Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN INOVASI DALAM PENGELOLAAN ARSIP

INAKTIF PADA RECORD CENTER (UNIT KEARSIPAN)

Kelas B Kelompok 1
Ni Putu Putri Dharma Anjani (1806178721)
Reynaldi Zulvaryan (1806178822)
Octavia Cahya Antika (1806178495)
Naufal Al Daffa (1806178715)
Daffa Rafly Azhari (1806237586)
Bayusakti Langittimur Winarno (1806178671)

MANAJEMEN REKOD DAN ARSIP

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS INDONESIA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap instansi baik instansi pemerintah maupun swasta memerlukan data dan
informasi, salah satu sumbernya adalah arsip. Arsip merupakan salah satu factor yang
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan di suatu instansi. Arsip adalah lembaran –
lembaran warkat yang disimpan karena mempunyai nilai kegunaan sejarah, hukum, dan
pertanggungjawaban organisasi (Widjaja, 1993 : 2)

Mengingat pentingnya arsip maka perlu ada pengelolaan arsip, penataan arsip atau
yang bisa disebut juga manajemen kearsipan yang tepat dan efisien sehingga dapat menjamin
ketersediaan informasi secara cepat, tepat, dan berkualitas. Pengelolaan arsip harus
memperhatikan sistem yang paling sesuai dengan keadaan suatu instansi, dengan penataan
arsip yang tepat akan memudahkan dalam penemuan kembali arsip. Meskipun arsip berperan
penting dalam suatu instansi tapi pada saat ini masih banyak pengelolaan arsip yang baik
tidak diperdulikan dengan berbagai alasan. Masih banyak arsip yang ditemui dalam keadaan
tertumpuk didalam gudang maupun disekitar ruang kerja sehingga arsip tersebut rusak dan
sulit untuk ditemukan. Kurangnya kesadaran diri para pegawai akan pentingnya arsip,
kurangnya tenaga ahli dibidang kearsipan serta keterbatasan sarana dan prasarana yang
menjadi buruknya pengelolaan arsip di beberapa instansi pemerintah maupun swasta.

Dari masalah – masalah yang sering terjadi di record center dalam pengelolaan arsip
inaktif, sehingga menjadi alasan makalah ini dibuat dalam mengembangkan inovasi untuk
mengatasi masalah yang ada. Sekaligus menjadi analisa calon para arsiparis muda untuk
mampu menghadapi masalah yang akan dihadapi di dunia kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktikum Pengelolaan Arsip Inaktif,
makalah ini juga disusun dengan maksud sebagai penambah informasi yang dikeluarkan
lewat tulisan tulisan yang terdapat pada makalah ini dan berharap penyusun memberikan
informasi dalam makalah ini yang isinya tentang bentuk inovasi apa saja yang sudah ada
dalam pengelolaan arsip inaktif. Semakin banyak mendapatkan informasi semakin banyak
pula ilmu yang didapatkan.Tujuan dari penyusunan makalah ini, supaya penyusun dan
pembaca dapat mengetahui juga memahami mengenai keseluruhan materi tentang arsip
inaktif dan juga unit kearsipan. Selain memberikan informasi, penyusun dan pembaca dapat
memperoleh ilmu pengetahuan baru yang menyangkut bentuk inovasi yang telah ada pada
unit kearsipan (record center) dalam mengelola arsip inaktif.

1.3 Masalah yang Diangkat

Masalah yang diangkat pada penulisan laporan ilmiah ini garis besarnya adalah
tentang Inovasi dalam Pengelolaan Arsip Inaktif pada Record Center. Dalam penulisan
laporan ini, ada tiga hal yang akan dibahas, yaitu diantaranya :

A. Pengertian Arsip Inaktif


B. Pengertian dan Konsep Pusat Arsip/Records Center
C. Inovasi Dalam Pengelolaan Arsip Inaktif di Records Center

Tujuan untuk dijelaskannya kembali tentang pengertian arsip inaktif, adalah untuk
me-refresh pemahaman kita terhadap apa yang dimaksud dengan arsip inaktif, kemudian pada
bagian Pengertian dan Konsep Pusat Arsip/Records Center, akan dijelaskan apa itu Pusat
Arsip/Records Center. Dan yang terakhir adalah tentang Inovasi Dalam Pengelolaan Arsip
Inaktif di Records Center, apa saja inovasi-inovasi yang berkembang pada dunia kearsipan
seiring berjalannya roda kehidupan manusia, dikaitkan dengan teori-teori pendukung oleh
sumber yang valid.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arsip Inaktif

Arsip dinamis (records) terdiri dari arsip aktif dan arsip inaktif. Manajemen arsip aktif
sebagaimana telah dibahas dalam mata kuliah tersendiri menekankan pada pengelolaan
berkas yang masih dipergunakan dalam penyelesaian pekerjaan. Sedangkan manajemen arsip
inaktif menekankan pengelolaan arsip untuk kepentingan referensi, bukti hukum atau alasan
lain. Sering kita temukan kondisi keberadaan arsip di suatu unit kerja dalam suatu instansi
masih terdapat arsip baik yang digunakan dalam proses penyelesaian pekerjaan maupun arsip
yang sudah jarang atau bahkan tidak lagi digunakan untuk kepentingan penyelesaian
pekerjaan. Kondisi ini pada umumnya disebabkan karena satu sisi unit kerja memiliki
kekuatiran yang berlebihan karena tidak ingin kehilangan satu dokumen pun dari seluruh
arsip yang tersimpan sebagai antisipasi unit kerja untuk selalu dapat menyediakan arsip
apabila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pimpinan instansi. Di sisi lain pengelola arsip masih
sering kurang memahami fungsi arsip bagi kepentingan penyelesaian pekerjaan suatu unit
kerja atau bagi kepentingan referensi kegiatan instansi. Untuk kepentingan terakhir ini
merupakan fungsi arsip dinamis yang sudah menjadi arsip inaktif.

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip Pasal 1


menyebutkan bahwa yang dimaksud arsip inaktif adalah arsip dinamis yang frekuensi
penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun. Dari pengertian ini
berarti arsip inaktif adalah arsip yang sudah jarang digunakan bagi kepentingan pelaksanaan
kegiatan instansi. Pemahaman pengertian arsip inaktif demikian juga diutarakan oleh Jay
Kenneday (1998:151) bahwa “Inactive records are those records which are seldom accessed
but which must be retained for occasional reference, or meet statutory retention requirements,
or for there long-term value for legal or other reasons”. Arsip inaktif adalah arsip yang jarang
dipergunakan tetapi harus disimpan untuk kepentingan referensi sewaktu-waktu diperlukan,
atau untuk memenuhi persyaratan retensi sesuai ketentuan, atau karena memiliki nilai jangka
panjang, nilai hukum dan alasan lainnya.
Terdapat 3 langkah penting dalam menjamin agar arsip inaktif suatu organisasi
terkelola dengan cara yang tepat bagi kepentingan manajemen dan pengguna (Jay Kenneday,
1998), yaitu:

1. Pengembangan Jadwal Retensi Arsip (JRA) JRA dipergunakan untuk


menjamin agar arsip tersimpan dalam jangka waktu tertentu, dan dapat pula
digunakan sebagai dasar untuk melakukan pemindahan arsip dari ruang kantor
yang biayanya mahal ke lokasi yang lebih murah.
2. Menentukan Media Arsip Perlu dibuat suatu keputusan apakah arsip akan
disimpan dalam media kertas, film, microfilm, magnetic atau media optik.
Meskipun ada keuntungan menyimpan arsip dalam microfilm dan teknologi
komputer namun kebanyakan instansi masih suka menyimpan arsip dalam
media kertas karena bentuk ini paling murah.
3. Menentukan Fasilitas Penyimpanan Bagaimana memilih tipe fasilitas
penyimpanan yang paling tepat bagi instansi, berapa biaya dan rencana
fasilitas in-house, metode apa yang aman digunakan untuk memusnahkan
arsip, merupakan langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan fasilitas
penyimpanan arsip.

Langkah-langkah tersebut perlu diperhatikan oleh pengelola arsip inaktif mengingat


persentase jumlah total arsip inaktif suatu instansi memiliki persentase paling besar jika
dibandingkan dengan fungsi arsip lainnya. Betty R Ricks (1998:267) menyebutkan jumlah
total arsip inaktif 40% dengan 10 persennya merupakan arsip bernilai jangka panjang (lihat
Diagram Distribusi Status Arsip), arsip aktif 25% dan sisanya 35% arsip yang tidak bernilai
guna serta dapat dimusnahkan.

Diagram Distribusi Status Arsip


Manajemen arsip inaktif/Pengelolaan arsip inaktif merupakan suatu aktivitas
sekelompok orang yang dilandasi pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab untuk
melakukan pengelolaan arsip inaktif dengan sumber daya yang dimiliki sehingga mencapai
tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Tiga langkah penting dalam
mengelola arsip inaktif organisasi secara tepat bagi kepentingan manajemen dan pengguna
yaitu: pengembangan jadwal retensi arsip, penentuan media penyimpanan dan penentuan
fasilitas penyimpanan arsip inaktif.

2.2 Pengertian dan Konsep Pusat Arsip/Records Center

Pusat arsip adalah suatu gedung dan/atau fasilitas yang dirancang dan dibangun secara
khusus untuk menyimpan dan memberikan layanan arsip inaktif bagi kepentingan manajemen
instansi atau perusahaan dengan cara cepat, tepat dan biaya yang murah.

Pusat arsip merupakan fungsi layanan yang harus menyediakan bahan referensi,
bahan pengambilan keputusan maupun bukti hukum bagi kepentingan manajemen instansi
atau perusahaan. Berdasarkan fungsi ini ada tiga kondisi atau tipe pusat arsip menurut Ira A
Penn (1992:198), yaitu tipe minimal storage (pusat arsip minimal), standard inventory control
storage (pusat arsip dengan pengendalian inventaris standar), dan full reference storage (pusat
arsip layanan referensi penuh).

1. Minimal Storage
Tipe Pusat Arsip ini, juga dikenal sebagai suatu tempat penyimpanan sementara,
digunakan secara sederhana untuk menyimpan materi arsip yang sedang menunggu
penilaian atau pemusnahan. Pelayanan sedikit atau tidak dilakukan sama sekali selain
hanya untuk memperoleh file dan naskah yang diperlukan untuk
pengecekan/konsultasi. Pusat arsip tidak memiliki daftar atau indeks materi selain dari
arsip yang asli diperoleh dari ketika arsip aktif. Bok umumnya hanya ditandai dengan
petunjuk isi dan tanggal penilaian atau penyusutan. Arsip ini biasanya dicatat oleh
petugas pusat arsip karena diperoleh dari petugas unit kerja yang memiliki arsip.
Pusat arsip penyimpanan sementara merupakan bagian integral unit organisasi
penciptanya di bawah pengendalian unit arsip departemen
2. Standard Inventory Control Storage
Tipe Pusat Arsip ini merupakan penyimpanan yang dilakukan dengan cara tradisional
dalam manajemen pusat arsip. Tujuan utamanya adalah mempertanggungjawabkan
penyimpanan arsip setiap waktu. Prosedur pengendalian inventaris dilakukan secara
manual, otomasi atau gabungan. Meskipun demikian tidak ada satu pun cara yang
terbaik, selain prosedurnya yang sederhana dan harus mencapai tujuan.
3. Pusat Arsip Layanan Referensi Penuh
Pusat arsip tipe ini banyak dilakukan oleh biro jasa komersial yang menyediakan jasa
penyimpanan dan layanan secara menyeluruh kepada pelanggan. Sejumlah negara
khususnya Canada dan Amerika mengoperasikan pusat arsip pemerintah dengan
menyediakan layanan yang sangat tinggi pada tipe ini. Persyaratan detail harus
dipenuhi sebelum pusat arsip menerima arsip untuk disimpan, termasuk penggunaan
formulir pengiriman, penerimaan dan jadwal informasi dokumen (kompilasi daftar
dan indeks), penggunaan bok arsip yang standar, dan mengacu pada jadwal
pengendalian arsip.

Pada jenisnya pusat arsip dibedakan menjadi dua, yaitu pusat arsip yang dikelola
sendiri dan pusat arsip yang dikelola oleh jasa penyimpanan arsip inaktif. Pusat arsip yang
dikelola sendiri adalah apabila suatu instansi atau perusahaan membuat pusat arsip baik
memanfaatkan tempat (ruangan) yang tersedia di lingkungan kantor (on-site strorage)
maupun membangun secara terpisah di luar kantor (off-site storage) untuk menyimpan arsip
inaktifnya.. Sedangkan pusat arsip yang dikelola jasa komersial adalah apabila suatu
perusahaan memiliki gedung dan/atau fasilitas penyimpanan, pengamanan dan layanan arsip
inaktif untuk memberikan jasa penyimpanan dan layanan arsip inaktif bagi perusahaan atau
instansi lain.

2.3 Inovasi Dalam Pengelolaan Arsip Inaktif di Records Center

Pada sub-bab ini akan membahas tentang pengembangan inovasi dalam pengelolaan
arsip inaktif di Record Center, dalam hal tersebut kita ketahui bahwa sulit sekali mengetahui
atau mengembangkan inovasi yang kita punya pada kearsipan, karena dalam bidang
kearsipan kita tidak bisa banyak memberi masukan, dan saat ini kearsipan lebih mengarah
dan mempunyai aturan tersendiri sehingga ketika kita ingin mengembangakan suatu inovasi
akan menjadi sulit dan kemungkinan untuk menggunakan inovasi kita hanya sedikit. Tetapi
dalam hal tersebut tidak ada salahnya untuk mencoba mengembangkan suatu hal pada bidang
kearsipan.
Pengembangan inovasi dalam pengelolaan arsip inaktif bisa dalam bentuk berbagai
hal kita akan membahas hal tersebut satu-persatu sebagai berikut :

1. Pengembangan Inovasi Mengenai Pengetahuan Lintas Generasi Teknologi


Pada Unit Kearsipan
Kita semua sangat sadar bahwa di semua organisasi kita, salah satu faktor
pendorong inovasi yang paling signifikan adalah teknologi digital; khususnya
evolusi cepat teknologi yang menghubungkan kita dan yang memberi kita
kekuatan komputasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi
interkonektivitas dan daya komputasi perlu digabungkan dengan sesuatu yang
lain untuk menciptakan nilai: mereka membutuhkan data. Mereka perlu
memanfaatkan sumber daya informasi yang tersedia dalam volume yang
semakin meningkat. Sekali lagi, arsip inaktif merupakan hal yang sangat
penting. Agar sebuah organisasi berjalan dengan baik, ia harus memiliki
manfaat penuh dari memori korporatnya sendiri. Agar pengelolaan arsip
inaktif dapat berjalan dengan baik dan sesuai kebutuhan , maka harus
melakukan kegiatan digitalisasi. Mendigitalkan konten arsip secara ideal
dalam bentuk yang sepenuhnya dapat ditelusuri, atau mendigitalkan deskripsi
item tingkat bahan arsip, untuk memastikan keberadaannya menjadi perhatian
para pekerja pengetahuan dalam organisasi saat ini dan di tempat di mana ia
berada. diperlukan untuk berperan dalam proses inovatif. Namun sebagai
arsiparis kita harus ingat bahwa teknologi datang dan pergi. Seiring waktu,
teknologi disusul oleh perkembangan baru dan menjadi usang. Namun yang
sebaliknya berlaku untuk arsip; seiring waktu arsip mengumpulkan lebih
banyak catatan dan informasi yang sangat bernilai; dan bukannya menjadi
usang, mereka menghargai nilainya. Karena itu kita harus mengembangkan
program digitalisasi kita kurang seperti teknisi komputer dan lebih seperti
arsiparis yang dapat mengelola arsip konvensional juga. Digitalisasi arsip
inaktif pada unit kearsipan harus merupakan tindakan pelestarian, penerapan
teknik, dan standar yang memastikan materi arsip dapat bertahan dari generasi
teknologi saat ini dan siap untuk dibawa ke masa depan. Pelestarian digital
tidak pernah selesai, ini adalah aktivitas konstan yang memelihara catatan hari
ini dalam keadaan yang dapat diakses oleh masa depan.
2. Pengembangan Inovasi Dalam Bidang Sistem Informasi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pengembangan kearsipan sudah
merembet ke ilmu teknologi, saat ini pengelolaan kearsipan dapat dilakukan
menggunakan SIKD yang telah disediakan oleh Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI). SIKD digunakan untuk arsip dinamis berarti arsip inaktif
juga masuk kedalamnya, karena tidak semua perusahaan bisa menggunakan
SIKD maka kita dapat membuat sistem informasi kearsipan yang dapat
digunakan perusahaan lain. Untuk membuat Sistem Informasi Kearsipan ini
dapat menggunakan database MySql dan MariaDB Database sistem kearsipan
merupakan suatu rancangan aplikasi atau sistem yang memudahkan dalam
penyimpakan arsip secara digital. Tujuan dari pembuatan program aplikasi e-
arsip menggunakan microsoft office access adalah untuk mempermudah
penyampaian materi praktik kearsipan elektronik (e-arsip). Untuk
penyimpanannya dapat menggunakan metode Penyimpanan arsip dinamis
secara elektronik dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu:
1). Online atau terkoneksi, maksudnya adalah tempat simpan arsip dinamis
sudah tidak membutuhkan interaksi manusia. Pengguna dapat langsung
mengambilnya tanpa perlu adanya bantuan dari pihak lain. Cara penyimpanan
seperti ini untuk dinamis aktif.
2). Offline atau terputus, maksudnya adalah tempat simpan arsip dinamis
harus membutuhkan interaksi manusia. Pengguna tidak bisa mengambil
sendiri, melainkan harus meminta bantuan dari pihak lain karena diperlukan
adanya registrasi dan administrasi lainnya misalkan surat ijin dari pemilik
arsip. Cara penyimpanan seperti ini untuk tempat simpan dinamis statis.
3). Nearline atau semi terkoneksi, maksudnya adalah tempat simpan arsip
dinamis masih sedikit membutuhkan interaksi manusia, tetapi tidak diperlukan
registrasi maupun administrasi. Cara penyimpanan seperti ini digunakan untuk
tempat simpan arsip dinamis inaktif.
Sistem Informasi Kearsipan yang dibuat ini sangat mempermudah unit
kearsipan karena dengan adanya sistem informasi ini akan mempermudah
dalam pengelolaan dan penemuan Kembali arsip, jika seseorang ingin
meminjam arsip maka tidak perlu repot-repot mencari lewat buku, hanya
dengan mengetik keywordnya/satu atau beberapa kata tangkap maka arsip
tersebut akan muncul.
3. Mendukung Budaya Inovasi Terbaru Mengenai Kearsipan di Unit Kearsipan
Khususnya Pada Arsip Inaktif
Kita harus percaya bahwa agar arsip mendukung inovasi, kita harus
mengadopsi dan mempraktikkan budaya inovasi agar muncul inovasi baru
untuk arsip inaktif pada unit kearsipan. Kita harus menggunakan imajinasi dan
kreativitas kita untuk mempromosikan arsip yang kita kelola, untuk digunakan
dengan cara yang baru dan menarik. Sebagai arsiparis, dapat dipahami bahwa
nilai arsip tidak ada dalam satu catatan tunggal, melainkan agregasi koleksi,
dan hubungan yang ada di antara catatan. Integritas arsip dipertahankan
dengan memperhatikan kelestarian sumber asli dan asli. Dalam hal ini kita
harus membuka hal yang baru hingga teknologi baru yang membuat barang-
barang dalam koleksi kami dapat ditemukan dengan cara baru dan menarik;
misalnya melalui teknologi visualisasi data, analisis data, dan metode akses
non-tradisional lainnya pada arsip inaktif. Mengizinkan orang untuk mencari
arsip dengan alat-alat ini dapat menyinggung konsep catatan tradisional kita
dalam konteks, tetapi di sisi lain penemuan satu dokumen dalam arsip dapat
membuka pintu untuk penelitian lebih lanjut oleh seseorang yang sebaliknya
tidak akan menyadari peluang besar menunggu dalam kearsipan.
4. Membuat Peralatan dan Tempat Penyimpanan Arsip Inaktif
Inovasi yang terakhir adalah membuat peralatan penyimpanan arsip inaktif,
seperti yang kita ketahui bahwa arsip inaktif merupakan arsip yang
penggunaannya sudah menurun masih banyak yang langsung membuang arsip
yang penggunaannya sudah menurun karena menurut mereka arsip tersebut
sudah tidak terpakai lagi, seharusnya arsip inaktif diletakan ditempat yang
sesuai yaitu tempat penyimpanan arsip, tempat penyimpanan arsip harus
mudah diakses dan ditempat yang relative aman , untuk sarana pendukungnya
dapat menggunakan filing cabinet, lemari arsip bergerak (Roll O’pack), lemari
arsip tidak bergerak dan rak arsip rotary units (Rak Berputar) atau dapat
membuat sarana penyimpanan yang baru seperti arsip inaktif dapat disimpan
di suatu ruangan yang hanya khusus untuk penyimpanan arsip inaktif, tidak
digabung dengan arsip yang lain.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pembahasan ini sebagai berikut: dalam records center
mempunyai layanan yang harus menyediakan bahan referensi, bahan pengambilan keputusan
maupun bukti hukum bagi kepentingan manajemen instansi atau perusahaan yaitu tipe
minimal storage (pusat arsip minimal), standard inventory control storage (pusat arsip dengan
pengendalian inventaris standar), dan full reference storage (pusat arsip layanan referensi
penuh) dan memberikan kemudahan penggunaan dan kebermanfaatan dalam melakukan
pengelolaan arsip inaktif

Secara umum bahwa perlu adanya pemikiran ulang terhadap fungsi dan peranan
organisasi kearsipan yang terdiri atas unit kearsipan pusat dan lembaga kearsipan.
pengembangan inovasi dalam pengelolaan arsip inaktif bisa mengenai Pengetahuan Lintas
Generasi Teknologi Pada Unit Kearsipan, Pengembangan inovasi dalam bidang Sistem
Informasi, Mendukung Budaya Inovasi Terbaru Mengenai Kearsipan di Unit Kearsipan
Khususnya Pada Arsip Inaktif, dan Membuat Peralatan dan Tempat Penyimpanan Arsip
Inaktif

Pemanfaatan sistem informasi kearsipan bagi pengelola arsip dalam pengelolaan arsip
inaktif karena telah mampu mempercepat dan mempermudah pekerjaan, meningkatkan
kinerja yang menjadikan produktivitas pekerjaan membaik. Dengan bantuan sistem informasi
kearsipan Kemudahan penggunaan sistem informasi kearsipan meliputi kemudahan dalam
memahami dan mempelajari sistem informasi kearsipan, kemudahan pengendalian, sistem
informasi kearsipan yang sederhana, jelas, mudah dipahami, fleksibel, dan mudah untuk
dapat menguasai sistem tersebut secara cepat

Sistem informasi kearsipan menjadi sarana penunjang dengan berbagai manfaat,


pemanfaatan sistem informasi kearsipan antara lain: melakukan penomoran definitif, sebagai
pengganti jadwal retensi arsip untuk menentukan masa simpan arsip, sarana temu kembali
arsip, dan sebagai database arsip inaktif yang dimiliki
3.2 Saran

1. Dalam pengembangan inovasi Sumber Daya Manusia harus dapat dilihat


kemampuan tenaga kearsipan baik teknis maupun pengetahuannya tentang
Kearsipan
2. Perlu memperhatikan dalam pengembangan Sistem Informasi kearsipan
Dalam pengelolaan arsip (records management) suatu organisasi diperlukan
perangkat lunak (software) agar management arsip dapat berjalan lancar
3. Tempat penyimpanan arsip harus sesuai dengan prosedur penyimpanan
bagaimana semestinya arsip disimpan dengan baik dan benar
SUMBER REFERENSI

D., B. A. (2009, Desember 7). Manajemen Arsip Inaktif. Diambil kembali dari The Time:
http://baiq-afma-a-d.blog.ugm.ac.id/tag/arsip-inaktif/

Nahariyah, Y. N. (2016, Oktober 1). Implementasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis


(SIKD) dalam Pengelolaan Arsip Dinamis di Subbag Umum dan Kepegawaian
Bappeda Provinsi Jawa Tengah. Diambil kembali dari Neliti:
https://www.neliti.com/id/publications/209142/implementasi-sistem-informasi-
kearsipan-dinamis-sikd-dalam-pengelolaan-arsip-din

Ramanda, R. S. (2015). ANALISIS PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF TERHADAP


TEMU KEMBALI ARSIP DI PUSAT ARSIP (RECORD CENTER) POLITEKNIK
NEGERI SEMARANG. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 3-4.

Theimer, K. (2014, Juni 1). Management Innovative Practices for Archives and Special
Collections. Diambil kembali dari Rowman and Littlefield:
https://rowman.com/ISBN/9780810890954/Management-Innovative-Practices-for-
Archives-and-Special-Collections

Widjaja, A. (1993). Administrasi Kearsipan: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persaja.

Anda mungkin juga menyukai