Anda di halaman 1dari 6

BAB III

MEKANISME AKUNTABILITAS
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sector public yang akuntabel maka meknisme
akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi, yauitu
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum
2. Akuntabilitas proses
3. Akuntabilitas program
4. Akuntabilitas kebijakan
B. MEKANISME AKUNTABILITAS BIROKRASI INDONESIA
Akuntabilitas tidak akan mungkin terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas,alat
akuntabilitas antara lain:
1. Pernecanaan Strategis ( strategic plans )
2. Kontrak kerja
3. Laporan kinerja

C. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG AKUNTABEL


1. Kepemimpinan :
pemimpin memainkan peranan penting dalam menciptakan akuntabilitas.sehingga
dapat memberikan co dan korupsintoh yg baik bagi yang lainnya. Sehingga tercipta
penilaian yang adil dan bijaksana.
2. Transparasi :
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antarnkelompok internal
dan eksternal
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam pengambilan keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pemimpin
3. Integritas :
Dengan adanya integritas institusi dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan
kepada public
4. Tanggung jawab:
Bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakuakan karena
adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
a. Responsibility perseorangan
b. Responsibility institusi
5. Keadilan :
Ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaaan dan
kredibilitas organisasi,
6. Kepercayaaan :
Rasa keadilan akan menimbulkan kepercayaan . lingkungan akuntabel tidak akan
lahir dari hal hal yang tidak bisa dipercaya.
7. Keseimbangan :
Kewenangan akan meningkatkan kinerja, yang memerlukan perubahan dan akan
menghasilkan harapan diamana harus diseimbangakn dengan sumberdaya
manusianya.
8. Kejelasan :
Mengetahui dengan jelas tentang kewenangan ,peran dan tanggung jawab juga misi.
9. Konsistensi :
Tidak adanya konsistensi dapat mengakibatkan lemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota.

D. LANGKAH – LANGKAH YANG HARUS DILAKSANAKAN DALAM


MENCIPTAKAN FRAMEWORK AKUNTABILITAS

Untuk menciptakan framework Akuntabilitas, langkah yang harus dilakukan adalah


1. Tentukan tanggungjawab dan tujuan
2. Rencanakan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
3. Lakukan nimplementasi dan monitoring kemajuan
4. Berikan laporan secara lengkap
5. Berikan evaluasi dan masukan perbaikan.
BAB IV

A. Indikator Keberhasilan
Peserta diharapkan dapat memiliki pemahaman atas ranah dan kasus umum yang terkait dengan
penerapan akuntabilitas secara menyeluruh dalam organisaasi.

B. Transparansi dan Akses Informasi


Keterbukaan informasi merupakan standar normatif untuk mengukur legitimasi sebuah
pemerintahan yang senantiasa harus terbuka kepada rakyat, dapat berupa pemberian dukungan,
penolakan, maupun evaluasi terhadap kebijakan.
Ketersediaan informasi publik tertuang dalam UU No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
Pasal 3 UU No 14 Tahun 2008 tercantum beberapa tujuan:
1. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan dan program kebijakan
publik, serta proses dan alasan pengambilan keputusan publik.
2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik
3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan
badan publik yang baik
4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik (transparan, efektif dan efisien, akuntable,
dapat dipertanggung sjawabkan)
5. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa
7. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi dilingkungan badan publik untuk
menghasilkan layanan informasi

Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/ atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan
badan publik lainnya yang sesuai dengan UU serta informasi lainnya yang berkaitan dengan
kepentingan publik (Pasal 1 ayat 2)
Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan
tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah, atau organisasi non pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/ atau anggaran pendapatan dan belanja daerah,
sumbangan masyarakat dan/ atau luar negeri (Pasal 1 ayat 3)
Prinsip paling universal:
- Maksimum Access Limited Exemption (MALE)
Informasi bersifat terbuka dan bisa diakses masyarakat. Informasi bisa dikecualikan
hanya bila dibuka, merugikan kepentingan publik. Pengecualian itu terbatas. Artinya,
hanya informasi tertentu yang dibatasi, dan pembatasan tidak permanen.
- Permintaan tidak perlu disertai alasan
Informasi bisa diakses tanpa disertai suatu alasan.
- Mekanisme sederhana, murah, cepat
Nilai dan kegunaan informasi sangat ditentukan oleh konteks waktu. Karena bisa tertutup
informasi yang baru
- Informasi harus utuh dan benar
Jika tidak benar dan utuh, khawatirnya menyesatkan pemohon
- Informasi proaktif
Badan publik wajib menyampaikan jenis informasi tertentu yang penting diketahui
publik. Misalnya informasi tanda bahaya atau bencana alam akan disampaikan badan
publik tanpa ditanyakan.
- Perlindungan pejabat yang beretikat baik
Pejabat publik yang memberi informasi ke masyarakat harus dilindungi jika beritikat baik

Atas prinsip tersebut semua PNS berhak memberikan informasi. Pejabat publik yang
paling mampu dan berwenang memberi akses informasi publik adalah Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi. Tugas mayoritas ASN dalam informasi adalah berwenang
memberi informasi yang dibutuhkan pimpinan untuk menunjang tugasnya.
Aturan Terkait:
- Pasal 28 UUD 1945
- Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)
- UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Hak atas Informasi lingkungan hidup
- UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
- UU Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
KKN
- UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
- UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
C. Praktik Kecurangan (Fraud) dan Perilaku Korup
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk
publik. Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang haru sdipatuhi oleh
para pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
Diskresi administrasi menjadi starting point bagi masalah moral atau etika dalam dunia
administrasi publik (Rohr (1989: 60 dalam keban 2008: 166). Penyalahgunaan wewenang akan
berdampak pada praktek kecurangan (fraud). Pada umumnya fraud terjadi karena tiga hal yang
dapat terjadi secara bersamaan yaitu:
- Peluang untuk melakukan fraud
- Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud
- Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud
Faktor-faktor penentu keberhasilan pembangunan etika perilaku dan kultur organisasi yang
anti kecurangan antara lain:
- Komitmen dari top manajemen dalam organisasi
- Membangun lingkungan rganisasi yang kondusif
- Perekrutan dan promosi pegawai
- Pelatihan nilai-nilai organisasi atau entitas dan standart-standart pelaksanaan
- Menciptakan saluran komunikasi yang efektif
- Penegakan kedisiplinan
D. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara
Hampir semua instansi pemeritah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti telepon,
komputer, internet, rumah dinas, dan kendaraan dinas. Kesemuanya itu dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan organisasi dalam melayani publik. Fasilitas publik tersebut dilarang
penggunaannya untuk kepentingan pribadi.
Hal-hal tersebut biasanya sudah diatur secara resmi oleh berbagai aturan dan prosedur yang
dikeluarkan pemerintah/ instansi. Setiap PNS haus memastikan bahwa :
- Penggunaannya diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku
- Penggunaannya dilakukan secara bertanggung jawab dan efisien
- Pemeliharaan fasilitas secara benar dan tanggung jawab
E. Penyimpanan dan penggunaan data dan informasi pemerintah

Suatu Organisasi akuntabel berkewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data
yang dibutuhkan oleh masyarakat, pembuat kebijakan, pembuat informasi dan lembaga
pemerintah lainnya. Dalam hal ini adalah bagaimana pemerintah atau aparatur dapat menjelaskan
semua aktivitasnya dengan memberikan data dan informasi yang akurat terhadap apa yang telah,
yang sedang dan yang akan mereka kerjakan.
Informasi dan data yang disimpan dan digunakan harus sesuai dengan prinsip sebagai berikut:
1. Relevan Information
2. Reliable Information
3. Understandable Information
4. Comparable Information
F. Konflik Kepentingan

Adalah situasi yang timbul dimana tugas publik dan kepentingan pribadi bertentangan.
Tipe-tipe Konflik Pribadi (ada 2 jenis)
1. Keuangan
Penggunaan sumber daya lembaga untuk kepentingan pribadi
2. Non Keuangan
Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri atau orang lain
Konsekuensi Kepentingan Konflik
1. Hilangnya/berkurangnya kepercayaan pegawai dan stakeholders
2. Memburuknya reputasi pribadi/ institusi
3. Tindakan indisipliner
4. Pemutusan hubungan kerja
5. Dapat dihukum baik perdata atau pidana

Anda mungkin juga menyukai