Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alya Dyah Cahyaning Maharani

NPM / Kelas : 110110210225/Kelas D


Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara
Dosen : Dr. Dewi Kania Sugiharti, S.H. M.H.
Tugas : Ujian Tengah Semester
Hari, tanggal : Kamis, 6 April 2023

1. Berikut soal nomor 1


a. Dalam realita, penyelenggaraan pelayanan publik Indonesia masih kurang baik. Menurut
anda mengapa pelayanan publik Indonesia memiliki kualitas yang kurang baik?
b. Hubungkan penyelenggaraan pelayanan publik dengan Hukum Administrasi Negara!
2. Dalam Hukum Administrasi Negara dikenal asas-asas umum pemerintahan yang baik. Jelaskan
menurut Anda, Bagaimana peranan Hukum AdministrasI Negara dalam upaya pencegahan kasus
korupsi?
3. Dari kasus Rafael Alun Trisambodo, menurut anda bagaimana cara yang tepat agar tidak terjadi
penyelewengan kekuasaan dan tidak melanggar asas Non-Misuse of Competence dalam lingkup
Hukum Administrasi negara?

Jawaban
1. Pelayanan publik yang kurang berkualitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
a. Kurangnya sumber daya manusia dan keuangan yang memadai dalam organisasi
pelayanan publik yang mengakibatkan terjadinya overload kerja dan kurangnya motivasi
pada para pegawai.
b. Kebijakan dan regulasi yang ambigu dan sulit dipahami sehingga mengakibatkan
kesalahan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
c. Terjadinya korupsi dan nepotisme yang merugikan masyarakat dan mengurangi kualitas
pelayanan publik.
Pelayanan publik dan hukum administrasi negara memiliki hubungan yang erat, karena hukum
administrasi negara bertujuan untuk memastikan bahwa pelayanan publik dilaksanakan dengan
baik dan benar. Hukum administrasi negara memuat aturan-aturan yang mengatur tata cara
pelaksanaan pelayanan publik, termasuk kewajiban dan tanggung jawab para pegawai pelayanan
publik. Selain itu, hukum administrasi negara juga memberikan perlindungan hukum bagi
masyarakat yang merasa dirugikan akibat kelalaian atau kesalahan dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
Referensi:

Fitriyani, R., & Sutawidjaja, A. H. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Cimahi. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Bisnis, 5(2), 99-110.
Kusumah, H. H. (2019). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Dalam Memberikan Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 7(1), 11-23.
Nugroho, R. A. (2018). Pengaruh Pelatihan, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal Administrasi Publik, 6(2), 101-110.
Soerjono, T. S., & Supriyadi, T. (2020). Hukum Administrasi Negara. Sinar Grafika.

2. Dalam Hukum Administrasi Negara, dikenal adanya asas-asas umum pemerintahan yang baik,
antara lain transparansi, akuntabilitas, partisipasi, efektivitas, efisiensi, dan responsivitas.
Asas-asas ini merupakan dasar dari praktik pemerintahan yang baik dan bertujuan untuk
mencegah terjadinya kasus korupsi.
Peranan Hukum Administrasi Negara dalam upaya pencegahan kasus korupsi sangat penting. Hal
ini terkait dengan perannya dalam memberikan aturan yang mengatur pelaksanaan pemerintahan
yang baik dan transparan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Hukum Administrasi Negara
dalam upaya pencegahan kasus korupsi antara lain sebagai berikut:
1. Mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pelayanan publik. Hukum
Administrasi Negara harus memberikan aturan yang jelas tentang pelaksanaan pelayanan
publik, termasuk dalam hal pengelolaan anggaran. Dengan adanya aturan yang jelas,
maka pelaksanaan pelayanan publik dapat diawasi oleh masyarakat dan akuntabilitas dari
para pegawai publik dapat dipastikan.
2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Hukum Administrasi
Negara juga harus memberikan aturan yang memungkinkan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelayanan publik, seperti dalam hal
perencanaan anggaran dan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan. Dengan adanya
partisipasi masyarakat, maka pelaksanaan pelayanan publik dapat lebih akuntabel dan
terhindar dari praktik korupsi.
3. Menjaga efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelayanan publik. Hukum Administrasi
Negara harus memberikan aturan yang dapat memastikan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan pelayanan publik, termasuk dalam hal penanganan kasus-kasus korupsi.
Dengan adanya aturan yang jelas, maka penanganan kasus korupsi dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
Peran Hukum Administrasi Negara dalam pencegahan kasus korupsi sangat penting. Dengan
adanya aturan yang jelas dan praktik pemerintahan yang baik, maka pelaksanaan pelayanan
publik dapat diawasi oleh masyarakat, akuntabilitas dari para pegawai publik dapat dipastikan,
dan terhindar dari praktik korupsi.

Referensi:

Ismanto, B. (2018). Pengaruh Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pencegahan Korupsi.
Jurnal Ilmu Hukum Dan Pembangunan, 4(3), 343-350.
Marzuki, M. (2018). Hukum Administrasi Negara. Rajawali Press.
Widanarni, E., & Kurniawan, E. T. (2018). Upaya Pemberantasan Korupsi dengan Penerapan Asas-Asas
Pemerintahan yang Baik. Jurnal Ilmu Hukum Dan Pembangunan, 4(3), 357-364

3. Kasus Rafael Alun Trisambodo merupakan salah satu contoh kasus penyelewengan kekuasaan
dalam lingkup Hukum Administrasi Negara yang sangat merugikan negara dan masyarakat.
Untuk mencegah terjadinya penyelewengan kekuasaan dan melanggar asas Non-Misuse of
Competence dalam lingkup Hukum Administrasi Negara, terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan, antara lain:
1. Menjaga independensi lembaga pengawas dan penegak hukum. Lembaga pengawas dan
penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan harus
bekerja secara independen dan terbebas dari campur tangan kepentingan politik atau
pribadi. Dalam hal ini, pemerintah harus memberikan dukungan dan perlindungan kepada
lembaga-lembaga tersebut agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif.
2. Menerapkan asas transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pemerintahan.
Pelaksanaan pemerintahan harus dilakukan secara transparan dan akuntabel sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan akses informasi yang luas kepada masyarakat dan memastikan pengawasan
yang ketat atas pelaksanaan kebijakan publik.
3. Membuat regulasi yang jelas dan tegas dalam pengelolaan keuangan negara. Negara
harus memastikan pengelolaan keuangan negara dilakukan dengan jelas dan tegas,
sehingga terhindar dari praktek korupsi dan penyelewengan kekuasaan. Regulasi yang
baik dapat menciptakan tata kelola keuangan negara yang efektif dan efisien, serta
memberikan jaminan terhadap penanganan kasus penyelewengan kekuasaan.
4. Membangun kesadaran hukum dan etika publik. Pemerintah perlu meningkatkan
kesadaran hukum dan etika publik melalui pendidikan dan sosialisasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengintegrasikan pendidikan hukum dan etika publik dalam kurikulum
pendidikan di seluruh jenjang.
Dalam kesimpulannya, penyelewengan kekuasaan dan pelanggaran asas Non-Misuse of
Competence dalam lingkup Hukum Administrasi Negara dapat dicegah dengan menjaga
independensi lembaga pengawas dan penegak hukum, menerapkan asas transparansi dan
akuntabilitas dalam pelaksanaan pemerintahan, membuat regulasi yang jelas dan tegas dalam
pengelolaan keuangan negara, dan membangun kesadaran hukum dan etika publik.

Referensi:

Kusumawardhani, D. A., & Sukarsono, A. (2018). Pemberantasan Korupsi Dalam Perspektif Hukum
Administrasi Negara. Jurnal Ilmu Hukum Dan Pembangunan, 4(3), 373-381.
Parwata, I. M., & Kusumastuti, D. (2018). Asas Non-Misuse of Competence Dalam Pemerintahan
Berbasis Elektronik. Jurnal Ilmu Hukum

Anda mungkin juga menyukai