PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Manfaat
Program Orientasi CPNS Poltekkes Kemenkes diharapkan memberi manfaat bagi
CPNS dosen dan PLP untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan, kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara professional dengan dilandasi
disiplin dan penuh tanggungjawab.
2. Menjalin hubungan yang baik antar poltekkes sehingga kedepan terjadi
pemerataan kualitas pendidikan antar poltekkes. Baik itu di daerah berkembang
maupun di kota besar lainnya.
D. Lingkup bahasan
Nawa Cita :
1) Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi Segenap Bangsa Dan
Memberikan Rasa Aman Pada Seluruh Warga Negara.Membuat Pemerintah
Tidak Absen Dengan Membangun Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih,
Efektif, Demokratis, Dan Terpercaya.
2) Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan Memperkuat Daerah Daerah
Dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan.
3) Menolak Negara Lemah Dengan Melakukan Reformasi Sistem Dan
Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi, Bermartabat Dan Terpercaya.
4) Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
5) Meningkatkan Produktivitas Rakyat Dan Daya Saing Di Pasar Internasional.
11
6) Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakan Sektor Sektor
Strategis Ekonomi Domestik.
7) Melakukan Revolusi Karakter Bangsa.
8) Memperteguh Ke-Bhineka-An
9) Dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia.
Visi dan Misi Poltekkes Kemenkes Ternate mengacu pada Nawa Cita yang
tercantum dalam nawa cita ke-5 yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia”, ke-3 yaitu “Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan
Memperkuat Daerah Daerah Dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan” dan
ke-8 yaitu “Melakukan Revolusi Karakter Bangsa”.
1. Visi
Secara umum visi berkaitan dengan rumusan mengenai keadaan yang
ingin dicapai oleh suatu organisasi atau lembaga pada akhir periode
perencanaan, juga memberikan gambaran konsistensi kinerja organisasi dan
kelembagaan selama 5 (lima) tahun mendatang serta gambaran menyeluruh
mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Dalam visi juga
menggambarkan keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang
ingin diwujudkan suatu instansi/organisasi. Sehingga rumusan visi dapat
memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, mampu menyatukan
berbagai gagasan strategis dalam organisasi, berorientasi ke masa depan,
menumbuhkan komitmen seluruh anggota organisasi dan mampu menjamin
kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Dalam penentuan visi Poltekkes Kemenkes Ternate mempertimbangkan
beberapa kriteria sebagai berikut yaitu memberikan arah pandangan ke depan
terkait dengan kinerja dan peranan organisasi, ditetapkan secara rasional,
realistis, mudah dipahami, dirumuskan secara singkat, padat, mudah diingat,
dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian, dan mempunyai sifat
fleksibel. Oleh sebab itu Visi suatu organisasi perlu ditanamkan pada setiap
unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) agar dapat
mengerahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi atau
organisasi, adapun visi Poltekkes Kemenkes Ternate yaitu :
12
“Menjadi Perguruan Tinggi yang berkarakter dan profesional dengan
mengedepankan budaya lokal berorientasi nasional”.
2. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, dalam upaya-upaya untuk mewujudkan visi. Dengan pernyataan
misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan
dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi/organisasi
dalam penyelenggaraan organisasi pemerintah.Misi suatu instansi pemerintah
harus jelas dan sesuai dengan tugas dan fungsinya, juga terkait dengan
kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah dari peraturan perundang-
undangan atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi
yang telah dipilih.
Perumusan misi instansi pemerintah harus memperhatikan masukan-
masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan
peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan
perkembangan lingkungan strategis, berdasarkan acuan tersebut diatas, misi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate yaitu :
1) Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran baik pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap melalui implementasi sistem penjaminan mutu.
2) Mewujutkan penelitian yang berhasil guna melalui pengembangan
penelitian dasar dan terapan.
3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat melalui penerapan IPTEK
4) Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang terstandar melalui
pemenuhan secara bertahap.
5) Meningkatkan produktivitas tenaga pendidik dan kependidikan baik kualitas
maupun kuantitas melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
6) Mewujutkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang baik melalui
pengembangan tata kelola penyelenggaraan pendidikan tinggi kesehatan
yang transparant dan akuntabel.
13
7) Meningkatkan kemitraan dalam berbagai sektor untuk menunjang Tridarma
perguruan tinggi.
Dengan harapan visi dan misi dapat memberikan arah dan fokus strategis
yang jelas, mampu menyatukan berbagai gagasan strategis dalam organisasi,
berorientasi ke masa depan, menumbuhkan komitmen seluruh anggota
organisasi dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan dalam
organisasi.
15
Gambar 2. Bagan organisasi poltekkes kemenkes Ternate
a. Kududukan
Perubahan nomenklatur organisasi Departemen Kesehatan menjadi
Kementerian Kesehatan, maka Poltekkes Depkes Ternate juga berubah
17
menjadi Poltekkes Kemenkes Ternate. Poltekkes Kemenkes Ternate adalah
unit pelaksana teknis di lingkungan kementerian kesehatan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM
Kesehatan). Poltekkes Kemenkes Ternate dipimpin oleh seorang Direktur.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sehari-hari secara
administrasi dibina oleh Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (Pusdiksdmkes) Badan PPSDMK Kemenkes RI secara teknis oleh
Kemenristekdikti sesuai dengan SK Alih Bina nomor 355/E/O/2012 tanggal
10 oktober 2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan Program Studi pada
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan dari Kementerian Kesehatan
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Tugas
18
Pendidikan Tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan
suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam system
pendidikan nasional maka pendidikan tinggi menjadi ujung tombak dalam
mendorong perkembangan suatu bangsa.
Perguruan tinggi sebagai masyarakat ilmiah dituntut untuk berperan secara
aktif positif dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat
dengan menghasilkan ilmu yang siap pakai. Oleh karena itu perguruan tinggi
haruslah mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kepribadian tangguh,
berkemampuan unggul, cerdas, kreatif sehingga mampu bersaing dengan
bangsa – bangsa lain dalam menghadapi globalisasi. Oleh karena itu
keberadaan perguruan tinggi mempunyai kedudukan dan fungsi penting dalam
perkembangan suatu masyarakat.
Proses perubahan sosial di masyarakat yang begitu cepat, menuntut agar
kedudukan dan fungsi perguruan tinggi itu benar – benar terwujud dalam peran
yang nyata. Peran perguruan tinggi tertuang dalam pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu : Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate sebagai salah satu lembaga
pendidikan tinggi kesehatan memiliki komitmen menyelenggarakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
sebagaimana diamanatkan oleh Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang system pendidikan nasional pasal 20 dan Undang – undang nomor
12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
b. Penelitian
Penelitian juga sangatlah penting bagi kemajuan perguruan tinggi,
kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa dan Negara. Menurut
Undang – undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi
menyatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut
kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi,
data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau
pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kegiatan penelitian bagi dosen Poltekkes Kemenkes Ternate
merupakan hal penting untuk menciptakan inovasi serta memenuhi tuntutan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial budaya khususnya di
bidang kesehatan guna meningkatkan pembangunan kesehatan
berkelanjutan pada tingkat lokal maupun nasional.
20
Kegiatan penelitian memberi kesempatan kepada dosen dilingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate untuk meningkatkan kompetensi
risetnya agar mampu berkiprah dan mendapatkan pengakuan pada tataran
nasional serta merealisasikan hasil riset di masyarakat.
Kegiatan penelitian yang dikembangkan untuk standarisasi kegiatan
riset pembinaan di lingkungan Poltekkes Kemenkes Ternate, dilatarbelakangi
oleh : 1). Masih bervariasinya pelaksanaan penelitian di seluruh Poltekkes
Kemenkes Ternate baik kuantitas maupun kualitas, 2). Belum terfasilitasi
secara optimal dan terpadu potensi dan ketersediaan sumber daya manusia
di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tenate, 3). Terbatasnya
kesempatan untuk mengakses berbagai penelitian yang dilaksanakan
oleh institusi /lembaga penelitian diluar Poltekkes Kemenkes Ternate, 4).
Terbatasnya dana yang tersedia di Poltekkes Kemenkes Ternate, 5).
Kebutuhan Beban Kerja Dosen (BKD) yang menuntut para dosen untuk
melakukan yang berkualitas, dan 6). Tuntutan setelah 2 (dua) tahun alih bina
maka Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, khususnya bidang akademik
harus menyesuaikan dengan semua peraturan Kementerian Riset dan
Teknologi.
Disisi lain Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional
Dosen dan Angka Kreditnya yang menuntut para dosen setiap tahun, wajib
melaksanakan penelitian yang berkualitas terkait kebutuhan Beban Kerja
Dosen (BKD).
Menjawab tantangan tersebut dan sejalan dengan kebijakan Badan
PPSDM Kesehatan yang salah satunya adalah menciptakan keunggulan
penelitian di perguruan tinggi, maka mengembangkan skema penelitian
bagi
21
dosen – dosen ke dalam 5 (lima) skema penelitian yaitu penelitian calon
dosen, penelitian pemula, penelitian hibah bersaing, penelitian unggulan
poltekkes dan penelitian unggulan nasional, dimana setiap dosen hanya
diperbolehkan mengikuti skema penelitian tersebut selama dua kali dalam
dua tahun berturut – turut sebagai peneliti pertama. Maka dari itu untuk
mengatasi hal tersebut Poltekkes Kemenkes Ternate membuat 4 (empat)
skema penelitian yang tetap mengacu pada standar penelitian Kementerian
Riset dan Teknologi dengan mengikuti berbagai kriteria yang telah ditetapkan
oleh Kementerian Riset dan Teknologi yaitu penelitian perancangan,
penelitian antar profesi, penelitian kependidikan, dan penelitian mandiri.
c. Pengabdian Masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika
yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pengabdian kepada masyarakat di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Ternate adalah kegiatan civitas akademika dengan cara memanfaatkan
potensi yang ada di Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate sebagai bentuk
kontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan
berkeadilan.
Pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
kegiatan sesuai dengan budaya akademik, keahlian keilmuan civitas
akademika serta kondisi sosial budaya masyarakat dengan Gerakan
Masyarakat Sehat (GERMAS).
Bentuk program pengabdian kepada masyarakat yang dikembangkan
Poltekkes Kemenkes Ternate meliputi :
1). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Peningkatan
Kesehatan Keluarga sebagai penerapan hasil penelitian
2). Program pendidikan masyarakat berupa kegiatan – kegiatan pelatihan
dan pendampingan berbagai aspek kesehatan di masyarakat
3). Pelayanan kesehatan kepada masyarakat berupa kegiatan – kegiatan
pendampingan keahlian, fasilitasi, dan konsultasi serta kerjasama
4). Bantuan aplikasi teknologi tepat guna di bidang kesehatan
5). Pengembangan kewirausahaan keluarga / masyarakat
BAB II
PERMASALAHAN
Program orientasi CPNS dosen dan PLP yang dilaksanakan Badan PPSDM
Kesehatan di BBPK dan Poltekkes Kemenkes Jakarta I, II, dan III, dimulai pada
tanggal 4 Januari 2021, mulai pukul 10.00 – 19.00 WIT melalui proses daring
bertempat di ruang rapat lantai 2 rektorat Poltekkes Kemenkes Ternate,
adapun materi yang diberikan terdiri dari materi dasar dan materi inti. Materi
dasar membahas mengenai kebijakan publik dan kebijakan pembangunan
kesehatan, sedangkan materi inti terdiri dari program Kemenkes dan PPSDM
Kesehatan, kedudukan dan struktur organisasi, tugas, fungsi, visi, misi, dan
kewenangan organisasi, Tridharma Perguruan Tinggi, sarana dan prasarana
institusi pendidikan, budaya, nilai, sikap, disiplin dan kinerja PNS serta
gambaran umum poltekkes kemenkes, khususnya Poltekkes Kemenkes
Jakarta II.
Materi orientasi diberikan dengan metode ceramah yang disertai Tanya
jawab antara CPNS dosen dan PLP dengan narasumber. Materi yang diperoleh
dari Poltekkes Kemenkes Jakarta II melalui ceramah, diskusi dan observasi.
Secara umum pelaksanaan orientasi di Badan PPSDM Kesehatan
berlangsung dengan baik, lancar dan kondusif, fasilitas yang disediakan juga
nyaman. Namun terdapat beberapa hal yang mungkin bisa ditingkatkan lagi
terkait dengan pelaksanaan orientasi di Badan PPSDM Kesehatan seperti :
1. Pelaksanaan orientasi di Badan PPSDM Kesehatan berjalan selama 1
hari. Sehubungan dengan kondisi pandemi virus covid-19 pelaksaaan
orientasi berjalan secara daring pukul 10.00 – 19.00 WIT, 4 Januari 2012
2. Dipadatkannya waktu orientasi yang semenstinya bias berjalan beberapa
hari terpaksa dilaksanakan selama 1 hari , melalui proses daring. Hal
tersebut menyebabkan kondisi tidak efektif dalam penerimaan materi,
dimana banyak kendala yang terjadi, termasuk kondisi jaringan dan
24
perbedaan zona waktu yaitu antara Jakarta dan Ternate, sehingga kami
penerima materi yang berada pada zona WIT harus menerima awal lebih
siang dan selesai pada malam hari.
3. Pada proses pengenalan di kampus poltekkes para CPNS dibagi
kelompok sesuai background pendidikan mereka, tapi pada kenyataannya
penulis mendapatkan lokasi orientasi di poltekkes yang jurusannya tidak
sesuai dengan background penulis, sehingga pada saat melakukan
observasi langsung di tempat orientasi penulis juga agak kebingungan
mau menanyakan apa. Penulis seharusnya di tempatkan di jurusan analis
kesehatan poltekkes Jakarta III sesuai background penulis, tetapi pada
observasi langsung penulis ditempatkan di jurusan anafarma poltekkes
Jakarta II.
4. Belum terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang baik dari pihak
Kemenkes dan PPSDM dengan satuan kerja CPNS dan satuan kerja
orientasi CPNS terkait pelaksanaan program orientasi CPNS dosen dan
PLP.
5. Pelaksanaan orientasi Tridharma Perguruan Tinggi yang tidak boleh
dilaksanakan di Satuan Kerja (Satker) asal CPNS, menurut penulis program
ini baik untuk CPNS mengenal budaya dan lingkungan kerja satker lain
akan tetapi ketika CPNS kembali ke satker masing-masing tentunya CPNS
tersebut harus kembali belajar dan beradaptasi dengan budaya dan
lingkungan kerja di satuan kerjanya.
6. Kurangnya bentuk kegiatan untuk mengakrabkan sesama CPNS dari
Badan PPSDM Kesehatan, kegiatan mengakrabkan sesama CPNS
menurut penulis adalah hal penting untuk menciptakan ikatan emosional
antar CPNS.
25
B. Permasalahan terkait dengan orientasi pelaksanaan Tridharma
Perguruan Tinggi
26
1. Website poltekkes kemenkes Ternate isi menu untuk setiap informasi pada
menu bar nya belum lengkap, masih ada beberapa informasi yang tidak ada,
padahal pada menu bar disediakan.
2. Sarana dan prasarana laboratorium yang kurang memadai
Poltekkes Kemenkes Ternate telah memiliki laboratorium terpadu yang
menggabungkan beberapa laboratorium dalam satu gedung, akan tetapi untuk
peralatan laboratorium yang ada masih belum mencukupi untuk digunakan
semua mahasiswa dalam setiap praktek sehingga harus dibagi dua kelompok
dalam setiap praktikum. Hal ini juga terjadi jika jadwal praktikum antar jurusan
bersamaan sehingga penggunaan alat laboratorium harus dibagi yang
menyebabkan peralatan praktikum tidak menjangkau semua mahasiswa.
Untuk jurusan Analis Kesehatan juga ditemui permasalahan terkait
laboratorium seperti jumlah peralatan yang tidak cukup untuk praktikum,
tata ruang laboratorium yang tidak sesuai standar misalnya jarak laboratorium
kimia amami dan kimia klinik yang bersebelahan dengan ruang tata usaha dan
ruang belajar. Sehingga pada saat mahasiswa praktikum kimia amami bau
senyawa kimia sampai tercium keluar ruangan. Begitupun dengan lemari
asam pada ruang laboratorium kimia klinik yang tidak memiliki saluran exhaust
dan saluran Hepafilter sehingga gas yang dihasilkan masih bisa mencemari
lingkungan disekitar laboratorium kimia klinik.
Penggunaan loker di laboratorium belum mencukupi semua mahasiswa
yang melakukan praktikum, sehingga masih ada mahasiswa yang melakukan
praktikum, tas dan kelengkapan lainnya disimpan diluar laboratorium seperti di
kursi atau meja yang bisa memungkinkan terjadinya kehilangan barang oleh
mahasiswa tersebut
3. SDM yang masih kurang
Rasio dosen dan mahasiswa di jurusan Analis Kesehatan tidak berimbang.
Dosen yang ada di jurusan Analis Kesehatan berjumlah 10 orang. Hal ini
tentunya sangat kurang mengingat banyaknya program studi yang ada di
jurusan Analis Kesehatan. Jurusan Analis Kesehatan memiliki satu program
studi yaitu D3. Dari jumlah kelas yang ada terlihat bahwa dosen yang ada saat
27
ini kurang. Sehingga beberapa dosen mengampu lebih dari satu mata kuliah.
Selain itu hal ini juga menjadi kendala bagi jurusan Analis Kesehatan untuk
mengembangkan potensi dalam memperbesar jumlah mahasiswa yang
mendaftar, sementara setiap tahunnya sudah banyak dana yang dikeluarkan
untuk keperluan promosi.
Selain dosen, tenaga pranata laboratorium pendidik atau instruktur juga
kurang di Jurusan Analis Kesehatan, hanya ada 6 tenaga instruktur yang ada,
sehingga pada saat praktikum mahasiswa hanya di awasi oleh 1 orang
dosen dan 1 orang instruktur / PLP. Suasana praktikum tidak dapat diawasi
dengan
baik.
Tenaga perpustakaan di jurusan TLM hanya ada 1 orang, tentunya
jumlah tersebut sangat kurang mengingat pekerjaan di perpustakaan cukup
banyak, seperti pengaturan buku – buku, pemberian identitas buku, dll. Dengan
hanya 1 orang tentunya pelayanan terhadap mahasiswa juga kurang, apalagi
melihat dilapangan antusiasme mahasiswa jurusan TLM untuk berkunjung ke
perpustakaan cukup tinggi. Belum lagi jika pegawai perpustakaan harus keluar
jurusan untuk mengikuti rapat atau pelatihan, maka dengan berat hati
perpustakaan harus ditutup sampai pegawai perpustakaan selesai rapat atau
pelatihan.
4. Pembuatan buku panduan, SOP yang semuanya dibuat dengan media buku. Hal
ini menurut penulis akan banyak membuang anggaran karena harus di
distribusikan ke banyak orang dan juga tidak ramah lingkungan karena
memerlukan kertas dan space yang lebih ketika berkas tersebut disimpan. Pada
era digitalisasi ini sebenarnya banyak perangkat lunak yang bisa
membantu dalam pendistribusian informasi tersebut. Dokumen – dokumen
tersebut bisa dibuat dalam format pdf dan disimpan dalam penyimpanan online
seperti google drive, one drive dll.
5. Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Ternate telah memiliki perpustakaan pusat yang
mencakup 3 (tiga) jurusan yang terletak di kampus pusat Poltekkes. Administrasi
28
dan pengaturan (penataan, penomoran buku) perpustakaan pusat tersebut
sangat baik. Buku, jurnal, dan sumber lainnya yang mendukung proses belajar
mengajar tersedia di perpustakaan tersebut.
Hal ini tentunya juga berlaku pada jurusan Analis Kesehatan. Perpustakaan
jurusan Analis Kesehatan sudah menyediakan buku, jurnal, dan sumber
yang lain untuk membantu mahasiswa. Tetapi untuk beberapa hal, seperti
pemberian identitas buku, pemberian identitas KTI / Skripsi, pengaturan buku,
dan tata letak ruangan belum sebaik yang ada di perpustakaan pusat.
6. Pengadaan Peralatan Laboratorium
Proses pengadaan alat dan bahan laboratorium yang digunakan untuk
praktikum cenderung lama pengadaannya, bahkan bisa sampai selesai
pembelajaran alat dan bahan itu baru ada, akan tetapi sudah tidak bisa
digunakan lagi karena proses praktikum telah selesai.
7. Penelitian dan pengabdian masyarakat
Pelaksanaan orientasi tridharma perguruan tinggi dilaksanakan di awal
tahun, sehingga pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang
dilakukan oleh dosen tidak dapat diikuti. Untuk penelitian dan pengabdian
masyarakat hanya diperoleh materi berupa skema pengajuan penelitian dan
pengabdian masyarakat serta penugasan.
Akan tetapi penulis dan beberapa teman CPNS dosen di jurusan Analis
Kesehatan sempat beberapa kali mengikuti proses bimbingan penelitian
dan kreatifitas mahasiswa yang dilakukan oleh dosen dan instruktur jurusan
Analis Kesehatan, untuk mempersiapkan diri mengikuti Lomba Inovasi dan
Teknologi Mahasiswa (LITM) se-Provinsi DI Yogyakarta yang diadakan Dikpora
Provinsi DI Yogyakarta. Bimbingan yang sangat intens dilakukan oleh
pembimbing guna mempersiapkan mahasiswa yang ikut berlomba menghasilkan
hasil penelitian yang bukan hanya bermanfaat tapi juga tergolong baru dan
berbeda dengan penelitian yang lainnya. Tidak mengecewakan beberapa kali
jurusan Analis Kesehatan mengikuti lomba ini dan selalu mendapatkan juara,
yaitu juara 2 dan
3. Sehingga target mereka tahun ini adalah mendapatkan juara 1.
29
Pelaksanaan orientasi tridharma perguruan tinggi dievaluasi dengan adanya
monitoring evaluasi (monev) dari Badan PPSDM Kesehatan dan biro kepegawaian
ke Poltekkes Kemenkes tempat CPNS melaksanakan orientasi. Penyelesaian
orientasi tridharma perguruan tinggi ditandai dengan selesai dan disahkan nya
laporan yang dibuat oleh CPNS dosen dan PLP.
30
BAB III
ANALISA DAN SOP ORGANISASI
34
BAB IV
PELAKSANAAN HASIL ORIENTASI
36
Kegiatan orientasi di poltekkes jogja dilakukan selama 11 minggu dengan
masa orientasi yang dibagi menjadi 2 garis besar yaitu penempatan di direktorat
dan penempatan di jurusan. Tujuan dari pembagian ini agar cpns bisa
mendapatkan pengalaman menyeluruh baik itu bagaimana tata kelola kampus di
tingkat direktorat maupun tata kelola kampus di tingkat jurusan.
Selama minggu kedua CPNS mendapatkan materi dari biro umum dan
kepegawaian setelah pemberian materi, dilanjutkan dengan studi literatur
37
dengan mempelajari pedoman dan standar di setiap masing-masing unit. Kepala
urusan akademik, kepala unit CDC dan Alumni , kerjasama, Klinik. Semua
diberikan dalam bentuk paparan, diskusi dan penugasan. CPNS mendapatkan
penugasan membuat laporan akhir ASN dan Job Fair, laporan akhir tracer study
dan laporan final oleh unit CDC dan alumni, dan diberikan tugas mengenai
contoh pembuatan PK dan MoU.
38
Pada minggu kelima kami melakukan eliminasi borang akreditasi yang
sudah melewati batas akhir tahun pengumpulan. Dan pada minggu itu juga kami
melakukan monitoring evaluasi dengan pegawai BPPSDM. Evaluasi dan
monitoring dilakukan secara bergantian dengan metode wawancara. Pertanyaan
yang diajukan berkaitan dengan manajemen poltekkes, peran poltekkes
dalam
mendukung visi dan misi kemenkes, perilaku, nilai – nilai, dan budaya kerja di
Poltekkes Kemenkes Ternate, serta cpns diminta saran dalam perbaikan
jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ternate. Setelah monev
keesokan harinya kami dilibatkan dalam rapat persiapan PBM (Proses Belajar
Mengajar) setelah libur semester. Pada rapat ini kami ditunjuk untuk membantu
PBM untuk mata kuliah tertentu seperti kimia klinik, hematologi, biokimia, dan
biologi molekular. Kami juga membantu menyempurnakan format laporan
penggunaan laboratorium tahun 2017.
Minggu ketujuh kami mulai membantu pelaksanaan PBM baik itu mengajar
di kelas maupun pratikum di laboratorium. Materi yang kami ajarkan disesuaikan
dengan RPS yang sudah disepakati dan kami membuat slide sendiri. Kami
mengajar layaknya kegiatan dosen pada umumnya selama sekali. Metode
mengajar adalah metode presentasi dan diskusi 2 arah menggunakan slide
power point dan proyektor. Untuk pratikum dilakukan setelah penyampaian
materi selama 1 jam pelajaran. Pratikum di kelola langsung oleh dosen dibantu
oleh instruktur laboratorium. Hari berikutnya kami diberikan tugas oleh sub unit
PPM untuk merekap data dosen yang sudah melakukan pengumpulan proposal
39
dan laporan penelitian beserta pengabdian masyarakat. Rekapitulasi dilakukan
berdasarkan tahun pembuatan proposal maupun laporan.
minggu kami diberikan materi belajar pengelolaan jurnal jurusan TLM dan PD-
Dikti. Poltekkes Kemenkes Ternate memiliki jurnal yang sudah terakreditasi
nasional dan DOAJ. Selain itu juga sudah banyak penelitian dosen yang
terindeks didalam sinta. Dosen dipacu dengan target pengumpulan
proposal setiap tahunnya. Untuk tahun ini ditarget setidaknya 100 proposal yang
siap diajukan. Untuk memacu semangat penelitian, juga ada skema diluar yang
telah ditetapkan kemenkes. Skema ini di buat oleh poltekkes kemenkes Ternate
dengan anggaran berasal dari poltekkes itu sendiri.
40
Indikator Kinerja Utama dan Key Performance Indikator di salah satu bab pada
laporan pertanggungjawaban direktur dari tahun 2016 – 2021
41
BAB V
PENUTUP
Laporan hasil orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil bagi jabatan dosen dan pranata
laboratorium pendidikan merupakan rangkuman dari proses orientasi yang telah
dilaksanakan selama 1 hari di BBPK Jakarta dan 11 minggu di Poltekkes Kemenkes
Ternate. Orientasi Program Kemenkes dan PPSDM merupakan kegiatan yang
bermanfaat bagi calon dosen untuk memulai karier sebagai dosen profesional yang
memahami tugas dan fungsi jabatannya serta melatih disiplin diri.
Laporan ini merupakan bahan masukan kepada Badan PPSDM Kesehatan
selaku penyelenggara program dan kepada Poltekkes Kemenkes Ternate agar
pelaksanaan program-program serupa di tahun yang akan datang bisa dilaksanakan
jauh lebih baik. Laporan ini juga sebagai bahan pertimbangan dan penilaian untuk
pengisian Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai (P2KP) terhadap CPNS dosen dan
PLP, juga sebagai penilaian telah selesai nya pelaksanaan orientasi yang
dilakukan oleh CPNS dosen dan PLP.
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua bagian yang berpartisipasi
di dalam berjalannya orientasi ini baik kepada Kementerian Kesehatan, Badan PPSDM
Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Ternate, dan jurusan Teknologi Laboratorium Medik
Poltekkes Kemenkes Ternate. Segala kritik dan saran dari penulis dapat menjadi bahan
perbaikan bagi berbagai pihak terkait.