Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SDM KESEHATAN NASIONAL

DISUSUN OLEH
ARESZQY HARYMURTY(17002909)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI


AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan


semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“SDM Kesehatan Nasional” disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Sistem Kesehatan Nasional.
Makalah ini berisi tentang bagaimana SDM Kesehatan. Dalam
penyusunannya penulis melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan yang
diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis
sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat
banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca.
Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi manfaat untuk
banyak orang yang membacanya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat
mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SDM merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya
keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan
berdaya saing tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung
peningkatan pembangunan, baik di bidang ekonomi, kesehatan
maupun di bidang sosial dan budaya. SDM yang berdaya saing
tinggi merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan di era
globalisasi yang diwarnai dengan semakin ketatnya persaingan
serta tiadanya batas antar negara dalam interaksi hidup dan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk memenangkan dan
menangkap peluang yang ada, pengembangan SDM harus
ditekankan pada penguasaan kompetensi yang fokus pada suatu
bidang tertentu yang pada gilirannya akan mampu
meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun
internasional ( Irwansyah, 2011 dalam
abeacheagle.blogspot.com, 2012 ).
Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015,
pembangunan kesehatan di daerah baik propinsi maupun
Kabupaten/Kota ditujukan untuk menciptakan dan
mempertahankan Propinsi, Kabupaten/Kota Sehat dengan
menerapkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Oleh
karena itu, untuk mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat
2015 tersebut diperlukan SDM Kesehatan yang bermutu dan
merata. SDM yang berkualitas akan mendorong terciptanya
produktivitas yang tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi
keberhasilan pembangunan kesehatan secara nasional sehingga
dapat mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada akhirnya
akan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam
mewujudkan SDM seperti yang dicita-citakan tersebut
diperlukan kerja keras untuk menghadapi berbagai kendala dan
tantangan yang berat ( Irwansyah, 2011 dalam
abeacheagle.blogspot.com, 2012 ).
Pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan
merupakan komponen strategis pembangunan kesehatan guna
mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan dan pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan. Kinerja suatu organisasi akan
ditentukan oleh salah satu unsur utama yaitu kualitas sumber
daya manusia. Tujuan dari upaya pengembangan sumber daya
manusia di bidang kesehatan adalah meningkatnya
pemberdayaan dan penyediaan sumber daya manusia dibidang
kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang bermutu dalam
jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan (
Irwansyah, 2011 dalam abeacheagle.blogspot.com, 2012 ).
Berdasarkan latar belakang inilah penyusun mengangkat
judul makalah mengenai SDM di Indonesia dan Tatanannya
dalam Bidang Kesehatan dan sebagai tugas bagi penyusun yang
mengikuti mata kuliahManajemen Keuangan. Penyusun merasa
penting untuk membahas permasalahan ini karena dengan
adanya pengetahuan tentang SDM dan perannya dalam bidang
kesehatan dapat meningkatkan pembangunan kesehatan di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Belum diketahuinya bagaimana gambaran SDM di Indonesia
dan tatanannya dalam bidang kesehatan itu.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran SDM di Indonesia
dan tatanannya dalam bidang kesehatan itu.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana sumber daya manusia
Indonesia itu.
b. Untuk mengetahui bagaimana sumber daya manusia
kesehatan itu.
c. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan hambatan
situasi SDM Kesehatan itu.
d. Untuk mengetahui bagaimana tatanan SDM dalam kesehatan
itu.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain
dapatberguna bagipeminatan ilmu administrasi kebijakan
kesehatan, dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang SDM
dalam pembangunan kesehatan, dapat membantu dalam proses
belajar mengajar dan masih banyak manfaat lainnya yang dapat
diambil dari makalah yang sederhana ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Daya Manusia Indonesia


Sumber Daya Manusia ( SDM ) adalah potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya
sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang
mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti
sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu
organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para
praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan
organisasi. Selain itu, SDM juga merupakan potensi manusiawi
sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya
yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal ( non
material/non finansial ) didalam organisasi bisnis, yang dapat
diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik
dalam mewujudkan eksistensi organisasi
(sembiringjuniati.blogspot.com, 2012).
Terkait dengan kondisi SDM Indonesia yaitu adanya
ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan
kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi
tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara
jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta
orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka ( open
unemployment ). Angka ini meningkat terus selama krisis
ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat
pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.
Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi
pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 % (
emperordeva.wordpress.com, 2008 ).
Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara
nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha
akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi
lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan
kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan
tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan
perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan
perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak
angka pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ( Ditjen Dikti )
Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari
300.000 orang ( emperordeva.wordpress.com, 2008 ).
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses
pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh
produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya
keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7 %, hanya berasal dari
pemanfaatan sumber daya alam intensif (hutan dan hasil
tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi
langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan
manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan
ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan
bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas
SDM (emperordeva.wordpress.com, 2008).
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya
penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan
IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan
yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan
perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena
itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor
penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui
pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan (
emperordeva.wordpress.com, 2008 ).

B. Sumber Daya Manusia Kesehatan


SDM atau tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja
secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan
formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu
memerlukan upaya kesehatan. SDM atau tenaga kesehatan
berperan sebagai perencana, penggerak dan sekaligus pelaksana
pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga
dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka pembangunan
kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal. SDM
Kesehatan juga merupakan tenaga kesehatan profesi termasuk
tenaga kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi
serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan
bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan
manajemen kesehatan (sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011).
Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat
dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor lain, seperti
kebijakan sektor pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan,
sektor keuangan dan peraturan kepegawaian. Kebijakan sektor
kesehatan yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga
kesehatan antara lain kebijakan tentang arah dan strategi
pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan
kesehatan, kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan (
sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).
Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh
terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan yaitu desentralisasi,
globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan kesehatan,
teknologi kesehatan dan informasi. SDM dalam kesehatan
mempunyai berbagai keahlian sesuai dengan profesi masing-
masing seperti dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan
masyarakat, fisioterapis, apoteker, analis farmasi dan
sebagainya yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus
untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan
jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya (
sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).

C. Perkembangan dan Hambatan Situasi SDM Kesehatan


Secara terperinci dapat digambarkan perkembangan dan
hambatan situasi sumber daya kesehatan sebagai berikut :
1. Ketenagaan
Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting didalam
peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas harus
menjadi prioritas utama mengingat tenaga kesehatan saat ini
belum sepenuhnya berpendidikan D-III serta S-1 sedangkan
yang berpendidikan SPK serta sederajat minim terhadap
pelatihan tehnis, hal ini juga berkaitan dengan globalisasi dunia
dan persaingan terhadap kualitas ketenagaan harus menjadi
pemicu ( sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).
2. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu
faktor utama didalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik
untuk belanja modal maupun belanja barang. Di dalam upaya
peningkatan pembiayaan terhadap sektor kesehatan dianggarkan
melalui dana APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten, serta
sumber lainnya (sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011).

3. Sarana Kesehatan Dasar


Komponen lain di dalam sumber daya kesehatan yang paling
penting adalah ketersedian sarana kesehatan yang cukup secara
jumlah/kuantitas dan kualitas bangunan yang menggambarkan
unit sarana pelayanan kesehatan yang bermutu baik bangunan
utama, pendukung dan sanitasi kesehatan lingkungan.
Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan
peralatan medis, peralatan nonmedis, peralatan laboratorium
beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan
komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua (
sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).

D. Tatanan SDM dalam Kesehatan


Dalam SKN ( Sistem Kesehatan Nasional ) terdapat
subsistem SDM Kesehatan yang merupakan tatanan yang
menghimpun bentuk dan cara penyelenggaraan upaya
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan, yang
meliputi upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, serta
pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Jadi
tatanan SDM dalam kesehatan antara lain :
1. Upaya Perencanaan SDM Kesehatan
Penyusunan rencana kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan
dengan memperhatikan kebutuhan SDM Kesehatan yang
diutamakan, baik dalam upaya kesehatan primer maupun upaya
kesehatan sekunder serta tersier. Perencanaan SDM Kesehatan
yang meliputi jenis, jumlah dan kualifikasinya dilakukan
dengan meningkatkan dan memantapkan keterkaitannya dengan
unsur lainnya dalam manajemen pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan dengan memperhatikan tujuan
pembangunan kesehatan dan kecenderungan permasalahan
kesehatan di masa depan. Perencanaan SDM Kesehatan
dilakukan dengan mendasarkan pada fakta ( berbasis bukti )
melalui peningkatan sistem informasi SDM Kesehatan ( Depkes
RI, 2009 ).

2. Upaya Pengadaan SDM Kesehatan


Upaya pengadaan SDM Kesehatan adalah dengan
melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM Kesehatan.
Standar pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM
Kesehatan mengacu kepada standar pelayanan dan standar
kompetensi SDM Kesehatan dan perlu didukung oleh etika
profesi SDM Kesehatan tersebut. Pemerintah dengan
melibatkan organisasi profesi dan masyarakat menetapkan
standar kompetensi dan standar pendidikan yang berlaku secara
nasional. Pemerintah bertanggungjawab mengatur pendirian
institusi pendidikan dan pembukaan program pendidikan tenaga
kesehatan yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan.
Pendirian institusi pendidikan dan pembukaan program
pendidikan ditekankan untuk menghasilkan lulusan tenaga
kesehatan yang bermutu dan dapat bersaing secara global
dengan memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan,
dinamika pasar baik di dalam maupun di luar negeri, dan
kemampuan produksi tenaga kesehatan dengan yang sudah ada
( Depkes RI, 2009 ).
Pemerintah dengan melibatkan organisasi profesi membentuk
badan regulator profesi yang bertugas menyusun berbagai
peraturan persyaratan, menentukan kompetensi umum, prosedur
penetapan kompetensi khusus tenaga kesehatan, serta
menentukan sertifikasi institusi pendidikan dan pelatihan
profesi. Kompetensi tenaga kesehatan harus setara dengan
kompetensi tenaga kesehatan di dunia internasional, sehingga
registrasi tenaga kesehatan lulusan dalam negeri dapat diakui di
dunia internasional. Penyelenggaraan pendidikan tenaga
kesehatan harus memenuhi akreditasi sesuai dengan peraturan
perundangan. Institusi/fasilitas pelayanan kesehatan yang
terakreditasi wajib mendukung penyelenggaraan pendidikan
tenaga kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan tenaga
kesehatan harus responsif gender yang berorientasi kepada
kepentingan peserta didik (Depkes RI, 2009).

3. Upaya Pendayagunaan SDM Kesehatan


Pemerintah Pusat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah
melakukan upaya penempatan tenaga kesehatan yang ditujukan
untuk mencapai pemerataan yang berkeadilan dalam
pembangunan kesehatan. Dalam rangka penempatan tenaga
kesehatan untuk kepentingan pelayanan publik dan pemerataan,
pemerintah melakukan berbagai pengaturan untuk memberikan
imbalan material atau non material kepada tenaga kesehatan
untuk bekerja di bidang tugas atau daerah yang tidak diminati,
seperti daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan,
pulau-pulau terluar dan terdepan, serta daerah bencana dan
rawan konflik ( Depkes RI, 2009 ).
Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah dan Swasta
melakukan rekrutmen dan penempatan tenaga kesehatan dan
tenaga pendukung kesehatan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan dan atau menjalankan tugas
dan fungsi institusinya. Pemerintah Daerah bersama UPT-nya
dan masyarakat melakukan rekrutmen dan penempatan tenaga
penunjang ( tenaga masyarakat ) yang diperlukan untuk
mendukung UKBM sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan. Pemerintah dan swasta mengembangkan dan
menerapkan pola karir tenaga kesehatan yang dilakukan secara
transparan, terbuka dan lintas institusi melalui jenjang jabatan
struktural dan jabatan fungsional. Pemerintah bersama
organisasi profesi dan swasta mengupayakan penyelenggaraan
pendidikan berkelanjutan dalam rangka peningkatan karir dan
profesionalisme tenaga kesehatan ( Depkes RI, 2009 ).
Pendayagunaan tenaga kesehatan untuk keperluan luar negeri
diatur oleh lembaga pemerintah dalam rangka menjamin
keseimbangan antara kemampuan pengadaan tenaga kesehatan
di Indonesia dan kebutuhan tenaga kesehatan Indonesia di luar
negeri serta melindungi hak-hak dan hak asasi manusia tenaga
kesehatan Indonesia di luar negeri. Pendayagunaan tenaga
kesehatan warga negara asing hanya dilakukan pada tingkat
konsultan pada bidang tertentu, dalam rangka alih teknologi dan
ditetapkan melalui persyaratan sesuai peraturan perundangan
yang berlaku. Dalam rangka mengantisipasi globalisasi perlu
dilakukan pengaturan agar masuknya SDM Kesehatan warga
negara asing dengan teknologi, modal dan pengalaman yang
mereka punyai tidak merugikan SDM Kesehatan Indonesia (
Depkes RI, 2009 ).
Tenaga kesehatan Warga Negara Indonesia lulusan institusi
luar negeri yang telah memperoleh pengakuan dari Departemen
yang bertanggung-jawab atas pendidikan nasional, mempunyai
hak dan kewajiban yang sama dengan tenaga kesehatan lulusan
dalam negeri. Dalam rangka pendayagunaan SDM Kesehatan
yang sesuai kebutuhan pembangunan kesehatan, perlu
dilakukan peningkatan kualitas SDM Kesehatan secara terus
menerus (pra-jabatan/”pre-service” dan “in-service”),
diantaranya melalui pelatihan yang terakreditasi yang
dilaksanakan oleh institusi penyelenggara pelatihan yang
terakreditasi ( Depkes RI, 2009 ).

4. Upaya Pembinaan dan Pengawasan SDM Kesehatan


Pembinaan penyelenggaraan pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan di berbagai tingkatan dan atau
organisasi memerlukan komitmen yang kuat dari pemerintah
dan dukungan peraturan perundang-undangan mengenai
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan tersebut.
Pembinaan dan pengawasan praktik profesi bagi tenaga
kesehatan profesi dilakukan melalui sertifikasi, registrasi, uji
kompetensi dan pemberian lisensi bagi tenaga kesehatan yang
memenuhi syarat ( Depkes RI, 2009 ).
Sertifikasi tenaga kesehatan dalam bentuk ijazah dan
sertifikat kompetensi diberikan Departemen Kesehatan setelah
melalui uji kompetensi yang dilaksanakan organisasi profesi
terkait.Registrasi tenaga kesehatan untuk dapat melakukan
praktik profesi di seluruh wilayah Indonesia diberikan oleh
Departemen Kesehatan, yang dalam pelaksanaannya dapat
dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi.
Perizinan/lisensi tenaga kesehatan profesi untuk melakukan
praktik dalam rangka memperoleh penghasilan secara mandiri
dari profesinya diberikan oleh instansi kesehatan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapatkan rekomendasi dari
organisasi profesi terkait ( Depkes RI, 2009 ).
Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan dilakukan
melalui sistem karier, penggajian, dan insentif untuk hidup
layak sesuai dengan tata nilai di masyarakat dan beban tugasnya
agar dapat bekerja secara profesional. Pengawasan SDM
Kesehatan dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran
disiplin melalui pengawasan melekat dan pengawasan profesi.
Dalam hal terjadi pelanggaran disiplin oleh tenaga kesehatan
maupun tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang bekerja
dalam bidang kesehatan dan menyebabkan kerugian pada pihak
lain, maka sanksi administrasi maupun pidana harus dilakukan
dalam rangka melindungi masyarakat maupun tenaga yang
bersangkutan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku ( Depkes RI, 2009 ).

Prinsip subsistem SDM Kesehatan antara lain :


1. Adil dan Merata serta Demokratis
Pemenuhan ketersediaan SDM Kesehatan ke seluruh wilayah
Indonesia harus berdasarkan pemerataan dan keadilan sesuai
dengan potensi dan kebutuhan pembangunan kesehatan serta
dilaksanakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
budaya dan kemajemukan bangsa ( Depkes RI, 2009 ).

2. Kompeten dan Berintegritas


Pengadaan SDM Kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan
yang sesuai standar pelayanan dan standar kompetensi serta
menghasilkan SDM yang menguasai iptek, profesional,
beriman, bertaqwa, mandiri, bertanggungjawab dan berdaya
saing tinggi (Depkes RI, 2009).

3. Objektif dan Transparan


Pembinaan dan pengawasan serta pendayagunaan ( termasuk
pengembangan karir ) SDM Kesehatan dilakukan secara
objektif dan transparan berdasarkan prestasi kerja dan
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan kesehatan (
Depkes RI, 2009 ).
4. Hierarki dalam SDM Kesehatan
Pengembangan dan pemberdayan SDM Kesehatan dalam
mendukung pembangunan kesehatan perlu memperhatikan
adanya susunan hierarki SDM Kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan jenis dan tingkat tanggung-jawab, kompetensi,
serta keterampilan masing-masing SDM Kesehatan ( Depkes
RI, 2009 ).

Tujuan umum subsistem SDM Kesehatan adalah untuk


tersedianya SDM Kesehatan yang mencukupi, terdistribusi
secara adil dan termanfaatkan secara berdaya-guna dan berhasil-
guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Tujuan SDM Kesehatan, secara khusus antara lain
untuk menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang
memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. Mampu mengembangkan dan memutakhirkan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang promosi kesehatan dengan
cara menguasai dan memahami pendekatan, metode dan kaidah
ilmiahnya disertai dengan ketrampilan penerapannya di dalam
pengembangan dan pengelolaan SDM Kesehatan.
2. Mampu mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan
masalah pengembangan dan pengelolaan SDM Kesehatan
melalui kegiatan penelitian.
3. Mengembangkan/meningkatkan kinerja profesionalnya yang
ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan kesehatan,
merumuskan dan melakukan advokasi program dan kebijakan
kesehatan dalam rangka pengembangan dan pengelolaan SDM
Kesehatan ( sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).

Unsur-unsur subsistem SDM Kesehatan antara lain :


1. Sumber Daya Manusia Kesehatan ( SDM Kesehatan )
Sumber daya manusia Kesehatan, baik tenaga kesehatan
maupun tenaga pendukung/penunjang kesehatan, mempunyai
hak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (hak asasi) dan
sebagai makhluk sosial, dan wajib memiliki kompetensi untuk
mengabdikan dirinya di bidang kesehatan, serta mempunyai
etika, berakhlak luhur dan berdedikasi tinggi dalam melakukan
tugasnya ( Depkes RI, 2009 ).
2. Sumber Daya Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan
Sumber daya pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan adalah sumber daya pendidikan tenaga kesehatan dan
pelatihan SDM Kesehatan, yang meliputi berbagai standar
kompetensi, modul dan kurikulum serta metode pendidikan dan
latihan, sumber daya manusia pendidikan dan pelatihan, serta
institusi/fasilitas pendidikan dan pelatihan yang menyediakan
sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan. Dalam sumber
daya ini juga termasuk sumber daya manusia, dana, cara atau
metode, serta peralatan dan perlengkapan untuk melakukan
perencanaan, pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan
SDM Kesehatan ( Depkes RI, 2009 ).

3. Penyelenggaraan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM


Kesehatan
Penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan meliputi upaya perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan SDM
Kesehatan. Perencanaan SDM Kesehatan adalah upaya
penetapan jenis, jumlah, kualifikasi dan distribusi tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Pengadaan SDM Kesehatan adalah upaya yang meliputi
pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan.
Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah upaya pemerataan dan
pemanfaatan serta pengembangan SDM Kesehatan. Pembinaan
dan pengawasan SDM Kesehatan adalah upaya untuk
mengarahkan, memberikan dukungan, serta mengawasi
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan ( Depkes
RI, 2009 ).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini
antara lain :
1. Sumber Daya Manusia ( SDM ) adalah potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya
sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang
mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
2. Terkait dengan kondisi SDM Indonesia yaitu adanya
ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan
kerja.
3. SDM Kesehatan merupakan tenaga kesehatan profesi
termasuk tenaga kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non
profesi serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang
terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam
upaya dan manajemen kesehatan.
4. Secara terperinci dapat digambarkan perkembangan dan
hambatan situasi sumber daya kesehatan sebagai berikut
ketenagaan, pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan dasar.
5. Tatanan SDM dalam kesehatan antara lain upaya
perencanaan SDM Kesehatan, upaya pengadaan SDM
Kesehatan, upaya pendayagunaan SDM Kesehatan, upaya
pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan.
6. Prinsip subsistem SDM Kesehatan antara lain adil dan
merata serta demokratis, kompeten dan berintegritas, objektif
dan transparan serta hierarki dalam SDM Kesehatan.
7. Dan masih banyak kesimpulan lainnya.

B. Saran
Makalah ini masih belum lengkap dan ringkas. Dengan
makalah ini penyusun mengharapkan setiap mahasiswa mau
memberikan kritik dan saran untuk memaksimalkan
keberhasilan makalah selanjutnya. Karena kritik dan saran
kalian semua berarti bagi penyusun. Semoga makalah ini
berguna bagi pendidikan kita agar lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai