Outline:
Pentingnya informasi publik
Komitmen Transparansi
Mengukur Keterbukaan Informasi Publik
Mendorong Agenda Open Government, Inisiatif open data & optimalisasi e-government
Metode penlitian
Tujuan kajian ini untuk mengukur implementasi keterbukaan informasi publik
berdasarkan ketentuan UU KIP. Transparansi yang dimaksud difokuskan pada pengelolaan
anggaran Kabupaten Malang. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Adapun indikator keterbukaan informasi (transparansi) yang dipakai yakni
ketersediaan informasi (di website induk Pemkot dan PPID), dan aksesibilitas informasi
(mudah dijangkau dan dapat diunduh). Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri website
induk pemerintah Kabupaten Malang dan PPID. Adapun dokumen pengelolaan anggaran sebagai
parameternya sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, dan
Instruksi Mendagri tentang Peningkatan Transparansi Anggaran Daerah.
1
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, dan Yayasan TIFA, Mengenal Undang-Undang Keterbukaan Informasi
Publik, Jakarta: LBH Masyarakat, 2010, hlm. 14.
Terlebih di era teknologi informasi menyediakan berbagai kemudahan penerapan
transparansi. Dalam konteks tata kelola pemerintahan dikenal dengan pemerintahan terbuka
(open government) yang erat kaitannya dengan penerapan electronic government (e-
Government). Adapun macam-macam e-Government ada banyak, beberapa contohnya
mengoptimalkan penggunaan website, media sosial, dan berbagai aplikasi tata kelola
pemerintahan lainnya. Ringkasnya, transparansi dapat diwujudkan melalui instrumen e-
Government. Adanya transparansi dapat meningkatkan kejujuran aparat pemerintah sekaligus
menumbuhkan efektifitas dan efisiensi kinerja yang mendorong akuntabilitas dan mencegah
praktik korupsi.2
Di lain sisi, konsep pemerintahan yang baik (good governance) yang sering digaungkan
menghendaki keseimbangan tiga aktor utama dalam Negara, yakni pemerintah, swasta, dan
masyarakat.3 Tujuannya agar terbangun sistem dimana masing-masing aktor tersebut bisa saling
mengawasi sekaligus bekerjasama demi kemajuan dan kesejahteraan bersama pula. Namun
relaitas saat ini menunjukkan hegemoni Negara dan swasta berlebihan. Sementara posisi rakyat
masih berada di titik lemah. Padahal di Negara demokrasi, jelas bahwa rakyat berdaulat. 4
Memperkuat posisi tawar rakyat harus terus diperjuangkan ke depan menjadi masyarakat
“madani” agar tercipta keseimbangan ketiga aktor. Untuk mencapai titik itu, adanya keterbukaan
informasi publik mejadi syarat utama dan mutlak. Memperbaiki kualitas keterbukaan informasi
publik menjadi agenda penting demi mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Adanya
inisiatif open data dari pemerintah sangat menentukan sebagai penyelenggara pemerintahan.5
Keterbukaan informasi publik merupakan ciri khas Negara hukum yang demokratis.
Setidaknya ada tiga isu besar yang turut mendorong lahirnya kesadaran atas kebutuhan
informasi, yaitu penegaan hak asasi manusia, upaya pemberantasan korupsi, dan tata kelola
pemerintahan yang baik.6 Untuk mewujudkannya kemudian dibentuk Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Intinya menegaskan bahwa hak untuk
memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia sebagai salah satu wujud dari kehidupan
2
Robert Klitgaard, 2009. Dalam Markus Simarmata, Peranan e-Government dan Media Sosial untuk Mewujudkan
Budaya Transparansi dan Pemberantasan Korupsi, Jurnal Integritas Volume 3 Nomor 2 - Desember 2017.
3
Azhar Kasim dkk., Merekonstruksi Indonesia: Sebuah Perjalanan Menuju Dynamic Governance, Jakarta: Kompas,
2015.
4
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5
Agie Nugroho Soegiono, Agenda Open Government: Memerangi Korupsi Melalui Inisiatif Open Data, Jurnal
Integritas Volume 3 Nomor 2 – Desember 2017.
6
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, dan Yayasan TIFA, Op., Cit. hlm. 14.
berbangsa dan bernegara yang demokratis. Secara universal keterbukaan informasi publik harus
disertai dengan penerapan prinsip, yakni maximum acces limited exemption (semua informasi
terbuka dan bisa diakses masyarakat); permintaan tidak perlu disertai alasan; mekanisme yang
sederhana, murah, dan cepat; informasi haru utuh dan benar; informasi bersifat proaktif; dan
perlindungan pejabat yang beritikad baik.7 Selanjutnya, dalam Pasal 3 menjelaskan tujuan
Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, yakni:8
a. Menjamin hak warga Negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alas an
pengambilan suatu keputusan;
b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan
pengelolaan Badan Publik yang baik;
d. Mewujudkan penyelenggaraan Negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan
efisien, akuntabel, serta dapat dipertanggungjawabkan;
e. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hajat hidup orang banyak;
f. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
g. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
Selain itu, Indonesia juga turut mendeklarasikan Open Government Indonesia (OGI) bagi
seluruh lembaga dan pemerintah. OGI mendorong adanya kolaborasi antara pemerintah dan
Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) untuk melahirkan ide dan aksi dalam mendorong nilai
transparansi, partisipasi, inovasi, akuntabilitas, dan inklusif guna menciptakan tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 9 Hasil penelitian Folscher
menyimpulkan kuntungan penerapan transparansi penyelenggaraan pemerintahan, yaitu:10
1. Identifikasi dini kekuatan dan kelemahan kebijakan sehingga dapat melakukan tindakan
perubahan cepat sesuai kebutuhan;
7
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, dan Yayasan TIFA, Op., Cit. hlm. 15.
8
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
9
Open Government Indonesia, 2020, diakses dari https://ogi.bappenas.go.id/SekilasOGI.php 8 September 2020.
10
Edwin Nurdiansyah, Keterbukaan Informasi Publik Sebagai Upaya Mewujudkan Transparansi bagi Masyarakat,
Jurnal Bhinneka Tunggal Ika Volume 3 Nomor 2 – November 2016, hlm 150.
2. Meningkatkan akuntabilitas pemerintah kepada publik, sekaligus sebagai modal
masyarakat untuk melaksanakan kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintahan sehingga
mencegah penyewengan kekuasaan dan mengekang tindakan korup;
3. Menumbuhkan kepercayaan publik terhadap pemerintah yang mempererat hubungan sosial
antara masyarakat dan pemerintah yang pada gilirannya masyarakat dapat memahami
kebijakan pemerintah dan bahkan mendukungnya;
4. Terbangunnya iklim perekonomian yang baik dalam suatu Negara atau daerah, karena
adanya pemahaman yang jelas terhadap kebijakan dan tindakan pemerintahan.
Secara falsafah dan landasan, Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik
danterbuknya OGI, serta hasil penelitian yang menunjukkan manfaat transparansi, baik bagi
kemajuan keterbukaan informasi publik di tanah air. Pertanyaan mendasarnya, sejauh mana
filosofi ideal yang disusun secara normatif tersebut diterapkan dalam penyelenggaraan
pemerintahan? Menarik dan penting dikaji lebih lanjut.
e-Government
13
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keunagan Daerah.
akuntansi yang berlaku, serta daftar asset dan investasi. Dari hasil penelusuran pada website
Pemerintah Kabupaten Malang, dari lima daftar data/dokumen yang diamanatkan wajib
disediakan secara berkala, tidak ada dokumen yang tersedia dan dapat diakses pada tahun 2020
(termutakhir). Menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang belum maju selangkah pun
dalam hal implementasi Keterbukaan Informasi Publik, khususnya berkaitan dengan anggaran
yang wajib diumumkan secara berkala. Hak asasi atas informasi publik tidak dipenuhi.
Landasan hukum yang lebih spesifik berpedoman pada Intruksi Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor:188.52/1797/SJ tentang Peningkatan Transparansi Pengelolaan
Anggaran Daerah. Ada 6 bagian yang wajib disediakan Pemerintah Daerah kabupeten/kota
berdasarkan intruksi mendagri tersebut. Jika dipilah berdasarkan dokumen pengelolaan
anggaran, maka jumlah data termutakhir yang wajib dipublikasikan serjumlah 11 buah.
Selanjutnya dokumen tersebut dipublikasikan secara berkala di website pemerintah daerah
spesifiknya pada menu yang diberi nama “Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah”. Berikut
dipetakan dalam bentuk tabel.
14
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2020.
15
Intruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor:188.52/1797/SJ tentang Peningkatan Transparansi
Pengelolaan Anggaran Daerah
menerapkannya sebagai langkah awal menerapkan transparansi, dan instrument mewujudkan
akuntabilitas dan melibatkan partisipasi publik di Kabupaten Malang.
Landasan Hukum:
UU KIP
PP 12 Pengelolaan
Keuangan Daerah
Intruksi Mendagri Berdasarkan UU KIP, Dokumen
Peningkatan Transparansi yang wajib disediakan dan
Anggaran Daerah diumumkan secara berkala: RKA,
LRA, Neraca, Laporan Arus Kas
Konten web
Transparansi
PP 12 Pengelolaan Keuangan
Daerah, keterbukaan yang
Transparansi memungkinkan masyarakat
Tersedia untuk mengetahui dan
Pengelolaan Anggaran mendapatkan akses informasi
seluas-luasnya tentang keuangan
daerah.
Aksesibilitas
Monitoring Perubahan
Berdasarkan Instruksi Mendagri,
Kebijakan
Dokumen yang wajib disediakan
dan diumumkan secara berkala di
Website “Transparansi”: RKA
SKPD, RKA PPKD, Ranperda APBD,
Skema Peningkatan Transparasni Anggaran Daerah Ranperda PAPBD, Perda APBD,
Pendidikan Publik: Hearing dgn OPD: Perda PAPBD, DPA SKPD, DPA
1. Diseminasi riset Walkot, PPID, PPKD, LRA SKPD, LRA PPKD, LKPD
2. Konten media Kominfo, BPKAD. Hasil LHP BPK.
sosial
Riset Keterbukaan
Informasi Publik
Akuntabilitas