Anda di halaman 1dari 20

“KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA”

MAKALAH

DI SUSUN OLEH :
NAMA : HASRI DIANI
NPM : 1810038105015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA

PADANG

2020

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga makalah untuk perkuliahan
Keperawatan Komunitas yang berjudul ”Konsep Pembangunan Kesehatan di
Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar umat, Nabi Muhammad Saw yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dan
motivasi serta masukan dari berbagai pihak. Namun, penulis menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik, saran, yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Padang, Oktober 2020

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
....................................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan ..........................................................................................................1
C. Rumusan Masalah ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................6


A. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2015...............................................................8
B. Konsep Masyarakat dan Konsep Sehat..........................................................8
C. Indicator yang berhubungan dengan derajat kesehatan masyarakat .............8
D. Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesehatan
Masyarakat di Indonesia.................................................................................10
E. Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan di Indonesia........................11
F. Pilar Indonesia sehat.......................................................................................12
G. Tren dan isu pembangunan kesehatan............................................................14

BAB III PENUTUP................................................................................................16


A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam Indonesia Sehat 2015, lingkungan yang diharapkan adalah
yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang
bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko
penyakit, melinduni diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi akif
dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.
Layanan yang tersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya guna
yang tersebar secara merata dindonesia. Dengan demikian terwujudnya
derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Data UNDP tahun 1997 mencatat bahwa Indeks Pembangunan
Manusia di Indonesia masih menempati urutan ke 106 dari 176 negara.
Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk Indonesia
memang belum memuaskan.Menyadari bahwa tercapainya tujuan
pembangunan nasional merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia,
dan dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era
globalisasi, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
dilakukan. Dalam hal ini peranan keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat menentukan. Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang
keberhasilan program pendidikan, tetapi juga mendorong peningkatan
produktivitas dan pendapatan penduduk.
Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut
diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan

4|Page
proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan
masayarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan
oleh kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi oleh
interaksi yang dinamis dari berbagai sektor. Upaya untuk menjadikan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi serta
strategi yang baru harus dapat dijadikan komitmen semua pihak, disamping
menggeser paradigma pembangunan kesehatan yang lama menjadi
Paradigma Sehat.
Penyusunan rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat
2015 ini adalah manifestasi konkrit dari kehendak untuk melaksanakan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan dan paradigma sehat
tersebut.Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup
sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut di atas, derajat
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara
optimal.

B.      Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang konsep pembangunan kesehatan di
Indonesia tahun 2015
2.      Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui visi dan misi tentang konsep pembangunan
kesehatan di Indonesia tahun 2015
b. Untuk mengetahui konsep masyarakat dan konsep sehat
c. Untuk mengetahui Indicator yang berhubungan dengan derajat
kesehatan masyarakat
d. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya masalah-
masalah kesehatan masyarakat di indonesia
e. Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan di Indonesia
f. Pilar indonesia sehat
g. Tren dan isu pembangunan kesehatan

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2015

VISI

Visi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah Indonesia sehat


2015. Dalam Indonesia sehat 2015, lingkungan yang diharapkan adalah
lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu (Wahit,
2013) :

1. Lingkungan yang bebas dari polusi


2. Tersedianya sumber air bersih
3. Sanitasi lingkungan yang memadai
4. Perumahan dan pemukiman yang sehat

Terwujudnya kesehatan masyarakat yang saling tolong menolong


dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Perilaku masyarakat Indonesia sehat yang diharapkan adalah ( Wahit,


2013) :

1. Bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;


2. Mencegah resiko tejadinya penyakit;
3. Melindungi diri dari ancaman sakit;
4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Selanjutnya, pada masa depan diharapkan masyarakat mampu
menjangkau pelayanan kesehatan bermutu yang bermutu tanpa adanya
hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Pelayanan
kesehatan yang bermutu yang dimaksudkan adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan pengguna jasa, serta diselenggarakan sesuai dengan
standard an etika profesi ( Wahit, 2013).

6|Page
MISI

Untuk mencapai visi diatas, disusunlah misi pembangunan kesehatan


sebagai berikut Wahit, 2013) ;

1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.


Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja sector kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja serta kontribusi positif berbagai sector kesehatan saja,
tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja , tetapi sangat dipengaruhi
oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sector
pembangunan lainnya.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan
adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat,
pemerintah, dan swasta. Jika hanya mengandalkan pemerintah tanpa
kesedaran indivud dan masyarakat untuk menjaga kesehatannya, maka
tujuan Indonesia sehat 2010 tidak akan tercapai. Perilaku sehat dan
kemampuan masyarakat untuk memilih serta mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan program
pembangunan kesehatan.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau. Salah satu tanggung jawab sector kesehatan
adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tidak semat-mata berada ditangan pemerintah, melainkan
mengikutsertakan peran serta aktif segenap anggota masyarakat dan
berbagai potensi peran swasta dengan sebesar-besarnya.
4. Memlihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Tugas utama sector kesehatan
adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap warga
negaranya, yaitu: setiap individu, keluarga, dan masyarakat Indonesia,
tanpa meninggalkan upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan
kesehatan. Untuk terselengaranya upaya tersebut, penyelengaraan

7|Page
upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat prmotif
dan preventif, yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative.
B. Konsep Masyarakat dan Konsep Sehat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul /


berinteraksi. Kesatuan hidup manusia berinteraksi menurut suatu system
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Sehat adalah suatu keadaan yang lengkap, meliputi
kesejahteraan fisik, mental, dan social, bukan hanya bebas dari penyakit dan
kecacatan/kelemahan ( Wahit,2013).

Ciri-ciri masyarakat sehat

Ciri-ciri masyarakat sehat adalah sebagai berikut( Wahit, 2013) :

1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyaraakt untuk hidup sehat.


2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan kesehatan ( health promotion), pencegahan penyakit
( health prevention) terutama untuk ibu dan anak.
3. Berupaya selalu meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangakan dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.
4. Selalu menignkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan
peningkatan status social ekonomi masyarakat.
5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari
berbagai sebab dan penaykit.

C. Indicator yang berhubungan dengan derajat kesehatan masyarakat

1. Indicator menurut system kesehatan nasional ( yang diambil dari 12


indikator menurut H.L Blum) (wahit, 2013)
a. Life span, yaitu lamanya usia harapan hidup untuk hidup dari
masyarakat, atau dapat juga dipandang sebagai derajat kematian
masyarakat yang bukan kerena mati tua.

8|Page
b. Disease or infirmity, yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis
dan anatomis dari masyarakat.
c. Discomfort or illness, yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang
keadaan somatic kejiwaan, maupun social dari dirinya.
d. Disability or incapacity, yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masayrakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peran
sosialnya karena sakit.
e. Participation in health care, yaitu kemampuan dan kemauan
masyararakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya agar selalu
dalam keadaan sehat.
f. Health behavior, yaitu prilaku nyata dari anggota masyarakat yang
secara langsung berkaitan dengan kesehatan.
g. Ecologic behavior. Yaitu prilaku masyarakat terhadap lingkungan
hidupnya, terhadap spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem
h. Social behavior, yaitu prilaku anggota masyarakat terhadap sesame,
keluarga, komunitas dan bangsanya.
i. Interpersonal relationship, yaitu kualitas komunikasi anggota
masyarakat terhadap sesamanya.
j. Reserve or positive health, yaitu daya tahan anggota masyarakat
terhadap penyakit, atau kapasitas anggota masyarakat dalam
menghadapi tekanan-tekanan somatic, kejiwaan dan social.
k. External satisfaction, yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat
terhadap lingkungan sosialnya, meliputi rumah, sekolah, pekerjaan,
rekreasi, transportasi, dan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
l. Internal satisfaction, yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap
seluruh aspek kehidupan dirinya sendri.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap


(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko social dan
finansial dibidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah :

9|Page
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37 % menjadi
10%.
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
dari 6,80 menjadi 8,00.

2. Indicator sehat menurut WHO


a. Indicator yang berhubungan dengan keadaan status kesehatan
masyarakat, yang meliputi:
 Indicator komprehensif, yaitu angka kasar / CDR ( crude date
rate) menurun, rasio angka kematian (mortalitas) proporsional
menurun, dan usia harapan hidup meningkat.
 Indicator spesifik, yaitu angka kematian ibu dan anak menurun,
angka kematian karena penyakit menular menurun, serta angka
kelahiran menurun.
b. Indikator pelayanan kesehatan, meliputi:
 Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang;
 Distribusi tenaga kesehatan merata;
 Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit
dan fasilitas kesehatan lain;
 Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan di
antarannya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, poliklinik,
dan pelayanan kesehatan lainnya.
D. Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesehatan
Masyarakat di Indonesia

Beberapa -fakor penyebab terjadinya masalah-masalah kesehatan


masyarakat di Indonesia adalah sebagai berikut ( Wahit, 2013) ;

1. Faktor lingkungan
a. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan
b. Kurangnya sebagian besat rasa tanggung jawab masyarakat
dalam bidang kesehatan.

10 | P a g e
2. Factor perilaku dan gaya hidup masyarakat
a. Masih banyaknya kebiasaan masyarakat yang dapat merugikan
kesehatan
b. Adat istiadat yang kurang, atau bahkan yang tidak menunjang
kesehatan.
3. Factor social ekonomi
a. Tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia sebagian besar
masih rendah.
b. Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Penghasilan sebagian masih rendah dan pengangguran.
d. Kemiskinan
4. Factor system pelayanan
a. Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh.
b. Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi pada
upaya kuratif.
c. Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan
kesehatan.
E. Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan di Indonesia

Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi ( Kemenkes,


2015) :

1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja,


dan lanjut usia yang berkualitas.

2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.

3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas

5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas

6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas


farmasi dan alat kesehatan.

11 | P a g e
7. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan.

8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu ssumber daya


manusia kesehatan.

9. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

10. Menguatkan managemen, penilaian pengembangan dan system


informasi.

11. Memantapkan pelayanan system jaminan social nasional bidang


kesehatan.

12. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.

F. Pilar Indonesia sehat


Sebelumnya terdapat Tiga pilar yang diperlukan demi terwujudnya
Indonesia sehat 2010 antara lain sebagai berikut.
1. Lingkungan sehat
2. Prilaku sehat
3. Pelayanan kesehatan
Untuk program kementrian kesehatan periode 2015-2019 melalui
program Indonesia sehat dengan tiga pilar, yaitu :

12 | P a g e
1. Paragdima sehat
Paragdima sehat dilakukan dengan strategis pengutamakan
kesehatan dalam pembangunan kesehatan, penguatan promotif,
preventif dan pemberdayaan masyarakat.

2. Penguatan pelayanan kesehatan

13 | P a g e
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi system rujukan
dan pendekatan continuum of care, intervensi berbasis risiko
kesehatan

3. Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN)


JKN melalui kartu Indonesia sehat, dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefit, serta kendali mutu dan kendali biaya.

G. Tren dan isu pembangunan kesehatan


Dalam membahas topic trend dan isu pembangunan kesehatan, tidak
terlepas dari peran daerah di era globalisasi dan bidang kesehatan. Undang-
undang no.22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan undang-undang no.
25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah membawa perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan
pemerintah. System pemerintahan berubah menjadi desentralisasi,
kewenangan pemerintah yang selama ini berada di tangan pemerintahan
pusat beralih ke pemerintahan daerah (Wahit,2013).
Di era otonomi ini, baik kegiatan birokrasi, administrasi, maupun
ekonomi daerah tidak banyak bergantung pada pemeritahan pusat. Daerah
pun dapat menyusun rencana kegiatan pembangunan sesuai dengan
kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyrakatnya dalam berbagai aspek, termasuk dibidang kesehatan (Wahit,
2013).
Hal ini mengacu kepada:
1. Pasal 11 ayat (2) undang-undang no 22 tahun 1999
2. Pasal 2 ayat (1) peraturan pemerintah (pp) 25 tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah
otonom.
DESENTRALISASI
Undang-Undang No.22 tahun1999 tentang Pemerintah Daerah
menjelaskan pengertian desentralisasi sebagai penyerahan wewenang

14 | P a g e
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia . Terkait dengan pengertiam tersebut,
maka desentralisasi bidang kesehatan juga penyerahan wewenang oleh
pemerintah di bidang kesehatan kepada daerah otonom, sebagaimana
diamankan pada pasal 11 ayat (2) Undang-Undang No.23 tahun1999
(Wahit,2013).
 Peran Pemerintah Daerah
Undang-Undang No.22 tahun1999 dab PP No.25 tahun 2000
diketahui bahwa daerah terdiri dari daerah provinsi dan daerah
kabupaten/kota dan tidak mempunyai hubungan hierarki. Kewenangan
daerah provinsi sebagai daerah otonom mencakupwewenang dalam
bidang pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil
pemerintah (dekonsentrasi). Kewenangan daerah kabupaten atau kota
dalam bidang kesehatan adalah semua kewenangan diluar
kewenangan yang diatur dalam PP No.25 tahun 2000 (Wahit, 2013).

 Isu Startegi yang terkait dengan desentralisasi Bidang Kesehatan


1. Kelangsungan dan Keselarasan Pembangunan kesehatan
Dalam tatana otonomi daerah, keberhasilan pembangunan
nasional dalam bidang kesehatan sangat ditentukan oleh keberhasilan
pembangunan yang diselenggarakan oleh daerah-daerahn. Oleh karena
itu, kelangsungan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kemauan dan kemampuan daerah.
2. ketersediaan dan pemerataan sumber daya tenaga kesehatan
pelayanan kesehatan adalah pelayanan jasa yang tidak
terpisahkan dengan sumber daya tenaga. Ketersediaan dan pemerataan
pelayanan kesehatan akan terkait dengan ketersediaan dan pemerataan
sumber daya tenaga.
3. Kecukupan dalam Pembiayaan Kesehatan
Pada dasarnya, pembangunan kesehatan harus dilaksakan
bersama atas pemerintah, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat
dalam hal pembiayaan kesehatan. Untuk itu, Pengembangan Jaminan

15 | P a g e
Kesehatan Masyarakat atau bentuk-bentuk asuransi kesehatan lanyya
merupakan indicator bagi peran serta masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan saat ini.
4. Keberadaan Prasarana dan Sarana Kesehatan
Di era desentralisasi, kepemilikan atas pengelolaan prasarana
dan sarana kesehatan dilimpahkan dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah bagi kelangsuangan kegiatan operasipnal
kesehatan. Namun, pengalihan kepemilikan dan pengelolaan prasarana
dan sarana kesehatan ini tidak menimbulkan perubahan fungsinya.
5. Kemampuan Manajemen Kesehatan
Selain misi, visi, strategi, serta sumberdaya keberhasilan
pembangunan kesehatan di daerah sangat dipengaruhi oleh
kemampuan manajemen kesehatan dari aparatur kesehatan itu sendiri.
Kemampuan manajemen ini meliputi kemampuan dalanm
perencanaan dan penganggaran kesehatan, pemantauan dan evaluasi,
serta pengembangan dukunan system informasi (Wahit, 2013).
 Manfaat atau Keuntungan Desentralisasi
1. Memungkinkan pengorganisasian pelayanan kesehatan agar
lebih rasional dan terpadu dengan dasar area geografis dan
administrasi, terutama untuk pelayanan kesehatan primer;
2. Keterlibatan dan partisipasi pemerintah kabupaten atau kota
akan lebih besar, terutama dalam hal perencanaan yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang mendasar dalam wilayah
kerjanya;
3. Dapat menekan biaya dan duplikasi pelayanan kesehatan,
terutama pada tingkat sekunder atau tersier dengan cara
melibatkan tanggungjawab masyarakat dalam wilayah kerjanya;
4. Kegiatan pelayanan kesehatan pemerintah, non pemerintah , dan
swasta lebih terpadu;
5. Meringankan tugas-tugas ruti pemerintah pusat dalam hal
perencanaan dam penentuan kebijakan;

16 | P a g e
6. Kualitas program kesehatan akan meningkat dengan mengurangi
kontol dari pusat, terutama dalam hal administrasi;
7. Koordinasi lintas sector semakin baikdengan fasilator
pemerintah kabupaten atau kota (Wahit, 2013).
 Kendala Pelaksanaan Desentralisasi
1. Kekhawatiran pemerintah pusat akan kehilangan sumber
keuangan dan pengaruh politik ;
2. Pemerintah pusat masih meragukan kemampuan administrative
dan managemen daerah untuk dapat bekerja secara efisien dan
efektif.
3. Hambatan aspek keuangan (pembiayaan/pengangaran) di
sebagian besar daerah di Indonesia;
4. Peentuan kebijakan serta ketenagakerjaan masih sangat
bergantung pada pemerintahan pusat;
5. Adanya anggapan beberapa kabupaten/kota bahwa pelayanan
kesehatan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan asli
daerah (PAD) bukan sebagai investasi, sehingga orientasinya
masih pada profil atau material yang dapat diraih dengan cepat;
6. Pemborosan dan inefisiensi dan di sector kesehatan, terutama di
tingkat pengambil keputusan dalam alokasi sumber daya yang
mempengaruhi seluruh system kesehatan (Wahit,2013)
 Desentralisasi dengan PP dan permendagri bermasalah bagi daerah
Otonomi daerah yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada
tiap-tiap daerah untuk mengelola dan mengatur pemerintahan daerah,
ternyata tidak berjala sesuai dengan harapan.campur tangan yang
terlalu jauh melalui peraturan pemerintah ( PP) dan peratura mentri
dalam negri (permendagri) telah mewarnai program-program daerah
yang seharusnya mandiri dan otonom (Wahit, 2013)

17 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesahatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku yang sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal
diseluruh wilayah Republik Indonesia. Strategi pembangunan kesehatan
untuk mewujudkan Indonesia Sehat tahun 2010 adalah sebagai berikut.

1.      Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan

Semua kebijakan pembengunan nasional yang sedang akan


diselenggarakan harus memiliki wawasan kesehatan. Artinya program
pembangunan nasional harus memberikan konstribusi yang positif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terdapat dua hal, di antaranya:

a.         Pembentukan lingkungan sehat

b.        Pembentukan perilaku sehat;

Untuk terselenggarakannya pembangunan berwawasan kesehatan


perlu dilaksanakan kegiatan sosialisasi, orientasi, kampanye, dan pelatihan.
Sehingga semua pihak terkait memahami dan mampu melaksanakan
pembangunan berwawwasan Internasional.

2.    Determinan yang berpengarah dalam perencanaan tenaga kesehatan


diantaranya adalah sebagai berikut.

a.    Perkembangan penduduk.

b.    Pertumbuhan ekonomi.

18 | P a g e
c. Kebijakan di bidang kesehatan antara lain: upaya peningkatan
kelas rumah sakit dan deregulasi bidang rumah sakit supaya
peningkatan mutu unit-unit pelayanan kesehatan, swadaya unit
pelayanan kesehatan, serta pengembangan sektor swasta
(nasional dan asing).   

Dalam penentuan atau perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan


didasarkan atas pertimbangan kombinasi dari tiga prinsip, yaitu:
memerhatikan rasio tenaga dengan penduduk; permintaan dan
kecenderungan epidemiologi di lapangan; serta determinan yang ada.
Namun, untuk negara Indonesia yang sangat beragam situasi dan kondisi
daerahnya maka keadaan geografi dan kepadatan penduduk merupakan
factor determinan yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tentang
kesehatan disamping determinan yang disebutkan di atas. Ciri daerah yang
sangat bervariasi merupakan satu permasalahan tersendiri dalam melakukan
perencanaan tenaga kesehatan sehingga kemungkinan tidak dapat diperoleh
satu formula yang dapat digunakan untuk semua wilayah Indonesia.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan isi
dari makalah ini dapat denagn mudah dipahami oleh para pembaca sehingga
par pembaca dapat mengetahui informasi yang disampaikan dari penulisan
makalah ini. Makalah ini juga dpat dijadikan referensi awal untuk para
mahasiswa yang mencari materi mengenai Pembangunan Kesehatan di
Indonesia, Indonesia Sehat 2014, dan MDGs.

19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, Nurul Chayatin. (2013). Ilmu Keperawatan


Komunitas pengantar dan teori. Jakarta. Salemba Medika

Moeloek, Nila F. (2015). Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat


diakes dari www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas.../kemenkes.pdf
pada tanggal 17 maret 2015.

Kementrian kesehatan RI. (2015). Rencana strategis kementrian


kesehatan tahun 2009-2019 diakses dari
www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf pada 17
maret 2015

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai