Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KEBIJAKAN PUBLIK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UU
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK BAGI
PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
(BAD LUCK)
disusun oleh

Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK 2

1. Ririn Kurnia Anu Payong (2203010203)


2. Agnes Stefani Koten ( 2203010222 )
3. Gracia Alexandria Aurelia Jebe Dawan (2203010211)
4. Agnes Dai Wayong Naen(2203010220)
5. Jeskhial Marton Raga Namu (2203010216)
6. Vebry Devini Wihelmina Bullu (2103010237)
7. Anasthasya Tri Syafianingrum (2203010209)
8. Tendi Witarto U. M. Liwu(2203010201)
BAB II MASALAH
(PROGRAM)
KEBIJAKAN
LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(UU KIP) merupakan upaya penyelenggara negara untuk memastikan
terpenuhinya hak publik terkait informasi. Dan, salah satu elemen penting
dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik
untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(Penjelasan UU KIP).
Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik dirancang sebagai alat kontrol
penyelenggaraan Negara, Badan Publik, Lembaga Negara, Organisasi agar
penyelenggaraan dan penggunaan anggaran yang bersumber dari APBN dan
atau APBD menuju pengelolaan yang bersih, transparan dan akuntabel (good
govermance). Era keterbukaan informasi dan transparansi pengelolaan
pemerintahan dan keuangan menjadi trend baru di era reformasi.
HASIL USAHA ATAU EVALUASI YANG
SUDAH DILAKUKAN

Pada pasal 17, diberi ruang perlindungan informasi yang tidak bisa dipublikasikan
(informasi yang dikecualikan), dengan alasan membahayakan kepentingan Negara, hak
pribadi, berdasarkan Undang-Undang, atau informasi tersebut telah lolos pengujian
informasi yang dikecualikan. Pengujian informasi harus dilakukan oleh tim yang telah
dibentuk.
TAKSIRAN DAN KESIMPULAN HASIL EVALUASI
TERDAHULU (EFEKTIF DAN ATAU EFISIEN)

Pelaksanaan KIP yang baik tentunya merupakan tugas yang cukup berat bagi pemerintah
yang mana pada era sebelumnya ini merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan.
Pemerintah atau badan publik wajib melaksanakan ini dengan menyiapkan diri dengan
sebaik-baik, seperti menyiapkan SDM yang berkualitas, menyediakan sarana dan prasarana
yang mendukung pelaksanaan UU KIP. Pemerintah atau Badan publik harus memiliki SDM
yang memiliki pengetahuan yang luas tentang KIP. Setiap pemrintah atau badan publik
harus menyiapkan front desk untuk pelayanan informasi, memiliki website sebagai media
untuk menyebarluaskan informasi kepada publik, menyediakan informasi sesuai dengan UU
KIP, baik informasi yang serta merta, setiap saat, maupun informasi secara berkala di media
website badan publik. Tidak hanya itu, UU KIP juga mewajibkan Pemerintah untuk
menampilkan Laporan dan program kerja didalam website.
ARTI PENTING SITUASI
PERMASALAHAN

Pengertian informasi publik seperti yang tersirat di UU KIP nomor 14 tahun 2008 perlu
dipahami lebih dulu agar tidak terjadi salah tafsir. Informasi menurut UU KIP 14 tahun
2008 adalah keterangan, pernyataan gagasan, dan pesan baik data, fakta maupun
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai
kemasan dan format sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
elektronik maupun nonelektronik. Sedang yang dimaksud Informasi Publik adalah
informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim dan/atau diterima oleh suatu
Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan Negara dan
penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Udang ini serta
informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
TEORI PENDUKUNG

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK (UU KIP) DI


INDONESIA DIDUKUNG OLEH BERBAGAI TEORI YANG BERKAITAN DENGAN TATA KELOLA
PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE), DEMOKRASI, DAN HAK ASASI
MANUSIA.
BERIKUT ADALAH BEBERAPA TEORI PENDUKUNG DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UU
KIP BAGI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DI INDONESIA:
1. TEORI DEMOKRASI
2. TEORI HAK ASASI MANUSIA (HAM)
3. TEORI AKUNTABILITAS PUBLIK
4. TEORI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
5. TEORI AKSES TERHADAP INFORMASI
IMPLEMENTASI UU KIP DI INDONESIA MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI BERBAGAI
PIHAK, TERMASUK PEMERINTAH, MASYARAKAT SIPIL, DAN MEDIA, UNTUK MEMASTIKAN
BAHWA INFORMASI PUBLIK DAPAT DIAKSES DENGAN MUDAH DAN DIGUNAKAN SECARA
EFEKTIF DALAM MENDUKUNG PROSES DEMOKRASI DAN PEMBANGUNAN.
PENDEKATAN DAN
METODE ANALISA
Berikut adalah beberapa pendekatan dan
metode analisis yang relevan:
a. Pendekatan :
1. Pendekatan Partisipatif
2. Pendekatan Berbasis Hak
b. Metode Analisis :
3. Pendekatan Holistik
1. Analisis Kebijakan
2. Analisis Stakeholder
3. Evaluasi Program
4. Studi Kasus
5. Analisis Hukum
PELAKU-PELAKU UTAMA
YANG TERLIBAT

Dalam pelaksanaan undang-undang


Keterbu kaan Publik terdapat dua belah p
ihak pada posisi berbeda yakni pihak y ang
menerima informasi dengan pi hak yang
meneyediakan informasi. Pihak yang
berkewajiban menyediakan informasi
disebut Badan Publik.
TUJUAN DAN MANFAAT
PENULISAN
Manfaat
Tujuan 1. Manfaat Akademis
1. Untuk mengetahui seperti apa a. Menjadi bahan referensi dalam perkembangan ilmu
administrasi publik, khususnya studi tentang
dampak positif daru UU KIP bagi implementasi Kebijakan Publik.
pemerintah dan masyarakat. b. Kajian ini dapat menjadi rekomendasi untuk diteliti
lebih dalam lagi khususnya terkait UU Keterbukaan
2. Untuk mengetahui seperti apa Informasi Publik.
dampak positif daru UU KIP bagi 2. Manfaat Praktis
Hasil makalah ini dapat menjadi tambahan
pemerintah dan masyarakat pengetahuan mengenai UU KIP dan bagaimana dampak
positif dan negatifnya bagi pemerintah dan masyarakat.
PENGUKURAN EFEKTIVITAS
DAN EFISIENSI
Dalam studi evaluasi ini, pengukuran efekti vitas
didasarakan pada implementasi kebijakan UU
Keterbukaan Informasi Publik telah mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sedangkan
pengukuran efisiensi adalah apakah terdapat tujuan
tersebut telah dipilih prosedur – prosedur yang tepat.
BAB III ALTERNATIF
(PROGRAM)
KEBIJAKAN
Deskriptif (Penjelasan) Alternatif
Pemecahan Masalah

Dengan adanya UU KIP, Badan publik diwajibkan menyediakan informasi secara


terbuka kepada publik melalui media yang telah diatur sesuai dengan undang-undang
yang berlaku. Ada beberapa dampak positif UU KIP, seperti transparansi dan
akuntabilitas badan-badan publik, akselerasi pemberantasan KKN, optimalisasi
perlindungan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik, persaingan usaha
secara sehat, terciptanya pemerintahan yang baik dan tata kelola badan-badan publik
dan akselerasi demokratisasi. Keterbukaan informasi publik yang dijalankan dengan
baik oleh Pemerintah/Badan publik akan menjadi media promosi seperti iklan, bahkan
kemampuanya akan melampaui bombastisnya iklan dimedia massa. Selain
mendukung tranparansi dan partisipasasi masyarakat dalam pengelolaan dan
pembangunan, KIP akan menjadi bentuk promosi atau pencitraan yang sangat baik
bagi pemerintah atau badan publik.
Analisa Kelebihan dan Kelemahan Alternatif
Pemecahan Masalah (analisis SWOT)

S (KEKUATAN) W (KELEMAHAN)
1. Landasan Hukum yang Kuat 1. Keterbatasan Sumber Daya
2. Peningkatan Transparansi 2. Ketidakseimbangan Informasi
3. Partisipasi Masyarakat yang Lebih 3. Penyalahgunaan Informasi
Aktif 4. Kesadaran dan Pendidikan Masyarakat
4. Tuntutan Masyarakat akan 5. Kebijakan dan Regulasi yang Lemah
Transparansi
5. Dukungan Internasional
6. Peran Media
Analisa Kelebihan dan Kelemahan Alternatif
Pemecahan Masalah (analisis SWOT)
O (PELUANG)
Dampak positif :
T (ANCAMAN)
1. Transparansi dan Akuntabilitas yang meningkat;
Ancaman dari Dampak Positif yang Tidak
2. Partisipasi Masyarakat yang Aktif;
Terwujud :
3. Peningkatan Kualitas Keputusan;
1. Kurangnya Transparansi dan
4. Pemberdayaan Masyarakat;
Akuntabilitas
2. Partisipasi Masyarakat yang Terbatas
Dampak Negatif :
3. Kurangnya Pemberdayaan Masyarakat
1. Penyalahgunaan Informasi
Ancaman dari Dampak Negatif yang Tidak
2. Ketidakseimbangan Informasi
Teratasi:
3. Kurangnya Kepercayaan Publik
1. Penyalahgunaan Informasi
4. Keterbatasan Akses Dan Kapasitas
2. Ketidakseimbangan Informasi
3. Kurangnya Kepercayaan Publik
BAB IV
REKOMENDASI
KEBIJAKAN
Kriteria Atau Langkah-Langkah Rekomendasi
Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarakan pembahasan pada bab sebelumnya, diketahui kriteria atau langkah –


langkah rekomendasi alternatif pemecahan masalah dalam studi evaluasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Kesesuaian dengan Tujuan Kebijakan
2. Efektivitas
3. Efisiensi
4. Kesesuaian dengan Konteks Lokal
5. Dampak Jangka Panjang
ADA
PERTANYAAN?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai