Anda di halaman 1dari 8

Makalah PBL B2M2 (Primary Health Care dan Demografi)

Sinar-Sinar Sasotya Satiaji


102021161
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Sasotya.102021161@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Bonus demografi tidak bisa semata-mata dianggap sebagai kelebihan yang tanpa kekurangan.
Terdapat kondisi demografi yang perlu diperhatikan. Indonesia sendiri sebagai salah satu
negara yang sedang mendapatkan kondisi bonus demografi tidak semata-mata bisa merasakan
manfaat dari bonus demografi. Hal tersebut dikarenakan kondisi demografi Indonesia yang
bisa dikatakan memilik kekurangan seperti, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak
meratanya persebaran penduduk. Selain berpengaruh pada persebaran populasi secara umum
hal itu juga bisa berdampak pada sektor kesehatan masyarakat Indonesia. Puskesmas
merupakan salah satu tombak utama dalam menanggulangi permasalahan kesehatan yang ada
di Indonesia. Sebagai Primary Health Care System, puskesmas mempunyai beberapa peran
dan tugas yang penting untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di Indonesia.
Puskesmas harus bisa bekerja sesuai dengan peran fungsinya dengan mempertimbangkan dan
memperhatikan kondisi demografi yang ada di Indonesia.

Kata kunci: demografi, bonus demografi, Primary Health Care System, puskesmas

Pendahuluan

Tulisan ini berisi makalah tentang program Inndonesia sehat yang juga akan
berhubungan dengan konsep sehat sakit, peran fungsi puskesmas, dan juga kondisi semografi
yang mempengaruhinya. Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku masyarakat yang proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat.1 Sehat dan sakit sebenarnya bukanlah suatu kondisi seperti dua kondisi yang
berbeda. Sehat dan sakit merupakan keadaan fungsi dan struktur jasmani mental sosial
seseorang pada skala ukur yang disebut derajat kesehatan atau tingkat kesehatan atau status
kesehatan.2
Paradigma sehat merupakan model pembangnan kesehatan yang jangka panjang
diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan
mereka sendiri.4 Paradigma sehat didefinisikan sebagai cara pandang atau pola pikir
pembangunan kesehatan yang besifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah
kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara dinamis dan
lintas sektoral. Pembahaan demografi akan cenderung lebih fokus membahas bonus
demografi yang ada di Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) menyatakan bahwa
bonus demografi adalah istilah dalam kependudukan yang menggambarkan jumlah usia
produktif lebih besar dari pada usia tidak produktif.5
Dalam fungsi bina masyarakat puskesmas berfungsi sebagai
pembentuk suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS
serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya. Dan dalam
fungsi kemitraan puskesmas berfungsi untuk melakukan kerjasama formal antara desa
dan puskesmas untuk saling menghormati tugas dan peran masing-masing pihak untuk
mencapai tujuan tertentu.

Visi misi indonesia sehat

Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. 1 Selanjutnya
masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,
layanan yang tersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar
secara merata di Indonesia dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. .

Visi
Keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai “Indonesia Sehat 2025”. 1 Dalam Indonesia
Sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan
yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani maupun sosial, yaitu
lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya air minum dan
sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,
perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat
yang memiliki solidaritas sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. 1

Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku
yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan; mencegah risiko
terjadinya penyakit; melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya;
sadar hukum; serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk
menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman (safe community).1

Misi
1.Menggerakkan Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras
sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pula oleh hasil kerja serta kontribusi positif
berbagai sektor pembangunan lainnya.1 Untuk optimalisasi hasil kerja serta kontribusi positif
tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program
pembangunan nasional.
Kesehatan sebagai salah satu unsur dari kesejahteraan rakyat juga mengandung arti
terlindunginya dan terlepasnya masyarakat dari segala macam gangguan yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat.1 Kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap individu,
keluarga dan masyarakat untuk menjaga kesehatan, memilih, dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.1
Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat meliputi:
a. penggerakan masyarakat; masyarakat paling bawah mempunyai peluang yang
sebesar-besarnya untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan kesehatan,
b. organisasi kemasyarakatan; diupayakan agar peran organisasi masyarakat
lokal makin berfungsi dalam pembangunan kesehatan,
c. advokasi; masyarakat memperjuangkan kepentingannya di bidang kesehatan,
d. kemitraan; dalam pemberdayaan masyarakat penting untuk meningkatkan
kemitraan dan partisipasi lintas sektor, swasta, dunia usaha dan pemangku
kepentingan,
e. sumberdaya; diperlukan sumberdaya memadai seperti SDM, sistem informasi
dan dana.

2.Memelihara dan Meningkatkan Upaya Kesehatan.


Pembangunan kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya upaya kesehatan,
baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan yang bermutu,
merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan
pengutamaan pada upaya pencegahan (preventif), dan peningkatan kesehatan (promotif) bagi
segenap warga negara Indonesia, tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).1
Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan, diperlukan pula upaya peningkatan
lingkungan yang sehat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan kemitraan antara
pemerintah, dan masyarakat termasuk swasta. Untuk masa mendatang, apabila sistem
jaminan kesehatan sosial telah berkembang, penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan
primer akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter
keluarga.1 Di daerah yang sangat terpencil, masih diperlukan upaya kesehatan perorangan
oleh Puskesmas.

3.Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan.


Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya kesehatan perlu
ditingkatkan dan didayagunakan, yang meliputi sumber daya manusia kesehatan, pembiayaan
kesehatan, serta sediaan farmasi dan alat kesehatan.1 Sumber daya kesehatan meliputi pula
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran, serta data dan informasi
yang makin penting peranannya. Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat,
swasta, dan pemerintah harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,
dan termanfaatkan secara berhasil-guna serta berdaya-guna.1
Jaminan kesehatan yang diselenggarakan secara nasional dengan prinsip asuransi sosial
dan prinsip ekuitas, bertujuan untuk menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Sediaan farmasi, alat kesehatan yang aman, bermutu, dan bermanfaat harus tersedia secara
merata serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, makanan dan minuman yang aman,
bermutu serta dengan pengawasan yang baik.1
Upaya dalam meningkatkan ketersediaan tersebut, dilakukan dengan upaya peningkatan
manajemen, pengembangan serta penggunaan teknologi di bidang sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan minuman. Bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi,
tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan
pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki solidaritas sosial dengan memelihara
nilai-nilai budaya bangsa.1

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya


kesedaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup
dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.1
Konsep sehat dan sakit

Sehat dan sakit sebenarnya bukanlah suatu kondisi seperti dua kondisi yang berbeda.
Sehat dan sakit merupakan keadaan fungsi dan struktur jasmani mental sosial seseorang pada
skala ukur yang disebut derajat kesehatan atau tingkat kesehatan atau status kesehatan. 2
Kesehatan atau sehat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.23 tahun 1992
merupakan keadaan kesempurnaan jasmani, mental, dan sosial dan bukan semata-mata bebas
dari tasa sakit, cedera dan kelemahan saja, yang memungkinkan setiap orang mampu
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara sosial dan ekonomi. 2 dengan pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan utuh yang terdiri dari unsur-unsur
fisik/jasmani, mental dan sosial yang didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian dari
integral kesehatan.2
Sementara sakit adalah persepsi seseorang terhadap perasaan adanya gangguan
aktifitas sehari-hari akibat adanya kelainan atau penyimpangan fungsi dan struktur jasmani
mental sosial yang sedang dialami dari keadaan normalnya. Sakit ditunjukkan oleh adanya
keadaan subyektif (sign) dan gejala obyektif (simptom). 2 Karena persepsi seseorang terhadap
perubahan yang terjadi pada dirinya tidak bisa dirasakan langsung oleh orang lain, maka sakit
lebih banyak bersifat atau dianggap subyektif.2
Penyakit adalah abstaksi atau kesimpulan seseorang terhadap semua keluhan dan
gejala penyimpangan fungsi dan struktur jasmani mental sosial pada diri seseorang. 2 Pada hal
ini ilmu kedokteran lah yang mengembangkan proses penarikan kesimpulan. Diagnosis dan
metode sistemik yang standar menjadi jawaban untuk perbedaan hasil diagnosis penyakit
yang diderita oleh seseorang.2

Tujuan dan program kerja serta peran primary health care

Dalam regulasi dan kebijakan tentang Puskesmas, ditetapkan bahwa tugas pokok dan
fungsi Puskesmas mencakup empat hal, yaitu 1) sebagai pembina kesehatan wilayah
(Peraturan Menteri Kesehatan No. 75/2014 tentang Puskesmas dan Peraturan Pemerintah No.
18/2016 tentang Perangkat Daerah); 2) menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat atau
UKM (Kepmenkes No. 128/2004 dan PMK 75/2014); 3) menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Perorangan atau UKP (Kepmenkes No. 128/2004 dan PMK 75/2014); dan 4)
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen Puskesmas (Kepmenkes No. 128/2004).3

1. Pembina Kesehatan Wilayah


Sejak awal dikembangkan (1968), tugas pokok Puskesmas adalah membina kesehatan
wilayah. Puskesmas adalah pembina kesehatan wilayah di wilayah kerjanya (kecamatan dan
atau kelurahan). Fungsi dan kewenangan ini adalah perpanjangan dari fungsi dan
kewenangan Dinas Kesehatan yang menjadi pembina kesehatan wilayah kabupaten/kota.
Sebagai unit pelaksana teknis atau UPT Dinas Kesehatan, Puskesmas memegang otoritas
Dinas Kesehatan/ Pemerintah Daerah dalam melaksanakan urusan pemerintah di bidang
kesehatan.3
2. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
Tugas pokok dan fungsi kedua adalah melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM),
yang merupakan pelayanan dengan sasaran penduduk secara keseluruhan beserta lingkungan
kesehatannya. Pelayanan UKM umumnya dilakukan di luar gedung, bekerja sama dengan
aparat kecamatan dan desa, serta pranata sosial masyarakat. Dalam narasi akademik,
pelayanan UKM adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan menggerakkan
mesin birokrasi dan mesin sosial.3 Jenis-jenis UKM tersebut diatur dalam berbagai ketentuan
yang titik beratnya adalah pada pelayanan promotif dan preventif serta penyehatan sanitasi
dan lingkungan. Kegiatan UKM juga termasuk penyuluhan kesehatan secara massal,
imunisasi dan penimbangan di Posyandu, penyehatan sanitasi, pemberantasan vektor
penyakit, serta skrining kesehatan secara massal.3
Dalam Permenkes No.75/2014 ditetapkan 14 jenis UKM yang perlu dilakukan Puskesmas,
yaitu enam (6) UKM esensial dan delapan (8) UKM pengembangan/ pilihan. Pelayanan
UKM esensial terdiri dari: 1) pelayanan promosi kesehatan termasuk usaha kesehatan sekolah
(UKS); 2) pelayanan kesehatan lingkungan; 3) pelayanan KIA dan KB yang bersifat UKM;
4) pelayanan gizi yang bersifat UKM; 5) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit;
dan 6) pelayanan 42 PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI
PUSKESMAS keperawatan kesehatan masyarakat. Sementara itu, UKM pengembangan/
pilihan adalah: 1) pelayanan kesehatan jiwa; 2) pelayanan kesehatan gigi masyarakat; 3)
pelayanan kesehatan tradisional komplementer; 4) pelayanan kesehatan olahraga; 5)
pelayanan kesehatan indra; 6) pelayanan kesehatan lansia; 7) pelayanan kesehatan kerja; dan
8) pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan.3
3. Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan
Menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan (UKP) adalah tugas pokok dan fungsi
Puskesmas berikutnya. Pelayanan UKP atau sering juga disebut pelayanan kuratif, sasarannya
adalah perorangan dan atau rumah tangga. Orientasinya adalah penyembuhan dan rehabilitasi
seseorang yang jatuh sakit. Dalam PMK No.75/2014 ditetapkan delapan (8) jenis UKP yang
perlu diselenggarakan oleh Puskemas, yaitu: 1) pelayanan pemeriksaan umum; 2) pelayanan
kesehatan gigi dan mulut; 3) pelayanan KIA/KB yang bersifat UKP; 4) pelayanan gawat
darurat; 5) pelayanan gizi yang bersifat UKP; 6) pelayanan persalinan; 7) pelayanan rawat
inap (di Puskesmas perawatan); 8) pelayanan kefarmasian; dan 9) pelayanan laboratorium. 3
4. Fungsi manajemen Puskesmas
Tugas pokok dan fungsi berikutnya adalah melaksanakan manajemen kesehatan, mulai dari
pengelolaan sistem informasi, perencanaan, penggerakan, dan pemantauan/evaluasi.3

Paradigma sehat

Paradigma sehat merupakan model pembangnan kesehatan yang jangka panjang diharapkan
mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka
sendiri.4 Paradigma sehat didefinisikan sebagai cara pandang atau pola pikir pembangunan
kesehatan yang besifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan
sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara dinamis dan lintas
sektoral. Dalam suatu wilayah yang berorientaasi pada peningkatan dan pemeliharaan dan
perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk
yang sakit.4
Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian untama terhadap kebijakan yang bersifat
pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk
menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat. 4
Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan
kegiatan kesehatan dari pada mengobati penyakit (Soejati, 2005). 4 Paradigma sehat termasuk
dalam tiga pilar program indonesia sehat yang termasuk didalamnya penerapan paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan pelaksanaan jaminan kesehatan nasional.

Demografi, kependudukan, dan bonus demografi

Kata demografi berasal dari bahas yunani yang berarti “demos” adalah rakyat atau penduduk
dan “grefein” adalah menulis.5 dengan arti lain demografi merupakan tulisan-tulisan atau
karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.5 Istilah ini dipakai untuk pertama kalinya
oleh Achille Guillard dalam karangannya yang berjudul Elements de Statistique Humaine on
Demographic Compares pada 1885. Menurut Donald J. Boguedi dalam bukunya yang
berjudul Principles of Demography definisi demografi dikatakan “demografi adalah ilmu
yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi
penduduk dan perubahan perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima komponen
demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi, dan
mobilitas sosial”.5

Kependudukan adalah sebuah ilmu tentang makhluk hidup atau manusia yang terdapat dalam
sebuah rumpun kehidupan sehingga dapat melakukan penyebaran dan perkembangan atau
populasi dalam mata rantai kehidupan. 5 Menurut Matra (2000) mengatakan bahwa studi
kependudukan lebih luas dari kajian demografi murni, karena didalam memahami struktur
dan proses kependudukan di suatu wilayah, faktor-faktor non demografis ikut dilibatkan,
misalnya dalam memahami fertilitas di suatu daerah tidak hanya cukup diketahui trend
pasangan usia subur tetapi juga faktor sosial, ekonomi dan budaya yang ada di daerah
tersebut.5 Dengan pengertian lain studi kependudukan lebih bersifat interdisipliner dan lebih
mencakup tentang ilmu sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, politik dan biologi.

Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang


besar dan memerlukan pemecahan secapatnya. Hal yang termasuk dalam lima masalah pokok
yang terkait satu sama lain diataranya adalah:
1. jumlah penduduk yang tinggi
2. tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
3. penyebaran penduduk yangg tidak merata
4. komposisi umur yang timpang
5. masalah mobilitas penduduk.

Bonus demografi atau biasa disebut dengan ledakan penduduk, fenomena bonus demografi
dicirikan dengan jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibanding jumlah
penduduk usia non produktif.5 Menurut Wongboonsin (2003) bahwa bonus demografi
(demographic deviden) adalah suatu keuntungan ekonomis yang disebabkan menurunnya rasi
ketergantungan jumlah penduduk, sebagai hasil fertilitas jangka panjang. 5 sementara menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) menyatakan bahwa bonus demografi adalah istilah
dalam kependudukan yang menggambarkan jumlah usia produktif lebih besar dari pada usia
tidak produktif.5

Peran dan program kerja puskesmas

Dalam regulasi dan kebijakan tentang Puskesmas, ditetapkan bahwa tugas pokok dan fungsi
Puskesmas mencakup empat hal, yaitu 1) sebagai pembina kesehatan wilayah (Peraturan
Menteri Kesehatan No. 75/2014 tentang Puskesmas dan Peraturan Pemerintah No. 18/2016
tentang Perangkat Daerah); 2) menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat atau UKM
(Kepmenkes No. 128/2004 dan PMK 75/2014); 3) menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan atau UKP (Kepmenkes No. 128/2004 dan PMK 75/2014); dan 4) melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen Puskesmas (Kepmenkes No. 128/2004).3
Sementara dalam fungsi advokasi puskesmas berfungsi untuk memperoleh komitmen atau
dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang mendukung pengembangan lingkungan dan
perilaku sehat dari tokoh masyarakat dan muspika yang memiliki peran penting dalam
masyarakat. Dalam fungsi bina masyarakat puskesmas berfungsi sebagai
pembentuk suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS
serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya. Dan dalam
fungsi kemitraan puskesmas berfungsi untuk melakukan kerjasama formal antara desa
dan puskesmas untuk saling menghormati tugas dan peran masing-masing pihak untuk
mencapai tujuan tertentu.
Program puskesmas yang berkaitan dengan demografi.
1. Germas (Gerakan Masyarakaat Hidup Sehat)
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis
dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
kualitas hidup. Pelaksanaan Germas harus dimulai dari keluarga, karena keluarga
adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. Germas dapat
dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin,
membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban.
2. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyaraka dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dengan Posyandu Remaja memiliki
fungsi sebagai wadah, pembinaan dan media komunikasi bagi remaja agar para
remaja tidak salah menginterpretasikan perilaku kesehatanya. Status kesehatan usia
remaja sangat penting, terutama kesehatan di masa remaja dan dewasa muda.
4. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat Program Indonesia Sehat
Merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan
Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral
lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program
Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama
Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/ 52/2015 Sasaran dari
Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Kesimpulan
Demografi dan kependudukan mempunyai pengaruh terhadap kesehatan masyarakat, dalam
menanggulangin permasalahan kesehatan yang ada perlu dipahami kondisi demografi dan
kependudukan untuk kemudian menciptakan program pada Puskesmas yang dapat
menanggulangi permasalahan kesahatan yang ada di masyarakat.

Daftar pustaka

1. Syafitri RA. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2025. Politeknik Kesehatan Surabaya.
2017. 1-12
2. Endra F. Paradigma Sehat. 2017. 1-13
3. Ali PB. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas. Kementerian
PPN/Bappenas. 2018. 40-42
4. Endra F. Paradigma Sehat. 2017. 1-13
5. Sutikno AN. Bonus Demografi di Indonesia. Visioner. 2020. 424-427

Anda mungkin juga menyukai