Anda di halaman 1dari 3

Nama : Reynaldi Zulvaryan

NPM : 1806178822

KONTRIBUSI ARSIP DIGITAL PADA BIG DATA

Rangkuman Materi

Saat ini kita telah memasuki era revolusi industri 4.0 dimana pertumbuhan dan perkembangan
data yang sangat signifikan. Data-data yang jumlahnya sangat besar itu kemudian bisa disebut dengan
itilah Big Data. Dalam Big Data ada jenis data yang terstruktur dan jenis data yang tidak terstruktur,
dengan persentase 80% data terstruktur dan 20% data tidak terstruktur, contoh dari data-data tidak
terstruktur tersebut adalah sosial media.
Pada era revolusi industri 4.0 muncul istilah GLAM (Gallery, Library, Archive and Museum).
Nantinya diharapkan setiap instansi / organisasi dapat menerapkan GLAM didalam instansi /
organisasi masing-masing. GLAM sendiri dapat digunakan untuk branding / memperkanalkan karena
berhubungan dengan data tidak berstruktur perusahan. Sebagai contoh penerapan dari GLAM adalah
openglam.org dimana sudah banyak negara-negara yang bergabung dengan komunitas tersebut dan
menerapkannya di negaranya masing-masing. Contoh lain adalah negara Finlandia yang
mengembangkan aplikasi opensource yang bernama onesearch dengan website finna.fi. finna.fi sendiri
merupakan perpustakaan nasional finlandia yang dimana mereka sudah memakai konsep GLAM yang
didalamnya selain perpustakaan terdapat pula galeri, arsip, dan museum di website pencarian tersebut.
Onesearch di Indonesia belum terkoneksi dengan GLAM, baru terdapat di bidang perpustakaan,
padahal arsip merupakan konten terbesar dari big data.
Big Data memiliki volume yang sangat besar. Big Data tidak sekedar volumenya yang naik
dari tahun ke tahun tapi isinya hanya satu jenis, misalnya hanya film saja, itu tidak termasuk kedalam
big data tetapi hanya big volume. Big data juga harus bervariasi isi kontennya misalnya film, skrip,
komentar, foto, dll. Tiga kategori yang harus dipenuhi agar dapat disebut big data adalah volume yaitu
ukurannya besar dan diatas terabytes, kemudian velocity yaitu data bertambah sangat cepat dan tidak
berhenti atau betambah sedikit dan lambat, kemudian variasi yaitu datanya beragam dapat dalam
berbagai bentuk dan format serta dapat berstruktur ataupun tidak berstruktur. Kita dapat mengambil
contoh dari perpustakaan yaitu yang besar adalah Labrary of Congress yang tediri dari koleksi digital
15,3 juta, koleksi fisik berjumlah 32 juta dan video audio yaitu 6 juta. Perpustakaan mengelola data
yang terus bertambah dan berbagai format sehingga dapat disebut sebagai big data, jika hanya
mengelola buku saja atau bentuk fisik maka tidak perlu repot menyebutnya big data.
Salah satu contoh lain adalah dapat kita lihat salah satu masalah terbesar dari rumah sakit
yaitu medical record. Yang dimana kadang menjadi masalah adalah ketika mencari arsip dari suatu
pasien yang begitu lama sehingga si pasien pula harus ikut menunggu lama. Hal ini menjadi tantangan
yang besar bagi arsiparis ke depannya. Sehingga diharapkan di masa depan arsiparis tidak hanya
sekedar menginput atau mencari, tetapi juga turut serta dalam pembuatan sistem otomatis yang bisa
bekerja sama dengan ahli IT, dsb. Yang dibutuhkan tidak hanya dari sisi manajemen rekod tapi dari
sisi penggunannya, kita harus tau apa yang membuat pengguna mendatangi perpustakaan dan arsip.
Di dunia kearsipan ada satu opensource yang sangat populer yaitu ATOM. Sering ditemui
permasalahan dalam pemanfaatan koleksi digital yaitu Format non teks (image, audio, video)
membutuhkan teknologi indexing dan searching yang besar volumenya. Peneliti tidak mudah
mengakses dan menganalisis seluruh korpus koleksi digital, baru bisa mengakses satu per satu,
disinilah peran big data dalam menyelesaikan permasalahan dari kurangnya pemanfaatan dalam
koleksi digital. Kemudian pemfaatan big data dalam perpustakaan dan kearsipan juga memiliki tujuan
yaitu :
- Mengelola data internal perpustakaan yang tidak bisa diproses menggunakan sistem
database trandisional (berbasis SQL).
- Memproses koleksi digital yang memiliki karakteristik big data.
- Mengorelasikan data internal dengan data eksternal yang relevan.
- Memudahkan publik dan peneliti mengakses keseluruhan koleksi digital baik terstruktur
maupun tak terstruktur dengan mudah dan cepat.
- (Opsional) Mengumpulkan dan menyajikan opini publik di media online dan sosial terkait
semua aspek dalam SDGs.
Membicarakan tentang big data kita harus menyadari posisi kita dimana dalam proses life
cycle big data, sistem big data yang besar menjadi tidak bisa jadi apa-apa jika tidak ada sub-datanya
jika datanya kecil big data tidak dapat masuk, data dapat menjadi data internal dan data eksternal,
mejadi arsiparis yang ahli metadata yang dikelola dan dapat terhubung dengan banyak hal dan dapat
disajikan dengan baik, ini menjadi peran big data engineer yang menjadi peran arsiparis juga. Daur
hidup big data ini dapat digunakan dimanapun dan dapat diterapkan, salah satunya dalam manajemen
rekodnya, kemudian dalam penyimpanan menjadi peran big data engineer melalui sistem, inputnya
berasal dari arsiparis sebagai penginput, dan hanya metadata kita dapat olah banyak.
Analisis Individu

Kuliah umum kontribusi arsip digital pada big data yang disampaikan oleh Ismail Fahmi
memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan arsip elektronik yang dipelajari pada mata kuliah
Pengantar Arsip Elektronik. Arsip digital dalam kuliah umum tersebut bisa juga disebut atau sama
dengan istilah dari arsip elektronik. Karena arsip digital merupakan arsip yang terlahir dari digital
ataupun melalui proses digitalisasi. Arsip elektronik/arsip digital merupakan salah satu penyumbang
terbanyak dari Big Data. Variasi format dalam arsip menjadi penting karena suatu metadata harus
terdiri dari berbagai variasi, kemudian dalam mata kuliah PAE kita mengetahui bentuk arsip digital
atau elekronik dapat berupa audio visual.
Keterkaitan lain ada dalam proses dalam bekerja, dimana arsiparis diharapkan tidak
hanya menginput metadata namun juga menganalisis dan menggambarkan suatu metadata menjadi
penggambaran yang dapat dimengerti oleh banyak orang. Dalam kuliah umum kita dijabarkan tentang
sistem informasi kearsipan yang didasarkan pada AtoM, disini kita mengenal developernya merupakan
dari konsultan, di mata kuliah PAE ada struktur organisasi IT yang dapat dimiliki organisasi atau
dengan bantuan pihak eksternal seperti konsultan, maka keterkaitan mata kuliah PAE dapat
dihubungkan dengan bagaimana suatu organisasi membuat, mengembangkan dan mengelola sistem
informasinya, apakah pihak konsultan atau dari internal organisasi tersebut.
Mata kuliah PAE menjabarkan fungsi arsip elektronik dalam organisasi, apakah untuk bukti,
transaksi atau korespondensi, dalam kuliah umum kita dijabarkan tentang GLAM disini kita
mengetahui bahwa organisasi membutuhkan arsip untuk menjalankan roda organisasi dan
membutuhkan arsiparis dalam pengelolaannya.
Dan keterkaitan yang terakhir adalah dari pembahasan dari arsip elektronik dan arsip digital
itu sendiri, dimulai dari penciptaan apakah born digital atau melalui digitalisasi, pengelolaan dan
pemanfaatan metadata, pengindeksan, dan pembuatan sistem informasi kearsipan, yang dimana
semuanya berhubungan dengan organisasi IT.

Anda mungkin juga menyukai