NIM : 07011182227007
KELAS : A INDRALAYA
MATA KULIAH : ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK
Menganalisis apa yang menjadi tantangan terbesar dalam melaksanakan etika publik
di Indonesia untuk menciptakan pemerintahan yang berintegritas.
A. PENDAHULUAN
Etika pemerintahan menjadi topik pembicaraan dewasa ini terutama dalam upaya
mewujudkan aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Aparatur Pemerintahan yang
baik dan mempunyai moral tinggi, akan senantiasa menjaga dirinya adar terhindar dari
perbuatan tercela, karena terpanggil untuk menjaga amanah yang telah diberikan, melalui
pencitraan perilaku hidup sehari-hari.
Salah satu tantangan terbesar bagi masa depan etika pemerintahan adalah
kompleksitas pilihan moral yang harus dihadapi oleh para pemimpin pemerintahan. Dalam
dunia yang semakin saling berhubungan dan terintegrasi, keputusan pemerintah seringkali
memiliki konsekuensi yang kompleks dan berjangka panjang. Para pemimpin pemerintahan
menghadapi dilema moral yang kompleks yang harus mempertimbangkan kepentingan
nasional, keadilan sosial, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Keputusan ini
seringkali melibatkan pertukaran yang sulit antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah perlu mengembangkan kerangka etika
yang komprehensif. Ini termasuk menetapkan kode etik dan standar perilaku yang jelas bagi
para pemimpin dan pegawai pemerintah. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa mereka
memiliki pendidikan dan pelatihan yang memadai dalam etika pemerintahan sehingga mereka
dapat mendekati keputusan moral yang kompleks dengan kebijaksanaan dan integritas. Selain
itu, pemerintah perlu meningkatkan upaya untuk membangun transparansi dan akuntabilitas.
Meningkatkan akses informasi publik, menerapkan praktik keterbukaan yang lebih terbuka,
dan mendorong partisipasi aktif masyarakat merupakan langkah penting dalam membangun
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi canggih memungkinkan pemerintah untuk membangun platform yang
mempromosikan keterlibatan publik dan memperkuat hubungan pemerintah-masyarakat.
B. ANALISIS
Contoh kasus “ Pelanggaran Etika Pejabat Publik Studi Kasus Korupsi Bupati
Probolinggo Puput Tantriana “
Pelanggaran etika pejabat publik dalam melakukan tugas dan wewenangnya sebagai
administrator di administrasi publik merupakan hal yang merugikan pemerintah dan
masyarakat. Kasus suap jual beli jabatan dan korupsi bupati nonaktif probolinggo merupakan
salah satu bentuk pelanggaran etika pejabat publik, sehingga perlunya penguatan pengawasan
pada badan pemerintahan.
Dari kasus tindak pidana korupsi pada bupati nonaktif Probolinggo Puput Tantriana
tersebut dapat kita amati pula bahwa masih rendahnya integritas para ASN yang ada di tata
kelola pemerintahan ini dalam mentaati etika dan norma-norma yang berlaku.
Korupsi yang merugikan masyarakat dan negara ini terus berkembang di lingkungan
pemerintahan, sehingga perlu adanya pengawasan yang optimal, tindakan preventif didukung
oleh berbagai pihak, hingga tindakan represif yang ketat dan memberikan efek jera. Salah
satu kasus korupsi yang sedang dibicarakan oleh masyarakat akhir-akhir ini adalah kasus
korupsi Bupati Probolinggo Puput Tantriana. Sebagai pejabat publik, Puput Tantriana
melanggar etika pejabat publik dengan korupsi jual beli jabatan.
C. KESIMPULAN
Masa depan etika pemerintahan menghadapi tantangan yang kompleks, tetapi juga
menghadirkan peluang besar. Tantangan tersebut meliputi pilihan moral yang kompleks,
tuntutan transparansi dan akuntabilitas, partisipasi publik yang luas, dan perlindungan hak
asasi manusia. Namun jika dikelola dengan baik, tantangan tersebut dapat diatasi dan
dijadikan peluang untuk memperkuat integritas, inklusivitas, dan inovasi pemerintah. Salah
satu caranya adalah dengan meningkatkan integritas pemerintahan. Dengan menetapkan kode
etik yang jelas, melakukan pelatihan etika, dan menegakkan tindakan disipliner untuk
pelanggaran etika, pemerintah dapat membangun kepercayaan publik dan memperkuat
integritas dalam pengambilan keputusan. Selain itu, masa depan etika pemerintahan juga
menghadirkan peluang untuk inklusivitas dan keadilan yang lebih besar. Untuk menghadapi
tantangan ini dan memanfaatkan peluang, sangat penting bagi pemerintah untuk mengadopsi
pendekatan yang didasarkan pada kepentingan masyarakat lokal, melibatkan partisipasi
publik yang lebih luas, dan memanfaatkan teknologi yang relevan. Dengan cara ini,
pemerintah dapat mencapai tujuan etis dalam keputusan pemerintah, membangun
kepercayaan publik, dan membangun sistem pemerintahan yang lebih etis, responsif, dan
berkelanjutan. Saat kita membahas masa depan etika pemerintahan, penelitian dan diskusi
lebih lanjut di bidang ini penting untuk meningkatkan pemahaman kita tentang tantangan dan
peluang ke depan. Dengan cara ini, kami dapat terus mengembangkan pendekatan dan solusi
yang lebih baik untuk memastikan masa depan tata kelola yang lebih etis dan berkelanjutan.
Masalah etika dalam administrasi adalah masalah yang terjadi baik di negara maju
maupun negara berkembang dan sudah tentunya di Indonesia. Masalah dalam etika
pemerintahan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi hal yang krusial, karena pada dasarnya
birokrasi diandalkan untuk menjadi pelindung dan pengayom bagi masyarakat, yang bersifat
jujur, adil, serta tidak melakukan KKN.
Penyelenggaraan pemerintah akan berjalan dengan lancar dan sukses apabila perilaku
aparatur pemerintah menjalankan tugasnya berdasarkan nilai-nilai etika. Sebagai ujung
tombak pelayanan public, Aparatur Sipil Negara (ASN) selalu menjadi sorotan masyarakat.
Hal ini sebenarnya wajar, karena memang masyarakat adalah pihak yang selalu bersentuhan
dengan aparatur pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA