Anda di halaman 1dari 6

MAHIR BACA EKG (Bagian 1)

Oleh: dr. Ragil Nur Rosyadi, SpJP


EKG atau elektrokardiogram merupakan suatu gambaran yang menunjukkan aktivitas listrik
yang terjadi pada jantung. Dalam membaca EKG yang baik perlu diperhatikan beberapa hal
penting yaitu: (1) irama, (2) rate, dan (3) axis. Yang akan dibahas terlebih dahulu adalah
irama dan rate dalam membaca suatu EKG.
1). Irama
Irama pada EKG terjadi akibat adanya aktifitas listrik pada atrium (yang tergambar sebagai
gelombang P) dan aktifitas listrik dari ventrikel (tergambar QRS dan T).
Oleh karena gelombang P merupakan interpretasi dari aktifitas listrik dari atrium, setiap
kelainan yang terjadi pada atrium akan tergambarkan dengan adanya abnormalitas pada
gelombang P. Demikian juga apabila terjadi suatu kelainan aktivitas listrik pada ventrikel,
maka akan terlihat dari adanya abnormalitas pada gelombang QRS dan T pada EKG.
Irama normal dari jantung dikenal dengan nama irama sinus. Pada irama ini ditemukan
gambaran gelombang P yang diikuti oleh gelombang QRS. Apabila gelombang P tidak
terlihat atau mungkin ditemukan jumlahnya banyak namun kurang jelas serta tidak diikuti
oleh gelombang QRS pada suatu gambaran EKG, maka ini dikatakan sebagai irama yang
bukan sinus.
Contoh:

Gambar pada contoh di atas termasuk irama sinus karena pada EKG ini gelombang P selalu
diikuti gelombang QRS.
Latihan soal
Tentukan gambaran EKG di bawah ini termasuk Sinus atau Non-Sinus

1.

Jawaban: Sinus, karena terlihat gelombang P yang diikuti gelombang QRS.

2.

Jawaban: Bukan sinus, karena gelombang P pada EKG ini tidak terlalu jelas, kecil-kecil,
banyak dan tiap gelombang P tidak diikuti oleh QRS.
3.

Jawaban: Bukan sinus, karena tidak terlihat gelombang P juga QRS-nya.

2). Rate
Selanjutnya dalam menilai suatu gambaran EKG yang perlu dilakukan ialah menghitung rate
gelombangnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menghitung rate, namun ada
2 cara yang disarankan disini karena dinilai lebih sederhana dan mudah dimengerti. Sebelum
menghitung rate gelombang, yang juga penting diketahui adalah kecepatan rekaman kertas
dari EKG yang digunakan. Kecepatan normal yang sering dipakai (default) adalah 25mm/s.
Sehingga disini diasumsikan kecepatan rekaman kertas EKG yang digunakan adalah 25mm/s.
Seperti yang disebutkan sebelumnya ada 2 cara mudah dalam menghitung rate, yaitu:
1. Cara Pertama: 300 dibagi jumlah kotak besar (jarak gelombang R ke R)
Contoh:

Pada contoh EKG ini terdapat 3 buah kotak besar, oleh karena itu cara menghitung rate-nya
ialah:
300/3 (jumlah kotak besar) = 100x/ menit
Cara ini disarankan untuk kasus EKG yang sifatnya non-aritmia (irama reguler), dimana jarak
antar gelombang R ke R masih sama.
Latihan soal:
Tentukan berapa rate EKG berikut.
1.

Jawaban: 300/4 = 75x/ menit


2.

Jawaban: 300/4.5 = 65x/ menit


3.

Jawaban: 300/1.5 = 200x/ menit

2. Cara kedua: 10 dikali jumlah gelombang QRS pada 30 kotak besar.


Pada cara ini dihitung terlebih dahulu kotak besar yang ada hingga mendapat 30 kotak.
Selanjutnya tentukan ada berapa banyak gelombang QRS dalam 30 kotak tadi.
Contoh:

Pada contoh ini terdapat 8 gelombang QRS pada 30 kotak besar, sehingga cara menghitung
rate-nya yaitu:
10 x 8 (jumlah gelombang QRS) = 80x/ menit
Cara ini disarankan pada kasus-kasus EKG yang sifatnya aritmia (irama irreguler) dimana
jarak antar gelombang R ke R tidak sama.
Latihan soal:
Tentukan berapa rate EKG berikut.

Jawaban: 6 QRS x 10 = 6x/ menit

Anda mungkin juga menyukai