Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SOSIAL POLITIK
TENTANG

ISU PERMASALAHAN KEPERAWATAN

TERKAIT SOSIAL POLITIK

DisusunOleh :
1. ArinaNurHasanah 130011095
2. Faisal Rahman 130011105
3. Fatimah Dewi P. 130011106
4. Hasanusi 130011108
5. ImamatulFaizah 130011109
6. RamadhaniDwi L. 130011124
7. RetnoDiahputri E. 130011126

S1 Keperawatan Semester IV C
SekolahTinggiIlmuKesehatanYayasan RSI Surabaya
2013
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan berkah rohmah hidayah
serta inayahNya kepada kita semuanya sehingga kita diberi kekuatan, kesehatan, dan kesabaran
untuk dapat menyelesaikan makalah ini tidak lebih dari kurun waktu yang ditentukan. Shalawat
serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW yang telah
membimbing dan membawa kita ke alam yang penuh dengan ilmu dan iman. Semoga beliau
selalu memberi syafa’at kepada kita semua sebagai umatnya kelak di hari kiamat.
Demikianlah sedikit pengantar dari kami, mudah-mudahan berkenan di hati bapak ibu
dosen pembimbing dan teman-teman semua. Dengan segala kerendahan hati, beginilah keadaan
karya kami. Masih jauh dari kata sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari bapak ibu dosen
pembimbing serta teman-teman semua demi kemajuan kami semua.

Surabaya, Juni 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Profesionalisme keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi
keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan karakteristik
sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. Proses profesionalisasi
merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima
secara spontan oleh masyarakat. Profesi keperawatan, profesi yang sudah mendapatkan
pengakuan dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi
aktif dalamsistem pelayanan kesehatan di Indonesia agar keberadaannya mendapat
pengakuan dari masyarakat. Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka perawat
masih memperjuangkan langkah-langkah profesionalisme sesuai dengan keadaan dan
lingkungan social di Indonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia
dan perlu dipersiapkan dengan baik, berencana, berkelanjutan dan tentunya memerlukan
waktu yang lama.

1.2 LatarBelakang
Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggung jawab dan berperan penting
dalam rangka melahirkan generasi perawat yang berkwalitas dan berdedikasi. Sejalan
dengan berkembangnya institusi pendidikan keperawatan di Indonesia semakin
bertambah jumlahnya. Motivasi dari pendirian institusi pendidikan keperawatanpun
sangat bervariasi dari alasan “Bisnis” sampai dengan “Sosial”. Dan yang kemudian
menjadi pertanyaan dan keganjilan adalah banyaknya pemilik dan pengelola institusi
pendidikan keperawatan ini yang sama sekali tidak memiliki pemahaman yang cukup
tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu atau profesi. Ini menjadi penyebab
rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia dan tidak
siap untuk bersaing.
Salah satu tolok ukur kwalitas dari perawat dipercaturan Internasional adalah
kemampuanuntuk dapat lulus dalam Ujian Kompetensi Keperawatan seperti ujian
NCLEX-RN dan CGFNS sebagai syarat mutlak bagi seorang perawat untuk dapat
bekerja di USA. Dalam hal ini kualitas dan kemampuan perawat Indonesia masih sangat
memprihatinkan. Di Kuwait pernah terjadi fakta yang memalukan sekaligus menjatuhkan
kredibilitas bangsa terutama system pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia
memiliki permasalahan yang berkaitan dengan Higher Education bagi perawat Indonesia
yang bekerja di Kuwait
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ArtiKemerdekaanDalamPolitikBangsa Indonesia


a. Proklamasi Kemerdekaan tanggal :17 Agustus 1945merupakan puncak keberhasilan
perjuangan Bangsa Indonesia membebaskan diri dari penjajahan. Sejarah saat ini
Bangsa Indonesia bebas menentukan politiknya sendiri.
b. Salah satu pendiri bangsa Indonesia Bung Karno mengatakan Kemerdekaan bukanlah
tujuan melainkan merupakan jembatan emas untuk mencapai tujuan.
c. Para pendiri bangsa Indonesia telah merumuskan tujuan nasional cita – cita bangsa
Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea 4, sebagai
berikut :”pemerintah Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memejukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Untuk
mencapai tujusn tersebut mutlsk perlu dilaksanakan pembangnan nasional.
d. Untuk merealisasikan politik dan pembangunan nasional, pada tanggal :18 Agustus
1945, PPKI mengangkat Presiden dan Wakil Presiden dan menetapkan UUD 1945.

2.2 Pembangunan Nasional


a. Pengertian
Pembangunan Nasional adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yang
berkesinambungan, yang merupakan suatu rangkaian pembangunan menyeluruh,
terpadu, terarah dan terencana.

b. LandasanTeori
Landasan Idiil : Pancasila
Landasan Konstitusional : UUD 1945
c. Tujuan Pembangunan Nasional
Terwujudnya suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata material dan
sepiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

d. PolaPembangunaNasional
1. Agar supaya pelaksanaan pembangunan terarah dan terpadu serta untuk mencapai
tujuan adanya haluan / arah yang dirumuskan menjadi Pola Pembangunan
Nasional.
2. Dari tahun 1945 sampai saat ini bangsa indonesia telah mengalami 3 periode /
orde Pemerintahan dengan Pola Pembangunan Nasional yang berada sebagai
berikut:
a. Tahun 1945 – 1966 : Pemerintahan Orde Lama Pola Pembangunan Nasional:
- Garis – Garis Besar Haluan Politik
- Garis – Garis Besar Haluan Pembangunan
b. Tahun 1966 – 1998 : Pemerintahan Orde Baru, Pola Pembanguanan Nasional :
Garis – Garis Besar Haluan Negara dan Rencana Pembangunan Lima Tahun
(REPELITA)
c. Tahun 1998 – sekarang : Pemerintahan Orde Reformasi, Pola Pembangunan
Nasional : Program Pembangunan Nasional (PROPENAS)
d. Bidang – Bidang Pembangunan Nasional
Bidang – Bidang Pembangunan Nasional meliputi :
1. Bidang Ekonomi
2. Bidang Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan dan Kebudayaan
3. Bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
4. Bidang Hukum
5. Bidang Politik,Aparatur Negara,Penerangan,Komunikasi dan Media Masa.
6. Bidang Pertahanan Nasional
e. Pembangunan Kesehatan termasuk dalam Bidang Kesejahteraan Rakyat,
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Pembangunan Kesehatan

a. Kedudukan
Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu bagian dan modal utama dari
Pembangunan Nasional.
b. Landasan Kebijakan Pembangunan Kesehatan sebagai berikut:
1) UU Nomor : 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2) UU Nomor : 25 tahun 2000 tentang PROPENAS
3) Kep. Man. Kesh. Nomor :131/MENKES/SK/II/2004, tentang : Sistem
Kesehatan Nasional
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 574/MENKES/SK/IV/2000, tentang :
Kebijakan Kesehatan Indonesia Sehat 2010
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1202/MENKES/SK/VIII/2003, tentang :
Indikator Indonesia Sehat 2010.

e. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010


1. Paradigma Pembangunan Sehat merupakan Dasar Pandang Baru dan Mmodel
Pembangunan Kesehatan yang dalam jangka panjang :
a. Mendorong masyarakat untuk bersikap lebih mandiri dalam menjaga
kesehatan mereka sendiri.
b. Mengutamakan upaya pelayanan yang bersifat promotif dan preventif
yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif.
2. Visi Pembangunan Sehat
Visi adalah Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai :”INDONESIA
SEHAT 2010” yang dilandasi dengan:
a. Penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku sehat.
b. Penduduk indonesia memiliki kenangan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.
c. Penduduk Indonesia memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya
diseluruh wilayah Republik Indonesia.
3. Misi Pembangunan Sehat
a. Menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata dan
terjangkau.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungan.
4. Tujuan pembangunan Kesehatan
Meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, melalui
terciptanya Visi Indonesia sehat 2010.
5. Indikator Indonesia Sehat 2010
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih kongkrit / nyata tentang Visi
Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan indikator – indikator dan target – target
yang ingin dicapai pada tahun 2010, melalui Kep.Kesh Nomor
:2012/MENKES/VIII/2003, tentang : Indikator Indonesia Sehat 2010.
a. Pengertian
Indikator adalah Variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap
perubahan – perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu
b. Pengelompokan indicator
1) Indikator hasil akhir
Indikator derajat kesehatan : Mortalitas,Morbiditas,status Gizi
2) Indikator hasil antara
Indikator yang mempengaruhi derajat kesehatan :perilaku sehat,akses
dan mutu pelayanan kesehatan.
3) Indikator proses dan masukan,meliputi :pelayanan kesehatan, sumber
daya kesehatan,manajemen kesehatan dan konstribusi sektor terkait.
c. Target indikator
Beberapa target indikator pada akhir tahun 2010 antara lain :
d. Indikstor mortslitas
- Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup:40
- Angka harapan hidup waktu lahir :67,9 tahun
e. Indikator Morbiditas :
- Angka kesakitan DBD per 100000 penduduk :2
- Angka kesakitan HIV terhadap penduduk beresiko ;0,9
f. Indikator status gizi
Prosentase balita dengan gizi buruk :15

f. Kebijakan pembangunan kesehatan


1. Pemantapan kerjasama lintas sektoral
2. Peningkatan perilaku, kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta
3. Peningkatan kesehatan lingkungan
4. Peningkatan upaya kesehatan
5. Peningkatan sumber daya kesehatan
6. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
7. Peningkatan perlindungan masyarakat terhadap penggunaan formasi, makanan,
dan alat kesehatan yang tidak absah / illegal.
8. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya adalah
sebagai berikut :
1. Kebijakan pembangunan kesehatan
a. Pemantapan kerjasama lintas sektoral
b. Peningkatan perilaku, kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta
c. peningkatan kesehatan lingkungan
d. Peningkatan upaya kesehatan
e. Peningkatan sumber daya kesehatan
f. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
g. Peningkatan perlindungan masyarakat terhadap penggunaan formasi, makanan,
dan alat kesehatan yang tidak absah / illegal
h. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Rahajo J.Setiajadji. 2002. Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan Edisi 1. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai