Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RUTIN KELOMPOK 4

SDM INDONESIA DI SEKTOR AGRIBISNIS


Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia

Dosen Pengajar
PUTRI KEMALA DEWI LUBIS,SE.,M.Si.,Ak.,CA

Disusun Oleh :

TOGI REZKY PURBA (7193540027)


M.ARIF MUNTHE (7193540022)
GRACE I.M SILITONGA (7193540019)

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang selalu melimpahkan rahmat,dan berkat
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ‘‘Ekonomi Sumber Daya Manusia“Dalam
penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari semua pihak.
Untuk itu,mengucapkan terima kasih ibu Putri Kemala Dewi Lubis, SE., M.Si., Ak., CA
Selaku Dosen Matakuliah teori ekonomi sumber daya manusia yang telah membantu dan
memberi pengarahan kepada kami dalam belajar dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat
waktu.

Makalah ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang membangun dari segala pihak untuk meningkatkan mutu penulisan.

Semoga isi didalam makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
pembaca pada umumya. Amin.

Rantauprapat,03-05-2021

Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kemajuan pembangunan pertanian khususnya yang berwawasan agribisnis dalam proses
pengembangan sumberdaya manusia tertaut erat dengan keberhasilan pembaharuan dalam
berbagai sub sektor pertanian dengan ragam komoditas seperti: hortikultura, tanaman pangan,
buahbuahan, tanaman hias dan lainnya. Pada tulisan ini, pokok bahasan akan ditujukan untuk
mengulas tentang permasalahan aspek sumberdaya manusia dalam pengembangan agribisnis
hortikultura
Gunawan Satari seorang pakar pertanian dari Institut pertanian Bogor dalam suatu
kesempatan ilmiah pernah menyatakan bahwa telaahan tentang masalah-masalah yang berkaitan
dengan peningkatan produksi hortikultura, dapat ditelusuri melalui 3 (tiga) kacamata: produsen,
konsumen, dan kebijaksanaan pemerintah yang mencakup hal-hal yang bersifat: teknis, ekonomi,
dan sosial-budaya. Berkaitan dengan itu, nampaknya telah menjadi kebiasaan, bahwa telaahan
tentang aspek SDM dalam proses pembangunan pertanian seringkali hanya dibatasi pada aspek
SDM sebagai produsen (baik sebagai pelaksana kegiatan berproduksi maupun sebagai
pengelola). Sedang telaahan SDM sebagai konsumen dan penentu kebijakan pembangunan,
hampir tidak pernah diperhatikan.
B.Rumusan Masalah
 Bagaimana gambaran umum pekerja sector pertanian Indonesia?
 Bagaimana profil sumber daya pertanian Indonesia?
 Bagaimana konsep dan strategi kegiatan agribisnis?
 Bagaimana kebijakan pengembangan agribisnis?
C.Tujuan
 Untuk mengetahui gambaran umum pekerja sector pertanian Indonesia
 Untuk mengetahui profil sumber daya pertanian Indonesia
 Untuk mengetahui konsep dan strategi kegiatan agribisnis
 Untuk mengetahui kebijakan pengembangan agribisnis
D.Teori Sumber Daya Manusia Indonesia Di Sektor Agribisnis
BAB II
PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum Pekerja Sektor Pertanian Indonesia
Gambaran umum ini meliputi, antara lain jumlah pekerja sektor pertanian dan
penyebarannya jumlah pekerja sektor pertanian dan tingkat pendidikannya, serta rata-rata upah
bersih sebulan menurut kelompok, umur tingkat pendidikan dan jenis kelamin.
1.Jumlah Pekerja Sektor Pertanian Dan Penyebarannya
Jumlah pekerja sektor pertanian di pulau Jawa sebesar 3.856.388 jiwa terdiri atas 2.280.
481. pekerja laki-laki dan 1.575. 907. pekerja perempuan. Sedangkan dipulau sumatera jumlah
pekerjanya sebesar 1.021.241 jiwa, terdiri atas 712.802 pekerja laki laki dan 308.439 pekerja
perempuan. Bila melihat table 9.1. jelas terlihat bahwa sumber daya manusia pertanian masih
cukup banyak terkonsentrasi di pulau jawa.
2.Jumlah Pekerja Sektor Pertanian Dan Tingkat Pendidikannya
Baik pekerja laki laki maupun pekerja perempuan di sector pertanian, sebagian besar
berpendidikan SD. Jumlah pekerja laki laki berpendidikan SD sebesar 1.592.216 jiwa dan
perempuannya berjumlah 811.821 jiwa.
3.Upah Pekerja, Kelompok Umur, Tingkat Pendidikan Dan Pulau
Rata-rata upah bersih tertinggi selama sebulan untuk pekerja laki-laki sektor pertanian
adalah kelompok umur 30 sampai 34 tahun, yaitu sebesar Rp 321.192. Sedangkan untuk pekerja
perempuannya adalah kelompok umur 20 sampai 24 tahun, yaitu sebesar Rp 193.612. upah
terendah yang diterima selama sebulan untuk pekerja laki-laki sektor pertanian adalah pada
kelompok umur 60 tahun keatas, yaitu sebesar Rp 194.932. dan untuk pekerja perempuannya
adalah kelompok umur 45-49 tahun yaitu sebesar Rp 131.136
Pada tabel 9.3 terlihat bahwa rata-rata upah bersih sebulan untuk pekerja laki-laki sektor
pertanian relatif lebih besar dibandingkan pekerja perempuan untuk semua kelompok umur upah
bersih rata-rata sebulan untuk pekerja laki-laki umumnya di atas Rp200. 000 titik kecuali untuk
kelompok umur 60 tahun keatas. sedangkan upah bersih rata-rata sebulan yang diterima pekerja
perempuannya umumnya di bawah Rp200. 000.
B.Profil SDM Pertanian Indonesia
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia baik manusia sebagai insan maupun
sumber daya pembangunan terasa semakin penting dalam rangka mewujudkan struktur
perekonomian yang kokoh, Mandiri dan andal sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
berdasarkan demokrasi ekonomi. ciri perekonomian yang diharapkan adalah semakin
meningkatnya kemakmuran rakyat melalui tercapainya tingkat pertumbuhan yang tinggi dan
tercapainya stabilitas nasional yang mantap
Semua itu dapat diwujudkan oleh industri yang maju pertanian yang tangguh, koperasi
yang sehat, serta perdagangan yang berhasil dengan sistem distribusi yang baik. kemitraan usaha
yang baik antara badan usaha koperasi, negara dan swasta, pendayagunaan sumber daya alam
yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan serta dengan dukungan SDM yang
berkualitas yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara profesional akan
mendorong upaya peningkatan perekonomian nasional.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, berbagai upaya perbaikan di sektor pertanian harus
dikerahkan. menyadari Besarnya jumlah penduduk Indonesia yang hidup tergantung pada sektor
pertanian upaya-upaya perbaikan di sektor ini menjadi titik sentral guna mewujudkan pertanian
yang tangguh. Strategi Pembangunan pertanian harus mampu memecahkan kendala-kendala
yang masih dihadapi dan salah satu permasalahan yang sangat perlu diperhatikan adalah masalah
SDM pertanian.
Peranan SDM dalam pembangunan nasional begitu penting lebih-lebih apabila dikaitkan
dengan motto pembangunan yang demokratis pembangunan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. data empiris menunjukkan kekayaan sumber daya alam suatu negara tanpa diimbangi
dengan kualitas sdm yang memadai tidak akan menghasilkan pembangunan yang memadai pula.
sebaliknya tidak demikian. suatu negara yang memiliki SDM yang tinggi dalam kemampuan
Corporate Organization, manajemen dan kewirausahaan walaupun SDA yang memiliki relatif
rendah akan dapat memiliki daya saing nasional dan tingkat kemakmuran yang lebih tinggi
Apabila dibandingkan dengan SDA yang berlimpah tapi memiliki SDM yang relatif rendah
kualitasnya
Di dalam perekonomian nasional, tidak dapat disangkal bahwa sektor pertanian
merupakan sektor utama, baik dilihat dari sumbangannya dalam pendapatan nasional maupun
jumlah penduduk yang Hidup tergantung kepadanya.bahkan beberapa kali terbukti sektor
pertanian menjadi semacam penyangga perekonomian nasional pada saat krisis dunia dan krisis
ekonomi nasional.
Tetapi seperti apa yang terjadi di banyak negara berkembang lain pemberian prioritas
pada sektor pertanian dalam kebijaksanaan pembangunan ekonomi tidak selalu menghasilkan
pertumbuhan produksi yang tinggi belum lagi dalam hal peningkatan pendapatan petani. Hal ini
disebabkan karena sektor pertanian selalu ditandai oleh kemiskinan struktural yang berat
sehingga dorongan pertumbuhan dari luar tidak selalu mendapatkan tanggapan positif dari
penduduk petani berupa kegiatan investasi.
pertanian yang sekarang ada di dominasi oleh pertanian yang rakyat bercorak subsisten
dengan ciri-ciri kelemahan sebagai berikut. a. Skala usaha kecil b. Lokasi usaha tani yang
terpencar pencar c. Tingkat teknologi dan kemampuan manajemen yang rendah d. Permodalan
lemah e. Kurang akses terhadap pasar dan struktur pasar. Disamping itu sifat produk pertanian
yang mempunyai kelemahan kelemahan juga, antara lain
 Produk yang bersifat musiman
 Tidak bersifat berkesinambungan
 Kualitas produk yang rendah dan sangat heterogen sehingga sulit memiliki standart
kualitas
Dimasa kini dan mendatang, profil sumber daya manusia (SDM) Pertanian yang
diharapkan adalah mempunyai cirri cirri sebagai berikut ;
 Petani yang benar benar memahami potensi, persoalan persoalan yang dihadapi, serta
peranannya dalam kegiatan pembangunan ( dalam arti luas)
 Memiliki kedewasaan dalam perilaku dan pola pikir sehingga memahami hak dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat dan pelaku pembangunan
 Memiliki keterampilan teknis dan manajerial yang sesuai dengan kondisi yang selalu
berkembang, dan memiliki kesiapan menerima imperatif perubahan yang terjadi.
 Sosok manusia pertanian yang dikemukakan tersebut berdimensi sangat holistik sehingga
masukan system,dan strategi yang diperlukan untuk menyiapkannya memerlukan pula
kemajemukan yang integrative
Bertumpu dari perspektif manusia petani yang telah digambarkan diatas (Existing
codition)dan sasaran ideal yang akan dicapai(Desire Condition) , maka tiap pihak berkompetensi
yang ikut mengambil bagian dalam kegiatan penyiapan manusia-manusia pertanian diinginkan
tersebut dapat dikategorikan dalam tiga lapisan:
 Lapisan intelektual(pemikir,pakar dan teknokrat)
 Lapisan profesional yang terdiri dari tenaga teknis, penyuluhan dan pembimbing yang
terlibat secara operasional dalam perencanaan dan implementasi kebijakan pembangunan
pertanian.
 Petani itu sendiri( bersama keluarganya) sebagai pelaku utama.
C. Konsep dan Strategi kegiatan Agibisnis
secara konseptual sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas mula dari
pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk yang dihasilkan
oleh suatu usaha tani atau suatu usaha agroindustri yang saling terkait satu sama lain subsistem
penyediaan dan penyaluran sarana produksi yang mencakup semua kegiatan perencanaan
pengelolaan pengadaan dan penyaluran sarana produksi untuk memungkinkan terlaksana
penerapan suatu teknologi usahatani aspek-aspek yang ditangani pada subsistem pengadaan dan
penyaluran sarana produksi ini tidak sama semata-mata menyangkut pengadaan dan penyaluran
sarana produksi seperti bibit benih pupuk pestisida serta alat dan mesin pertanian tetapi juga
penyediaan informasi pertanian yang dibutuhkan petani, alternatif teknologi yang kompetibel
dengan keadaan setempat, pengarahan dan pengelolaan Tenaga Kerja dan sumber energi lain
secara optimal.
dalam subsistem usahatani, kegiatan yang ditangani mencakup pembinaan dan
pengembangan usaha tani dalam rangka peningkatan produksi pertanian, baik usaha tani rakyat
maupun usaha tani berskala besar. termasuk dalam kegiatan sistem ini adalah perencanaan
mengenai lokasi komoditas teknologi pola usaha tani dan skala usaha untuk mencapai tingkat
produksi yang optimal. pengembangan usahatani tersebut perlu memperhatikan pula
keterkaitannya secara vertikal dengan industri hilir.
lingkup kegiatan yang ditandai pada subsistem pengolahan hasil atau agroindustri tidak
hanya mencakup aktivitas pengelolaan gerhana di tingkat petani, tetapi mencakup keseluruhan
kegiatan mulai dari penanganan pasca panen komoditi pertanian yang dihasilkan sampai pada
tingkat pengolahan lanjut selama bentuk susunan dan citrarasa komoditas tersebut tidak berubah
dengan demikian proses pengupasan pembersihan pengekstraksian penggilingan pembekuan
rehidrasi peningkatan mutu dan pengepakan pengemasan masuk dalam lingkup aktivitas sistem
pengelolaan hasil. ada beberapa pusat kegiatan agribisnis yang dilaksanakan oleh badan
agribisnis Departemen Pertanian.
Strategi Pengembangan Agribisnis
Ada beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam upaya mengembangkan kegiatan agribisnis
diantaranya :
1.Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian serta jasa yang
dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan dan harmonis.
Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri pengolahan (Agroindustri) berkembang di
Indonesia, tapi bahan bakunya dari impor. Di pihak lain, peningkatan produksi pertanian tidak
diikuti oleh perkembangan industri pengolahan (membangun industri berbasis sumberdaya
domestik/lokal), sehingga perlu pengembangan Agribisnis Vertikal.
2.Membangun Agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing di atas keunggulan
komparatif
Dalam arti bahwa membangun daya saing produk agribisnis melalui transformasi keunggulan
komparatif menjadi keunggulan bersaing, yaitu dengan cara:
• Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia) dan pengembangan
subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan
pemasaran secara internasional.
• Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi. 
3.Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector.
Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak
langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan
komoditas pertanian sebagai bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan
pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. 
4.Membangun Sistem Agribisnis melalui Industri Perbenihan
Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan atribut produk
agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk agribisnis seperti atribut nutrisi
(kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya)
serta atribut keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu
pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan. 

5.Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.


Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan sistem networking baik
vertikal (dari hulu ke hilir) maupun horisontal (sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara
penghapusan penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adalah
perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah. 
6.Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.
Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya terutama menjadi
koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk
memperoleh citra positif layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau
Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan usaha mulai dari hulu
sampai ke hilir.
7.Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi agribisnis. 
Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi, dan informasi pengolahan serta informasi
pasar.
8.Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah
Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan industri berbasis
Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan terjadi di setiap daerah.
9.Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.
Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai lembaga pembiayaan
memegang peranan penting. Ketersediaan skim pembiayaan dari perbankan akan sangat
menentukan maju mundurnya agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya
alokasi kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm agribisnis.
10.Pengembangan strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya terutama menghadapi
masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen.
Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual apa
yang diinginkan oleh pasar (konsumen).
11.Pengembangan sumberdaya agribisnis.
Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar,
diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan
teknologi serta pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis sebagai aktor
pengembangan agribisnis.
12.Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.
Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas unggulan yang
didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis, potensi perkembangan dan kawasan
kerjasama ekonomi.
13.Pengembangan Infrastruktur Agribisnis. 
Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan pengembangan
Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara), jaringan
listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain.
D. Kebijakan pengembangan Agribisnis
secara makro, struktur perekonomian Indonesia telah berubah dari struktur perekonomian
dengan sektor pertanian yang dominan menjadi struktur yang lebih didominasi oleh kegiatan
industri. namun perubahan struktur tersebut terjadi secara tidak seimbang di mana pangsa relatif
nilai produk pertanian menurun tetapi pertanian tetap harus menyediakan lapangan kerja yang
besar. Hal ini disebabkan karena pembangunan pertanian sebelumnya terkonsentrasi pada
pengembangan agribisnis. listrik tidak akan berkembang jika tidak berada dalam sistem
agribisnis yang modern dan maju. sebaliknya sistem agribisnis sendiri juga tidak akan
berkembang jika tidak didorong dan ditarik oleh kegiatan agroindustri yang handal. kunci pokok
keberhasilan pengembangan strategi ini adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia
agar mampu berkiprah di sektor industri dan jasa modern melalui kegiatan pendidikan yang
berjenjang.
Bentuk kebijaksanaan dalam rangka pengembangan agribisnis secara nasional dan
agribisnis untuk petani kecil yaitu :
Pengembangan Sistem Agribisnis Berkelanjutan. Untuk mendayagunakan keunggulan
Indonesia sebagai negara agraris dan maritime dalam menghadapi tantangan liberalisasi
Perdagangan, perubahan pasar internasional, pemerintah (Departemen terkait) harus
mengembangkan sistem dan usaha agribisnis berdaya saing (competitiveness), berkerakyatan
(people-driven) dan berkelanjutan (sustainable). Pemerintah harus mengembangkan secara
sinergis pembangunan sistem agribisnis yang mencakup; 1) Subsistem agribisnis hulu (up-stream
agribusiness), yakni industri-industri yang menghasilkan barang-barang modal pertanian, seperti
industri perbenihan/ pembibitan, tanaman, ternak, ikan, industri agrokimia (pupuk, pestisida,
obat, vaksin ternak/ikan), industry alat dan mesin pertanian (agro-otomotif); 2) Subsistem
pertanian primer (on-farm agribusiness), yaitu kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi
pertanian primer (usahatani tanaman pangan, hortikultura, tanaman obat-obatan, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan), 3) Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness),
yaitu industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti industri
makanan/ minuman, pakan, barang-barang serat alam, farmasi dan bio-energi, dan 4) Subsistem
penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) seperti perkreditan, transportasi dan
pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan ekonomi (lihat Davis and Golberg, 1957;
Downey and Steven, 1987). Sistem dan usaha agribisnis yang dikembangkan pemerintah, harus
berkerakyatan yang dicirikan dengan keterlibatan rakyat dalam sistem dan usaha agribisnis,
berlandaskan sumber daya yang dimiliki rakyat baik sumberdaya alam, teknologi (indigenous
technologies), kearifan lokal (local widom), budaya ekonomi lokal (local culture, capital social)
dan menjadikan organisasi ekonomi rakyat banyak menjadi pelaku utama agribisnis. Disamping
itu pengembangan sistem dan usaha agribisnis juga harus berkelanjutan, baik dari segi ekonomi,
teknologi maupun dari segi ekologis. Dari sisi ekonomi, pembangunan sistem dan usaha
agribisnis harus berakar pada sumberdaya dan organisasi ekonomi lokal dan menjadikan inovasi
teknologi ramah lingkungan dan kreativitas (skill) rakyat sebagai sumber pertumbuhan, untuk
menghasilkan sistem dan usaha agribisnis yang berkelanjutan.

Teori Sumber Daya Manusia Indonesia Di Sektor Agribisnis

Mutu SDM agribisnis Indonesia masih memiliki keterbatasan yang nyata.

1. Menurut Nuhung (2006), persentase penduduk setengah pengganguran 70,2 % berada


pada sektor pertanian dan 29, 8 % berada di sektor non pertanian
2. Menurut Hasibuan (2003, h 244)
Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang
dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya,
sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Sumber Daya Manusia atau man power di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap
manusia. SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya
kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau
manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang
handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah
kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha
(belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion
Quality (EQ).
3. Menurut Gouzali Syadam (2000,h.5)
Sumber Daya Manusia (SDM) semula merupakan terjemahan dari human recources.
Namun ada pula para ahli yang menyamakan SDM dengan manpower atau tenaga kerja,
bahkan sebagian orang menyetarakan pengertian SDM dengan personnel (personalia,
kepegawaian dan sebagainya).
4. Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006, h 8)
Sumber Daya Manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap
kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan
dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan
secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu
5. Intan (1997),
Mutu sumberdaya manusia agribisnis Indonesia masih terdapat kendala dalam hal sikap
mental yang menghambat, terutama dalam hal sikap malas / enggan / lamban, masa
bodoh dan
tidak peduli, suka menunda, kerja asal jadi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Peranan SDM dalam pembangunan nasional begitu penting lebih-lebih apabila dikaitkan
dengan motto pembangunan yang demokratis pembangunan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. data empiris menunjukkan kekayaan sumber daya alam suatu negara tanpa diimbangi
dengan kualitas sdm yang memadai tidak akan menghasilkan pembangunan yang memadai pula.
sebaliknya tidak demikian. suatu negara yang memiliki SDM yang tinggi dalam kemampuan
Corporate Organization, manajemen dan kewirausahaan walaupun SDA yang memiliki relatif
rendah akan dapat memiliki daya saing nasional dan tingkat kemakmuran yang lebih tinggi
Apabila dibandingkan dengan SDA yang berlimpah tapi memiliki SDM yang relatif rendah
kualitasnya
Saran
Sebagai generasi penerus dan setelah membaca makalah ini diharapkan para mahasiswa
dapat memahami isi SDM Di bidang Agribisnis dan permasalahannya serta memberikan solusi
dimasa depan. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai