Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Titik berat Pembangunan Jangka Panjang II adalah meningkatkan kualitas


sumberdaya manusia, karena pada dasarnya kunci keberhasilan pembangunan
akan ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas
sumberdaya manusia sangat berkaitan erat dengan pendidikan, karena pendidikan
menipakan upaya utama yang akan mampu menjadikan sumberdaya manusia
memiliki kualitas yang tinggi. Pendidikan akan berhasil apabila kondisi sumberdaya
manusia terjaga kesehatannya, oleh karena itu kesehatan juga menipakan faktor
yang penting untuk mendukung upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Dengan demikian pelayanan kesehatan sangat diperlukan agar upaya
pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
yang sehat dan berkualitas bisa berhasil.
Dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan memegang
peranan yang sangat penting, karena tenaga kesehatan merupakan sumberdaya
manusia yang amat menentukan terhadap keberhasilan pelayanan kesehatan.
Penyediaan tenaga kesehatan berkaitan erat dengan pendidikan tenaga kesehatan
yang diselenggarakan dengan berorientasi kepada kecenderungan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk itu pendidikan tenaga
kesehatan diarahkan agar mampu menghasilkan dan menyediakan tenaga
kesehatan yang bermutu Dengan demikian keberadaan institusi pendidikan tenaga
kesehatan menjadi sangat penting sebagai penghasil tenaga kesehatan yang
bermutu dan terampil baik dalam jumlah maupun jenis yang sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka mendukung dan mencapai tujuan pembangunan nasional.
Sebagai institusi pendidikan di bidang kesehatan dibawah naungan
kementerian kesehatan Republik Indonesia, Politeknik Kesehatan dituntut untuk
menjadi institusi pendidikan penghasil tenaga kesehatan yang professional, mandiri,
bermutu dan berhasil guna, dan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan upaya

1
upaya peningkatan kualitas institusi pendidikan tenaga kesehatan secara
berkesinambungan.
Dalam rangka perbaikan kualitas di Politeknik Kesehatan secara internal dapat
dilakukan dengan mengadakan berbagai perubahan yang meliputi mahasiswa,
kurikulum, sistem perkuliahan, peningkatan kualitas dosen dan perbaikan struktur
organisasi. Peningkatan kualitas dosen sebagai pengajar merupakan salah satu
alternatif perbaikan mutu secara internal bagi institusi pendidikan. Oleh karenanya
kualitas dosen akan sangat besar pengaruhnya terhadap mutu lulusan lembaga
pendidikan tersebut. Untuk itu upaya peningkatan pendidikan tinggi harus bermula
dari peningkatan para pengelola dan tenaga pengajamya, sehingga tidak berlebihan
apabila dikatakan bahwa upaya peningkatan mutu dosen menempati posisi yang
sangat strategis dalam pengembangan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.
Dengan dasar itu, maka PPSDM Kementerian Kesehatan mengadakan
program orientasi kerja bagi 62 orang CPNS dosen dan PLP. Kegiatan orientasi ini
dilaksanakan dalam rangka mendukung kompetensi CPNS dimana setiap peserta
berasal dari latar belakang dan lingkungan yang berbeda sehingga perlu diadakan
kegiatan orientasi untuk membekali peserta CPNS sebelum melaksanakan tugas
pada satuan kerja masing-masing.
Dalam pelaksanakan orientasi kerja, CPNS dosen dan PLP akan ditempatkan
diluar satuan kerja penempatan selama 11 minggu, namun bagi dosen yang
sebelumnya merupakan tenaga dosen non Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Poltekkes
Kemenkes dapat ditempatkan di satuan kerja yang bersangkutan atau diluar satuan
kerja tersebut.
Dengan berlangsungnya program ini diharapkan CPNS dosen dan PLP mampu
melaksanakan tugas dan fungsi secara professional di poltekkes kemenkes, serta
diharapkan memiliki wawasan dan pengalaman mengenai penyelenggaraan tugas
utama dosen dan PLP.
B. Tujuan

Program Orientasi CPNS Poltekkes Kemenkes bertujuan untuk :


1. Memperluas wawasan dan pengalaman CPNS dosen dan PLP mengenai
penyelenggaraan tugas utama dosen dan PLP.
2. Memberikan pengalaman kepada CPNS dosen dan PLP untuk mengenal secara
langsung manajemen di lingkungan poltekkes kemenkes

C. Manfaat
Program Orientasi CPNS Poltekkes Kemenkes diharapkan memberi manfaat bagi
CPNS dosen dan PLP untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan, kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara professional dengan dilandasi
disiplin dan penuh tanggungjawab.
2. Menjalin hubungan yang baik antar poltekkes sehingga kedepan terjadi
pemerataan kualitas pendidikan antar poltekkes. Baik itu di daerah berkembang
maupun di kota besar lainnya.

D. Lingkup bahasan

1. Visi Misi PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Visi Badan PPSDM Kesehatan

“ Penggerak Terwujudnya Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya


Manusia Kesehatan yang Profesional Dalam Mewujudkan Masyarakat Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan”

Misi Badan PPSDM Kesehatan


1. Memenuhi jumlah, jenis, dan mutu SDM Kesehatan sesuai yang
direncanakan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
2. Menyerasikan pengadaan SDM Kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan
dengan kebutuhan SDM Kesehatan dalam mendukung pembangunan
kesehatan.
3. Menjamin pemerataan, pemanfaatan, dan pengembangan SDM
Kesehatan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
4. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan
5. Memantapkan manajemen dan dukungan kegiatan teknis serta sumber
daya pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan

2. Struktur Organisasi PPSDM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


PPSDM merupakan organisasi dibawah Kementerian Kesehatan yang
mengelola 3 Balai Besar Pelatihan Kesehatan dan 38 Institusi Politeknik
Kesehatan Se- Indonesia. Struktur organisasi PPSDM diketuai oleh 1 kepala
badan PPSDM dengan 1 sekretaris dan 4 kepala pusat pelatihan yaitu kepala
pusat perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan,
kepala pusat pendidikan sumberdaya kesehatan, kepala pusat pelatihan
sumberdaya kesehatan, dan kepala pusat peningkatan mutu SDM kesehatan.

Gambar 1. Struktur Organisasi BPPSDM Kesehatan Kemenkes RI


3. Visi Misi Poltekkes Kemenkes Ternate

Visi Poltekkes Kemenkes Ternate


Visi dan Misi Poltekkes Kemenkes Ternate merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dari Visi, Misi dan Nawa Cita yang telah dicanangkan oleh
pemerintahan Presiden Republik Indonesia, adapun Visi Misi dan Nawa Cita
yaitu:
Visi :
“ Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong ”

Misi Poltekkes Kemenkes Ternate


1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan Negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.

Nawa Cita :
1) Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi Segenap Bangsa Dan
Memberikan Rasa Aman Pada Seluruh Warga Negara.Membuat Pemerintah
Tidak Absen Dengan Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih,
Efektif, Demokratis, Dan Terpercaya.
2) Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan Memperkuat Daerah Daerah
Dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan.
3) Menolak Negara Lemah Dengan Melakukan Reformasi Sistem Dan
Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi, Bermartabat Dan Terpercaya.
4) Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
5) Meningkatkan Produktivitas Rakyat Dan Daya Saing Di Pasar Internasional.

11
6) Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakan Sektor Sektor
Strategis Ekonomi Domestik.
7) Melakukan Revolusi Karakter Bangsa.
8) Memperteguh Ke-Bhineka-An
9) Dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia.

Visi dan Misi Poltekkes Kemenkes Ternate mengacu pada Nawa Cita yang
tercantum dalam nawa cita ke-5 yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia”, ke-3 yaitu “Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan
Memperkuat Daerah Daerah Dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan” dan
ke-8 yaitu “Melakukan Revolusi Karakter Bangsa”.
1. Visi
Secara umum visi berkaitan dengan rumusan mengenai keadaan yang
ingin dicapai oleh suatu organisasi atau lembaga pada akhir periode
perencanaan, juga memberikan gambaran konsistensi kinerja organisasi dan
kelembagaan selama 5 (lima) tahun mendatang serta gambaran menyeluruh
mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Dalam visi juga
menggambarkan keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang
ingin diwujudkan suatu instansi/organisasi. Sehingga rumusan visi dapat
memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, mampu menyatukan
berbagai gagasan strategis dalam organisasi, berorientasi ke masa depan,
menumbuhkan komitmen seluruh anggota organisasi dan mampu menjamin
kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Dalam penentuan visi Poltekkes Kemenkes Ternate mempertimbangkan
beberapa kriteria sebagai berikut yaitu memberikan arah pandangan ke depan
terkait dengan kinerja dan peranan organisasi, ditetapkan secara rasional,
realistis, mudah dipahami, dirumuskan secara singkat, padat, mudah diingat,
dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian, dan mempunyai sifat
fleksibel. Oleh sebab itu Visi suatu organisasi perlu ditanamkan pada setiap
unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) agar dapat
mengerahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi atau
organisasi, adapun visi Poltekkes Kemenkes Ternate yaitu :
12
“Menjadi Perguruan Tinggi yang berkarakter dan profesional dengan
mengedepankan budaya lokal berorientasi nasional”.

2. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, dalam upaya-upaya untuk mewujudkan visi. Dengan pernyataan
misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan
dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi/organisasi
dalam penyelenggaraan organisasi pemerintah.Misi suatu instansi pemerintah
harus jelas dan sesuai dengan tugas dan fungsinya, juga terkait dengan
kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah dari peraturan perundang-
undangan atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi
yang telah dipilih.
Perumusan misi instansi pemerintah harus memperhatikan masukan-
masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan
peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan
perkembangan lingkungan strategis, berdasarkan acuan tersebut diatas, misi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate yaitu :
1) Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran baik pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap melalui implementasi sistem penjaminan mutu.
2) Mewujutkan penelitian yang berhasil guna melalui pengembangan
penelitian dasar dan terapan.
3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat melalui penerapan IPTEK
4) Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang terstandar melalui
pemenuhan secara bertahap.
5) Meningkatkan produktivitas tenaga pendidik dan kependidikan baik kualitas
maupun kuantitas melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
6) Mewujutkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang baik melalui
pengembangan tata kelola penyelenggaraan pendidikan tinggi kesehatan
yang transparant dan akuntabel.

13
7) Meningkatkan kemitraan dalam berbagai sektor untuk menunjang Tridarma
perguruan tinggi.

Dengan harapan visi dan misi dapat memberikan arah dan fokus strategis
yang jelas, mampu menyatukan berbagai gagasan strategis dalam organisasi,
berorientasi ke masa depan, menumbuhkan komitmen seluruh anggota
organisasi dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan dalam
organisasi.

4. Struktur Organisasi Poltekkes Kemenkes Ternate


Tugas dan Fungsi Politekkes Kemenkes Ternate yaitu melaksanakan
pendidikan profesional dalam Bidang Kesehatan khususnya di wilayah Provinsi
Maluku Utara. Adapun Fungsi Politekkes Kemenkes Ternate yaitu, Pelaksanaan
Pengembangan Pendidikan Diploma III dan Diploma IV di Bidang Kesehatan,
Pelaksanaan Penelitian di Bidang Pendidikan dan Kesehatan, Pelaksanaan
Pengabdian Masyarakat sesuai dengan bidang yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya, Pelaksanaan pembinaan Civitas Akademika dalam
hubungannya dengan lingkungan dan Pelaksanaan kegiatan pelayanan
administrasi pendidikan.

Uraian tugas dalam struktur organisasi Poltekkes Kemenkes Ternate dapat


dijelaskan sebagai berikut. Direktur mempunyai tugas memimpin
penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masnyrakata dan
membina pendidik, tenaga kepensisikan, mahasiswa, dan hubungannya dengan
lingkungan serta urusan Administrasi Umum yang di jabat oleh Rusny
Muhammad, S.Pd, M.Kes. Wakil Direktur Bidang Akademik mempunyai tugas
membantu direktur dalam meminpin pelaksanaan kegiatan bidang akademik dan
pengelolaan sistem informasi yang di jabat oleh Arsad Suni, S.Kep., M.Kep.
Wakil Direktur Bidangan Keuangan, Kepegawaian dan Administrasi Umum
mempunyai tugas membantu direktur dalam meminpin pelaksanaan kegiatan
bidang Keuangan, Kepegawaian dan Administrasi Umum yang dijabat oleh
Kartini M. Ali, S.Pd, M.Kes. Wakil Direktur Bidangan Kemahasiswaan dan
Kerjasama mempunyai tugas membantu direktur dalam memimpin pelaksanaan
14
kegiatan bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Keuangan, yang
dijabat oleh Sahnawi Marsaoly, S.Kep, M. Kes.

Ka. Subbag ADAK : Gafur Gani, S.Pd, M.Hum


Ka. Subbag ADUM : Muhdar Ahad, SKM
Ka. Pusat Penelitian dan Pengmas : Sari Prihatin, S.Keb, M.Keb
Ka. Pusat Penjaminan Mutu : Imam Cahyo Murwidi, S.Kep, M.Si
Ka. Unit Laboratorium Terpadu : Anyong Said, S.Kep
Ka. Unit Perpustakaan : Nurhayati Yahya, Amd.P
Prodi D3 Keperawatan
Ketua : Amira Bin Seh Abubakar, S.Kp, M.Kep
Sekretaris : Al Azhar Muhammad, S.Kep, M.Sc
Prodi D3 Kebidanan
Ketua : Nuzliati T. Djama, S.SiT, M.Kes
Sekretaris : Rosida Hi. Saraha, S.ST, M.Keb
Prodi D3 Gizi
Ketua : Sitti Salmiyah A. Baharuddin, SP., MPH
Sekretaris : Juhartini, S.Gz, M.Kes
Prodi D3 Kesehatan Lingkungan
Ketua : Muhlisa, SKM, M.PsiT
Sekretaris : Idayani Sangajisowohi, SKM., M.Kes
Prodi D3 Teknik Laboratoium Medis
Ketua : Fatmah M. Saleh, S.Pd, M.Kes
Sekretaris : Rony Puasa, SKM, M.Kes
Prodi D4 Keperawatan
Ketua : Wasis Nugroho, S.Kep,Ns, M.Kep
Prodi D4 Kebidanan
Ketua : Nurkila Suaib, S.ST, M.Kes

15
Gambar 2. Bagan organisasi poltekkes kemenkes Ternate

Susunan Organisasi Poltekkes Kemenkes Ternate meliputi :


a. Direktur
1). Direktur Poltekkes mempunyai tugas memimpin
penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian, Pengabdian
Masyarakat, Pembinaan civitas akademika dan tugas
administrasi serta hubungan dengan lingkungan.
2). Dalam melaksanakan tugas direktur dibantu oleh 3 (tiga)
orang Pembantu Direktur yang berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung ke Direktur.
b. Pembantu Direktur I, II, dan III
1). Pudir I Bidang
Akademik
Memiliki tugas membantu direktur dalam memimpin pelaksanaan :
a) Pendidikan
b) Penelitian
c) Pengabdian Kepada Masyarakat
2). Pudir II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan
16
Memiliki tugas membantu direktur dalam memimpin kegiatan
pelaksanaan di bidang :
a). Administrasi Umum
b). Keuangan
c). Kepagawaian
3). Pudir III Bidang Kemahasiswaan
Membantu direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang
pembinaan dan pelayanan mahasiswa serta alumni, promosi dan
kerjasama.
c. Dewan Pengawas
d. Senat Politeknik
e. SPI
f. Sub Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan
Sistem Informasi
g. Sub Bagian Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian
h. Jurusan
i. Program Studi
j. Kelompok Dosen
k. Unit HPEU
l. Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
m. Unit Penjaminan Mutu
n. Unit Perpustakaan
o. Unit Laboratorium
p. Unit Penunjang : Unit Asrama, Unit Promosi dan Hukmas, Unit
Kerjasama, Unit Klinik Terpadu, Unit Layanan Pengadaan, Unit CDC
dan Alumni, Unit Usaha
q. Dewan Penyantun

5. Tugas Pokok dan Fungsi Poltekkes Kemenkes Ternate

a. Kududukan
Perubahan nomenklatur organisasi Departemen Kesehatan menjadi
Kementerian Kesehatan, maka Poltekkes Depkes Ternate juga berubah
17
menjadi Poltekkes Kemenkes Ternate. Poltekkes Kemenkes Ternate adalah
unit pelaksana teknis di lingkungan kementerian kesehatan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM
Kesehatan). Poltekkes Kemenkes Ternate dipimpin oleh seorang Direktur.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sehari-hari secara
administrasi dibina oleh Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (Pusdiksdmkes) Badan PPSDMK Kemenkes RI secara teknis oleh
Kemenristekdikti sesuai dengan SK Alih Bina nomor 355/E/O/2012 tanggal
10 oktober 2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan Program Studi pada
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan dari Kementerian Kesehatan
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Tugas

Poltekkes Kemenkes Ternate mempunyai tugas melaksanakan Tri


Dharma Perguruan Tinggi dalam penyelenggaraan Program Pendidikan
Vokasi Kesehatan (Diploma III, Diploma IV (Sarjana Terapan), Magister
Terapan dan Doktor Terapan), serta Program Pendidikan Profesi sesuai
peraturan yang berlaku.
c. Fungsi
1). Pelaksanaan pengembangan pendidikan vokasi kesehatan
2). Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan
3). Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
4). Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dalam hubungannya
dengan lingkungan
5). Pelaksanaan kegiatan pelayanan administrasi pendidikan dan umum

6. Tridharma Perguruan Tinggi Poltekkes Ternate

18
Pendidikan Tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan
suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam system
pendidikan nasional maka pendidikan tinggi menjadi ujung tombak dalam
mendorong perkembangan suatu bangsa.
Perguruan tinggi sebagai masyarakat ilmiah dituntut untuk berperan secara
aktif positif dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat
dengan menghasilkan ilmu yang siap pakai. Oleh karena itu perguruan tinggi
haruslah mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kepribadian tangguh,
berkemampuan unggul, cerdas, kreatif sehingga mampu bersaing dengan
bangsa – bangsa lain dalam menghadapi globalisasi. Oleh karena itu
keberadaan perguruan tinggi mempunyai kedudukan dan fungsi penting dalam
perkembangan suatu masyarakat.
Proses perubahan sosial di masyarakat yang begitu cepat, menuntut agar
kedudukan dan fungsi perguruan tinggi itu benar – benar terwujud dalam peran
yang nyata. Peran perguruan tinggi tertuang dalam pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu : Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate sebagai salah satu lembaga
pendidikan tinggi kesehatan memiliki komitmen menyelenggarakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
sebagaimana diamanatkan oleh Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang system pendidikan nasional pasal 20 dan Undang – undang nomor
12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

a. Pendidikan dan Pengajaran


Pendidikan dan pengajaran adalah point pertama dan utama dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan dan pengajaran memiliki peranan
yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Undang – undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
19
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dari pengertian pendidikan diatas maka proses pembelajaran yang ada
di perguruan tinggi memiliki peranan penting untuk menciptakan bibit – bibit
unggul. Pendidikan dan pengajaran yang baik akan menghasilkan bibit
unggul dari suatu perguruan tinggi yang akan mampu membawa bangsa ini
kearah bangsa yang lebih maju. Lulusan yang berkualitas dari perguruan
tinggi akan menjadi penerus bangsa yang membawa Indonesia ke arah yang
lebih maju.
Poltekkes Kemenkes Ternate dalam pendidikan dan pengajaran memiliki
5 Jurusan yaitu Jurusan Teknologi Laboratorium Medik, Gizi, Kebidanan,
Keperawatan, dan Kesehatan Lingkungan yang semuanya telah terakreditasi
B untuk semua jurusan baik Prodi D3 dan D4. Dan untuk akreditasi Institusi
sendiri Poltekkes Kemenkes Ternate belum terakreditasi oleh BAN-PT,
namunpada tahun 2021 ini semntara mempersiapkan proses akreditasinya.

b. Penelitian
Penelitian juga sangatlah penting bagi kemajuan perguruan tinggi,
kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa dan Negara. Menurut
Undang – undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi
menyatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut
kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi,
data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau
pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kegiatan penelitian bagi dosen Poltekkes Kemenkes Ternate
merupakan hal penting untuk menciptakan inovasi serta memenuhi tuntutan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial budaya khususnya di
bidang kesehatan guna meningkatkan pembangunan kesehatan
berkelanjutan pada tingkat lokal maupun nasional.

20
Kegiatan penelitian memberi kesempatan kepada dosen dilingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate untuk meningkatkan kompetensi
risetnya agar mampu berkiprah dan mendapatkan pengakuan pada tataran
nasional serta merealisasikan hasil riset di masyarakat.
Kegiatan penelitian yang dikembangkan untuk standarisasi kegiatan
riset pembinaan di lingkungan Poltekkes Kemenkes Ternate, dilatarbelakangi
oleh : 1). Masih bervariasinya pelaksanaan penelitian di seluruh Poltekkes
Kemenkes Ternate baik kuantitas maupun kualitas, 2). Belum terfasilitasi
secara optimal dan terpadu potensi dan ketersediaan sumber daya manusia
di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tenate, 3). Terbatasnya
kesempatan untuk mengakses berbagai penelitian yang dilaksanakan
oleh institusi /lembaga penelitian diluar Poltekkes Kemenkes Ternate, 4).
Terbatasnya dana yang tersedia di Poltekkes Kemenkes Ternate, 5).
Kebutuhan Beban Kerja Dosen (BKD) yang menuntut para dosen untuk
melakukan yang berkualitas, dan 6). Tuntutan setelah 2 (dua) tahun alih bina
maka Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, khususnya bidang akademik
harus menyesuaikan dengan semua peraturan Kementerian Riset dan
Teknologi.
Disisi lain Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional
Dosen dan Angka Kreditnya yang menuntut para dosen setiap tahun, wajib
melaksanakan penelitian yang berkualitas terkait kebutuhan Beban Kerja
Dosen (BKD).
Menjawab tantangan tersebut dan sejalan dengan kebijakan Badan
PPSDM Kesehatan yang salah satunya adalah menciptakan keunggulan
penelitian di perguruan tinggi, maka mengembangkan skema penelitian
bagi

21
dosen – dosen ke dalam 5 (lima) skema penelitian yaitu penelitian calon
dosen, penelitian pemula, penelitian hibah bersaing, penelitian unggulan
poltekkes dan penelitian unggulan nasional, dimana setiap dosen hanya
diperbolehkan mengikuti skema penelitian tersebut selama dua kali dalam
dua tahun berturut – turut sebagai peneliti pertama. Maka dari itu untuk
mengatasi hal tersebut Poltekkes Kemenkes Ternate membuat 4 (empat)
skema penelitian yang tetap mengacu pada standar penelitian Kementerian
Riset dan Teknologi dengan mengikuti berbagai kriteria yang telah ditetapkan
oleh Kementerian Riset dan Teknologi yaitu penelitian perancangan,
penelitian antar profesi, penelitian kependidikan, dan penelitian mandiri.

c. Pengabdian Masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika
yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pengabdian kepada masyarakat di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Ternate adalah kegiatan civitas akademika dengan cara memanfaatkan
potensi yang ada di Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate sebagai bentuk
kontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan
berkeadilan.
Pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
kegiatan sesuai dengan budaya akademik, keahlian keilmuan civitas
akademika serta kondisi sosial budaya masyarakat dengan Gerakan
Masyarakat Sehat (GERMAS).
Bentuk program pengabdian kepada masyarakat yang dikembangkan
Poltekkes Kemenkes Ternate meliputi :
1). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Peningkatan
Kesehatan Keluarga sebagai penerapan hasil penelitian
2). Program pendidikan masyarakat berupa kegiatan – kegiatan pelatihan
dan pendampingan berbagai aspek kesehatan di masyarakat
3). Pelayanan kesehatan kepada masyarakat berupa kegiatan – kegiatan
pendampingan keahlian, fasilitasi, dan konsultasi serta kerjasama
4). Bantuan aplikasi teknologi tepat guna di bidang kesehatan
5). Pengembangan kewirausahaan keluarga / masyarakat
BAB II

PERMASALAHAN

A. Permasalahan terkait dengan orientasi program Kemenkes dan


PPSDM Kesehatan

Program orientasi CPNS dosen dan PLP yang dilaksanakan Badan PPSDM
Kesehatan di BBPK dan Poltekkes Kemenkes Jakarta I, II, dan III, dimulai pada
tanggal 4 Januari 2021, mulai pukul 10.00 – 19.00 WIT melalui proses daring
bertempat di ruang rapat lantai 2 rektorat Poltekkes Kemenkes Ternate,
adapun materi yang diberikan terdiri dari materi dasar dan materi inti. Materi
dasar membahas mengenai kebijakan publik dan kebijakan pembangunan
kesehatan, sedangkan materi inti terdiri dari program Kemenkes dan PPSDM
Kesehatan, kedudukan dan struktur organisasi, tugas, fungsi, visi, misi, dan
kewenangan organisasi, Tridharma Perguruan Tinggi, sarana dan prasarana
institusi pendidikan, budaya, nilai, sikap, disiplin dan kinerja PNS serta
gambaran umum poltekkes kemenkes, khususnya Poltekkes Kemenkes
Jakarta II.
Materi orientasi diberikan dengan metode ceramah yang disertai Tanya
jawab antara CPNS dosen dan PLP dengan narasumber. Materi yang diperoleh
dari Poltekkes Kemenkes Jakarta II melalui ceramah, diskusi dan observasi.
Secara umum pelaksanaan orientasi di Badan PPSDM Kesehatan
berlangsung dengan baik, lancar dan kondusif, fasilitas yang disediakan juga
nyaman. Namun terdapat beberapa hal yang mungkin bisa ditingkatkan lagi
terkait dengan pelaksanaan orientasi di Badan PPSDM Kesehatan seperti :
1. Pelaksanaan orientasi di Badan PPSDM Kesehatan berjalan selama 1
hari. Sehubungan dengan kondisi pandemi virus covid-19 pelaksaaan
orientasi berjalan secara daring pukul 10.00 – 19.00 WIT, 4 Januari 2012
2. Dipadatkannya waktu orientasi yang semenstinya bias berjalan beberapa
hari terpaksa dilaksanakan selama 1 hari , melalui proses daring. Hal
tersebut menyebabkan kondisi tidak efektif dalam penerimaan materi,
dimana banyak kendala yang terjadi, termasuk kondisi jaringan dan
24
perbedaan zona waktu yaitu antara Jakarta dan Ternate, sehingga kami
penerima materi yang berada pada zona WIT harus menerima awal lebih
siang dan selesai pada malam hari.
3. Pada proses pengenalan di kampus poltekkes para CPNS dibagi
kelompok sesuai background pendidikan mereka, tapi pada kenyataannya
penulis mendapatkan lokasi orientasi di poltekkes yang jurusannya tidak
sesuai dengan background penulis, sehingga pada saat melakukan
observasi langsung di tempat orientasi penulis juga agak kebingungan
mau menanyakan apa. Penulis seharusnya di tempatkan di jurusan analis
kesehatan poltekkes Jakarta III sesuai background penulis, tetapi pada
observasi langsung penulis ditempatkan di jurusan anafarma poltekkes
Jakarta II.
4. Belum terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang baik dari pihak
Kemenkes dan PPSDM dengan satuan kerja CPNS dan satuan kerja
orientasi CPNS terkait pelaksanaan program orientasi CPNS dosen dan
PLP.
5. Pelaksanaan orientasi Tridharma Perguruan Tinggi yang tidak boleh
dilaksanakan di Satuan Kerja (Satker) asal CPNS, menurut penulis program
ini baik untuk CPNS mengenal budaya dan lingkungan kerja satker lain
akan tetapi ketika CPNS kembali ke satker masing-masing tentunya CPNS
tersebut harus kembali belajar dan beradaptasi dengan budaya dan
lingkungan kerja di satuan kerjanya.
6. Kurangnya bentuk kegiatan untuk mengakrabkan sesama CPNS dari
Badan PPSDM Kesehatan, kegiatan mengakrabkan sesama CPNS
menurut penulis adalah hal penting untuk menciptakan ikatan emosional
antar CPNS.

25
B. Permasalahan terkait dengan orientasi pelaksanaan Tridharma
Perguruan Tinggi

Pelaksanaan orientasi dari Badan PPSDM Kesehatan dilanjutkan dengan


pelaksanaan orientasi Tridharma Perguruan Tinggi selama 11 minggu di
Poltekkes Kemenkes Ternate, adapun materi yang diberikan selama orientasi
meliputi :
1. Program dan Kegiatan Poltekkes Kemenkes
 Tugas pokok dan fungsi Poltekkes Kemenkes
 Kurikulum, RPP dan RPS
 Magang
 Administrasi Akademik dan Administrasi Umum

Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


 Penjaminan mutu dan budaya kerja, sikap, perilaku serta nilai – nilai
2. Sarana dan Prasarana Laboratorium Pendidikan
 Perancangan kegiatan laboratorium
 Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan
 Pemeliharaan peralatan dan bahan
 Pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat
 Pengevaluasian system kerja laboratorium

Materi – materi tersebut diberikan dalam bentuk paparan, diskusi, penugasan


dan praktek. Orientasi ini dilakukan di direktorat maupun jurusan. Untuk
pelaksanaan orientasi Tridharma Perguruan Tinggi dilaksanakan di Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ternate.
Pada pelaksanaan orientasi Tridharma Perguruan Tinggi, baik di
direktorat maupun jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ternate terdapat
beberapa permasalahan yang ditemui. Permasalahan tersebut antara lain :

26
1. Website poltekkes kemenkes Ternate isi menu untuk setiap informasi pada
menu bar nya belum lengkap, masih ada beberapa informasi yang tidak ada,
padahal pada menu bar disediakan.
2. Sarana dan prasarana laboratorium yang kurang memadai
Poltekkes Kemenkes Ternate telah memiliki laboratorium terpadu yang
menggabungkan beberapa laboratorium dalam satu gedung, akan tetapi untuk
peralatan laboratorium yang ada masih belum mencukupi untuk digunakan
semua mahasiswa dalam setiap praktek sehingga harus dibagi dua kelompok
dalam setiap praktikum. Hal ini juga terjadi jika jadwal praktikum antar jurusan
bersamaan sehingga penggunaan alat laboratorium harus dibagi yang
menyebabkan peralatan praktikum tidak menjangkau semua mahasiswa.
Untuk jurusan Analis Kesehatan juga ditemui permasalahan terkait
laboratorium seperti jumlah peralatan yang tidak cukup untuk praktikum,
tata ruang laboratorium yang tidak sesuai standar misalnya jarak laboratorium
kimia amami dan kimia klinik yang bersebelahan dengan ruang tata usaha dan
ruang belajar. Sehingga pada saat mahasiswa praktikum kimia amami bau
senyawa kimia sampai tercium keluar ruangan. Begitupun dengan lemari
asam pada ruang laboratorium kimia klinik yang tidak memiliki saluran exhaust
dan saluran Hepafilter sehingga gas yang dihasilkan masih bisa mencemari
lingkungan disekitar laboratorium kimia klinik.
Penggunaan loker di laboratorium belum mencukupi semua mahasiswa
yang melakukan praktikum, sehingga masih ada mahasiswa yang melakukan
praktikum, tas dan kelengkapan lainnya disimpan diluar laboratorium seperti di
kursi atau meja yang bisa memungkinkan terjadinya kehilangan barang oleh
mahasiswa tersebut
3. SDM yang masih kurang
Rasio dosen dan mahasiswa di jurusan Analis Kesehatan tidak berimbang.
Dosen yang ada di jurusan Analis Kesehatan berjumlah 10 orang. Hal ini
tentunya sangat kurang mengingat banyaknya program studi yang ada di
jurusan Analis Kesehatan. Jurusan Analis Kesehatan memiliki satu program
studi yaitu D3. Dari jumlah kelas yang ada terlihat bahwa dosen yang ada saat
27
ini kurang. Sehingga beberapa dosen mengampu lebih dari satu mata kuliah.
Selain itu hal ini juga menjadi kendala bagi jurusan Analis Kesehatan untuk
mengembangkan potensi dalam memperbesar jumlah mahasiswa yang
mendaftar, sementara setiap tahunnya sudah banyak dana yang dikeluarkan
untuk keperluan promosi.
Selain dosen, tenaga pranata laboratorium pendidik atau instruktur juga
kurang di Jurusan Analis Kesehatan, hanya ada 6 tenaga instruktur yang ada,
sehingga pada saat praktikum mahasiswa hanya di awasi oleh 1 orang
dosen dan 1 orang instruktur / PLP. Suasana praktikum tidak dapat diawasi
dengan
baik.
Tenaga perpustakaan di jurusan TLM hanya ada 1 orang, tentunya
jumlah tersebut sangat kurang mengingat pekerjaan di perpustakaan cukup
banyak, seperti pengaturan buku – buku, pemberian identitas buku, dll. Dengan
hanya 1 orang tentunya pelayanan terhadap mahasiswa juga kurang, apalagi
melihat dilapangan antusiasme mahasiswa jurusan TLM untuk berkunjung ke
perpustakaan cukup tinggi. Belum lagi jika pegawai perpustakaan harus keluar
jurusan untuk mengikuti rapat atau pelatihan, maka dengan berat hati
perpustakaan harus ditutup sampai pegawai perpustakaan selesai rapat atau
pelatihan.
4. Pembuatan buku panduan, SOP yang semuanya dibuat dengan media buku. Hal
ini menurut penulis akan banyak membuang anggaran karena harus di
distribusikan ke banyak orang dan juga tidak ramah lingkungan karena
memerlukan kertas dan space yang lebih ketika berkas tersebut disimpan. Pada
era digitalisasi ini sebenarnya banyak perangkat lunak yang bisa
membantu dalam pendistribusian informasi tersebut. Dokumen – dokumen
tersebut bisa dibuat dalam format pdf dan disimpan dalam penyimpanan online
seperti google drive, one drive dll.
5. Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Ternate telah memiliki perpustakaan pusat yang
mencakup 3 (tiga) jurusan yang terletak di kampus pusat Poltekkes. Administrasi
28
dan pengaturan (penataan, penomoran buku) perpustakaan pusat tersebut
sangat baik. Buku, jurnal, dan sumber lainnya yang mendukung proses belajar
mengajar tersedia di perpustakaan tersebut.
Hal ini tentunya juga berlaku pada jurusan Analis Kesehatan. Perpustakaan
jurusan Analis Kesehatan sudah menyediakan buku, jurnal, dan sumber
yang lain untuk membantu mahasiswa. Tetapi untuk beberapa hal, seperti
pemberian identitas buku, pemberian identitas KTI / Skripsi, pengaturan buku,
dan tata letak ruangan belum sebaik yang ada di perpustakaan pusat.
6. Pengadaan Peralatan Laboratorium
Proses pengadaan alat dan bahan laboratorium yang digunakan untuk
praktikum cenderung lama pengadaannya, bahkan bisa sampai selesai
pembelajaran alat dan bahan itu baru ada, akan tetapi sudah tidak bisa
digunakan lagi karena proses praktikum telah selesai.
7. Penelitian dan pengabdian masyarakat
Pelaksanaan orientasi tridharma perguruan tinggi dilaksanakan di awal
tahun, sehingga pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang
dilakukan oleh dosen tidak dapat diikuti. Untuk penelitian dan pengabdian
masyarakat hanya diperoleh materi berupa skema pengajuan penelitian dan
pengabdian masyarakat serta penugasan.
Akan tetapi penulis dan beberapa teman CPNS dosen di jurusan Analis
Kesehatan sempat beberapa kali mengikuti proses bimbingan penelitian
dan kreatifitas mahasiswa yang dilakukan oleh dosen dan instruktur jurusan
Analis Kesehatan, untuk mempersiapkan diri mengikuti Lomba Inovasi dan
Teknologi Mahasiswa (LITM) se-Provinsi DI Yogyakarta yang diadakan Dikpora
Provinsi DI Yogyakarta. Bimbingan yang sangat intens dilakukan oleh
pembimbing guna mempersiapkan mahasiswa yang ikut berlomba menghasilkan
hasil penelitian yang bukan hanya bermanfaat tapi juga tergolong baru dan
berbeda dengan penelitian yang lainnya. Tidak mengecewakan beberapa kali
jurusan Analis Kesehatan mengikuti lomba ini dan selalu mendapatkan juara,
yaitu juara 2 dan
3. Sehingga target mereka tahun ini adalah mendapatkan juara 1.
29
Pelaksanaan orientasi tridharma perguruan tinggi dievaluasi dengan adanya
monitoring evaluasi (monev) dari Badan PPSDM Kesehatan dan biro kepegawaian
ke Poltekkes Kemenkes tempat CPNS melaksanakan orientasi. Penyelesaian
orientasi tridharma perguruan tinggi ditandai dengan selesai dan disahkan nya
laporan yang dibuat oleh CPNS dosen dan PLP.

30
BAB III
ANALISA DAN SOP ORGANISASI

A. Analisa terkait dengan orientasi program Kemenkes dan PPSDM Kesehatan


Melihat permasalahan yang terdapat pada pelaksanaan orientasi program
Kemenkes dan PSSDM Kesehatan, dapat disimpulkan secara singkat bahwa
Kegiatan yang di lakukan harus disesuaikan dengan jadwal yang sudah dibuat
diawal. Sehingga materi yang diberikan tidak dipadatkan dan memberikan
kesempatan kepada CPNS untuk lebih mudah memahami materi dan mendalami
materi.

Selanjutnya agar koordinasi antara Badan PPSDM Kesehatan dengan


Poltekkes Kemenkes di masing-masing Satuan Kerja berjalan dengan baik dan tidak
ada kesalahan dalam pemberitahuan informasi kepada CPNS sebaiknya perlu
diberikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Poltekkes Kemenkes mengenai
program yang dibuat oleh Badan PPSDM Kesehatan itu sendiri. Dengan adanya
pemberitahuan atau sosialisasi, maka akan terjalin kerja sama yang baik antara
Badan PPSDM Kesehatan dengan Poltekkes Kemenkes sehingga orientasi dapat
berjalan lebih baik. Karena pada kenyataannya bahwa Poltekkes sendiri masih
bingung akan program orientasi PPSDM.

Berikutnya terkait mengenai permasalahan orientasi pelaksanaan Tridharma


Perguruan Tinggi yang tidak boleh di Satker masing-masing, sebaiknya
pelaksanaan orientasi Tridharma Perguruan Tinggi dilaksanakan di Satker masing-
masing saja. Selain efektif, efisien, menghemat waktu, juga CPNS bisa lebih
mengenal dan mengetahui kondisi Satker asal masing-masing CPNS. Karena jika
melakukan orientasi di tempat lain, CPNS tidak bisa langsung melaksanakan
tugasnya. Tetapi bukan berarti kegiatan orientasi ini tidak memberikan manfaat
kepada CPNS dosen dan PLP karena pada dasarnya pengenalan budaya dan
lingkungan kerja satker lain dapat diterapkan di satker masing-masing CPNS dosen
dan PLP sebagai masukan yang positif demi perbaikan yang lebih baik.
B. Analisa terkait dengan orientasi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi

Website Poltekkes Kemenkes Ternate sebagai media informasi dan


promosi kepada calon mahasiswa baru, sebaiknya melengkapi semua contain yang
ada pada menu bar yang disediakan karena pada kenyataannya ketika seseorang
ingin mendapatkan informasi yang lebih mengenai Poltekkes Kemenkes Ternate
masih ada informasi yang tersedia di menu bar tetapi tidak memiliki contain yang
dibutuhkan pencari informasi.
Masalah sarana dan prasarana di jurusan Analis Kesehatan, keterbatasan
lahan merupakan tantangan bagi Poltekkes Kemenkes Ternate untuk meningkatkan
pembangunan sarana dan prasarana. Pembangunan bisa dilakukan dengan
mencarikan lahan baru atau melakukan pembangunan gedung baru yang bertingkat
sehingga bisa menampung banyak mahasiswa.
Peningkatan rasio tenaga pengajar terhadap mahasiswa merupakan kunci
untuk memperbesar kuantitas mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekes
Kemenkes Ternate. Untuk menutupi kekurangan pengajar tetap maka bisa
dilakukan penambahan tenaga honorer dari luar dengan porsi yang lebih besar dari
yang ada pada saat ini. Tentu saja hal ini akan terealisasi dengan baik jika didukung
dengan jumlah kelas yang cukup.
Pengurangan kertas merupakan solusi untuk masalah banyaknya penebangan
hutan yang terjadi di Indonesia. Penggunaan media elektronik sebagai media
pengganti segala sesuatu yang dahulunya menggunakan kertas akan sangat baik
jika diwujudkan. Dokumen yang disimpan dalam format elektronik dapat dengan
mudah digandakan tanpa mengeluarkan biaya. Selain itu juga bisa disimpan
diberbagai perangkat seperti flashdisk, hp, dan laptop sehingga tidak banyak
memerlukan brankas yang banyak memakan tempat. Untuk menjaga keamanan
data. Kemenkes bisa bekerja sama dengan penyedia layanan cloud agar semua
data tersentralisasi dan bisa diakses oleh setiap poltekkes jika dibutuhkan.
Masalah pengadaan peralatan dan bahan laboratorium yang rusak bisa
dipercepat tanpa harus menunggu berbulan-bulan hingga tahunan.
Proses
permohonan peralatan dan bahan laboratorium melalui apkal bisa di percepat per 3
bulan sehingga perkuliahan yang membutuhkan peralatan dan bahan tersebut dapat
diselenggarakan.

34
BAB IV
PELAKSANAAN HASIL ORIENTASI

A. Pelaksanaan Hasil Kerja


1. Pelaksanaan Hasil Orientasi di BPPSDM Kemenkes

Program orientasi CPNS dosen dan PLP dilakukan pada tanggal 4


Januari 2021 selama 1 hari melalu daring, dimana materi yang diterima
langsung dari BPPSDM pusat di Jakarta pukul 8.00 sampai dengan pukul
18.00 WIB, sedangakan kami berada di satker Poltekkes Kemenkes Ternate
dengan zona waktu yang berbeda berjalan pada pukul 10.00 sampai dengan
pukul 20.00 WIT

Materi pertama, dibuka langsung oleh Kepala Kepegawaian BPPSDM


dan Sekretaris BPPSDM, pada pembukaan ini dijelaskan tentang visi
dan misi BPPSDM, yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan mengenai
struktur organisasi dan tata kerja BPPSDM. Pada sesi kedua setelah istirahat
dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai manajemen ASN,
Pusrengun, Puskat, Pusdik, dan Puslat. Acara kemudian diakhiri dengan
melakukan koordinasi terkait orientasi tridharma perguruan tinggi di daerah
selama 11 minggu. Dari hasil pemaparan ini dapat diketahui bahwa PPSDM
merupakan Badan dibawah Kementerian Kesehatan yang mengelola 3
Balai Besar Pelatihan Kesehatan dan 38 Institusi Politeknik Kesehatan
se- Indonesia.
Acara hari kedua, tanggal 9 Januari 2018 dimulai dengan materi
mengenai Tridharma Perguruan Tinggi, Nilai – nilai budaya kerja, dosen
cemerlang, disiplin dan kinerja PNS. Calon dosen dan PLP diberikan
pengarahan mengenai apa saja tugas pokok dosen sebagai bagian dari
perguruan tinggi dalam melaksanakan kewajiban tridharma perguruan tinggi.
Calon dosen dan PLP juga diberikan materi mengenai nilai – nilai budaya
kerja oleh professor pertama politeknik kesehatan kemenkes se-Indonesia,
budaya kerja positif diharapkan dapat diterapkan oleh calon dosen dan PLP
secara maksimal sehingga terciptanya ASN yang memiliki kedisiplinan
35
dan kinerja yang memuaskan. Setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan
mengenai bagaimana menjadi dosen cemerlang yang dipaparkan oleh
salah satu dosen di poltekkes Riau yang merupakan salah satu
penerima penghargaan sebagai dosen berprestasi tingkat nasional se
Poltekkes Kemenkes Indonesia. Acara hari kedua ditutup dengan
penjelasan mengenai penerapan disiplin dan kinerja PNS.
Acara hari ketiga tanggal 10 Januari 2018 adalah mobilisasi cpns
dosen dan plp menuju Poltekkes kemenkes ternate. Pada hari ini rombongan
diterima langsung Jajaran Poltekkes II dan dibuka oleh Kepegawaian BPPSDM
dan Pembantu Direktur I Poltekkes Jakarta II. Selanjutnya diberikan pemaparan
mengenai visi misi, struktur organisasi, tata kelola kampus (Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan, Administrasi Umum, Perpustakaan,
Laboratorium, Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat). Hari ketiga ditutup
dengan mengunjungi perpustakaan pusat Poltekkes Jakarta II.
Acara hari keempat tanggal 11 Januari 2018 adalah mobilisasi cpns dosen
dan plp menuju jurusan yang sebelumnya telah dibagi kelompok oleh PPSDM,
tetapi sebelum ke jurusan, terlebih dahulu Pudir II Poltekkes Jakarta II
memperkenalkan mengenai jurusan yang ada di Poltekkes Jakarta II. Setelah
perkenalan penulis dan beberapa teman cpns dosen berangkat menuju jurusan
Anafarma Poltekkes Jakarta II, disana kami disambut dengan baik oleh ketua
jurusan Anafarma dan diperkenalkan mengenai manajemen organisasi yang ada
di jurusan tersebut. Setelah itu kami diantar untuk mengunjungi ruang kuliah,
laboratorium, perpustakaan dan ruang rapat di jurusan tersebut. Setelah
dijelaskan secara keseluruhan kami pun kembali ke BBPK Jakarta.
Acara hari kelima tanggal 12 Januari 2018 adalah pengarahan mengenai
orientasi ke daerah selama 11 minggu di poltekkes yang dituju dan
pengumpulan tugas orientasi serta diakhiri oleh penutupan oleh kepegawaian
BPPSDM.

2. Pelaksanaan Hasil Orientasi di Poltekkes Kemenkes Ternate

36
Kegiatan orientasi di poltekkes jogja dilakukan selama 11 minggu dengan
masa orientasi yang dibagi menjadi 2 garis besar yaitu penempatan di direktorat
dan penempatan di jurusan. Tujuan dari pembagian ini agar cpns bisa
mendapatkan pengalaman menyeluruh baik itu bagaimana tata kelola kampus di
tingkat direktorat maupun tata kelola kampus di tingkat jurusan.

Hari pertama orientasi kami ditempatkan di direktorat. Dress code yang


dipakat adalah kemeja putih dengan celana kain hitam. Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta memiliki kebiasaan apel pagi setiap senin dan kamis. Apel terdiri dari
pemaparan perkembangan poltekkes baik itu dari segi target jangka panjang
maupun target jangka pendek. Apel ditutup dengan menyanyikan lagu Mars
Poltekkes Yogyakarta di apel hari senin dan hymne Poltekkes Ternate di apel
hari kamis, doa, dan pembacaan visi misi poltekkes Ternate dan pembacaan
komitmen anti gratifikasi.

Setelah apel pagi selanjutnya ada pembukaan dan pengarahan kegiatan


orientasi dipimpin langsung oleh direktur yang dihadiri oleh pudir, kajur, kaprodi
dan kepegawaian. Pada pengarahan ini kami diterangkan bagaimana struktur
organisasi dari Poltekkes Kemenkes Ternate.

Selama minggu pertama CPNS mendapatkan pengarahan lansung dari


kepala unit divisi penjaminan mutu, Materi oleh bagian administrasi akademik,
bagian sistem informasi, penelitian dan pengabdian masyarakat, laboratorium,
unit hukum, humas, dan promosi. Pada bagian penjaminan mutu kami
dijelaskan dengan metode pemaparan dan diskusi selanjutnya kami memperoleh
tugas mempelajari dan menganalisa kelengkapan dokumen penjaminan mutu
akademik. Pada unit penelitian dan pengabdian masyarakat kami ditugaskan
untuk membuat buku abstrak kumpulan proposal penelitian dan pengabmas.
Pada unit laboratorium kami di bawa berkeliling di berbagai laboratorium yang
berada di sekitar rektorat dan juga mengunjungi laboratorium terpadu yang telah
selesai pembangunnya.

Selama minggu kedua CPNS mendapatkan materi dari biro umum dan
kepegawaian setelah pemberian materi, dilanjutkan dengan studi literatur
37
dengan mempelajari pedoman dan standar di setiap masing-masing unit. Kepala
urusan akademik, kepala unit CDC dan Alumni , kerjasama, Klinik. Semua
diberikan dalam bentuk paparan, diskusi dan penugasan. CPNS mendapatkan
penugasan membuat laporan akhir ASN dan Job Fair, laporan akhir tracer study
dan laporan final oleh unit CDC dan alumni, dan diberikan tugas mengenai
contoh pembuatan PK dan MoU.

Pada minggu ketiga, CPNS ditempatkan pada jurusan masing-masing. Dari


6 orang CPNS. 4 orang ditempatkan di jurusan Analis Kesehatan, 1 orang
ditempatkan di jurusan Gizi, dan 1 orang lagi ditempatkan pada jurusan
Kesehatan Lingkungan. Seperti biasa pada hari senin kami melaksanakan apel
rutin dan dikenalkan secara singkat. Pada hari pertama kami disambut dengan
baik oleh pihak Analis kesehatan. Kami diperkenalkan dengan semua pegawai di
jurusan analis. Perkenalan langsung dipimpin oleh ketua jurusan yaitu Ibu
Fatmah M Saleh, S.Pd., M.Kes. Pada hari itu juga disampaikan mengenai
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan selama orientasi di jurusan. Hari
pertama di jurusan kami diberi penugasan oleh kasub unit penjaminan mutu
(list dokumen untuk akreditasi). Kami diberikan arahan untuk mengecek
dokumen standar 1-7 untuk keperluan akreditasi, baik itu program studi D3 dan
program studi D4. Selain itu kami juga dilibatkan dalam proses bimbingan
program kreativitas mahasiswa untuk dipersiapkan dalam Lomba Inovasi
Teknologi Mahasiswa Se- DI Ternate yang diadakan oleh Dikpora Provinsi
Maluku Utara oleh instruktur TLM Poltekkes Kemenkes Ternate.

Pada minggu keempat, kegiatan pengecekan telah sampai pada standar 5


dan kami diberi materi oleh kepala sub unit penjaminan mutu jurusan Analis
Kesehatan Ibu Muji Rahayu S.Si.,Apt.,M.Sc mengenai pembuatan RPS
(Rencana Pembelajaran Semester) dan KP (Kontrak Perkuliahan). Setelah
pemberian materi dilanjutkan dengan sesi diskusi, kemudian penugasan untuk
membuat contoh RPS dan KP. Pada minggu itu juga kami dilibatkan dalam rapat
yudisium nilai mahasiswa semester ganjil bersama dosen.

38
Pada minggu kelima kami melakukan eliminasi borang akreditasi yang
sudah melewati batas akhir tahun pengumpulan. Dan pada minggu itu juga kami
melakukan monitoring evaluasi dengan pegawai BPPSDM. Evaluasi dan
monitoring dilakukan secara bergantian dengan metode wawancara. Pertanyaan
yang diajukan berkaitan dengan manajemen poltekkes, peran poltekkes
dalam

mendukung visi dan misi kemenkes, perilaku, nilai – nilai, dan budaya kerja di
Poltekkes Kemenkes Ternate, serta cpns diminta saran dalam perbaikan
jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ternate. Setelah monev
keesokan harinya kami dilibatkan dalam rapat persiapan PBM (Proses Belajar
Mengajar) setelah libur semester. Pada rapat ini kami ditunjuk untuk membantu
PBM untuk mata kuliah tertentu seperti kimia klinik, hematologi, biokimia, dan
biologi molekular. Kami juga membantu menyempurnakan format laporan
penggunaan laboratorium tahun 2017.

Minggu keenam kami melanjutkan input data lampiran laporan kegiatan


laboratorium dan siangnya mengikuti acara purna tugas karyawan perpustakaan.
Setelah itu keesokan harinya kami lanjutkan dengan merevisi dokumen K3 dan
pembuatan SOP laboratorium. Kami juga diberi kesempatan mengikuti
presentasi LITM (Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa) untuk mahasiswa yang
akan dikirim untuk mengikuti perlombaan.

Minggu ketujuh kami mulai membantu pelaksanaan PBM baik itu mengajar
di kelas maupun pratikum di laboratorium. Materi yang kami ajarkan disesuaikan
dengan RPS yang sudah disepakati dan kami membuat slide sendiri. Kami
mengajar layaknya kegiatan dosen pada umumnya selama sekali. Metode
mengajar adalah metode presentasi dan diskusi 2 arah menggunakan slide
power point dan proyektor. Untuk pratikum dilakukan setelah penyampaian
materi selama 1 jam pelajaran. Pratikum di kelola langsung oleh dosen dibantu
oleh instruktur laboratorium. Hari berikutnya kami diberikan tugas oleh sub unit
PPM untuk merekap data dosen yang sudah melakukan pengumpulan proposal

39
dan laporan penelitian beserta pengabdian masyarakat. Rekapitulasi dilakukan
berdasarkan tahun pembuatan proposal maupun laporan.

Minggu Kedelapan masih membantu proses PBM untuk mata kuliah


Hematologi dan Praktikum Kimia Klinik di siang harinya, pembuatan SOP dan
pembuatan kumpulan Instruksi kerja di laboratorium TLM. Di akhir minggu kami
membuat SOP PPM antara lain SOP untuk mengajukan proposal penelitian,
pengabdian masyarakat, dan SOP pemilihan pembimbing akademik. Diakhir

minggu kami diberikan materi belajar pengelolaan jurnal jurusan TLM dan PD-
Dikti. Poltekkes Kemenkes Ternate memiliki jurnal yang sudah terakreditasi
nasional dan DOAJ. Selain itu juga sudah banyak penelitian dosen yang
terindeks didalam sinta. Dosen dipacu dengan target pengumpulan
proposal setiap tahunnya. Untuk tahun ini ditarget setidaknya 100 proposal yang
siap diajukan. Untuk memacu semangat penelitian, juga ada skema diluar yang
telah ditetapkan kemenkes. Skema ini di buat oleh poltekkes kemenkes Ternate
dengan anggaran berasal dari poltekkes itu sendiri.

Minggu kesembilan kami mengikuti rapat evaluasi jurusan analis kesehatan


di bulan Februari. Rapat jurusan dilakukan rutin setiap bulan untuk membahas
perkembangan terbaru berkaitan dengan jurusan teknologi laboratorium medik,
pada rapat ini kami juga diminta untuk memberikan pesan dan kesan
beserta masukan untuk perbaikan jurusan analis kedepannya. Hari berikutnya
kami mengunjungi ADAK untuk mendapatkan pelatihan tata kelola ADAK di
jurusan analis. Selanjutnya kami membantu menginput data nilai mahasiswa
PDPT dikti secara online. Diakhir minggu kami melakukan perpisahan
dengan staf analis kesehatan.

Minggu kesepuluh kami kembali ke direktorat untuk membuat laporan


kegiatan hasil orientasi serta melakukan perpisahan dan penutupan kegiatan
orientasi di politeknik kesehatan Ternate.

Minggu kesebelas kami melanjutkan pengesahan, revisi dan penjilidan


laporan. Selanjutnya diberi tugas oleh Pudir 2 untuk pembuatan analisis laporan

40
Indikator Kinerja Utama dan Key Performance Indikator di salah satu bab pada
laporan pertanggungjawaban direktur dari tahun 2016 – 2021

41
BAB V
PENUTUP

Laporan hasil orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil bagi jabatan dosen dan pranata
laboratorium pendidikan merupakan rangkuman dari proses orientasi yang telah
dilaksanakan selama 1 hari di BBPK Jakarta dan 11 minggu di Poltekkes Kemenkes
Ternate. Orientasi Program Kemenkes dan PPSDM merupakan kegiatan yang
bermanfaat bagi calon dosen untuk memulai karier sebagai dosen profesional yang
memahami tugas dan fungsi jabatannya serta melatih disiplin diri.
Laporan ini merupakan bahan masukan kepada Badan PPSDM Kesehatan
selaku penyelenggara program dan kepada Poltekkes Kemenkes Ternate agar
pelaksanaan program-program serupa di tahun yang akan datang bisa dilaksanakan
jauh lebih baik. Laporan ini juga sebagai bahan pertimbangan dan penilaian untuk
pengisian Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai (P2KP) terhadap CPNS dosen dan
PLP, juga sebagai penilaian telah selesai nya pelaksanaan orientasi yang
dilakukan oleh CPNS dosen dan PLP.

Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua bagian yang berpartisipasi
di dalam berjalannya orientasi ini baik kepada Kementerian Kesehatan, Badan PPSDM
Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Ternate, dan jurusan Teknologi Laboratorium Medik
Poltekkes Kemenkes Ternate. Segala kritik dan saran dari penulis dapat menjadi bahan
perbaikan bagi berbagai pihak terkait.

Anda mungkin juga menyukai