Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AGRIBISNIS BERKELANJUTAN TERHADAP INTERRELASI


SISTEM BIOINDUSTRI MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Agribisnis Berkelanjutan (C)
Dosen : Prof. Dr. Ir. Rahmawaty Andi Nadja. MS.

Disusun oleh : Kelompok 2


APRILYANTI G021211002
NURUL HUSNA G021211010
YUYU SANTI G021211011
ANANDA PUTRI JUNIASRINA G021211016
NURUL WAHDANIYAH G021211024
NURFADILLA G021211037
NURLIA AZZAHRA G021211056
MEILINDA NURSARI G021211118
FATMAWATI G021211146
SARINA G021211150

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami psnjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agribisnis
Berkelanjutan Terhadap Interrelasi Sistem Bioindustri Menuju Indonesia Emas 2045”
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Agribisnis
Berkelanjutan.

Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca


khususnya di bidang Agribisnis. Kami juga berharap pembaca dapat lebih mengetahui
dan memahami bagaimana peran agribisnis terhadap sistem bioindustri menuju
Indonesia Emas 2045.

Kami juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan


terlibat dalam pembuatan makalah ini, terkhusus kepada ibu Prof. Dr. Ir. Rahmawaty
Andi Nadja. MS. yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah
kami.

Kritik dan saran sangat kami harapkan agar kami dapat mengembangkan
penulisan makalah. Kami menyadari masih ada kesalahan dalam makalah ini, maka
kami sebagai penulis kami meminta maaf sebesar-besarnya.

Makassar, 06 Maret 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................ i

Daftar Isi...................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1.3 Tujuan............................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan..................................................................................................... 3
2.1 Pertanian Berkelanjutan.................................................................................... 3
2.2 Agribisnis Berkelanjutan................................................................................... 4
2.3 Interrelasi antara Agribisnis Berkelanjutan terhadap Sistem Bioindustri Menuju
Indonesia Emas 2045......................................................................................... 5
2.4 Sistem Pertanian Maju dalam Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.................. 8

Bab III Penutup......................................................................................................... 11


3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................................ 11

Daftar Pustaka........................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian berkelanjutan memiliki arti bahwa pertanian berlangsung secara
terus-menerus hingga ke masa yang akan datang dalam jangka waktu yang tak
terhingga. Pertanian berkelanjutan mengharuskan bahwa usaha pertanian yang
dilakukan selalu memberi keuntungan secara ekonomi, dapat diterima dan memberikan
manfaat bagi masyarakat secara sosial, serta mempertahankan kelestarian sumber daya
agroekosistem (ramah lingkungan). Oleh karena itu, pertanian berkelanjutan memiliki
tiga syarat yang harus terpenuhi secara bersamaan, yaitu keberlanjutan ekonomi,
keberlanjutan sosial-budaya dan keberlanjutan lingkungan (Simatupang, 2015).
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki posisi dam peran yang
sangat strategis dalam bidang pertanian untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang
memiliki daya saing yang tinggi sebagai visi utama pembangunan pertanian, serta
mampu mencapai kemandirian dan ketahanan pangan serta energi. “Terwujudnya
sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat
dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati dan kelautan tropika”,
merupakan visi utama pembangunan pertanian berbasis pertanian bioindustri
berkelanjutan yang tercantum dalam dokumen Strategi Induk Pembangunan Pertanian
(SIIP) 2015-2045. Konsep biorefinery yang dapat mengoptimalkan konversi biomassa
yang meminimalisir input energi dan konsep zero waste untuk menghasilkan bahan
pangan dan nonpangan yang memiliki nilai ekonomis tinggi telah diterapkan dalam
pelaksanaan visi tersebut (Elizabeth, 2018).
Untuk mencapai visi tersebut, beberapa penjabaran misi dalam pembangunan
pertanian antara lain (1) mengembangkan kegiatan ekonomi input produksi, informasi,
dan teknologi dalam Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, dan (2)
mengembangkan sistem penelitian untuk pembangunan Pertanian Bioindustri
berorientasi inovasi pertanian spesifik lokasi, pemgembangan sumberdaya manusia

1
yang berkualitas, peningkatan entrepreneur pertanian, dan penguatan modal sosial.
Pembangunan pertain harus sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu
mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, bermartabat, adil dan makmur. SIPP
disusun dengan perspektif pertanian Indonesia yang mandiri, maju, bermartabat, adil
dan makmur.
Pembangunan bioindustri yang dekat dengan sumber biomassa merupakan
langkah awal yang strategis dalam meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan
sekaligus mengurangi ketergantungan pengolahan hasil pertanian pada energi fosil
melalui pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber energi untuk pengolahan serta
memudahkan siklus unsur hara budidaya pertanian yang dapat mengurangi biaya untuk
pengadaan input nutrisi eksternal. Peningkatan pendapatan pelaku usaha tani sangat
penting sebagai landasan membangun pemahaman dan keyakinan pelaku usaha tani
tentang peran strategis dan dampak positif yang diberikan interaksi hayati dalam
menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pertanian berkelanjutan?
2. Apa yang dimaksud dengan agribisnis berkelanjutan?
3. Bagaimana interrelasi antara agribisnis berkelanjutan terhadap sistem Bioindustri
Menuju Indonesia Emas 2045?
4. Bagaimana sistem Pertanian Maju dalam Pertanian Bioindustri Berkelanjutan?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca
mengenai interrelasi antara agribisnis berkelanjutan terhadap sistem Bioindustri
Menuju Indonesia Emas 2045 terutama pada sistem Pertanian Maju.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pertanian Berkelanjutan


Pertanian adalah kegiatan utama masyarakat desa yang diusahakan dalam skala
kecil, kurang tangguh dan lemah (Riyadi, 2003). Diharapkan melalui pembangunan
agribisnis yang terpadu, maka pengelolaan sumber daya yang terbatas dapat dilakukan
secara optimal, menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif, mengurangi disparitas
antara desa dan kota serta berdampak juga pada tumbuhnya perekonomian desa yang
mandiri dan berkelanjutan. Untuk dapat berkelanjutan (Wunderlich, 2006) yang paling
penting untuk diperhatikan adalah adopsi praktik rantai pasokan yang berkelanjutan
baik berkelanjutan secara sosial, lingkungan dan ekonomi dari produksi komoditas
dan perdagangannya.
Dalam bukunya yang berjudul “GETTING AGRICULTURE MOVING”, A.T
Mosher menjelaskan bahwa pembangunan pertanian adalah merupakan suatu bagian
yang tidak terpisahkan dari pada pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum.
Dimana pembangunan pertanian memberikan sumbangan kepadanya serta menjamin
bahwa pembangunan menyeluruh akan benar-benar bersifat umum yang bidang
geraknya mencakup penduduk yang hidup dengan bertani yang besar jumlahnya dan
untuk beberapa tahun yang akan datang untuk di berbagai negara akan terus hidup
dengan bertani.
Pertanian berkelanjutan merupakan sistem pertanian terintegrasi yang
menekankan untuk tidak bergantung terhadap bahan-bahan kimia sintesis agar lebih
menjamin hasil yang terpelihara, dengan input yang lebih murah, dan masalah
lingkungan teratasi sehingga akan menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu lama
serta memelihara kesehatan dan kualitas lingkungan. Pertanian berkelanjutan
(Sustainable Agricultural) diartikan dalam konteks sebagai kemampuan agar dapat
produktif sekaligus tetap mempertahankan basis sumber daya tanpa merusak.

3
Konsep pertanian berkelanjutan sendiri berorientasi pada tiga dimensi
keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan
sosial manusia (people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet). Ketiga dimensi
tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus dipertimbangkan
secara berimbang.

2.2 Agribisnis Berkelanjutan


Pada awalnya konsep agribisnis (Zylbersztajn, 2017) adalah konsep dimana
pertanian merupakan bagian dari sebuah bisnis. Dimana petani kecil merupakan bagian
dari sistem seperti sebuah korporasi besar, bukanlah bertujuan untuk membuat
munculnya konflik antara korporasi besar dengan petani kecil. Menurut Azahari, 2000
Tantangan agribisnis masa depan adalah era keterbukaan yang membuat semakin
tingginya tingkat persaingan di sektor pertanian. Maka persaingan pun menjadi
semakin sulit. Dengan demikian pendekatan pemberdayaan petani pun dilakukan
dengan pendekatan yang melalui market orientation atau berorientasi pasar (Castle,
2011; Azahari, 2000; Zylbersztajn, 2017). Hal tersebut dapat dilakuakan
melalui kemitraan.
Agribisnis berkelanjutan didefinisikan sebagai pengelolaan sumber daya
pertanian untuk memenuhi perubahan kebutuhan manusia sekaligus mempertahankan
atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Menurut
Yazrial (2016), agribisnis berkelanjutan merupakan suatu implementasi dengan konsep
pembangunan berkelanjutan dimana ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
kesejahteraan masyarakat yang dimulai dengan bertani secara luas. Kegiatan ini
biasanya dilakukan melalui peningkatan dalam hal produksi pertanian (kuantitas dan
kualitas) dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
Agar tidak tertinggal dalam persaingan bebas (Riyadi, 2003) maka
pembangunan agribisnis dilakukan dengan optimalisasi produksi komoditas unggulan
melalui kesatuan agribisnis yang tak terpisahkan. Sehingga dapat menciptakan nilai
tambah dan meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk itu pembangunan agribisnis

4
membutuhkan koordinasi, sinkronisasi, kerja sama melalui kemitraan antarpelaku agar
tujuan mulia tersebut dapat tercapai. Kemitraan tersebut (Castle, 2011) dapat dilakukan
dengan kolaborasi antara institusi publik dan individu atau organisasi yang
terintegrasi secara terpadu.

2.3 Interrelasi antara Agribisnis Berkelanjutan terhadap Sistem Bioindustri


Menuju Indonesia Emas 2045
Visi Indonesia untuk mencapai Indonesia emas di tahun 2045 dapat diraih
melalui empat pilar. Salah satunya yaitu pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola
pemerintah. Pertanian kemudian menjadi sektor ketahanan di bidang pangan. Menteri
Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, Indonesia menjadi negara terbesar
keempat di dunia dengan penduduk sebanyak 270 juta jiwa. Dalam hal tersebut, sektor
pertanian berperan penting karena tidak ada satupun orang yang tidak membutuhkan
makanan kemudian dia juga menekankan bahwasanya pertanian merupakan ekonomi
dasar untuk memutar ekonomi lainnya. sektor pertanian harus dibina dan dibangun
untuk memastikan kehidupan masyarakat Indonesia di masa depan lebih memiliki
kemampuan. Kemudian, pertanian saat ini dan dimasa depan akan lebih memanfaatkan
sains, riset dan teknologi yang kuat.
Sebagian besar petani Indonesia dapat dikategorikan sebagai petani marginal
dengan penguasaan aset produksi jauh dari kata memadai untuk suatu usaha yang layak
bagi pemenuhan pendapatan keluarga. Fenomena ekspansi sektor industri mendorong
terjadinya proses transformasi ekonomi secara makro ke sektor industri dan jasa. Hal
ini merupakan sebuah ironi dimana pada saat negara-negara maju sedang sibuk dengan
pengembangan pertanian berkelanjutan, sementara Indonesia yang bangga dengan
julukkannya sebagai negara agraris justru terbawa oleh transformasi ekonomi ke sektor
industri dan jasa.
Abraham Lincoln Presiden Amerika Serikat ke-16 juga pernah berkata bahwa
“Pertanian yang membuat negara Amerika bersatu, bersahabat, dan saling kenal
mengenal”. Oleh karenanya pertanian merupakan kunci untuk kelanggengan suatu

5
negara. Maka saat ini diperlukan terobosan dalam pembangunan pertanian di
Indonesia, dan sebaiknya kita mengetahui tentang hal ini.
Konsep yang diusung dalam strategi induk pembangunan pertanian di
Indonesia tahun 2013-2045 adalah membangun pertanian-bioindustri berkelanjutan.
Konsep dasar dari pertanian berkelanjutan adalah mengintegrasikan aspek lingkungan
dengan sosial ekonomi masyarakat pertanian dimana mempertahankan ekosistem
alami lahan pertanain yang sehat, melestarikan kualitas lingkungan, dan melestarikan
sumber daya alam. Pertanian berkelanjutan harus dapat memenuhi kriteria keuntungan
ekonomi, keuntungan sosial, dan konservasi lingkungan secara berkelanjutan.
Tujuannya adalah memutus ketergantungan petani terhadap input eksternal dan
penguasa pasar yang mendominasi sumber daya pertanian. Konsep ini merupakan
sebuah tahapan dalam menata ulang struktur dan sistem pertanian di Indonesia dimana
membangun sistem ekonomi pertanian yang sinergis antara produksi dan distribusi
dalam kerangka pembaruan pertanian.
Dalam hal ini konsep pertanian bioindustri berkelanjutan merupakan konsep
ysang memandang lahan bukan hanya sumber daya alam tetapi juga industri yang
memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan guna mewujudkan
ketahanan pangan serta produk lain dengan menerapkan konsep biorefinery. Sistem
pertanian bioindustri berkelanjutan terdiri dari lima sistem, yaitu:
 Pertanian Bermartabat
Pertanian yang bermartabat berkenaan dengan tingkat harkat kemanusiaan petani
Indonesia. Petani Indonesia memiliki kepribadian luhur, harga diri, kebanggaan
serta merasa terhormat dan dihormati sebagai petani. Oleh karena itu, negara
berkewajiban untuk menjamin kedaulatan petani dalam mengelola usahanya serta
memberikan perlindungan dan pemberdayaan sehingga berusahatani merupakan
pekerjaan yang layak untuk kemanusiaan dan dapat menjamin penghidupan yang
sejahtera bagi seluruh keluarga petani.

6
 Pertanian Mandiri
Pertanian mandiri artinya pertanian yang mampu mewujudkan kemandirian pangan,
kemandirian industri berbasis pertanian dan kemandirian energi berbasis hayati.
Pertanian mandiri mencakup kemerdekaan dan kedaulatan negara maupun petani
dalam segala hal berkenaan dengan pembangunan pertanian. Pada tataran negara,
pertanian mandiri berarti bahwa NKRI memiliki kemerdekaan dan kedaulatan
penuh dalam menetapkan kebijakan pembangunan pertanian untuk sebesarbesarnya
mencerdaskan dan menjamin kehidupan yang layak dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Kemandirian dan kedaulatan di bidang pertanian mampu
menempatkan bangsa dan negara Indonesia memiliki posisi penting dan memiliki
tingkat kesejahteraan yang sejajar dengan bangsa lain pada umumnya dan memiliki
pengaruh dan memiliki kemampuan memimpin perkembangan dunia ke arah yang
lebih sejahtera, adil dan berkelanjutan.
 Pertanian Maju
Pertanian maju tercermin dari penerapan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang paling baru pada masanya dan yang memiliki keunggulan, khususnya di
bidang pertanian tropika. Inovasi dalam teknologi pertanian bertujuan untuk
memberikan proses pertanian lebih baik.
 Pertanian Adil
Pertanian adil berkaitan dengan pemerataan dan keberimbangan kesempatan,
berusaha tani, politik dan jaminan penghidupan secara horizontal, spasial, sectoral
bidang pertanian dan sosial. Pertanian adil adalah konsep yang menekankan
pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam sektor pertanian. Ini berarti bahwa semua
petani, baik yang kecil maupun besar, harus memiliki kesempatan yang sama untuk
mengakses sumber daya pertanian, seperti lahan, air, benih, pupuk,
teknologi, dan pasar.

7
 Pertanian Makmur
Pertanian makmur dapat dicirikan oleh kehidupan seluruh petani yang serba
berkecukupan terbatas dari ancaman rawan pangan dan kemiskinan. Sebagai bagian
integral dari pembangunan nasional maka pembangunan pertanian harus diarahkan
sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional sebagaimana
diamanatkan konstitusi, yaitu mewujudkan Indonesia mandiri, maju, bermartabat,
adil dan makmur.

2.4 Sistem Pertanian Maju dalam Pertanian Bioindustri Berkelanjutan


Pertanian maju tercermin dari peningkatan kualitas pertumbuhan sektor
pertanian dengan berlandaskan kemampuannya dalam mewujudkan kemandirian
pangan, industri berbasis pertanian, dan energi berbasis hayati, terkendalinya inflasi
pertanian, terciptanya lapangan kerja, berkurangnya prevalensi kemiskinan dan
terpeliharanya kualitas lingkungan sehingga pada tahapan kemudian sektor pertanian
dapat berperan sebagai pilar dan katalisator pembangunan nasional. Dengan demikian,
kemajuan pembangunan nasional ditentukan oleh kemajuan pembangunan sektor
pertanian. Petani adalah subjek dan sekaligus objek pembangunan sektor pertanian.
Oleh karena itu, peningkatan nyata kesejahteraan petani yang terbebas dari ancaman
kerawanan pangan dan kemiskinan merupakan ciri mutlak dari suatu pertanian yang
maju. Pembangunan pertanian hanya dapat dilaksanakan dengan baik bilamana petani
sejahtera, sementara pembangunan pertanian hanya dapat dikatakan berhasil bila
kesejahteraan petani terus meningkat nyata. Pada tahapan yang lebih tinggi, pertanian
maju dicirikan oleh tingkat kesejahteraan petani yang setara dengan tingkat
penghidupan warga negara yang bekerja di sektor-sektor lainnya.
Pertanian maju juga tercermin dari penerapan inovasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang paling baru pada masanya dan yang memiliki keunggulan, khususnya
di bidang pertanian tropika. Inovasi dalam teknologi pertanian bertujuan untuk
memberikan proses pertanian lebih baik. Pembangunan pertanian Indonesia memiliki
karakter pertanian tropika yang secara alami merupakan kawasan dengan efektivitas

8
dan produktivitas tertinggi di dalam pemanenan dan transformasi energi matahari.
Budidaya dan bioteknologi tanaman, hewan, dan mikroorganisme menghasilkan
berbagai bentuk biomassa dan bentuk energi yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dan sebagai dasar untuk pembangunan berkelanjutan industri
lainnya. Pencapaian keunggulan pertanian tropika didasarkan pada keunggulan inovasi
teknologi dan kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya darat dan laut negara
kepulauan yang melimpah sebagai basis keunggulan kompetitif bioekonomi.
Dalam hal kinerja, pertanian maju ditujukkan oleh peningkatan kualitas
pertumbuhan sektor pertanian yang tercermin dari kemampuannya dalam mewujudkan
kemandirian pangan, terciptanya lapangan kerja, penurunan prevalensi kemiskinan,
bioindustri, dan terpeliharanya kualitas lingkungan. Dengan demikian, sektor pertanian
dapat berperan sebagai pilar dan katalisator pembangunan nasional. Pada tahapan yang
lebih tinggi, pertanian maju dicirikan oleh tingkat kesejahteraan petani yang setara
dengan tingkat penghidupan warga negara yang bekerja di sektor-sektor lainnya.
Saat ini teknologi pertanian terus disosialisasikan dalam bentuk dan
penyampaian yang sangat berbeda kepada petani di berbagai lembaga penelitian dan
perguruan tinggi. Oleh karena itu, perlu terus digalakkan upaya penerapan inovasi
teknologi pertanian yang dapat meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas,
serta mempercepat pertumbuhan produksi dan daya saing. Penerapan penemuan atau
hasil litbang pertanian untuk mempercepat diseminasi inovasi teknologi merupakan
faktor penentu percepatan pelaksanaan pembangunan pertanian, yang terwujud dalam
inovasi yang berdaya saing, mudah beradaptasi dan mudah diadopsi. Inovasi teknis
juga diperlukan dalam pengembangan produk untuk menambah nilai, mendiversifikasi
produk, dan mendesain ulang sesuai preferensi konsumen.
Kedepannya diperlukan berbagai teknologi yang berbasis biomassa, melalui
konsep bio-ekonomi, sehingga proses produksinya tidak menghasilkan polusi, dan
produk-produk yang selama ini dianggap limbah dapat digunakan kembali sebagai
input bagi proses selanjutnya (zero waste). Pengembalian berbagai zat hara esensial ke
dalam lahan pertanian akan meningkatkan produktivitas lahan dan menurunkan input

9
nutrisi mineral yang diperlukan secara signifikan, sehingga dapat disimpan untuk siklus
penanaman berikutnya. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga telah
terbukti mampu menyediakan berbagai peluang untuk meningkatkan kualitas produk,
mengurangi biaya produksi dan ramah lingkungan, merupakan pilihan masa depan
dalam mendorong peningkatan nilai tam bah dan ekspor produk pertanian.
Salah satu masalah dalam pertanian saat ini adalah rendahnya tingkat
pengetahuan petani pada perkembangan inovasi teknologi pertanian, seperti bagaimana
mengolah dan memanfaatkan bahan-bahan organik untuk digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan pupuk organik. Sebenarnya pemerintah telah banyak menghasilkan
inovasi teknologi pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
pertanian sehingga dapat memenuhi kebutuhan petani khususnya dan masyarakat luas
pada umumnya. Namun, pada kenyataannya tidak semua petani mengadopsi inovasi
teknologi pertanian tersebut. Maka dari itu diperlukan sosialisasi penyuluhan pertanian
lebih lanjut dalam kelompok tani.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep pertanian bioindustri berkelanjutan merupakan konsep ysang
memandang lahan bukan hanya sumber daya alam tetapi juga industri yang
memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan guna mewujudkan
ketahanan pangan serta produk lain dengan menerapkan konsep biorefinery. Sistem
Pertanian Bioindustri Berkelanjutan terdiri dari lima sistem, yaitu: Pertanian
Bermartabat, Pertanian Mandiri, Pertanian Maju, Pertanian Adil, dan Pertanian
Makmur. Terkhusus dalam makalah ini membahas terkait Pertanian Maju dalam sistem
pertanian bioindustri berkelanjutan. Pertanian maju tercermin dari penerapan inovasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang paling baru pada masanya dan yang memiliki
keunggulan, khususnya di bidang pertanian tropika. Inovasi dalam teknologi pertanian
bertujuan untuk memberikan proses pertanian lebih baik. Selain itu, pertanian maju
juga tercermin dari peningkatan kualitas pertumbuhan sektor pertanian berlandaskan
kemampuannya dalam mewujudkan kemandirian pangan, industri berbasis pertanian,
dan energi berbasis hayati, terkendalinya inflasi pertanian, terciptanya lapangan kerja,
berkurangnya prevalensi kemiskinan dan terpeliharanya kualitas lingkungan sehingga
pada tahapan kemudian sektor pertanian dapat berperan sebagai pilar dan katalisator
pembangunan nasional.

3.2 Saran
Terdapat beberapa kriteria sehingga pertanian dapat dikategorikan sebagai
pertanian maju, dan terdapat lima kategori pertanian agar Sistem Bioindustri Menuju
Indonesia Emas 2045 dapat terwujud. Untuk mewujudkan sistem tersebut, petani
Indonesia masih memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempuni. Selain
itu, pemerintah perlu memerhatikan kesejahteraan dan memberikan keadilan, serta
kesetaraan terhadap para petani.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arwati, S. 2018. Pengantar Ilmu Pertanian Berkelanjutan. Makassar: Inti Mediatama.

Astuti, U. P., Ari W., & Titiek F. D. 2019. Dampak Introduksi Inovasi Teknologi
Pertanian Bioindustri Berbasis Salak-Kambing terhadap Pendapatan Petani di
Kabupaten Sleman Yogyakarta. KKIN. 358-363.

Elizabeth, R. & Iwan S. A. 2020. Pertanian Bioindustri Meningkatkan Dayasaing


Produk Agroindustri dan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Jurnal
Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 6(2) : 871-889.

Hariance, Rika. 2019. Aksi Kolektif Dalam Koperasi Untuk Agribisnis Berkelanjutan.
Jurnal AGRIFO, 4(2) : 93-106.

Irawan, A. 2014. strategi induk pembangunan pertanian 2015-2045 Pertanian


Bioindustri Berkelanjutan Solusi Pembangunan Indonesia Masa Depan.
Universitas Bengkulu. Biro Perencanaan.

Juanda, B., & Suciati, L. P. (2011). Aplikasi teori permainan pada perancangan pola
kerja sama yang adil dalam pengelolaan irigasi di tingkat petani. Jurnal Agro
Ekonomi, 29(2), 217-236.

Keprofesian. 2013. Mengenal Pertanian Bio Industry Berkelanjutan. Inisiasi Himpunan


Mahasiswa Rekayasa Hayati

Rivai, R.S & Anugrah, I.S. (2011). Konsep dan Implementasi Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29 (1), 13-
25.

Sari, Mega Puspita, Yulis & Bella. 2020. Manajemen Usahatani dan Konsep Agribisnis
Berkelanjutan Komoditas Sapi Perah Di Desa Kemuninglor Kecamatan Arjasa
Kabupaten Jember. Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGRIFO GALUH, 7(2), 425-435.

Sudalmi, E.S. (2010). Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Inovasi


Pertanian, 9(2), 15-28.

Sudjatmiko, D. P., dkk. 2021. Kajian Model Pertanian Bioindustri di Desa Setanggor
Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. 3 : 193-216.

Virianita, R., Soedewo, T., Amanah, S., & Fatchiya, A. (2019). Persepsi petani
terhadap dukungan pemerintah dalam penerapan sistem pertanian
berkelanjutan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 24(2), 168-177.

12

Anda mungkin juga menyukai