Anda di halaman 1dari 6

UAS MATA KULIAH BIROKRASI DAN GOVERNANSI PUBLIK

Dosen Pengampu: Rizky Arya Putri, S.Sos., M.Si.

Dikerjakan Oleh :

Shuizella Br. Sagala 2201113767

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
1. Patologi birokrasi merupakan suatu penyakit yang ada dalam birokrasi yang ditandai
dengan tindakan yang menyimpang yang berkaitan dengan perilaku SDM aparatur
maupun sistem dalam birokrasi itu sendiri. Berikan satu contoh patologi birokrasi yang
sedang terjadi saat ini, serta berikn analisa anda mengenai upaya apa yang dapat dijadikan
sebagai pencegahan dan penanganannya.

Jawab :

Salah satu contoh patologi birokrasi yang sedang terjadi saat ini yaitu lambannya proses
pelayanan publik di beberapa instansi pemerintah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti kurangnya jumlah pegawai, keterbatasan sumber daya, serta masih banyaknya praktik
korupsi dalam sistem birokrasi.

Untuk mencegah dan menangani masalah tersebut, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan.
Pertama, reformasi struktural pada lembaga-lembaga pemerintahan agar lebih efisien dan
transparan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kedua, meningkatkan pengawasan dan
penegakan hukum terhadap oknum-oknum dalam birokrasi yang melakukan praktik korupsi
atau pelanggaran lainnya. Ketiga, meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan kerja secara
berkala sehingga para pegawai memiliki kompetensi yang memadai untuk menjalankan tugas-
tugas mereka dengan baik. Selain itu, penting juga untuk memberikan insentif bagi para
pegawai yang bekerja dengan baik sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka dalam
memberikan layanan publik yang berkualitas kepada masyarakat.

2. Etika birokrasi digambarkan sebagai sebuah panduan atau pedoman norma bagi aparat
birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat. Menurut anda, bagaimana
etika birokrasi yang baik yang harus dimiliki oleh para birokrat?

Jawab :

Pertama-tama, birokrat harus memiliki integritas tinggi dalam menjalankan tugasnya sehingga
dapat dipercaya oleh masyarakat. Kedua, mereka juga harus bersikap transparan dengan cara
memberikan informasi secara jujur dan terbuka kepada masyarakat mengenai kebijakan-
kebijakan yang dilaksanakan. Ketiga, birokrat harus bertanggung jawab atas kinerjanya serta
memastikan bahwa penggunaan anggaran negara untuk kepentingan rakyat sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku. Keempat, birokrat juga harus selalu bersikap adil tanpa
pandang bulu terhadap siapa pun termasuk kolega di instansinya sendiri. Terakhir adalah
kemampuan para birokrat dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas serta
responsif terhadap keluhan atau masukan dari masyarakat. Hal ini tentunya akan membantu
meningkatkan kepercayaan dan citra institusi pemerintah di mata masyarakat.

3. Netralitas birokrasi dikatakan sebagai bentuk sikap yang tidak memihak pada orang lain
atau kelompok, tidak ikut serta dalam kegiatan politik, dan tidak diskriminatif dalam
melayani masyarakat. Netralitas birokrasi tidak hanya sekedar suatu nilai dan norma yang
harus diterapkan dakam birokrasi, melainkan sudah tertuang dalam peraturan perundang-
undangan. Jelaskan bentuk-bentuk tindakan yang mencerminkan netralitas birokrasi dari
perspektif Undang-Undang yang berlaku dan berikan contoh penerapannya.

Jawab :
Bentuk tindakan yang mencerminkan netralitas birokrasi dari perspektif Undang-Undang
adalah sebagai berikut:

1. Tidak diskriminatif: Birokrat harus memberikan pelayanan publik secara adil dan
tidak membeda-bedakan masyarakat berdasarkan suku, agama, ras atau jenis kelamin.
Contoh penerapannya adalah ketika seorang birokrat memberikan layanan kesehatan
kepada pasien tanpa melihat latar belakang pasien tersebut.

2. Independen: Birokrat harus bekerja secara profesional dan independen dalam


menjalankan tugasnya serta tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik atau golongan
tertentu. Contoh penerapannya adalah ketika seorang PNS dari Kementerian
Keuangan yang bertugas di Direktorat Jenderal Pajak mengecek laporan pajak tanpa
ada intervensi dari pengusaha ataupun partai politik tertentu.

3. Objektif: Birokrat harus menjunjung tinggi objektivitas dalam mengambil keputusan


dan melakukan tindakan yang berkaitan dengan jabatan mereka sesuai dengan hukum
dan peraturan yang berlaku tanpa memihak seseorang atau kelompok tertentu. Contoh
penerapannya adalah ketika seorang pejabat di lingkungan Departemen Agama
melakukan proses seleksi calon haji dengan cara yang transparan sehingga semua
peserta seleksi diperlakukan sama.

4. Bersih dari korupsi: Netralitas birokrasi juga mencerminkan bahwa para birokrat
harus bebas dari perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme dalam menjalankan tugasnya.
Contoh penerapannya adalah ketika seorang birokrat di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan tidak menerima suap atau gratifikasi dari pihak-pihak
yang ingin memperoleh izin pendirian sekolah.

4. Apa yang melatar belakangi terjadinya reformasi birokrasi? Menurut anda strategi
reformasi yang seperti apa yang paling relevan untuk diterapkan agar reformasi birokrasi
bisa tepat sasaran dan mencapai tujuan? Jelaskan dengan contoh.

Jawab :

Terjadinya reformasi birokrasi di Indonesia dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya
kelemahan dalam sistem pemerintahan dan tata kelola yang menyebabkan terjadinya praktik
korupsi, birokrasi yang lambat dan tidak responsif terhadap perubahan zaman serta
masyarakat yang semakin kritis.

Untuk mencapai tujuan dari reformasi birokrasi, diperlukan strategi-reformasi yang tepat
sasaran. Beberapa strategi-reformasi tersebut antara lain:

1. Meningkatkan kapasitas SDM: Pelatihan kerja secara berkala dapat membantu para
pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi baru
sehingga mereka dapat bekerja lebih efektif lagi. Selain itu, dengan menempatkan
orang-orang yang kompeten pada posisi-posisi penting di instansi pemerintah maka
akan memperkuat sistem administratif negara kita.
2. Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi: Dengan menggunakan teknologi
informasi seperti e-government atau aplikasi-aplikasi berbasis online maka prosesnya
akan menjadi lebih cepat dan efisien serta transparan karena data-data bisa dikontrol
dengan mudah.

3. Menyederhanakan regulasi: Regulasi yang rumit dan tidak jelas dapat mempersulit
proses pelayanan publik, sehingga perlu dilakukan penyederhanaan serta
pemangkasan regulasi yang tidak diperlukan agar masyarakat lebih mudah dalam
mengakses layanan publik.

Contoh penerapannya adalah dengan adanya program pembangunan nasional seperti Kartu
Indonesia Pintar (KIP) atau Program Keluarga Harapan (PKH) di mana masyarakat bisa
memperoleh bantuan dari negara secara elektronik tanpa harus melalui prosedur birokratis
yang berbelit-belit.

5. Menghadapi era digitalilasi serta adanya pengaruh yg kuat dari penggunaan sosial media
terhadap kinerja birokrat, menurut anda bagaimana upaya yang dilakukan untuk dapat
melakukan most improve bureaucracy untuk meningkatkan kepercayaan public? Jelaskan
dengan contoh.

Jawab :

1. Peningkatan kualitas pelayanan publik: Instansi pemerintah harus memastikan bahwa


layanan publik yang diberikan kepada masyarakat sejalan dengan standar mutu dan
tuntutan masyarakat modern.

Contoh dari peningkatan kualitas pelayanan publik adalah adanya program “One Stop
Service” di Kantor Imigrasi sehingga meminimalisir waktu tunggu para pemohon.

2. Transparansi: Birokrat harus memberikan informasi secara jujur dan akurat tentang
segala hal yang berkaitan dengan urusan negara serta peraturan-peraturan yang
berlaku untuk menghindari praktik korupsi atau nepotisme.

Contoh dari transparansi ini yaitu Kementerian Keuangan meluncurkan portal e-budgeting
pada tahun 2016 sebagai wadah untuk menyampaikan informasi anggaran Kementerian
Keuangan secara terbuka kepada masyarakat.

3. Penguatan lembaga pengawasan: Lembaga-lembaga pengawasan seperti Komisi


Pemberantasan Korupsi (KPK) harus diberdayakan agar dapat melakukan penindakan
kepada oknum-oknum dalam lingkungan birokratis yang melakukan tindakan korupsi.

Contohnya adalah KPK menangkap mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah
Satar tahun 2017 karena terlibat dalam tindak pidana korupsi.
4. Penggunaan Teknologi: Implementasi teknologi seperti penggunaan aplikasi berbasis
online untuk memberikan layanan publik akan mempercepat proses pelayanan publik
serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Contohnya adalah ketika Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan sistem E-Filing untuk
membantu mengurus pelaporan pajak secara elektronik sehingga mempermudah bagi
masyarakat dalam melakukan administrasi perpajakan.
1

Anda mungkin juga menyukai