Anda di halaman 1dari 5

NAMA: RISMA YAYU ANDARA

NIM : 1825041020

KONSENTRASI : TKJ (BIG DATA AND CLOUD COMPUTING)

LATIHAN ULANGAN

1. Jelaskan Pengertian Big Data Menurut Ed Dumblil, Victoria Louise Lemieux dan St. Nath ?
Jawab:
Menurut Edd Dumbill
“Big data is data that exceeds the processing capacity of conventional database systems.
The data is too big, moves too fast, or doesn‟t fit the strictures of your database
architectures. To gain value from this data, you must choose an alternative way to process
it.”
Menurut Victoria Louise Lemieux
“At what volume data become big remains an open question, however, with some
suggesting that it comprises data at the scale of exabytes, while others argue for
zettabytes or yottabytes.”
Menurut St. Nath
“Big data is an evolving term that describes any voluminous amount of structured, semi-
structured and unstructured data that has the potential to be mined for information.”

2. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan data ?


Jawab:
Data merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari fakta-fakta untuk memberikan
gambaran yang luas terkait dengan suatu keadaan. Seseorang yang akan mengambil
sebuah kebijakan atau keputusan umumnya akan menggunakan data sebagai bahan
pertimbangan. Melalui data seseorang dapat menganalisis, menggambarkan, atau
menjelaskan suatu keadaan.

3. Jelaskan secara singkat pengertian dari informasi ?


Jawab:
Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan diolah sedemikian
rupa sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dipahami dan memberikan manfaat bagi
penerimanya.

4. Jelaskan sejarah dari big data mulai dari tahun 1944 ?


Jawab:
Sejarah Big Data
1944 Fremont Rider, Pustakawan universitas Wesleyan. Dia memperkirakan bahwa
Perpustakana yang ada di amerika serikat ukurannya meningkat dua kali lipat setiap 16
tahun
1961 Derek Price. Dia mendiagramkan pertumbuhan pengetahuan ilmiah dengan cara
melihat jumlah pertumbuhan jurnal ilmiah dan makalah
1967 B.A. Marron dan P.A.D. De Maine menerbitkan "Automatic data compression"
dalam Komunikasi dari ACM, yang menyatakan bahwa "ledakan informasi” tercatat
dalam beberapa tahun terakhir membuatnya penting bahwa persyaratan penyimpanan
untuk semua informasi harus dijaga agar tetap minimum.
1971 Arthur Miller Menulis dalam “The Assault on Privacy” menyatakan, "Terlalu
Banyak informasi. Pengurus tampaknya mengukur seorang pria seimbang dengan jumlah
bit kapasitas penyimpanan berkas itu akan mengisi."
1975 Departemen Pos dan Telekomunikasi di Jepang mulai melakukan Arus
Informasi Sensus, pelacakan volume informasi yang beredar di Jepang (ide pertama kali
diusulkan dalam makalah 1969)
1980 I.A. Tjomsland memberikan ceramah berjudul "Where do we go from here?"
Di IEEE Keempat Symposium on Mass Storage Systems, dia mengatakan "Mereka yang
terkait dengan perangkat penyimpanan lama menyadari bahwa Hukum parkinson Pertama
dapat diparafrasekan untuk menggambarkan Industry kami 'Data mengembang untuk
mengisi ruang yang tersedia'.

1981 Kantor Pusat statistic hungaria memulai proyek penelitian untuk menjelaskan
informasi indsutri negara, termasuk mengukur Volume informasi dalam bit.
1983 Ithiel de Sola Pool menerbitkan "Pelacakan Arus Informasi" di Science.
Melihat tren pertumbuhan di 17 Media komunikasi utama 1960-1977, ia menyimpulkan
bahwa "kata-kata yang tersedia untuk Amerika (di atas usia 10) melalui media ini
tumbuh pada tingkat 8,9 persen per tahun, kata-kata benar benar hadir untuk dari media
tersebut tumbuh hanya 2,9 persen per tahun, Pada periode pengamatan, sebagian besar
pertumbuhan arus informasi adalah karena pertumbuhan penyiaran, Tapi menjelang
akhir periode [1977] situasi berubah: media point-to-point yang tumbuh lebih cepat dari
penyiaran.".

Pada tahun 2005 Roger Mougalas dari O‟Reilly Media menciptakan istilah Big
Data untuk pertama kalinya, hanya setahun setelah mereka membuat istilah Web 2.0. Itu
mengacu pada serangkaian data besar yang hampir tidak mungkin untuk mengelola dan
memproses dengan menggunakan tools business intelligence tradisional.
2005 merupakan tahun ketika Hadoop dibuat oleh Yahoo! dibangun di atas
MapReduce milik Google. Hal tersebut merupakan tujuan untuk melakukan index
terhadap seluruh data World Wide Web dan saat ini Hadoop sebagaiopen-
source digunakan oleh banyak organisasi untuk menyimpan data dalam jumlah besar.
Seiring banyak jejaring sosial yang mulai bermunculan, Web 2.0 mulai semakin populer
dan lebih banyak data dihasilkan setiap harinya. BanyakStartup mulai menggunakan data
yang sangat besar dan juga bidang pemerintahan mulai bekerja menggunakan proyek Big
Data. Pada tahun 2009 pemerintah India memutuskan untuk mengambil iris scan, sidik
jari, dan juga foto dari 1.2 juta penduduk. Semua data tersebut disimpan
dalamdatabase biometrik terbesar di dunia.
Pada tahun 2010 Eric Schmidt berbicara pada konfrensi Techonomy di Lake
Tahoe, California dan dia menyatakan bahwa “terdapat 5 exabytes informasi yang dibuat
oleh seluruh dunia diantara awal peradaban dan tahun 2003. Sekarang jumlah yang sama
tersebut dibuat setiap dua hari.”
Pada tahun 2011 McKinsey pada seminar Big Data: The next frontier for
innovation,competition, and productivity, mengatakan bahwa pada tahun 2018 Amerika
Serikat sendiri akan menghadapi kekurangan 140.000-190.000 data scientist dan juga 1.5
juta data managers.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah Startups Big Data terus berkembang
dalam jumlah besar, semua mencoba untuk menghadapi Big Data dan membantu
organisasi-organisasi untuk memahami Big Data dan semakin banyak perusahaan yang
secara perlahan mengadopsi dan bergerak ke arahBig Data. Walaupun Big Data telah ada
sejak lama, faktanya Big Data ada ketika internet ada pada tahun 1993. Revolusi Big
Data ada dihadapan kita dan masih banyak perubahan yang akan terjadi pada tahun-tahun
mendatang. (Disadur dari tulisan Mark Van Rijmenam, CEO Datafloq).

5. Bagaimana perkembangan big data di dalam era modern ?


Jawab:

Di era digital yang dipenuhi teknologi modern ini, volume data berkembang dengan
sangat eksponensial atau pesat. Dan data-data yang ada juga hadir dari berbagai sumber,
mulai dari log files, data sensor, sosial media, file audio dan video, atau bahkan data dan
informasi dari perusahaan besar.
Rangkaian dan kumpulan data itulah yang kini akrab disebut dengan istilah Big Data.
Dan pengelolaan Big Data yang tepat akan mampu menghasilkan analisis yang valid atas
sebuah fenomena dan permasalahan, baik itu untuk perusahaan ataupun organisasi. Untuk
itu dalam ulasan kali ini akan kami berikan sedikit informasi seputar implementasi Big
Data Indonesia dalam teknologi modern. Berikut ulasan lengkapnya:

Fraud Detection & Prevention

Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, maka siapapun kini bisa


memaksimalkan kegunaannya. Dan yang menjadi permasalahan adalah, apabila teknologi
informasi ini disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan hal-
hal yang merugikan. Seperti misalnya kejahatan finansial, pelanggaran protokol dan
database internet, klaim penipuan, dan berbagai pelanggaran lainnya yang kerap menimpa
perusahaan atau organisasi.

Atas permasalahan inilah Big Data perlu dimaksimalkan kinerja dan potensinya untuk
terus mengawasi aktivitas dalam jaringan internet. Dengan himpunan Big Data yang
valid, perusahaan mampu menyimpan riwayat data dengan lebih aman ke dalam satu
sistem cloud dengan akses dan tingkat keamanan jaringan yang tinggi.

Customer Priority

Teknologi modern saat ini harus bisa dimaksimalkan oleh perusahaan atau para pelaku
usaha untuk memudahkan konsumen. Dan dengan hadirnya sistem Big Data maka
seluruh data konsumen bisa terekam secara real time. Ini akan bermanfaat untuk proses
analisis data yang valid dan cepat. Hasil dari implementasi analisis data konsumen ini
akan memberi output berupa langkah kongkrit yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan.

Recommendation Engines

Big Data adalah jawaban atas kebutuhan bisnis di era digital yang ingin mencoba hyper-
personalization dengan recommendation engines tools untuk meningkatkan ketepatan
waktu atas setiap produksi dan penjualan. Dan ini merupakan peluang untuk
meningkatkan penjualan silang demi menghasilkan efisiensi kerja dan profit yang
berlipat.

Social Media Movement

Sekarang ini, sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui gaya hidup
konsumen dan target pasar. Perusahaan harus bisa berinteraksi dengan para konsumen
lewat berbagai hal, seperti sosial media misalnya. Dan dalam proses interaksi ini, Big
Data akan berperan dalam merekam setiap jejak digital konsumen atau calon konsumen.
Sehingga Anda mengetahui siapakah orang yang berminat dengan usaha Anda dan
bagaimana langkah yang harus diambil untuk meningkatkan minat tersebut menjadi
„action‟ sehingga jumlah pelanggan pun meningkat.
Start Up Media

Big Data adalah salah satu hal paling penting yang harus dikuasai oleh perusahaan start
up, baik yang sudah besar dan memiliki banyak investor ataupun mereka yang masih
berkembang. Implementasi Big Data akan merekam aktifitas mesin pencarian internet
untuk kemudian Anda ketahui aktifitas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Dengan mengetahui hal-hal yang sedang trending saat ini, maka Anda juga bisa
meningkatkan kedekatan dengan konsumen. Seperti misalnya membuat konten yang
relevan dengan kejadian terkini atau menghadirkan produk yang sesuai dengan hasil
analisis trend pasar melalui Big Data.

Anda mungkin juga menyukai