamin dan lainnya).
Inovasi dan Kebijakan (Albury Suwarno), inovasi kebijakan merupakan suatu kebijakan
yang baru bagi negara yang mengadopsinya, tanpa melihat seberapa usangnya programnya atau
seberapa banyak negara lain telah mengadopsi sebelumnya.
Jenis-jenis inovasi
1. Inovasi Teknologi
Inovasi teknologi mencakup penggunaan teknologi informasi seperti aplikasi mobile,
website, dan sistem informasi manajemen untuk meningktakan kualitas dan efisiensi
pelayanan publik.
2. Inovasi Proses
Inovasi Proses mencakup perubahan pada proses-proses yang ada dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, seperti pengurangan birokrasi, perbaikan proses
pengaduan, dan penggunaan metode-metode baru dalam pelayanan.
3. Inovasi Layanan
Inovasi layanan mencakup pengembangan layanan baru atau perbaikan layanan yang
sudah ada agar lebih efektif dan efisien dalam memberikan manfaat bagi masyarakat.
4. Inovasi Partisipasi
Inovasi Partisipasi mencakup cara-cara untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, seperti penggunaan teknologi partisipatif dan
pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
5. Inovasi Manajemen
Inovasi manajemen mencakup perubahan dalam pengelolaan sumber daya manusia dan
sistem manajemen organisasi, seperti penggunaan manajemen kinerja dan peningkatan
kemampuan karyawan pemerintah.
6. Inovasi Kebijakan
Inovasi kebijkan mencakup perubahan pada kebijakan dan regulasi yang ada untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik.