A. Pendahuluan
Dewasa ini, dunia telah memasuki era masyarakat informasi (information society) dan
tentunya tak terkecuali Indonesia. Dalam era masyarakat informasi, manusia dalam
kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh informasi, mulai dari penciptaan, pengelolaan,
hingga penyebarluasan informasi. Tentunya hal tersebut juga akan mempengaruhi
perkembangan teknologi informasi yang saling beriringan demi memudahkan penciptaan,
pengelolaan, dan penyebarluasan informasi itu sendiri kepada masyarakat secara umum dan
luas.
Kebebasan informasi mulai serius dan makin banyak disorot oleh masyarakat
Indonesia untuk meminta pertanggungjawaban negara apa yang telah dilakukan kepada
mereka, akhirnya mulai banyak tuntutan untuk membuka informasi-informasi publik tersebut
secara luas. Hingga pada akhirnya tahun 2008, DPR secara resmi mengesahkan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. UU tersebut terbit
guna mengharapkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu juga keterbukaan informasi publik merupakan acuan bagi
Negara Indonesia yang memiliki dasar pemerintahan yang demokratis berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 28F yang berisi “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu elemen penting dalam
mewujudkan good governance dikarenakan pemerintahan yang tertutup sangat rawan terjadi
penyalahgunaan hingga pada akhirnya dapat menimbulkan korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN). Tujuan dari keterbukaan informasi publik ini juga sebagai kontrol oleh masyarakat
kepada pemerintah/badan publik dalam proses pengambilan keputusan, sehingga masyarakat
dapat merasa terlibat langsung dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin akan
berpengaruh baik secara langsung maupun secara tidak langsung kepada pribadi, lingkungan,
maupun secara luas sebagai Warga Negara Indonesia.
B. Isi
Dalam Pasal 2 UU No. 14 Tahun 2008 tentang KIP diatur terkait penyelenggaraan
informasi publik, yaitu : Pada dasarnya informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses
oleh setiap pengguna informasi, kecuali untuk informasi yang dirahasiakan sebagaimana
diatur oleh undang-undang, kepatutan dan kepentingan umum yang didasarkan pada
pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada
masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan pertimbangan untuk melindungi
kepentingan yang lebih besar. Setiap informasi publik harus dapat diperoleh oleh setiap
pemohon informasi publik dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana.
Keterbukaan akan informasi publik merupakan suatu kewajiban setiap badan publik
yang mana meliputi lembaga eksekutif, yudikatif, legislatif, serta penyelenggara negara
lainnya yang mendapatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan termasuk juga yaitu organisasi
nonpemerintah, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, seperti
lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, serta organisasi lainnya yang mengelola atau
menggunakan dana yang mana sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN atau APBD,
sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
Lalu apabila berbicara tentang informasi publik tentunya kita tidak dapat
memisahkannya dengan arsip, karena arsip merupakan rekaman dari suatu informasi yang
dapat berfungsi sebagai alat bukti hukum yang sah. Keberhasilan dalam penerapan UU KIP
harus didukung sistem manajemen kearsipan yang baik dan diterapkan di seluruh organisasi
badan publik. Selain itu, harus didukung oleh perubahan budaya dalam badan publik untuk
menjadi lebih terbuka dan transparan kepada masyarakat. Tanpa proses manajemen kearsipan
yang efektif & efisien, pemerintah tidak dapat menyediakan akses informasi yang dibutuhkan
masyarakat dan penerapan keterbukaan informasi publik menjadi tidak maksimal.
C. Penutup
Prabowo, R. D., Manar, D. G., & Adhi, S. (2014). Implementasi undang-undang keterbukaan
informasi publik dalam upaya mewujudkan good governance (kajian tiga badan publik:
Bappeda, Dpkad Dan Dinas Pendidikan Kota Semarang). Journal of Politic and Government
Studies, 3(3), 187-195.
Retnowati, E. (2012). Keterbukaan informasi publik dan good governance (antara das sein
dan das sollen). Perspektif, 17(1), 54-61.