PANGAN DI INDONESIA
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Hermati, M. Si
DISUSUN OLEH
KELOMPOK VIII
1. SATRIAWAN ( 019.03.0039 )
2. SEPTIAN YUDISTIRA ( 019.03.0040 )
3. SITI FAKIHATUL MUNAWARAH ( 019.03.0042 )
4. 4TAUFIK HIDAYAT ( 019.03.0043 )
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “KEBIJAKAN PERTANIAN DAN
PANGAN DIINDONESIA”
sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya penulis juga
menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis
senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai Karbohidrat. Dan dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi
Aamiin.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................10
1. Gambaran Umum Kebijakan Pertanian..........................................................................10
2. Kebijakan Pertanian Untuk Mensejahterakan Petani......................................................14
3. Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional..........................................................................15
4. Kendala dan Tantangan dalam Ketahanan Pangan.........................................................18
BAB III PENUTUP..................................................................................................................20
Kesimpulan............................................................................................................................20
Saran......................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
namun sektor pertanian belum cukup mampu menjadikan petani itu sendiri ejahtera,
mengingat sebagian besar petani di Indonesia bersifat subsisten yang hanya mencukupi
keluarganya saja belum dapat berkembang ironisnya lagi perkembangan fungsi dan
peran sektor ini tidak berdampak nyata terhadap mayoritas masyarakat yang bergantung
didalamnya. Kondisi ini berjalan sedemikian rupa, sehingga tanpa terasa telah terjadi
ketimpangan yang cukup mencolok yang menimbulkan masalah baru dalam proses
pembangunan Nasional.
baik nasional, regional maupun daerah. Kelambanan tidak hanya dalam peningkatan
kuantiitas produksi saja tetapi juga dalam peningkatan kualitas dan kontinuitas. Ketiga
hal ini merupakan faktor kunci untuk dapat bersaing dalam pasar global. Saat ini,
jangankan untuk bersaing di pasar global, untuk memenuhi kebutuhan nasional saja
negara kita masih tertatih-tatih, sehingga dijadikan sebagai pasar yang sangat empuk
Menimbulkan “kepincangan”.
4
Ketiga faktor tersebut adalah :
Ketiga faktor tersebut bisa disebut sebagai “tiga pilar” atau tiga dasar
“kualitas sumberdaya petani”. Bagaimana upaya yang harus dilakukan, agar kualitas
sumber daya petani bisa ditingkatkan sehingga mempunyai wawasan yang luas dan
nampaknya tugas pembinaan dan Pembimbingan serta pengawasan secara serius dan
berkelanjutan ini tidak bisaDilakukan oleh aparat pemerintah. Oleh karena itu Tenaga
atau badan ini akan Berada antara petani dan pemerintah, akan menjadi jembatan antara
petani dan pemerintah. Tenaga atau badan ini harus bertanggung jawab atas
keberhasilan petani Sebagai binaannya dan juga harus bertanggung jawab kepada
pemberdayaan ini Diyakini akan mampu merubah keadaan, dan akan mampu menggali
dan membangkit potensi petani dan wilayahnya untuk menggapai “keluarga petani yang
Sejahtera”.
5
generasi mendatang untuk memiliki kebutuhan mereka Sendiri (WCED, 1987),
keseimbangan antara dimensi sosial, ekonomi dan Lingkungan menjadikan kunci yang
diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi
dukung lingkungan. Dengan semakin terbatasnya sumber daya alam baik dari segi
kualitas maupun kuantitas maka pemanfaatan sumber daya alam tersebut harus
dilakukan secara bijaksana dan terencana dengan baik sehingga dapat menjamin
kelestarian lingkungan hidup. Pembangunan yang ramah lingkungan atau bisa disebut
sadar dan berencana dalam pembangunan sekaligus pengelolaan sumber daya secara
Setiap warga negara berhak atas kecukupan pangan, hak atas rasa aman, hak atas
penghidupan dan pekerjaan, hak atas hidup yang sehat, hak atas kebebasan berpendapat
serta hak-hak lainnya sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia
Tahun 1948. Kesemuanya tersebut tidak hanya merupakan tugas pemerintah saja tetapi
6
juga selurah warga negara untuk memastikan bahwa hak tersebut dapat dipenuhi secara
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, sedangkan pasal 33
ekonomi nasional.
Selanjutnya, sekitar 70-80 persen kelompok masyarakat ini termasuk golongan miskin
dengan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan, yang masih tradisional dan bersifat
Maka dari itu, kebijakan pertanian sangat penting adanya untuk mensejahterakan
mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setia orang setiap waktu
merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Berdasar kenyataan tersebut masalah
pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk setiap saat di suatu wilayah
7
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besarMenghadapi
Oleh karena itu kebijakan (pemantapan) ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam
kesempatan kerja bagi penduduk guna memperoleh pendapatan yang layak agar akses
pangan. Kebijakan pemantapan ketahanan pangan dalam hal ini termasuk di dalamnya
pangan dalam arti luas mencakup makanan dan minuman hasil-hasil tanaman dan ternak
serta ikan baik produk primer maupun olahan. Dengan definisi pangan seperti itu
tingkatketersediaan pangan nasional untuk konsumsi diukur dalam satuan energi dan
Angka tersebut telah melebihi standar kecukupan energi dan protein yang
direkomendasikan dalam Widyakarya nasional Pangan dan Gizi VII Tahun 2000
energi dan protein, namun kecukupan di tingkat nasional tersebut tidak menjamin
kecukupan konsumsi di tingkat rumahtangga atau individu. Tingkat konsumsi per kapita
per hari rata-rata penduduk Indonesia pada tahun 2003 sebesar 1989 Kkal atau 90.04
terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat
8
Permintaan yang meningkat cepat tersebut merupakan resultantedariPeningkatan
sumberdaya lahan dan air sertaStagnannya pertumbuhan produktivitas lahan dan tenaga
kerja pertanian.
penyediaan pangan nasional yang berasal dari impor. Ketergantungan terhadap pangan
impor ini terkait dengan upaya mewujudkan stabilitas penyediaan pangan nasional.
dengan isu otonomi (daerah) dan globalisasi. Setelah mengungkap secara umum latar
mengungkapkan kebijakan yang ada serta kendala dan tantangan yang dihadapi dalam
B. Rumusan Masalah
9
BAB II
PEMBAHASAN
pertanian dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu di dalam pasar produk pertanian
domestik. Tujuan tersebut bisa mdibatkan jaminan tingkat suplai, kestabilan harga,
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum
menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat
keputusan Gubernur dan lain-lain. Peraturan ini dapat dibagi menjadi dua kebijakan-
10
“kebijakan pertanian”. Campur tangan pemerintah ini diperlukan untuk memutusrantai
Indonesia) berupa sumber daya yang ada belum dikelola sebagaimana mestinya, mata
pencaharian penduduk yang mayoritas pertanian berlngsung dalam kondisi yang kurang
produktif, adanya dualisme ekonomi ekonomi antara sektor modern yang mengikuti
ekonomi pasar dan sektor tradisional yang mengikuti ekonomi subsistem, serta tingkat
pertumbuhan yang tinggi dengan kualitas sumber daya manusianya yang masihrelative
rendah.
ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya). Politik tersebut sebagai
“menjamin’ kesejahteraan petani dari ketidakadilan dan resiko, kebijakan harga input
pemerintah untuk mencapai tingkat ekonomi yang lebih baik dan kesejahteraan yang
lebih tinggi secara bertahap dan kontinu melalui pemilihan Komoditi yang
politik luar negeri, pemberian fasilitas dan pendidikan. Widodo (1983) mengemukakan
bahwa politik pertanian adalah bagian dari politik ekonomi di sektor pertanian, sebagai
11
politik pertanian merupakan sikap dan tindakan pemerintah atau kebijaksanaan
Kebijaksanaan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang, dan akan
pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efesien
produksi naik, tingkat hidup petani lebih tinggi, dan kesejahteraan menjadi merata.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sarma (1985). Selanjutnya dikemukakan
bahwa tujuan umum politik pertanian di indonesia adalah untuk memajukan sektor
pendapatan.
serangkaian peraturan-peraturan.
12
Menurut Monke dan Pearson (1989), politik pertanian dalah campur tangan
menyangkut alokasi sumber daya untuk dapat menghasilkan output nasional yang
Dalam hal ini, kebijakan pertanian dibagi menjadi 3 kebijakan dasar, antara lain:
2. Kebijakan faktor produksi yang meliputi kebijkan upah minimum, pajak dan
pertanian, yang tidak saja menyangkut kegiatan petani, tetapi juga perusahaan-
pemerintah dan semi pemerintah yang terkait dengan kegiatan sektor pertanian. Politik
aspek ekonomi, sosial, Politik, dan ?«jdaya dari penduduk pedesaan. Sejalan dengan
meliputi:
13
1. Politik stabilitas jangka pendek
Dalam garis besarnya, politik ini minimum berurusan dengan pendapatan, stabilitas,
dan kesempatan yang merupakan unsur utama dalam masalah-masalah usaha tani. Oleh
karena itu, memungkinkan adanya pengertian yang lebih mendalam tentang masalah-
pendapat yang sangat rendah di pedesaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, perlu
adanya perlakuan dan pandangan bahwa masyarakat di pedesaan atau pertanian tidak
penting.
yang sangat mendasar, dianggap strategis, serta sering mencakup hal-hal yangberrsifat
merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia
14
Kebijakan pertanian dibuat untuk mensejahterakan petani, mengingat petani di
indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian yang tidak
diamanatkan dalam Undang-Undang Pangan tahun 1996 yang ditindak lanjuti dengan
dengan isu global yang disepakati dalam Pertemuan Puncak Pangan Dunia tahun 2002
(World Food Summit- fiveyearslater : WFS – fyl) yaitu mencapai ketahanan pangan
bagi setiap orang dan mengikis kelaparan di seluruh dunia. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, diterbitkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 132 Tahun 2001 tanggal
31 Desember tentang Dewan Ketahanan pangan (DKP). Tugas DKP sesuai Keppres
adalah (1) merumuskan kebijakan di bidang ketahanan pangan nasional yang meliputi
aspek ketersediaan, distribusi, dan konsumsi serta mutu, gizi, dan keamanan pangan;
nasional.
ketahanan pangan nasional adalah melalui DKP telah terbangun kesepahaman dan
15
Arah pembangunan perlu direformasi, dengan memfokuskan pembangunan pada
sektor pertanian dan pedesaan, (2) Indonesia harus mempunyai target/sasaran (dalam
menurunkan kemiskinan). Strategi yang ditempuh dan tindakan bersama dalam upaya
kemiskinan 20 persen selama 5 tahun sebanyak 20 juta jiwa atau 10 persen (6 juta jiwa)
per tahun, (3) kemiskinan identik dengan pemilikan lahan sempit, sehingga diperlukan
tanah/lahan serta pembangunan irigasi, dan (4) hasil kesepakatan tersebut perlu
Beberapa kebijakan yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan upaya
mewujudkan stabilitas (ketersediaan) pangan nasional adalah (1) kebijakan dan strategi
diversifikasi pangan di Indonesia serta program aksi diversifikasi pangan, (2) di bidang
perberasan: kebijakan harga dasar pembelian pemerintah (HDPP) dan tarif impor, (3)
Kebijakan dan strategi serta rencana program aksi diversifikasi pangan dilaksanakan
dengan tujuan (1) menyadarkan masyarakat agar dengan sukarela dan atas dasar
pengetahuannya, dan (2) mengurangi ketergantungan terhadap beras dan pangan impor
meningkatkan produksi pangan lokal dan produk olahannya. Beberapa upaya percepatan
diversifikasi pangan dalam jangka pendek adalah (a) internalisasi, sosialisasi, promosi
dan publikasi rencana aksi diversifikasi pangan; (b) peningkatan ketersediaan pangan
16
peningkatan kemampuan dan kapasitas sumberdaya manusia dalam pengembangan
pangan keluarga; (f) pengembangan Sistem kewaspadaan Pangan dan Gizi; dan (g)
ekonomi beras nasional tahun 2002, karena diikuti dengan penetapan tariff dalam
melindungi harga beras dalam negeri, pembelian gabah dalam negeri oleh pemerintah,
dan penyaluran beras untuk masyarakat miskin. Penetapan Inpres No 2 Tahun 2005
harga gabah/beras; (d) penetapan kebijakan impor beras yang melindungi produsen dan
konsumen; serta (e) pemberian jaminan penyediaan beras/pangan lain bagi kelompok
masyarakat miskin dan rawan pangan.Beberapa kebijakan yang terkait dengan upaya
untuk mewujudkan kemandirian pangan antara lain adalah; (a) kebijakan yang
mempunyai dampak sangat positif dalam jangka pendek, yakni subsidi input dan
peningkatan harga output dan perdagangan pangan termasuk intervensi distribusi; (b)
serta kebijaksanaan makro, pendidikan, dan kesehatan; (c) kebijakan yang mendorong
17
yang terjangkau oleh petani, pemberian insentif produksi melalui penerapanjebijakan
harga input dan harga output, (2) pengembangan teknologi panen dan pasca panen
untuk menekan kehilangan hasil, dan (3)pngembangan varietas tipe baru dengan
produk pangan dan produk pakan dari tanaman transgenik yang lebih berkualitas.
Dalam hal ini posisi pemerintah terhadap PBHRG adalah Pemerintah bersikap pro
Indonesia saat ini adalah bahwa pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari
pangan nasional cukup lambat dan stagnan, karena: (a) adanya kompetisi dalam
pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, serta (b) stagnansi pertumbuhan produktivitas
nasional dari impor meningkat, dan kondisi ini diterjemahkan sebagai ketidakmandirian
18
penyediaan pangan Nasional. Dengan kata lain hal ini dapat diartikan pula penyediaan
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan terus berkembang, sektor
pertanian (sebagai sumber penghasil dan penyedia utama pangan) diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan pangan yang cukup besar dan terus berkembang dalam jumlah,
secara politis Indonesia tidak ingin tergantung kepada negara lain. Untuk itu, sektor
pertanian menghadapi tantangan yang cukup kompleks. Tantangan ini juga terus
berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan sosial, budaya, ekonomi dan
politik. Perkembangan sektor pertanian juga tidak terisolasi dari isu globalisasi dan
suasana reformasi dan segala dinamika aspirasi masyarakatnya dan perubahan tatanan
pemerintahan ke arah desentralisasi (otonomi). Dalam sektor ini terkait masalah sumber
daya lahan (dan perairan) sebagai basis kegiatan sektor pertanian semakin terdesak oleh
Mengingat demikian besarnya peranan dan demikian kompleksnya aspek yang terkait
dalam upaya mewujudkan stabilitas penyediaan pangan nasional dari waktu ke waktu,
pembangunan sektor pertanian memerlukan perhatian dan pemikiran yang dalam serta
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
Dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum
menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat
adalah bagaimana melindungi petani dari ketidakadilan pasar (input, lahan, modal,
output, dan lainnya). Politik tersebut sebagai bagian penting untuk memberdayakan
dan resiko, kebijakan harga Input pertanian, kebijakan penyediaan lahan pertanian,
petani diIndonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian
dibidang lahan, perangkutan, teknologi dan invormasi, dan usaha pasca panen dan
pemasaran.
20
Saran
Diharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bisa lebih
dimengerti dan memahami lebih dalam tentang kebijakan pertanian seperti yang telah di
21
DAFTAR PUSTAKA
http://blogamsalocmt.blogspot.com/2012/ll/ruang-lingkup-kebiiakan-
22